Claim Missing Document
Check
Articles

Found 29 Documents
Search

PENGALAMAN CARE WORKER DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN DASAR PENDERITA RETARDASI MENTAL DI PANTI ASUHAN BINA REMAJA YOGYAKARTA Judha, Mohamad; Istri, Cokorda
Jurnal Keperawatan Medikal Bedah Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Keperawatan Medikal Bedah
Publisher : Jurnal Keperawatan Medikal Bedah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Penderita retardasi mental adalah penderita dengan keterbatasan dalam melakukan aktivitas perawatan secara mandiri. prevalensi retardasi mental di dapatkan bahwa  ringan pada anak yang berusia 5-16 tahun sebanyak 0,4%,untuk retardasi mental sedang dan berat pada kelompok usia 15-19 tahun ialah kira-kira 3-4 per 1000. Manusia memiliki kebutuhan dasar yang sama, karena kebutuhan dasar merupakan hal penting untuk meningkatkan derajat kesehatan, dalam melakukan kegiatan sehari-hari dibutuhkan orang lain, peran Care worker menjadi sangat penting.Tujuan : Untuk mengetahui bagaimana pengalaman Care Worker dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia pada penderita retardasi mental di Panti Asuhan Bina Remaja Yogyakarta.Metode Penelitian : Menggunakan metode pendekatan fenomenologi dengan rancangan penelitian deskriptif kualitatif.  Pengumpulan  data dilakukan  dengan  teknik wawancara. Subjek  penelitian  yang digunakan  sebanyak 3 orang. Penelitian ini dilaksanakan di Panti Asuhan  Bina Remaja Yogyakarta tepatnya di Bantarjo Donoharjo, Ngaglik Sleman, Yogyakarta.Hasil Penelitian : Menggambarkan bahwa pengasuh memenuhi berusaha memenuhi kebutuhan dasar manusia dengan  cara membuka  pintu (memfasilitasi  bernafas secara normal), mengatur  jam makan, mempersiapakan menu makanan (makan & minum), mengajarkan & menganjurkan menjaga kebersihan setelah BAB/BAK (eliminasi), mengajak senam (bergerak & posisi yang nyaman), mengatur jadwal tidur (tidur & istirahat),  memperhatikan kebersihan dan  jenis pakaian tidak dibedakan  (memilih pakaian), memberikan selimut (mempertahankan suhu), mengajarkan mandi, gosok gigi, dan keramas (menjaga kebersihan tubuh), mengamankan benda tajam dan listrik (terhindar dari bahaya), memahami ekspresi (komunikasi), membuat tempat ibadah dan memfasilitasi sarana ibadah (beribadah), membuat prakarya (beraktivitas), berjalan-jalan dan bermain pazel (rekreasi & bermain), kemandirian aktivitas sehari-hari (belajar). Kesimpulan : terdapat usaha yang dilakukan oleh Care Worker dalam usaha memenuhi kebutuhan dari penderita retardasi mental dengan memenuhi 14 kebutuhan dasar Hendersone, perlu adanya dukungan dari berbagai pihak untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dasar tersebut.
PENGALAMAN CARE WORKER DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN DASAR RETARDASI MENTAL DI PANTI ASUHAN Judha, Mohamad
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 3, No 1 (2016): Maret 2016
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.912 KB) | DOI: 10.2016/jkry.v3i1.134

