Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta

PENGALAMAN CARE WORKER DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN DASAR RETARDASI MENTAL DI PANTI ASUHAN Judha, Mohamad
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 3, No 1 (2016): Maret 2016
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.912 KB) | DOI: 10.2016/jkry.v3i1.134

Abstract

Penderita retardasi mental adalah penderita dengan keterbatasan dalam melakukan aktivitas perawatan secara mandiri. prevalensi retardasi mental di dapatkan bahwa  ringan pada anak yang berusia 5-16 tahun sebanyak 0,4%,untuk retardasi mental sedang dan berat pada kelompok usia 15-19 tahun ialah kira-kira 3-4 per 1000. Adapun usia anak yang diasuh berusia 6 tahun sampai 15 tahun  Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar yang sama, karena kebutuhan dasar merupakan hal penting untuk itu peran Care worker memenuhi kebutuhan dasar pada anak retardasi mental. Untuk mengetahui bagaimana pengalaman Care Worker dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia pada penderita retardasi mental. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan fenomenologi. hasil penelitian menggambarkan bahwa pengasuh berusaha memenuhi kebutuhan dasar manusia dengan berbagai cara dan berusaha memenuhi kebutuhan makan minum,  minum, eliminasi, tidur dan istirahat, mempertahankan suhu tubuh, kebersihan diri, serta terhindar dari bahaya dan  mencederai orang lain,. Kesimpulan penelitian  terdapat usaha yang dilakukan oleh Care Worker dalam usaha memenuhi kebutuhan dari penderita retardasi mental dengan memenuhi 14 kebutuhan dasar Hendersone, perlu adanya dukungan dari berbagai pihak misalnya bantuan perawat dalam mengidentifikasi kebutuhan anak dengan retardasi mentalkata kunci : pengalaman care worker,  kebutuhan dasar, penderita retardasi mental                                                AbstractPeople with mental retardation are people with disabilities in performing maintenance activities independently. the prevalence of mental retardation in getting that mild in children aged 5-16 years as much as 0.4%, to moderate and severe mental retardation in the age group 15-19 years is approximately 3-4 per 1000. The age of children within the age 6 years to 15 years Every human being has the same basic needs as basic needs is essential for the role of Care worker meet the basic needs of children with mental retardation. To find out how the Care Worker experience in the fulfillment of basic human needs in patients with mental retardation. The study is a qualitative study with phenomenology. the results illustrate that caregivers try to meet the basic human needs in different ways and trying to meet the needs of eating and drinking, drinking, elimination, sleep and rest, maintain body temperature, personal hygiene, and avoid danger and injure another person ,. Conclusions of research there are efforts made by the Care Worker in an effort to meet the needs of people with mental retardation to meet the basic needs Hendersone 14, needs the support of various parties eg nurses aid in identifying the needs of children with mental retardationkeywords: care worker experience, basic needs, people with mental retardation
HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA Tia Amestiasih, Yasinta Ema Soke, Mohamad Judha,
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 3, No 1 (2016): Maret 2016
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.17 KB) | DOI: 10.2016/jkry.v3i1.135

Abstract

Latar Belakang: Usia harapan hidup yang semakin meningkat berdampak pada peningkatan penyakit degeneratif pada lansia, salah satunya adalah osteoporosis. Osteoporosis yang dialami lansia dapat menimbukan masalah kesehatan seperti fraktur akibat menurunnya kekuatan tulang dan meningkatnya kerapuhan tulang dan kondisi tersebut diperburuk oleh kurangnya asupan kalsium yang dikonsumsi oleh lansia. Hasil Studi Pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 27 Oktober 2014, dari 10 lansia didapatkan 8 lansia mengatakan tidak tahu dan tidak mengerti tentang apa itu osteoporosis dan sumber makanan apa saja yang mengandung kalsium.Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan rancangan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 39 lansia di Panti Wredha X Yogyakarta. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data penelitian ini menggunakan analisis Somers'd..Hasil Penelitian : Mayoritas responden mempunyai pengetahuan dalam kategori baik yaitu sebanyak 26 responden (66,7%), dan sebagian besar mempunyai perilaku mengkonsumsi makanan berkalsium yang baik yaitu sebanyak 24 responden (61,5%). Hasil uji didapatkan p value 0,036 kurang dari 0,05 dan koefisien korelasi 0,325 yang berada pada koefisien 0,2 sd < 0,4.Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan lansia tentang osteoporosis dengan perilaku mengkonsumsi makanan berkalsium di Panti Wredha Hanna Surokarsan Yogyakarta dengan tingkat keeratan yang lemah. Kata Kunci: Osteoporosis, perilaku mengkonsumsi kalsium 1Mahasiswa S-1 Ilmu Keperawatan Universitas Respati Yogyakarta.2Dosen Prodi Keperawatan FIKES Universitas Respati Yogyakarta.3Dosen Prodi Keperawatan FIKES Universitas Respati Yogyakarta.
Family Perception In Readiness Accepting Discharge Planning Determined By Nursing Advocacy Program Judha, Mohamad
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 7 No 1 (2020): Januari 2020
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/jkry.v7i1.444

