Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

The Effect of Supplementary Feeding on the Reproductive Performance of Beef Cows in Supporting the Siwab Program Agung Prabowo; Subiharta Subiharta; Pita Sudrajad; Iswanto Iswanto; Sularno Sularno; Budi Utomo
Bantara Journal of Animal Science Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Veteran Bangun Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32585/bjas.v3i1.1312

Abstract

This study aims to determine the effect of supplementary feeding on the reproductive performance of beef cattle and calf birth weight. Additional feed is given to cows who are pregnant (8-9 months) and after giving birth for 3 months. Additional feed provided is a complete feed prepared from local feed ingredients. The objectives of this supplementary feeding are: maintaining the condition of the mother's body, maintaining normal embryo growth, and accelerating postpartum estrus, as has been done in Megal Village, Pamotan District, Rembang Regency. Provision of additional feed to old pregnant beef cattle (8-9 months) and after giving birth for 3 months in Megal Village, Pamotan District, Rembang Regency. The conclusion of this study is that the provision of additional feed 5 kg / head / day to old pregnant beef cattle and after giving birth for 3 months can reduce the weight loss of beef cattle broods when the availability of feed is limited, increase birth weight of calves and accelerate postpartum estrus. estrus for the first time after childbirth). Provision of additional feed to late pregnant beef cattle and after giving birth is highly recommended, especially in areas where the availability of feed fluctuates.Key words: supplementary feed, reproduction, beef cattle
POTENSI HASIL VARIETAS INBRIDA PADI SAWAH IRIGASI (INPARI) DAN LIMBAHNYA SEBAGAI PAKAN TERNAK DI KABUPATEN MUSI RAWAS PROVINSI SUMATERA SELATAN Johanes Amirrullah; Agung Prabowo; Yustisia
JURNAL TRITON Vol 9 No 2 (2018): JURNAL TRITON
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Akselerasi diseminasi beberapa Varietas Unggul Baru (VUB) Inpari melalui pengkajian perlu terus dilaksanakan di Provinsi Sumatera Selatan. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui potensi hasil VUB Inpari 15, Inpari 20, Inpari 22 dan VUB Ciherang. Pengkajian dilaksanakan pada bulan Mei-September 2016 di Kabupaten Musi Rawas, Sumatera Selatan. Varietas introduksi adalah Inpari 15, Inpari 20 dan Inpari 22, sedangkan VUB eksisting petani yaitu Ciherang. Pupuk yang digunakan: urea, SP-36, KCl dan pupuk kandang dengan dosis berturut-turut 250, 150, 150 dan 500 kg/ha. Peubah yang diamati adalah tinggi tanaman, jumlah anakan produktif/rumpun, panjang malai, jumlah gabah isi/malai, jumlah gabah hampa/malai, bobot 1.000 butir dan hasil/ha. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa produksi Inpari 15: 6,48 t GKG/ha), Inpari 20: 7,30 t GKG/ha dan Inpari 22: 7,52 t GKG/ha, sedangkan Ciherang hanya 5,48 t GKG /ha. Hasil VUB Inpari lebih tinggi 18,25 -37,23% dibandingkan VUB Ciherang. Rata-rata potensi limbah yang dihasilkan dari ketiga varietas Inpari tersebut untuk dedak padi 887,5 kg/ha dan bekatul 213,0 kg/ha, sedangkan Ciherang untuk dedak padi 685,0 kg/ha dan bekatul 164,4 kg/ha. Rata-rata potensi limbah yang dihasilkan varietas Inpari lebih tinggi 29,6% dibanding VUB Ciherang. Limbah ini dapat digunakan untuk pakan ternak ayam sebanyak 400 ekor selama 70 hari atau sapi sebanyak 4 ekor selama 90 hari. Keunggulan hasil VUB Inpari didukung oleh jumlah anakan produktif/rumpun dan jumlah gabah isi/malai terbanyak. Komponen pertumbuhan dan komponen hasil lainnya masing-masing tinggi tanaman serta panjang malai dan bobot 1.000 butir tidak menentukan hasil. VUB Inpari 15, Inpari 20 dan Inpari 22 berpeluang dikembangkan di Kabupaten Musi Rawas untuk menggantikan VUB Ciherang.
USAHA PEMBIBITAN TERNAK KAMBING UNTUK MENAMBAH PENDAPATAN RUMAH TANGGA Agung Prabowo
JURNAL TRITON Vol 9 No 2 (2018): JURNAL TRITON
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini bertujuan memberikan informasi tentang usaha pembibitan ternak kambing untuk menambah pendapatan rumah tangga. Usaha pembibitan ternak kambing cukup menjanjikan jika dikelola dengan baik. Ternak kambing dalam waktu dua tahun dapat beranak tiga kali. Satu ekor induk dapat melahirkan dua ekor anak kambing dalam satu kali kelahiran sehingga dalam waktu dua tahun dapat lahir enam ekor anak kambing dari satu induk. Skala usaha minimal pembibitan ternak kambing untuk dapat menambah pendapatan rumah tangga sebanyak lima ekor, empat ekor betina dan satu ekor jantan. Modal pembibitan ternak kambing 39,05% digunakan untuk pembelian ternak, 40,76% pakan, 1,08% vitamin, 2,40% mineral, 1,08% obat-obatan dan 15,62% tenaga kerja. Jumlah pakan yang dibutuhkan untuk hijauan 18.180 kg senilai Rp 4.545.000 dan dedak padi 1.617 kg senilai Rp 4.851.000. Total biaya pakan Rp 9.396.000. Hasil penjualan anak kambing Rp 22.400.000. Jumlah kotoran yang dihasilkan 926 kg senilai Rp 1.388.250. Keuntungan selama satu periode pembibitan (2 tahun) sebesar Rp 9.738.438 sehingga pendapatan dalam satu bulan Rp 405.768.
