Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PERBEDAAN HARGA PASAR LAHAN DAN KETETAPAN HARGA LAHAN OLEH PEMERINTAH (NJOP) DI KECAMATAN SIDOARJO Hasyim, Abdul Wahid; Pandiangan, Ardi Bakhtiar; Sasongko, Wisnu
GEOGRAPHY : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Vol 8, No 1 (2020): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/geography.v8i1.2270

Abstract

Abstrak: Lahan menjadi tempat aktivitas bagi makhluk hidup, dan akan berubah sesuai dengan bentuk adaptasi serta kegiatan di masa yang datang. Sisi demand lahan yang selalu meningkat akibat peningkatan dan perubahan aktivitas sementara supply lahan yang yang tetap membuat persaingan untuk mendapatkan lahan yang menciptakan kelangkaan terhadap masing-masing aktivitas lahan tersebut. Semakin tinggi intensitas kegiatan pada lahan tersebut, maka semakin tinggi pula nilai lahannya. Dengan kondisi normal pun harga lahan akan terus meningkat, karena populasi manusia semakin pesat, pertumbuhan ekonomi serta investasi yang memerlukan lahan. Besar nilai dan harga lahan dapat dilihat dari dua sudut pandang, yang pertama adalah pemilik lahan dan pemerintah dalam NJOP(Nilai Jual Objek Pajak). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan analisis interpolasi kriging untuk mengetahui pola persebaran harga lahan dan NJOP serta analisis deskriptif statistik berupa Assessment Ratio (AR) untuk mengetahui level perbandingan NJOP dan harga lahan di Kecamatan Sidoarjo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar perbedaan harga lahan dibanding NJOP menggunakan AR yang mengacu pada standar penilaian properti dari Dirjen Pajak dan IAAO (International Association of Assessing Officers). Diketahui bahwa setiap desa/kelurahan di Kecamatan Sidoarjo berada pada level Under Assessment, artinya NJOP berada dibawah harga pasar dari standar yang digunakan.Kata Kunci: Harga Lahan; NJOP; Assessment Ratio Abstract:  Land will become a place of activity for living things and will change depending on the form of adaptation and future activities. The land demand side continues to grow due to the increase and change in activities, while the supply of land that maintains competition for land leads to a shortage of each of these land activities. The higher the intensity of activities in the country, the higher the value of the country. Even under normal conditions, land prices will continue to rise due to the rapidly growing human population, economic growth, and investments that require land. The value and price of land can be viewed from two perspectives: the first is the landowner and the government(Tax Object Sale Value). This study uses a quantitative approach with kriging interpolation analysis to determine patterns of distribution of land prices and NJOP and descriptive statistical analysis in the form of Assessment Ratio (AR) to determine the comparative level of NJOP and land prices in Kecamatan Sidoarjo. This study aims to determine how much the difference in land prices compared to NJOP uses the Assessment Ratio (AR) which refers to the property valuation standards of the Director General of Taxes and the IAAO (International Association of Assessing Officers). It is known that every village in Kecamatan Sidoarjo is at the Under Assessment level, meaning that NJOP is below the market price of the standard used.Keywords: Land Prices; NJOP; Assessment Ratio
HUBUNGAN KUALITAS TAMAN SIRING PIERRE TENDEAN TERHADAP KETERIKATAN MASYARAKAT PADA TAMAN SIRING PIERRE TENDEAN Ramadhan, Rizky Ika; Purnamasari, Wulan Dwi; Sasongko, Wisnu
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 12, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.takoda.2020.012.01.1

Abstract

Taman Siring Pierre Tendean merupakan salah satu ruang publik yang terdapat di Kota Banjarmasin yang berbentuk ruang terbuka hijau dan memiliki berbagai macam fasilitas untuk mendukung aktivitas masyarakat. Ruang publik yang dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat untuk beraktivitas akan menciptakan keterikatan antara masyarakat dengan suatu ruang publik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas Taman Siring Pierre Tendean berdasarkan indikator PPS (Project for Public Space), keterikatan masyarakat (place attachment), dan hubungan antara kualitas taman dengan keterikatan masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan IPA (Important Performance Analysis) untuk mengetahui kualitas Taman Siring Pierre Tendean, analisis tingkat place attachment untuk mengetahui keterikatan masyarakat pada Taman Siring Pierre Tendean, dan korelasi Pearson Product Moment untuk mengetahui kuat hubungan kualitas taman terhadap keterikatan masyarakat pada Taman Siring Pierre Tendean. Berdasarkan hasil analisis, dapat diketahui bahwa kualitas Taman Siring Pierre Tendean cukup baik, karena mayoritas atribut telah berada pada kuadran B dan D pada diagram kartesius. Keterikatan masyarakat pada Taman Siring Pierre Tendean dinilai tinggi (3,25) dan termasuk dalam keterikatan level 3 “extention attachment”. Berdasarkan hasil analisis korelasi, terdapat hubungan antara kualitas taman dengan keterikatan masyarakat pada Taman Siring Pierre Tendean dengan arah hubungan yang berbanding lurus dan kuat hubungan yang lemah. Adanya hubungan menunjukkan adanya perubahan pada kualitas taman akan menyebabkan terjadinya perubahan pada keterikatan masyarakat pada Taman Siring Pierre Tendean.
Rekomendasi Penyediaan RTH Publik Aktif di Kecamatan Kepanjen Berdasarkan Persepsi Masyarakat Shakia, Nisrina F; Sasongko, Wisnu; Setyono, Deni Agus
Jurnal Tata Kota dan Daerah Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.takoda.2020.012.02.2

