GEDE SEDANAYASA SEDANAYASA
DOSEN

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENERAPAN KONSELING BEHAVIORAL DENGAN TEKNIK PENGUATAN POSITIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIII F SMPN 1 SUKASADA 2012/2013 APRIANI, WAYAN ESA; SEDANAYASA, GEDE SEDANAYASA; ANTARI, NENGAH MADRI
Jurnal Jurusan Bimbingan Konseling Undiksha Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jibk.v1i1.760

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas konseling behavioral dengan teknik penguatan positif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas VIII F SMPN 1 Sukasada 2012/2013. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Bimbingan Konseling. Prosedur penelitian dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap identifikasi, diagnosa, prognosa, konseling/treatment, evaluasi/follow up, dan refleksi. Treatment diberikan sebanyak 3 kali pada masing-masing siklus. Subjek penelitian ini adalah 4 orang siswa kelas VIII F SMPN 1 Sukasada. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, observasi dan wawancara. Data yang diperoleh dari responden diolah dengan analisis deskriptif. Hasil analisis menunjukkan pencapaian motivasi belajar siswa pada siklus I terhadap 4 orang, yaitu sebesar 49,45% meningkat menjadi 74,03%. Rata-rata peningkatannya adalah 24,58%. Dari hasil tersebut, 2 orang siswa belum memenuhi kriteria ketuntasan sehingga perlu untuk melanjutkan treatment ke siklus II. Pada siklus II pencapaian motivasi belajar siswa yaitu 65,00% menjadi 78,06% terhadap 2 orang siswa. Jadi, 4 orang siswa yang dijadikan subjek penelitian sudah mencapai ketuntasan yang ditentukan karena skor telah melebihi 70%. Berdasarkan hasil yang dicapai tersebut, dapat disimpulkan bahwa konseling behavioral dengan teknik penguatan positif mampu meningkatkan motivasi belajar bagi siswa yang menunjukkan motivasi belajar rendah. Atas dasar itu, disarankan kepada guru BK untuk mempertimbangkan layanan konseling behavioral dengan teknik penguatan positif sebagai salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk membantu mengentaskan permasalahan siswa khususnya dalam meningkatkan motivasi belajar pada siswa yang menunjukkan motivasi belajar rendah.
PENERAPAN BIMBINGAN SOSIAL BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENGEMBANGKAN EMPATI SISWA KELAS VIIID3 SMP NEGERI 2 SAWAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 CANDRIASIH, NI WAYAN; SEDANAYASA, GEDE SEDANAYASA; PARTADJAJA, TJOK RAI
Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling Undiksha Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian tindakan bimbingan konseling yang bertujuan  untuk mengembangkan empati siswa melalui penerapan bimbingan sosial berbantuan media audio visual. Media audio visual yang diberikan berupa video tentang tolong menolong, deskriminasi yang terjadi di kalangan siswa, tawuran yang terjadi akibat saling ejek. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Subjek  penelitian ini adalah siswa kelas VIII D3 SMP Negeri 2 Sawan yang memiliki empati rendah. Dari 24 orang siswa, ada 8 orang siswa diantaranya menunjukan empati rendah. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan observasi. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi peningkatan empati siswa Kelas VIII D3 SMP Negeri 2 Sawan Tahun Pelajaran 2012/2013. Peningkatan ini bisa dilihat dari hasil penelitian siklus I maupun siklus II. Pada siklus I diketahui bahwa presentase skor awal empati siswa 48.67% meningkat menjadi 58.17%. sedangkan pada siklus II diketahui bahwa presentase skor empati siklus I adalah 58.17% menjadi 71.58%. Data tersebut menunjukkan bahwa terjadi peningkatan sebesar 9.5% dari kondisi awal ke siklus I dan 13.41% dari siklus I ke siklus II. Peningkatan empati yang dicapai siswa disebabkan karena  motivasi, keseriusan serta kesadaran siswa untuk membangun sikap sosial yang semakin kohesif. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan bimbingan sosial berbantuan media audio visual  dapat meningkatkan empati siswa.
PENERAPAN KONSELING BEHAVIORAL DENGAN STRATEGI SELF MANAGEMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DALAM MENGAMBIL KEPUTUSAN SISWA X5 SMA NEGERI 2 SINGARAJA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SETIAWAN, GEDE DANU; SEDANAYASA, GEDE SEDANAYASA; SURANATA, KADEK SURANATA
Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling Undiksha Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Konseling yang bertujuan untuk meningkatkan kemandirian dalam mengambil keputusan siswa yang rendah dengan penerapan konseling Behavioral dengan strategi Self Management. Subyek dalam penelitian ini sebanyak 4 orang siswa kelas X5 SMA Negeri 2 Singaraja tahun pelajaran 2012/2013 yang memiliki kemandirian dalam mengambil keputusan yang rendah. Hasil tersebut diperoleh dari data  primer atau data utama yaitu kuesioner dari pra siklus sampai siklus II. Metode observasi dan wawancara juga digunakan sebagai metode komplementer yang mendukung  data primer tersebut. Data primer dalam bentuk kuesioner yang diperoleh dari responden dikumpulkan dan dioleh dengan teknik deskriptif analisis. Hasil penelitian dari pra siklus diperoleh rata-rata pencapaian kemandirian dalam mengambil keputusan terhadap 4 orang siswa sebesar  54,41 % dengan kategori rendah. Pada siklus I terjadi peningkatan dengan rata-rata sebesar 18,93%  dengan hasil 2 orang siswa yang dikategorikan sangat tinggi dan 2 orang siswa yang dikategorikan sedang sehingga perlu melanjutkan treatmen pada siklus II. Pada siklus II terjadi peningkatan dengan rata-rata peningkatan sebesar  15,40% dengan kategori sangat tinggi . Artinya siswa sudah bisa mengeksplorasi diri, dapat mengambil keputusan sesuai dengan potensi yang dimiliki, dan lainnya. Data tersebut diperkuat dari catatan harian (log sheet) yang dibuat oleh siswa setiap siklusnya.  Hasil penelitian ini diharapkan siswa dapat mengaplikasikan strategi self management  dari tahap pantau diri sampai tahap pemeliharaan dalam kehidupan sehari-hari, agar siswa dapat mengambil keputusan sesuai dengan potensi yang dia miliki.
PENERAPAN KONSELING RASIONAL EMOTIF DENGAN TEKNIK ASSERTIVE ADAPTIF UNTUK MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BAGI SISWA INDISIPLINER KELAS XBOGA1 SMK NEGERI 1 SERIRIT OKTARIYANI, KADEK THERA; SEDANAYASA, GEDE SEDANAYASA; SETUTI, NI MADE
Jurnal Jurusan Bimbingan Konseling Undiksha Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jibk.v1i1.904