PROTEIN IDEAL DAN EFISIENSI PAKAN ITIK PEKIN DEWASA Agung Prabowo
JURNAL TRITON Vol 9 No 1 (2018): JURNAL TRITON
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini dibuat untuk memberikan informasi tentang protein ideal yang dibutuhkan oleh itik Pekin dewasa. Protein ideal pakan adalah protein pakan yang asam-asam amino penyusunnya secara ekonomis sesuai dengan kebutuhan ternak. Pakan yang baik mengandung asam-asam amino yang seimbang sesuai dengan kebutuhan ternak sehingga sisa asam-asam amino yang terbuang bersama ekskreta sangat rendah. Simulasi dilakukan untuk menyusun pakan itik Pekin dewasa dengan kandungan protein kasar (PK) pakan 13% (P13), 14% (P14), dan 15% (P15). Simulasi untuk masingmasing pakan diulang sebanyak 9 kali. Bahan pakan yang digunakan untuk simulasi, yaitu: dedak halus padi, jagung, dan tepung ikan. Selisih kebutuhan dan ketersediaan asam-asam amino pakan untuk P13 (isoleusin 0,12%; leusin 0,32%; lisin -0,02%; metionin 0,04%; metionin + sistin 0,03%; triptofan 0,06%; valin 0,28%), P14 (isoleusin 0,16%; leusin 0,38%; lisin 0,06%; metionin 0,07%; metionin + sistin 0,07%; triptofan 0,06%; valin 0,34%), dan P15 (isoleusin 0,21%; leusin 0,47%; lisin 0,15%; metionin 0,09%; metionin + sistin 0,08%; triptofan 0,07%; valin 0,39%). Hasil simulasi menunjukkan bahwa protein ideal untuk itik Pekin dewasa adalah 14% dengan selisih antara kebutuhan dan ketersediaan asam amino isoleusin 0,16%, leusin 0,38%, lisin 0,06%, metionin 0,07%, metionin + sistin 0,07%, triptofan 0,06%, dan valin 0,34% dengan harga pakan Rp 6.618,04.
NILAI EKONOMIS JERAMI PADI SEBAGAI PAKAN SAPI Johanes Amirrullah; Agung Prabowo
JURNAL TRITON Vol 9 No 1 (2018): JURNAL TRITON
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Biaya pakan merupakan faktor produksi yang terbesar dalam usaha ternak. Untuk meningkatkan efisiensi pakan perlu memanfaatkan limbah pertanian. Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian yang masih dapat dimanfaatkan untuk pakan sapi. Jerami padi yang melimpah merupakan sumber pakan sapi yang cukup menjanjikan, namun kecernaan dan proteinnya rendah sehingga jerami padi tidak dapat digunakan sebagai pakan tunggal. Tulisan ini bertujuan memberikan informasi tentang proporsi maksimal jerami padi dalam pakan sapi jantan sehingga pakan menjadi lebih menguntungkan. Bahan pakan yang digunakan untuk menyusun pakan, yaitu: jerami padi, rumput gajah, dedak halus padi, dan dolomit. Pakan disusun berdasarkan bobot badan 200 kg, 250 kg, dan 300 kg dengan target pertambahan bobot badan harian (PBBH) untuk masing-masing bobot badan, yaitu: 0,0 kg, 0,1 kg, 0,2 kg, 0,3 kg, 0,4 kg, dan 0,5 kg. Penyusunan pakan dilakukan dengan cara coba-coba (trial and error method) dengan menggunakan aplikasi formulasi pakan sapi potong. Sebagai pedoman, proporsi jerami padi dibuat semaksimal mungkin sehingga pakan yang disusun diharapkan murah dan memenuhi kebutuhan gizi ternak. Proporsi jerami padi dalam pakan semakin rendah dengan bertambahnya target pertambahan bobot badan harian (PBBH) sapi jantan. Proporsi Jerami padi 14,61% dalam pakan sapi jantan dengan bobot badan 200 kg dan target PBBH 0,5 kg memberikan perkiraan keuntungan terbesar (Rp 7.166,90). Perkiraan keuntungan lebih tinggi pada sapi dengan bobot badan lebih rendah.
EVALUASI PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN PETANI DALAM PEMBUATAN KOMPOS JERAMI PADI DI KELOMPOK KARYA BERSAMA PAMPANGAN KAB. OGAN KOMERING ILIR Sih Nugrahini Widiastuti; Yayan Suryana; Agung Prabowo
JURNAL TRITON Vol 9 No 1 (2018): JURNAL TRITON
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan evaluasi terhadap tingkat kemampuan petani dalam pembuatan dan penggunaan kompos jerami padi dilaksanakan di kecamatan Pampangan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) pada bulan Oktober 2016. Penentuan lokasi kecamatan menjadi sampel kegiatan dilakukan secara sengaja berdasarkan data dari Dinas Peternakan Ogan Komering Ilir, yaitu kecamatan yang memiliki kelompok ternak Kerbau Pampangan. Efektifitas Penyuluhan (EP) terhadap sikap/minat petani sebesar 54,8 % (efektif), Efektifitas Perubahan Prilaku (EPP) = 91,6 % ( sangat efektif ) serta tingkat perubahan kemampuan petani (Efektifitas Perubahan Perilaku) dalam pembuatan dan penggunaan kompos jerami padi sebelum dan sesudah pendampingan di Kabupaten Ogan Komering Ilir meningkat 84,54 % dan tergolong sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan petani.