Abstract

Kecamatan Kepanjen merupakan satu dari tiga puluh tiga kecamatan di Kabupaten Malang yang hanya memiliki lima RTH publik aktif dengan total luas sekitar 3,00 ha. Maka dari itu, Kecamatan Kepanjen belum dapat memenuhi persentase minimal penyediaan RTH publik pada kawasan perkotaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merumuskan rekomendasi penyediaan RTH publik aktif di Kecamatan Kepanjen berdasar persepsi masyarakat. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Hierarki Proses (AHP). Hasil analisis kebutuhan RTH publik aktif mengidentifikasi bahwa Kecamatan Kepanjen hanya memiliki dua desa yang telah memenuhi persentase minimal penyediaan RTH publik aktif, yaitu Desa Ngadilangkung dan Desa Kedungpedaringan. Hasil kuesioner menunjukkan bahwa masyarakat Kecamatan Kepanjen memilih faktor kenyamanan sebagai faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam penyediaan RTH publik aktif. Hasil analisis AHP juga menunjukkan bahwa kenyamanan merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam penentuan lokasi penyediaan RTH publik aktif di Kecamatan Kepanjen. Berdasar hasil dari kedua analisis tersebut, selanjutnya disusun rekomendasi penyediaan RTH publik aktif di Kecamatan Kepanjen, yaitu perlu adanya penyediaan fasilitas yang dapat menunjang kenyamanan masyarakat ketika berkunjung ke RTH publik aktif. Fasilitas tersebut dapat berupa tempat duduk di dekat ruang bermain anak, sehingga pengunjung dapat menemani anak mereka bermain sembari bersantai. Kata Kunci : Ruang-Terbuka-Hijau, RTH-Publik-Aktif, Analisis-Hierarki-Proses, Kecamatan-Kepanjen
The Impact of Climate Change on Land Cover in Siwa Oasis as the Location of ‘Aynin Hami’ah Visited by Dh? al-Qarnayn Qur'anik Sasongko, Wisnu; Suyadi, Suyadi; Hasyim, Abdul Wahid
Wacana Journal of Social and Humanity Studies Vol. 28 No. 1 (2025)
Publisher : Sekolah Pascasarjana Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.wacana.2025.028.01.03

Abstract

In the Qur'an, Surah Al-Kahfi, there is a story of the king's journey titled Dh? al-Qarnayn, which to this day is still a mystery about who Dhulqarnayn is and the location where he travels. There is an opinion that Dh? al-Qarnayn was the King of Greece, Alexander the Great (356-323 BC), because there is a similarity in the route of travel, where Dhulqarnayn's journey to the western end (maghrib al-shams) saw the sunset in the black muddy spring of 'aynin hami?ah, and near the spring there was a settlement/qauman, where to the west of this settlement there are no more settlements, so from this point Dh? al-Qarnayn turns towards the East. This route is said to be the same as Alexander's journey to Egypt when he saw the sunset at Siwa Oasis. Near Siwa Oasis was a tribe, and to the west of the Siwa Oasis region was a vast, uninhabited Sahara desert. From this point, Alexander turned eastward. This study aims to determine the impact of Climate Change in the Siwa Oasis area against land cover change. The method used compared climate variable data from 1984-2020 and the comparison of land cover area from satellite images in 1984, 2002, and 2020. The results of this study stated that there was climate change and land cover change in Siwa Oasis. Still, climate change did not have an impact on macro land cover, namely the thematic change of land cover type, where the remains of black muddy springs 'aynin hami?ah in Siwa Oasis are still visible, and there are still settlements/qauman on the banks of the Oasis of Siwa, and to the west of the oasis is still the Sahara Desert, a vast uninhabited area. Keywords: 'aynin hami?ah, Climate Change, Dh? al-Qarnayn, Landcover, Siwa Oasis
The Influence of Place Attachment on Pro-environmental Behaviour Intentions Mediated by Place Satisfaction in Taman Menteng, Jakarta Bandiani, Aristawidya; Indira Rukmi, Wara; Sasongko, Wisnu
Dinasti International Journal of Education Management And Social Science Vol. 5 No. 5 (2024): Dinasti International Journal of Education Management and Social Science (June
Publisher : Dinasti Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38035/dijemss.v5i5.2689