Abstract

Penderita retardasi mental adalah penderita dengan keterbatasan dalam melakukan aktivitas perawatan secara mandiri. prevalensi retardasi mental di dapatkan bahwa  ringan pada anak yang berusia 5-16 tahun sebanyak 0,4%,untuk retardasi mental sedang dan berat pada kelompok usia 15-19 tahun ialah kira-kira 3-4 per 1000. Adapun usia anak yang diasuh berusia 6 tahun sampai 15 tahun  Setiap manusia memiliki kebutuhan dasar yang sama, karena kebutuhan dasar merupakan hal penting untuk itu peran Care worker memenuhi kebutuhan dasar pada anak retardasi mental. Untuk mengetahui bagaimana pengalaman Care Worker dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia pada penderita retardasi mental. Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan fenomenologi. hasil penelitian menggambarkan bahwa pengasuh berusaha memenuhi kebutuhan dasar manusia dengan berbagai cara dan berusaha memenuhi kebutuhan makan minum,  minum, eliminasi, tidur dan istirahat, mempertahankan suhu tubuh, kebersihan diri, serta terhindar dari bahaya dan  mencederai orang lain,. Kesimpulan penelitian  terdapat usaha yang dilakukan oleh Care Worker dalam usaha memenuhi kebutuhan dari penderita retardasi mental dengan memenuhi 14 kebutuhan dasar Hendersone, perlu adanya dukungan dari berbagai pihak misalnya bantuan perawat dalam mengidentifikasi kebutuhan anak dengan retardasi mentalkata kunci : pengalaman care worker,  kebutuhan dasar, penderita retardasi mental                                                AbstractPeople with mental retardation are people with disabilities in performing maintenance activities independently. the prevalence of mental retardation in getting that mild in children aged 5-16 years as much as 0.4%, to moderate and severe mental retardation in the age group 15-19 years is approximately 3-4 per 1000. The age of children within the age 6 years to 15 years Every human being has the same basic needs as basic needs is essential for the role of Care worker meet the basic needs of children with mental retardation. To find out how the Care Worker experience in the fulfillment of basic human needs in patients with mental retardation. The study is a qualitative study with phenomenology. the results illustrate that caregivers try to meet the basic human needs in different ways and trying to meet the needs of eating and drinking, drinking, elimination, sleep and rest, maintain body temperature, personal hygiene, and avoid danger and injure another person ,. Conclusions of research there are efforts made by the Care Worker in an effort to meet the needs of people with mental retardation to meet the basic needs Hendersone 14, needs the support of various parties eg nurses aid in identifying the needs of children with mental retardationkeywords: care worker experience, basic needs, people with mental retardation
HUBUNGAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG OSTEOPOROSIS DENGAN PERILAKU MENGKONSUMSI MAKANAN BERKALSIUM DI PANTI WREDHA X YOGYAKARTA Tia Amestiasih, Yasinta Ema Soke, Mohamad Judha,
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 3, No 1 (2016): Maret 2016
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (286.17 KB) | DOI: 10.2016/jkry.v3i1.135

Abstract

Latar Belakang: Usia harapan hidup yang semakin meningkat berdampak pada peningkatan penyakit degeneratif pada lansia, salah satunya adalah osteoporosis. Osteoporosis yang dialami lansia dapat menimbukan masalah kesehatan seperti fraktur akibat menurunnya kekuatan tulang dan meningkatnya kerapuhan tulang dan kondisi tersebut diperburuk oleh kurangnya asupan kalsium yang dikonsumsi oleh lansia. Hasil Studi Pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 27 Oktober 2014, dari 10 lansia didapatkan 8 lansia mengatakan tidak tahu dan tidak mengerti tentang apa itu osteoporosis dan sumber makanan apa saja yang mengandung kalsium.Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan rancangan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 39 lansia di Panti Wredha X Yogyakarta. Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data penelitian ini menggunakan analisis Somers'd..Hasil Penelitian : Mayoritas responden mempunyai pengetahuan dalam kategori baik yaitu sebanyak 26 responden (66,7%), dan sebagian besar mempunyai perilaku mengkonsumsi makanan berkalsium yang baik yaitu sebanyak 24 responden (61,5%). Hasil uji didapatkan p value 0,036 kurang dari 0,05 dan koefisien korelasi 0,325 yang berada pada koefisien 0,2 sd < 0,4.Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan lansia tentang osteoporosis dengan perilaku mengkonsumsi makanan berkalsium di Panti Wredha Hanna Surokarsan Yogyakarta dengan tingkat keeratan yang lemah. Kata Kunci: Osteoporosis, perilaku mengkonsumsi kalsium 1Mahasiswa S-1 Ilmu Keperawatan Universitas Respati Yogyakarta.2Dosen Prodi Keperawatan FIKES Universitas Respati Yogyakarta.3Dosen Prodi Keperawatan FIKES Universitas Respati Yogyakarta.
Family Perception In Readiness Accepting Discharge Planning Determined By Nursing Advocacy Program Judha, Mohamad
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 7 No 1 (2020): Januari 2020
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/jkry.v7i1.444