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penerapan konseling rasional emotif untuk meningkatkan kedisiplinan bagi siswa indisipliner pada kelas X Boga 1 SMK Negeri 1 Seririt. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Boga 1 SMK Negeri 1 Seririt yang memiliki kedisiplinan rendah. Penelitian ini adalah penelitian tindakan bimbingan konseling. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, observasi dan analisis data. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dan setiap siklus terdiri dari identifikasi, diagnosa, prognosa, konseling, evaluasi dan refleksi. Berdasarkan hasil analisis data skor awal diperoleh hasil bahwa terdapat 5 orang siswa yang memiliki kedisiplinan dengan kategori rendah. Kelima orang ini akan ditindak lanjuti pada penelitian siklus I. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perubahan perilaku disiplin siswa. Hasil analisis data yang diperoleh pada siklus I nampak bahwa 2 orang siswa sudah menunjukkan perubahan perilaku disiplin dengan indikator memiliki ketaatan, ketepatan waktu dan konsistensi dalam menjalankan tugas. Sedangkan ketiga orang siswa yang belum menunjukkan perubahan akan ditindaklanjuti pada penelitian siklus II. Hasil analisis data yang diperoleh pada siklus II nampak bahwa dari ketiga orang siswa sudah menunjukkan sikap disiplin sesuai dengan aturan yang sudah ditetapkan di sekolah. Jadi dapat disimpulkan bahwa penerapan konseling rasional emotif dengan teknik assertive adaptif dapat meningkatkan kedisiplinan bagi siswa indisipliner.
PENERAPAN KONSELING TRANSAKSIONAL DENGAN TEKNIK TRANSAKSIONAL KOMPLEMENTER UNTUK MEMINIMALISASI KECENDERUNGAN PERILAKU MENYIMPANG NEGARI, DAYU PRAHASTI; SEDANAYASA, GEDE SEDANAYASA; SETUTI, NI MADE
Jurnal Jurusan Bimbingan Konseling Undiksha Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jibk.v1i1.903

