p-Index From 2020 - 2025
1.037
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Spektrum Sipil
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGARUH SIFAT FISIK DAN MEKANIK BAMBU PETUNG SETELAH PENGAWETAN: The effect of Salt as Preservation Material on Physical and Mechanical Properties of Petung Bamboo Aryani Rofaida; I Wayan Sugiartha; Pathurahman Pathurahman; Desi Widianty; Lega Andi Saputra
Spektrum Sipil Vol 8 No 2 (2021): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/spektrum.v8i2.206

Abstract

Bambu sebagai bahan konstruksi sudah dikenal sejak lama oleh masyarakat Indonesia, namun bambu memiliki daya tahan yang kurang baik terhadap ganguan serangga perusak biologis, hal ini sangat berpengaruh terhadap kekuatan dari bambu itu sendiri. Pemakaian bahan kimia untuk pengawetan dapat dikatakan cukup efektif namun tidak ramah lingkungan. Salah satu bahan alami yang dapat digunakan dan sangat melimpah di Indonesia adalah garam. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan garam terhadap sifat fisik dan mekanik bambu petung setelah diawetkan. Pengujian diawali dengan pengujian kadar air dan berat jenis. Selanjutnya dilakukan pengawetan, uji moralitas dan pengurangan berat terhadap rayap kayu kering. Selanjutnya dilakukan pengujian sifat mekanik berupa kuat tekan, kuat tarik dan kuat geser bambu petung, baik yang tidak diawetkan dan diawetkan. Hasil pengujian kadar air, baik bagian pangkal, tengah dan ujung bambu berkisar 30%-33%, sehingga sudah terpenuhi untuk bambu umur di atas 3 tahun sebesar 18% - 35%, Bambu yang diawetkan memiliki pengurangan berat rata-rata lebih rendah dibandingkan dengan bambu yang tidak diawetkan dengan nilai sebesar 1,00% sedangkan bambu yang tidak diawetkan memiliki nilai pengurangan berat rata-rata yang lebih besar dibandingkan bambu yang diawetkan dengan nilai sebesar 1,74%. Semakin besar nilai pengurangan berat maka bambu rentan terhadap rayap kayu kering dan semakin kecil nilai pengurangan berat maka efektivitas pengawet sangat berpegaruh terhadap daya makan rayap kayu kering. Kuat Tekan tanpa nodia mempunyai perbedaan 3,50% dengan nodia (tidak diawetkan dan diawetkan) mempunyai perbedaan sebesar 12,83% dan dengan nodia rata rata perbedaan sebesar 12,91% dan dengan nodia sebesar 43,62%, dan uji geser mempunyai perbedaan yang diawetkan berfluktuasi ada yang meningkat dan ada pula yang menurun, dengan presentase perbedan rata rata sebesar 8,05% pada bambu tanpa nodia dan prosentase perbedan rata-rata sebesar 19,93% pada bambu dengan nodia. Peningkatan dan penurunan kekuatan pada pengujian fisik dan mekanik bamboo dipengaruhi pengkristalan larutan garan pada saat pengeringan bambu setelah diawetkan.
PEMANFAATAN LIMBAH PLASTIK POLYETHYLENE TEREPHTHALATE (PET) DAN SERBUK BAMBU SEBAGAI BAHAN PENGISI PAPAN PARTIKEL: Utilization of Plastic Waste and Bamboo Powder as Particle Board Filling Materials I Wayan Sugiartha; Aryani Rofaida; Shofia Rawiana; Pathurahman Pathurahman; Suparjo Suparjo
Spektrum Sipil Vol 9 No 2 (2022): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/spektrum.v9i2.248

Abstract

Kebutuhan papan kayu terus meningkat sehingga menyebabkan ketersediaan kayu hutan semakin menipis. Salah satu bahan yang bisa digunakan sebagai pengganti kayu adalah bambu yaitu dengan memanfaatkan serbuknya untuk bahan pengisi papan partikel. Dalam pembuatan papan partikel dibutuhkan lem sebagai perekat dan salah satu alternatif untuk perekat ini dapat memanfaatkan plastik jenis Polyethlyne Terphtalate (PET). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh proporsi filler serbuk bambu dan plastik PET terhadap sifat fisik dan mekanis papan partikel.Pada penelitian ini di gunakan lima variasi proporsi berbeda antara filler serbuk bambu dan plastik PET yaitu 60:40, 50:50, 60:40, 70:30, dan 80:20. Pengujian sifat fisik meliputi uji kerapatan, uji kadar air, uji daya serap air, uji pengembangan tebal. Sedangkan pada pengujian sifat mekanis terdiri dari uji Modulus Of Repture (MOR), Modulus Of Elasticity (MOE), dan keteguhan rekat. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semakin tinggi proporsi filler serbuk bambu yang digunakan maka semakin rendah nilai kerapatan, keteguhan patah (MOR), keteguhan lentur (MOE), dan keteguhan rekat. Sifat mekanik papan partikel dilihat dari nilai keteguhan lentur (MOE) tidak memenuhi standar sebagai papan partikel struktural berdasarkan SNI 03-2015-2006.
KUAT TARIK DAN LENTUR KOMPOSIT POLIESTER-ABAKA YANG DIEKSPOSE PADA LINGKUNGAN AGRESIF: Tensile and Flexural Strength of Polyester-Abaca Composite Exposed to Aggressive Environment Jauhar Fajrin; Ika Permatasari; Hariyadi Hariyadi; Miko Eniarti; Suparjo Suparjo; Pathurahman Pathurahman
Spektrum Sipil Vol 10 No 1 (2023): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/spektrum.v10i1.281