Abstract

 Planning for patients to go home raises the issue of whether the patient is ready to face health problems at home, the lack of a support system becomes a problem especially if the patient as the head of the family needs continuity of care both in the healing process and in maintaining the patient's health status both at home sick or at home.  The purpose of this study is the role of advocacy given by nurses with readiness in receiving discharge planning by patients and families. This type of study is correlation study with cross-sectional approach in which the population in this study is the family of patients who take care of their sick family in the Internal Medicine and Surgery ward. The sampling was 97 respondents.  Family perceptions about the role of the nurse advocacy in the positive category (73.2%). The level of family readiness in receiving discharge planning in the good category (53.6%), the results of the bivariate analysis using the Spearman Rank there is a relationship between family perceptions about nurse advocacy with readiness in receiving the discharge planning with a p-value of 0.00 <alpha 0.01, the closeness of the relationship between family perceptions about nurse advocacy with readiness to receive discharge planning in the Inpatient Ward is in the strong category with Coefficient Correlation (r) 0.641. This proves that family support is needed by patients to cure patients. Family perceptions about nurse advocacy with readiness to accept discharge planning have a strong relationship
Red Dragon Fruit (Hylocereus Polyrhizus) to Reduce Cholesterol Level in People With Excessive Nutritional Status Siti Fadlilah; Adi Sucipto; Mohamad Judha; Tia Amestiasih; Cornelia Dede Yoshima Nekada; Eko Mindarsih; Cipta Pramana
Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology Vol. 15 No. 4 (2021): Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology
Publisher : Institute of Medico-legal Publications Pvt Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37506/ijfmt.v15i4.17090

Abstract

Background: Nutritional status is closely related to high cholesterol levels. High cholesterol levels as atrigger for other metabolic diseases. Fruits high in fiber and vitamin C can be used to keep blood cholesterollevels regularly.Aim: To determine the effect of red dragon fruit on blood cholesterol levels in people with excessivenutritional status.Methods: Research used an experimental approach with a pretest and post-test control group design. Thesample consisted of 2 groups, namely the control group and the intervention group, with 50 respondents ineach group. The sample was taken using purposive sampling. The intervention group got red dragon fruitjuice for seven days. Blood cholesterol levels are measured by laboratory tested using intravenous blood.The statistical test used the Paired T-Test and Independent T-Test.Results: The difference mean posttest-pretest control group and intervention groups were 13.56 mmHg and-13.06 mmHg. The analysis of pretest-posttest blood cholesterol levels among the control and interventiongroups were p=0.514 and p=0.035. The difference between the control group and the intervention group was0.022.Conclusion: Red dragon fruit is effective in reducing blood cholesterol levels in people with excessivenutritional status.
PENGALAMAN CARE WORKER DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN DASAR PENDERITA RETARDASI MENTAL DI PANTI ASUHAN BINA REMAJA YOGYAKARTA Mohamad Judha; Cokorda Istri
Jurnal Keperawatan Medikal Bedah Vol 1, No 2 (2013): Jurnal Keperawatan Medikal Bedah
Publisher : Jurnal Keperawatan Medikal Bedah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.131 KB)