Abstract

 Planning for patients to go home raises the issue of whether the patient is ready to face health problems at home, the lack of a support system becomes a problem especially if the patient as the head of the family needs continuity of care both in the healing process and in maintaining the patient's health status both at home sick or at home.  The purpose of this study is the role of advocacy given by nurses with readiness in receiving discharge planning by patients and families. This type of study is correlation study with cross-sectional approach in which the population in this study is the family of patients who take care of their sick family in the Internal Medicine and Surgery ward. The sampling was 97 respondents.  Family perceptions about the role of the nurse advocacy in the positive category (73.2%). The level of family readiness in receiving discharge planning in the good category (53.6%), the results of the bivariate analysis using the Spearman Rank there is a relationship between family perceptions about nurse advocacy with readiness in receiving the discharge planning with a p-value of 0.00 <alpha 0.01, the closeness of the relationship between family perceptions about nurse advocacy with readiness to receive discharge planning in the Inpatient Ward is in the strong category with Coefficient Correlation (r) 0.641. This proves that family support is needed by patients to cure patients. Family perceptions about nurse advocacy with readiness to accept discharge planning have a strong relationship
PENGALAMAN CARE WORKER DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN DASAR RETARDASI MENTAL DI PANTI ASUHAN Mohamad Judha
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 3 No 1 (2016): MARCH 2016
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/jkry.v3i1.134

Abstract

Penderita retardasi mental adalah penderita dengan keterbatasan dalam melakukan aktivitas perawatan secara mandiri. prevalensi retardasi mental di dapatkan bahwa  ringan pada anak yang berusia 5-16 tahun sebanyak 0,4%,untuk retardasi mental sedang dan berat pada kelompok usia 15-19 tahun ialah kira-kira 3-4 per 1000. Adapun usia anak yang diasuh berusia 6 tahun sampai 15 tahun  Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar yang sama, karena kebutuhan dasar merupakan hal penting untuk itu peran Care worker memenuhi kebutuhan dasar pada anak retardasi mental. Untuk mengetahui bagaimana pengalaman Care Worker dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia pada penderita retardasi mental. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan fenomenologi. hasil penelitian menggambarkan bahwa pengasuh berusaha memenuhi kebutuhan dasar manusia dengan berbagai cara dan berusaha memenuhi kebutuhan makan minum,  minum, eliminasi, tidur dan istirahat, mempertahankan suhu tubuh, kebersihan diri, serta terhindar dari bahaya dan  mencederai orang lain,. Kesimpulan penelitian  terdapat usaha yang dilakukan oleh Care Worker dalam usaha memenuhi kebutuhan dari penderita retardasi mental dengan memenuhi 14 kebutuhan dasar Hendersone, perlu adanya dukungan dari berbagai pihak misalnya bantuan perawat dalam mengidentifikasi kebutuhan anak dengan retardasi mentalkata kunci : pengalaman care worker,  kebutuhan dasar, penderita retardasi mental                                                AbstractPeople with mental retardation are people with disabilities in performing maintenance activities independently. the prevalence of mental retardation in getting that mild in children aged 5-16 years as much as 0.4%, to moderate and severe mental retardation in the age group 15-19 years is approximately 3-4 per 1000. The age of children within the age 6 years to 15 years Every human being has the same basic needs as basic needs is essential for the role of Care worker meet the basic needs of children with mental retardation. To find out how the Care Worker experience in the fulfillment of basic human needs in patients with mental retardation. The study is a qualitative study with phenomenology. the results illustrate that caregivers try to meet the basic human needs in different ways and trying to meet the needs of eating and drinking, drinking, elimination, sleep and rest, maintain body temperature, personal hygiene, and avoid danger and injure another person ,. Conclusions of research there are efforts made by the Care Worker in an effort to meet the needs of people with mental retardation to meet the basic needs Hendersone 14, needs the support of various parties eg nurses aid in identifying the needs of children with mental retardationkeywords: care worker experience, basic needs, people with mental retardation