Abstract

Kajian mengenai komposit polimer - serat alam yang sering ditampilkan oleh para peneliti lebih banyak didasarkan pada kondisi lingkungan normal. Padahal dalam kenyataannya, penggunaan material komposit seringkali berada atau dihadapkan pada situasi yang tidak normal atau agresif seperti kelembaban dan temperatur yang selalu berubah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan evaluasi sifat mekanik komposit polimer yang diperkuat dengan serat alam – abaka - yang diekspose pada lingkungan agresif. Penelitian dilakukan secara eksperimental dimana tiga jenis lingkungan agresif; ruang terbuka, air laut dan ditanam dalam tanah menjadi variabel penelitian. Sebagai pembanding atau kontrol, komposit juga ditempatkan pada ruang tertutup dengan kondisi normal. Setelah diekspose selama 8 minggu, sampel komposit kemudian dipersiapkan untuk diuji kekuatan tarik dan lenturnya.  Perkembangan proses degradasi komposit juga dievaluasi setiap minggu. Hasil analisis menunjukan bahwa lingkungan agresif air laut memberikan pengaruh yang paling signifikan, dimana kekuatan dan modulus tariknya masing-masing 18,3% dan 21,4 % lebih kecil dari komposit yang ditempatkan pada lingkungan normal. Demikian pula hasil analisis kekuatan dan modulus lentur, komposit poliester-abaka yang direndam air laut mempunyai kuat dam modulus lentur masing-masing 22,7% dan 31,4% lebih kecil dibandingkan dengan komposit yang yang tidak diekspose pada lingkungan agresif. Ekspose pada lingkungan lembab, yakni ditanam dalam tanah memberikan efek yang lebih kecil, dimana kekuatan tarik dan lenturnya hanya berbeda 8,1% dan 6,3% lebih kecil dibandingkan dengan kontrolnya. Ekspose pada ruang terbuka juga mereduksi sifat mekanik komposit, dimana  nilai rerata kuat tarik dan lentur masing-masing sebesar 17,2% dan 10% lebih kecil dibandingkan dengan komposit yang tidak diekspose pada lingkungan agresif. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa lingkungan agresif berpengaruh cukup signifikan dalam mereduksi kekuatan tarik dan lentur komposit poliester-abaka.
MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG KONDOMINIUM HOTEL AMARSVATI LOMBOK DENGAN BALOK PRATEGANG: Structure Modification of Condominium Hotel Amarsvati Lombok with Prestressed Beam Nurul Auliyanti; Pathurahman Pathurahman; Suryawan Murtiadi
Spektrum Sipil Vol 6 No 1 (2019): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/spektrum.v6i1.151

Abstract

Desain balok beton prategang pada struktur gedung Kondominium Hotel Amarsvati Lombok dimana pada lantai 12 dan 13 terdapat ruang serbaguna, namun pemanfaatan ruang serbaguna tersebut kurang maksimal karena adanya tiang-tiang kolom yang membatasi ruang serbaguna tersebut. Maka, untuk memaksimalkan ruang serbaguna tersebut perlu adanya perencanaan ulang dengan menggunakan beton prategang, sehingga fungsi ruang serbaguna dapat dimaksimalkan. Perencanaan struktur meliputi pelat, kolom, balok induk dan balok prategang serta pondasi yang dianalisis menggunakan program SAP2000 dan mengacu pada peraturan yang terbaru, yaitu SNI 2847:2013 tentang persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung, SNI-1726-2012 tentang tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan non gedung, SNI-1727-2013 tentang beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain, Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987 (PPPURG 1987). Perencanaan balok prategang pada gedung kondominium hotel Amarsvati Lombok ini menggunakan sistem pascatarik yang dicor monolit pada kolom. Dimensi balok prategang dengan bentang 14 m sebesar 350/700 mm yang terdiri dari 1 tendon dengan 19 strand. Gaya prategang awal sebesar 2400 kN. dengan eksentrisitas tumpuan sebesar 100 mm dan eksentrisitas lapangan sebesar 225 mm. Kehilangan gaya prategang yang terjadi akibat pengankuran sebesar 2,74%, gesekan sebesar 6,71%, perpendekan elastis sebesar 0%, rangkak sebesar 9,30%, susut sebesar 0,92%, dan akibat relaksasi baja sebesar 6,62% sehingga jumlah kehilangan prategang sebesar 26,29 %. Pada perencanaan pondasi pile cap dimensi 3 x 3 m dengan 9 tiang pancang diameter 0,6 m sedalam 18 m. Hasil dari modifikasi perencanaan ini dituangkan dalam bentuk gambar dengan menggunakan program bantu AutoCAD.
KAPASITAS SAMBUNGAN BAMBU MENGGUNAKAN BAUT DENGAN VARIASI UKURAN KLEM PLASTIK SERAT : The Utilization of Pumice Powder and Rice Husk Ash as a Substitute for Portland Cement Aryani Rofaida; I Wayan Sugiartha; Pathurahman Pathurahman; Desi Widianty; Adinda Putri Nevintya
Spektrum Sipil Vol 11 No 1 (2024): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/spektrum.v11i1.342