Abstract

This research examines the relationship between place attachment and pro-environmental behavioral intentions which is mediated by the place satisfaction variable. Quantitative analysis is carried out using statistical methods (descriptive, Likert, SEM-PLS) to prove the hypothesis that has been established. Observations were carried out to assess the behavior of park users using behavior mapping analysis as well as assessing the quality of the park based on the Project for Public Spaces. This research has succeeded in collecting data from 148 respondents, all of whom have visited Menteng Park, Central Jakarta. The demographic profile of respondents shows the dominance of female visitors (58.1%) and the majority aged between 25 to 34 years (37.9%). Most respondents came from the Jakarta area (74.3%), indicating that Menteng Park is visited more by local residents. In terms of education, respondents were dominated by undergraduate (41.9%) and high school (39.9%). Analysis of respondents' answers regarding place attachment shows a positive relationship where the result reflects the success of Menteng Park in providing adequate facilities for activities enjoyed by visitors. The results of hypothesis testing show that there is a positive relationship between place attachment, place satisfaction, and pro-environmental behavior intentions in Taman Menteng, Central Jakarta.
ANALISIS FAKTOR UNTUK MENGIDENTIFIKASI FAKTOR PEMBENTUK PREFERENSI MASYARAKAT KOTA KUPANG DALAM MEMILIH PASAR Kristian, Abraham; Deni Agus; Sasongko, Wisnu
Tata Kota dan Daerah Vol. 15 No. 1 (2023): Jurnal Tata Kota dan Daerah
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.takoda.2023.015.01.5

Abstract

Kondisi eksisting menunjukan bahwa saat ini terjadi pertumbuhan pasar modern meliputi pusat perbelanjaan, Departement Store, dan beberapa gerai toko modern di Kota Kupang. Kemampuan pasar modern yaitu modal yang besar sehingga mampu menawarkan pelayanan baik dari produk yang lengkap, lingkungan pasar yang bersih, aman nyaman bagi konsumen dalam berbelanja, serta prasarana yang lengkap dalam mendukung aktivitas berbelanja ini berbeda dengan pasar tradisional dimana pada penelitian yang telah dilakukan memiliki kelemahan yang dikelukan seperti lingkungan yang kotor, infrastruktur yang kurang memadai, dan kualitas produk yang tidak pasti. Kondisi persaingan pasar saat ini memiliki peluang untuk mengancam keberadaan pasar tradisional yang selama ini dimanfaatkan sebagai sarana perdagangan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi preferensi masyarakat Kota Kupang dalam memilih pasar dan menggunakan analisis faktor pada data persepsi 600 responden di Kota Kupang untuk mereduksi sejumlah variabel yang dapat membentuk preferensi masyarakat dalam memilih pasar. Hasil analisis menunjukan bahwa faktor pembentuk preferensi yang paling sering terbentuk adalah faktor aksesibilitas menuju pasar, faktor kenyamanan lingkungan pasar, serta faktor keberagaman, kualitas, dan keterjangkauan harga produk di pasar. Sedangkan variabel yang paling valid dalam menjelaskan faktor yang mempengaruh preferensi masyarakat dalam memilih pasar di Kota Kupang meliputi kondisi jalan menuju pasar, jarak menuju pasar, ketersediaan lahan parkir di pasar, kelengkapan jenis produk di pasar, keberagaman produk kebutuhan sehari - hari di pasar, kualitas produk kebutuhan sehari - hari di pasar, kualitas produk kebutuhan belanja di pasar, keterjangkauan harga produk, pasar bebas dari sampah, pasar bebas dari genangan, keamanan pasar, kenyamanan lingkungan pasar.
KONSEP WALKABILITY DALAM PENATAAN JALUR PEJALAN KAKI DI KAWASAN CBD BINTARO JAYA Azzahra Ramadhani, Nadiva; Sasongko, Wisnu; Kurniawan, Eddi Basuki
Tata Kota dan Daerah Vol. 15 No. 2 (2023): Jurnal Tata Kota dan Daerah
Publisher : Department of Urban and Regional Planning, Faculty of Engineering, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.takoda.2023.015.02.2

Abstract

The Bintaro Jaya CBD area is located in South Tangerang City, Banten, which is dominated by land use trade and services. Walking has become a popular mode because of the distance between adjacent land uses, especially since the implementation of CFD in the Bintaro Jaya CBD area. However, there are problems with the infrastructure and facilities for pedestrian paths that are still uneven, so there is a need for an arrangement of pedestrian paths in the Bintaro Jaya CBD area. This study aims to determine the characteristics of the pedestrian path, determine the level of walkability, and select the direction of the arrangement of pedestrian paths based on the concept of walkability in the Bintato Jaya CBD area using the analysis method of pedestrian path characteristics, analysis of the level of pedestrian paths, priority analysis of lane arrangement criteria. Pedestrians using the Analytical Hierarchy Process (AHP) method, and analysis of the relationship between the results of the walkability level and the priority results of the pedestrian path arrangement criteria. The results of this study indicate that the lowest walkability score is in segment 3A with a value of 37.0 or not walkable and the walkability score for one area is 51.7 or waiting to walk. Based on the analysis of the results of the walkability level with the priority results of the pedestrian path arrangement criteria, segment 3A has a priority ranking of I or the first to be prioritized for the pedestrian path arrangement because it has a multiplication value of the total walkability value with the lowest weight of AHP results with a value of 20.13 and criteria infrastructure for the group with special needs has a priority ranking of I or the first to prioritize its arrangement because it has the lowest average score of 1.18.