Abstract

Latar Belakang : Penderita retardasi mental adalah penderita dengan keterbatasan dalam melakukan aktivitas perawatan secara mandiri. prevalensi retardasi mental di dapatkan bahwa  ringan pada anak yang berusia 5-16 tahun sebanyak 0,4%,untuk retardasi mental sedang dan berat pada kelompok usia 15-19 tahun ialah kira-kira 3-4 per 1000. Manusia memiliki kebutuhan dasar yang sama, karena kebutuhan dasar merupakan hal penting untuk meningkatkan derajat kesehatan, dalam melakukan kegiatan sehari-hari dibutuhkan orang lain, peran Care worker menjadi sangat penting.Tujuan : Untuk mengetahui bagaimana pengalaman Care Worker dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia pada penderita retardasi mental di Panti Asuhan Bina Remaja Yogyakarta.Metode Penelitian : Menggunakan metode pendekatan fenomenologi dengan rancangan penelitian deskriptif kualitatif.  Pengumpulan  data dilakukan  dengan  teknik wawancara. Subjek  penelitian  yang digunakan  sebanyak 3 orang. Penelitian ini dilaksanakan di Panti Asuhan  Bina Remaja Yogyakarta tepatnya di Bantarjo Donoharjo, Ngaglik Sleman, Yogyakarta.Hasil Penelitian : Menggambarkan bahwa pengasuh memenuhi berusaha memenuhi kebutuhan dasar manusia dengan  cara membuka  pintu (memfasilitasi  bernafas secara normal), mengatur  jam makan, mempersiapakan menu makanan (makan & minum), mengajarkan & menganjurkan menjaga kebersihan setelah BAB/BAK (eliminasi), mengajak senam (bergerak & posisi yang nyaman), mengatur jadwal tidur (tidur & istirahat),  memperhatikan kebersihan dan  jenis pakaian tidak dibedakan  (memilih pakaian), memberikan selimut (mempertahankan suhu), mengajarkan mandi, gosok gigi, dan keramas (menjaga kebersihan tubuh), mengamankan benda tajam dan listrik (terhindar dari bahaya), memahami ekspresi (komunikasi), membuat tempat ibadah dan memfasilitasi sarana ibadah (beribadah), membuat prakarya (beraktivitas), berjalan-jalan dan bermain pazel (rekreasi & bermain), kemandirian aktivitas sehari-hari (belajar). Kesimpulan : terdapat usaha yang dilakukan oleh Care Worker dalam usaha memenuhi kebutuhan dari penderita retardasi mental dengan memenuhi 14 kebutuhan dasar Hendersone, perlu adanya dukungan dari berbagai pihak untuk mencapai tujuan pemenuhan kebutuhan dasar tersebut.
Analisa Faktor Pencapain Kompetensi Mahasiswa Ners Unriyo di RSUD Dr Moewardi Surakarta Mohamad Judha; Adi Sucipto; Tia Amestiasih; Siti Fadlilah
Caring : Jurnal Keperawatan Vol. 8 No. 2 (2019): September
Publisher : Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.129 KB)

Abstract

Masalah yang secara umum dialami lembaga pendidikan di Indonesia menyangkut masalah pemerataan, kualitas, relevansi, efisiensi dan efektivitas termasuk mutu lulusan dan pendidikan dosen. Pencapaian target kompetensi lulusan yang masih rendah, sistem pembelajaran di beberapa rumah sakit yang belum memadai, kendala sarana dan prasarana lahan praktik sebagai tempat pembelajaran serta rata-rata tingkat kelulusan uji kompetensi mahasiswa yang masih di bawah 85% sehingga penting kiranya mencari faktor yang mempengaruhi pencapaian kompetensi Mahasiswa Ners sebagai bagian solusi dan pemecahan masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kompetensi Mahasiswa Ners di RSUD Dr Moewardi Surakarta. Penelitian ini menggunakan desain Korelasi Analitik dengan rancangan penelitian Retropektif yang dilakukan di RSUD Dr Muwardi Surakarta. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 131 dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 92 responden dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil pengukuran dianalisis dengan menggunakan Fisher Exact Test dengan ? = 0.05. Sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yaitu 51 responden (55,4%). Nilai IPK Akademik S1 sebagian besar adalah sangat memuaskan (B) sebanyak 63 respoden (68,5%). IPK pada tahap profesi sebagian besar adalah sangat memuaskan (B) sebanyak 54 responden (58,7%). Pencapaian hasil try out tingkat nasional sebagian besar kategori kurang sebanyak 52 orang (56,5%). Capaian kelulusan ujian kompetensi mahasiswa mayoritas adalah kompeten yaitu sebanyak 88 responden (95,7%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p value 0,823 (untuk jenis kelamin), 0,031 (IPK Akademik S1), 0,046 (IPK Profesi ners), (nilai try out nasional), 0,633 (Faktor internal), 1,00 (faktor eksternal), 0,633 (Kemampuan dosen) Ada banyak faktor yang yang mempengaruhi capaian kelulusan uji kompetensi mahasiswa ners yang praktik di RSUD Dr Muwardi yaitu IPK akademik S1, IPK ners dan nilai try out nasional. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan studi lanjutan tentang faktor lain yang dapat mempengaruhi tingkat kelulusan seperti pembekalan dan persiapan ukom, kuliah pakar dari tim expert uji kompetensi, sehingga dapat menurunkan angka kegagalan dalam tes kelulusan uji kompetensi.
RELATIONSHIP OF ANEMIA INCIDENCE WITH NUTRITIONAL STATUS EXPERIENCED IN ADOLESCENTS IN YOGYAKARTA AREA Mohamad Judha
Mikki: Majalah Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Indonesia Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : STIKES Wira Husada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47317/mikki.v9i2.303