Abstract

Bambu sebagai bahan konstruksi masih terbatas karena bambu memiliki kuat geser sejajar serat yang lemah, apabila bambu disambung menggunakan alat sambung baut, paku atau pasak akan mudah pecah. Salah satu alternatif untuk meningkatkan sambungan bambu adalah dengan menambahkan klem dan plat buhul kayu. Pengaruh variasi ukuran klem kayu terhadap kekuatan sambungan bambu telah dilakukan sebelumnya. Namun, harga kayu relatif lebih mahal, sehigga diperlukan bahan pengganti dengan harga yang lebih murah dan memiliki kualitas yang tidak jauh berbeda. Papan partikel berbahan serat bambu dan plastik PET dapat menjadi alternatif pengganti klem kayu. Adapun tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh variasi ukuran klem plastik serat terhadap kekuatan sambungan bambu. Penelitian ini menggunakan bambu Galah, klem plastik serat, dan plat buhul yang disambung menggunakan baut berdiameter 12 mm dan dikencangkan menggunakan torsimeter dengan kekencangan 0,8 kgf atau setara dengan gaya pengencangan 2830 N. Dibuat 3 variasi ukuran klem, yaitu 90◦, 100◦, dan 110◦ serta 1 variasi tanpa klem sebagai pembanding, tiap variasi terdiri dari 3 benda uji. Selanjutnya benda uji sambungan bambu diuji menggunakan bantuan loading frame dan diberi beban secara bertahap menggunakan hydraulic jack hingga sambungan mengalami kegagalan. Hasil pengujian menunjukkan kuat tarik rata-rata sambungan bambu dengan variasi ukuran klem 90◦, 100◦, 110◦ dan tanpa klem sebesar 10,72 MPa, 11,08 MPa, 10,01 MPa dan 8,75 MPa. Kekuatan tarik yang paling optimal terdapat pada sambungan bambu dengan variasi ukuran klem 100◦ dengan peningkatan kekuatan yang tidak terlalu signifikan, yaitu sebesar 26,63%. Sambungan bambu dengan klem plastik serat mampu menghasilkan kekuatan sambungan yang setara dengan sambungan bambu dengan klem kayu.
REVIEW KINERJA BANGUNAN FRESH MARKET SENGGIGI BERDASARKAN PERATURAN KETAHANAN GEMPA NASIONAL: Review of Sengigi Fresh Market Building Performance According to Current National Seismic Code Ni Nyoman Kencanawati; Suryawan Murtiadi; I Made Adi S; Pathurahman Pathurahman; Desi Widianty
Spektrum Sipil Vol 11 No 1 (2024): SPEKTRUM SIPIL
Publisher : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/spektrum.v11i1.344

Abstract

Bangunan-bangunan yang dirancang dengan peraturan ketahanan terhadap gempa lama memerlukan kajian kinerja lebih lanjut setelah dikeluarkannya pedoman yang baru. Peraturan ketahanan gempa saat ini di Indonesia yaitu SNI 1726-2019 menunjukkan nilai parameter percepatan gempa yang lebih tinggi dibeberapa daerah di Indonesia bila dibandingkan dengan peraturan gempa sebelumnya yaitu SNI 1726-2012. Terlebih untuk Pulau Lombok mengalami serangkaian di Tahun 2018. Salah satu bangunan yang terdampak adalah Gedung Fresh Market Senggigi, Lombok. Bangunan tersebut dikonstruksi ulang setelah gempa, namun masih memakai peraturan yang lama sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan struktur Gedung Fresh Market Senggigi sesuai pedoman ketahanan gempa saat ini. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan menggunakan software. Kinerja bangunan di analisis dengan metode pushover berdasarkan metode FEMA 356 dan ATC 40. Dari hasil penelitian ini didapatkan bahwa struktur gedung mencapai gaya geser dasar terbesar yang dianalisis berdasarkan untuk SNI 1726-2019 dengan metode FEMA 356. Baik ketika struktur diberikan beban gempa berdasarkan peraturan gempa lama dan baru, gedung menunjukkan kinerja Immediate Occupancy (IO) dimana kekuatan dan kekakuannya hampir sama dengan kondisi sebelum gempa. Dengan demikian kinerja gedung berdasarkan SNI 1726-2019 masih dalam kondisi aman.