Warsono Warsono
Universitas Muhammadiyah Semarang

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pengaruh Pemberian Teknik Relaksasi Benson terhadap Intensitas Nyeri Pasien Post Sectio Caesarea di RS PKU Muhammadiyah Cepu Warsono Warsono; Faradisa Yuanita Fahmi; Galuh Iriantono
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Vol. 2 No. 1 (2019): Mei 2019
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.388 KB) | DOI: 10.32584/jikmb.v2i1.244

Abstract

Sectio Caesarea memiliki efek samping diantaranya pada hari pertama pasca persalinan akan menimbulkan rasa nyeri yang hebat pada daerah insisi jaringan perut dan dinding uterus yang keadaarnya berbeda. Salah satu penatalaksaan nyeri non farmakologi pada pasien post oprasi adalah terapi teknik relaksasi benson, metode relaksasi benson merupakan pengembangan metode relaksasi pernafasan dengan melibatkan faktor keyakinan pada diri pasien. Mengetahui efektifitas  teknik relaksasi benson terhadap intensitas nyeri pada Ibu hamil post section caesarea di Ruang Wijaya Kusuma PKU Muhammadiyah Cepu. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan mengunakan rancangan pra-pasca pemberian terapi (one-grup pre test – post test design). Populasi Semua ibu hamil dengan post section caesarea  di Ruang Wijaya Kusuma pada bulan Februari - Maret 2019, Sempel Penelitian sebayak 30 responden dengan mengunakan teknik accidental  sampling, Analisa data dengan mengunakan uji Wilcoxon. Hasil uji Wilcoxon p value ≤ 0.05 artinya ada pengaruh penurunan intensitas nyeri setelah diberikan teknik relaksasi benson Kesimpulan menunjukkan ada pengaruh yang signifikan pada pemberian teknik relaksasi benson terhadap penurunan intensitas nyeri pasien post section caesarea. Sebagai saran Perawat sebaiknya menerapkan terapi non farmakologi teknik relaksi benson kepada pasien post section caesarea dan dijadikan SPO di rumah sakit dalam manajemen nyeri. Kata Kunci : Section Caesarea, Relaksasi Benson, Nyeri
Effectiveness of slow deep breathing exercise on decreasing stress levels for patients with diabetes mellitus Warsono Warsono; Arief Yanto
South East Asia Nursing Research Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : University of Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/seanr.2.2.2020.10-14

Abstract

The prevalence of diabetes mellitus patients increases in Semarang province every year. Whereas, it reached 120 numbers of patients in Kedungmundu public health center by 2020. One of the psychological problems encountered by patients with diabetes is a high risk of stress levels.  The condition of stress, anxiety, and fear influence the production of adrenaline hormones which aggravate the capability of patients to perform daily living activities. Slow deep breathing exercise is a nonpharmacologic method to reduce stress levels on diabetes mellitus patients.  This study aimed to investigate the effect of slow deep breathing exercises on decreasing stress levels for patients with diabetes mellitus. This study used a quasi-experiment pretest-posttest with a control group design was conducted at Kedungmundu public health center, Semarang. All of 32 samples were recruited in this study. Wilcoxon test analysis calculated a value of p=0.000 < ɑ 0,005. The statistical analysis found significantly different results between the pretest and posttest in the experimental group. Slow deep breathing exercise is effective to decrease the stress levels for patients with diabetes mellitus. Slow deep breathing exercise is strongly suggested for patients with diabetes mellitus as self-intervention to reduce stress levels.
Aplikasi pemberian teh bunga Rosella terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi Radika Zulfikha Isnaen; Warsono Warsono
Holistic Nursing Care Approach Vol 2, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (357.802 KB) | DOI: 10.26714/hnca.v2i1.8956

Abstract

Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas batas normal. Dimana tekanan sistolik diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg, dan itu terjadi secara terus menerus lebih dari 1 periode. Menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi tidak hanya dengan terapi farmakologi, dapat juga menggunakan terapi non farmakologi. Banyak terapi non farmakologi yang dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah, salah satunya pemberian seduhan teh bunga rosella. Tujuan dilakukan aplikasi tersebut untuk menurunkan tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi. Metode yang dilaksanakan pada penelitian ini adalah Descriptive study. Jumlah responden 2 orang menderita hipertensi, berjenis kelamin perempuan, berumur 35-60 tahun. Diberikan seduhan teh bunga rosella selama 7 hari setiap pagi hari sebelum sarapan sebanyak 3 kuntum bunga dalam 200 ml air. Hasil studi kasus menunjukkan adanya penurunan tekanan darah setelah responden diberikan terapi seduhan teh bunga rosella. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seduhan teh bunga rosella dapat menurunkan tekanan darah tinggi pada penderita hipertensi.
The Effectiveness of Exercise Therapy on Reducing Pain in Osteoarthritis Patients: Literature Review Warsono Warsono
Media Keperawatan Indonesia Vol 3, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.549 KB) | DOI: 10.26714/mki.3.2.2020.99-105