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian tindakan bimbingan konseling dengan tujuan untuk meminimalisasi kecenderungan perilaku menyimpang siswa di sekolah. Subjek penelitian 3 orang siswa kelas X jurusan busana SMK Negeri 1 Seririt Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013 yang terditeksi memiliki perilaku menyimpang seperti sering membolos, lalai terhadap tugas sekolah dan indisipliner berpakaian. Penelitian dilakukan melalui siklus I dan siklus II dan data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Proses konseling analisis transaksional dengan teknik transaksi komplementer digunakan untuk mengetahui perkembangan siswa yang dipantau dengan metode observasi, kuesioner, dan wawancara dengan guru BK, guru bidang study dan wali kelas X jurusan busana. Penelitian dilakukan dengan dua siklus terhadap ketiga konseli dengan kriteria keberhasilan dibawah 55%. Hasil siklus I  menunjukkan satu orang tuntas dengan rata-rata penurunan 14,4%, dan siklus II menunjukan tiga siswa tuntas dengan rata-rata penurunan 13,8% yang tampak pada perilaku siswa menjadi rajin pergi kesekolah, pulang sesuai dengan aturan sekolah, tidak hadir sekolah dengan keterangan, rajin menyelesaikan tugas, berpakaian seragam dengan rapi, dan sesuai dengan hari yang ditetapkan sekolah. Ketiga konseli sudah menyadari perilaku menyimpang merugikan dirinya sehingga terjadi perubahan sikap seperti yang diharapkan. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa konseling analisis transaksional dengan teknik transaksi komplementer dapat meminimalisasi kecenderungan perilaku menyimpang.
KONTRIBUSI SIKAP KEAGAMAAN TERHADAP PERILAKU MENYIMPANG SISWA SMP NEGERI 2 SINGARAJA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 HEDWINUSANA, WAYAN GEDE; SEDANAYASA, GEDE SEDANAYASA; MUDJIJONO, MUDJIJONO MUDJIJONO
Jurnal Jurusan Bimbingan Konseling Undiksha Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jibk.v1i1.763

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian “ex post facto” dengan tujuan untuk mengetahui kontribusi sikap keagamaan terhadap perilaku menyimpang siswa. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII dan VIII SMP Negeri 2 Singaraja Tahun Pelajaran 2012/2013 dengan N=990. Sampel penelitian ditetapkan 325 responden yang pengambilan sampelnya dilakukan dengan teknik stratified random sampling yaitu sampel yang ditarik dengan memisahkan elemen-elemen populasi dalam kelompok-kelompok, dan kemudian memilih sebuah sampel secara random. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sikap keagamaan, sedangkan variabel terikat adalah perilaku menyimpang. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Análisis data menggunakan uji normalitas data, uji linieritas dan uji regresi sederhana dengan α 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat kontribusi yang signifikan antara sikap keagamaan terhadap perilaku menyimpang siswa dengan nilai koefisien korelasi = 0,536 dengan N = 325, maka didapat rtabel = 0,113 dengan taraf signifikan 5 %. Karena koefisien korelasi > rtabel, disamping itu pula, nilai Sig. = 0,00 < 0,05, maka Ha diterima. Tanda (-) pada hasil koefisien korelasi (r), menunjukkan terjadinya hubungan yang negatif antara sikap keagamaan dengan perilaku menyimpang. Jadi semakin tinggi kualitas sikap keagamaan seseorang, maka semakin kecil kemungkinan seseorang tersebut melakukan perilaku-perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat, demikian pula sebaliknya.
PENERAPAN BIMBINGAN BELAJAR MELALUI TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR BUDI PEKERTI RINA, NI NYOMAN; SEDANAYASA, GEDE SEDANAYASA; SETUTI, NI MADE
Jurnal Jurusan Bimbingan Konseling Undiksha Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jibk.v1i1.758

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Efektivitas Penerapan Bimbingan Belajar Melalui Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan  Motivasi Belajar Mata Pelajaran Budi Pekerti Terhadap SiswaKelas VII A1 SMP N 2 Sawan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan bimbingan konseling yang dilaksanakan dalam dua siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, evaluasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII A1 SMP Negeri 2 Sawan yang berjumblah 11 orang. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode pencatatan dokumen, sosiometri, observasi, dan kuesioner. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran budi pekerti antara sebelum tindakan dan sesudah tindakan. Peningkatan diketahui dari pencapaian motivasi belajar siswa yaitu dari 55.4% menjadi 68% dan peningkatannya adalah 22.30% pada siklus I. Pada siklus II pencapaian motivasi belajar siswa yaitu 68% menjadi 86.18% dan peningkatannya adalah 29.51%. Kesimpulannya, bahwa bimbingan belajar melalui tutor sebaya terbukti efektif digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran budi pekerti. Berdasarkan hal tersebut, disarankan kepada: 1) kepala sekolah supaya menugaskan guru budi pekerti sesuai dengan latar belakang pendidikan, 2) para guru budi pekerti lebih rajin masuk kelas karena guru budi pekerti adalah guru yang bertanggung jawab dalam membimbing siswa untuk disiplin dikelas, 3) siswa diharapkan lebih mandiri dalam belajar budi pekerti misalnya dengan cara membaca buku atau berdiskusi dengan teman manakala guru tidak masuk kelas, 4) tutor diharapkan bisa menularkan cara-cara belajar yang efektif kepada siswa lain dan bisa memotivasi siswa lain tentang bagaimana cara belajar yang berhasil.