Abstract

Background : Fulfillment of nutrition is very important so that growth and development take place perfectly . Adolescent girls are among the vulnerable groups suffering from anemia because teenage girls experience menstruation each month which causes iron loss. Objective : To determine the relationship of nutritional status with the incidence of anemia in adolescent girls at Junior high school in Yogyakarta.Research Methods :  The purpose of this research is to determine the relationship between nutritional status and anemia in adolecents. Population in this research are 235 students. To measure the health status used HB, measurement of body weight using a bathroom scales and microteise .  The sample used in this study was 70 people using purposive random sampling in junior high school.  Univarat data analysis and bivariate analysis using chi square .Results : The test results with Chi Square test resulted in a calculated Chi Square value of 1.322 with a significance value of p = 0.516. Because the value of p> 0,05 it can be concluded that there is no significant relationship between nutritional status with the incidence of anemia in young women.Conclusion : There is no correlation between nutritional status and the incidence of anemia in adolescent girls
Effectiveness of Blood Pressure Reduction Reviewed from Amount of Kop, Duration And Location of Point of Bekam Therapy Muflih Muflih; Mohamad Judha
NurseLine Journal Vol 4 No 1 (2019): May 2019
Publisher : Faculty of Nursing, Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/nlj.v4i1.9042

Abstract

Hypertension can be treated traditionally with complementary therapies such as cupping therapy. Evaluation of the effectiveness of cupping therapy on blood pressure reduction is thought to be influenced by variations in cupping therapy techniques. The purpose of this study was to prove scientifically the effectiveness of the number of heads, duration and location of cupping therapy points with a decrease in the value of blood pressure in patients at the Klaten Migoenani Health Nursing Clinic. This research method uses the Quasy experimental one group pre post test method. Data from the analysis of blood pressure measurements in patients undergoing cupping therapy were measured with digital tension and a statistical hypothesis test was performed. The sample technique uses quota sampling. The results showed that cupping therapy effectively reduced the average 20 mmHg of systolic and diastolic blood pressure by the number of locations of cupping points 1-3 locations, the number of heads of 18-24 and for 25-30 minutes of therapy through the process of nitrite dioxide stimulation which caused peripheral vasodilation . The conclusion of this study is that variations in blood pressure reduction in cupping therapy can be determined from the number of heads, duration and location of cupping points.
TERAPI HUMOR MENURUNKAN CEMAS HOSPITALISASI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH Bunga Minati; Fajarina Lathu Asmarani; Mohamad Judha
Jurnal Kesehatan dan Sains Vol 1 No 2 (2018): JURNAL KESEHATAN DAN SAINS (JKS)
Publisher : LPPM STIKES Griya Husada Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang: Hospitalisasi dapat mengakibatkan anak mengalami cemas. Cemas yang berkepanjangan dapat mengganggu tumbuh kembang, proses penyembuhan dan trauma sehingga dibutuhkan terapi menurunkan cemas salah satunya humor. Humor mengandung muatan emosi positif yang dapat menyebabkan turunnya tegangan (tension) serta berkurangnya perasaan cemas (anxiety). Dari studi pendahuluan pada 4 orang anak, ketakutan kepada perawat atau tenaga kesehatan lainnya sebanyak 2 orang, kurang koordinasi 1 anak dan gelilsah 1 anak Tujuan: Diketahui pengaruh terapi humor terhadap penurunan cemas hospitalisasi pada anak usia prasekolah. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian quasi experiment dengan rancangan pre test dan post test control group sampel pada penelitian ini berjumlah 30 yang berusia 3-6 tahun dengan menggunakan teknik sampling consecutive sampling. Cemas diukur menggunkan Spence Children Anxiety Rating Scale Parent dan SOP humor menonton film kartun Shaun The Sheep diberikan selama 15-20 sebanyak 2 kali. Cemas hospitalisasi dianalisa dengan wilcoxon test dan mann whitney test. Hasil: Rata-rata cemas hospitalisasi pada kelompok intervensi sebelum 43,40 dan sesudah 27,93 dengan p value 0,001. Rata-rata cemas hospitalisasi pada kelompok kontrol sebelum 45,73 dan sesudah 48,40 p value 0,020. Terdapat perbedaan cemas pada dua kelompok setelah terapi yaitu p value 0,001. Kesimpulan: terapi humor terbukti menurunkan cemas hospitalisasi pada anak usia prasekolah.