Abstract

Osteoarthritis (OA) is a chronic joint disorder with damage to the joint cartilage, this causes a decrease in the functional ability and perform daily activities. So intervention is needed in reducing these problems to increase and maintain independence in carrying out training activities. The research will aim to detect the influences of exercises that can be applied to OA patients to reduce pain. This research used a systematic literature study approach obtained from PubMed database and Science Direct. In total, the literature review systematic review concluded that exercise therapy can affect pain in osteoarthritis. The results of this systematic review revealed that yoga improves OA symptoms and can be done safely without supervision at home. In conclusion, the result of this study showed that there were Moderate physical activity at least three times per week can reduce the risk of arthritis-related disability. However, there is increasing evidence in the literature for the beneficial effects of exercise for managing OA. Evidence on the comparative effectiveness of different types of exercise, including exercise adherence and satisfaction in older adults with knee OA, is limited.
Analysis of Factors Contributing to Treatment Success among Tuberculosis Patients: Cross-Sectional Study in Semarang, Indonesia Nur Dian Rakhmawati; Muhamad Zakki Saefurrohim; Warsono Warsono
Media Keperawatan Indonesia Vol 6, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1939.44 KB) | DOI: 10.26714/mki.6.1.2023.25-32

Abstract

The success rate of TB treatment in Semarang City in 2021 will reach 81.15%. Patients recovered reached 20.20%. Complete Treatment reached 60.95%. Failed treatment 0.15%. Patients Died reached 5.96%. Treatment dropout (lost to follow-up) reached 12.43%. Not evaluated/moved reached 0.31%. This study aims to identify the factors that contribute to the success of TB treatment. This study used secondary data sourced from the Semarang City Tuberculosis Information System (SITB) which was recorded regularly during 2021-2022. 4,627 TB patients who had minimally complete variables were entered into univariate analysis, crosstabulation and binary logistic regression. The results of the multivariate analysis showed a joint relationship between the factors that contributed to the success of TB treatment. Negative DM Status (AOR = 1.33; CI95% = 1.092-1.619), Standard Treatment Status (AOR = 1.767; CI95% = 1.235-2.529), Type Puskesmas Health Facility (AOR=3.778; CI95%=3.114-4.582), New Patients Based on Previous Treatment History (AOR = 1.592; 95% CI = 1.263-2.007) with Nagelkerke R Square = 13.2%. TB treatment success strategies in Semarang City need to be improved. 
Peningkatan Kesehatan Reproduksi Remaja Melalui Pembentukan Pos Bimbingan Dan Pelayanan Kelompok Kader Sebaya Sri Rejeki; Warsono Warsono; Nikmatul Khayati; Eni Hidayati
SALUTA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/sjpkm.v2i2.11293

Abstract

Berdasarkan data hasil survei pada remaja Kabupaten Kendal tahun 2019 diperoleh 52 % remaja merokok, menonton gambar porno 95 %, 16 % remaja miras dan narkoba serta 7 % pergaulan bebas/ sex pra nikah dan lain-lain. Banyaknya remaja menganggur dan sering bergerombol dengan teman sebaya. Hal ini sangat memprihatinkan. Sudah banyak pihak yang berupaya untuk menangani permasalahan remaja, namun penangananya tidak secara komprehensif bersifat fragmented dan parsial. Sehingga penanganan tersebut tidak optimal.Permasalahan remaja yang disebutkan di atas berkaitan erat dengan kesehatan reproduksi, dan seringkali berakar dari kurangnya informasi dan pemahaman serta kesadaran untuk mencapai sehat secara reproduksi. Akses untuk mendapatkan informasi bagi remaja banyak yang tertutup. Dengan memperluas akses informasi tentang kesehatan reproduksi remaja yang benar dan jujur bagi remaja akan membuat remaja makin sadar terhadap tanggung jawab perilaku reproduksinya. Meski Puskesmas sebagai tempat Klinik Reproduksi Remaja (Klinik Peduli Remaja) sudah dicanangkan pemerintah, namun akses remaja terhadap tempat layanan tersebut sangatlah rendah. Beberapa data mengungkapkan bahwa setting ruangan, pola pelayanan, pola pakaian yang serba putih, terbatasnya jam buka, dan nilai-nilai normatif tenaga provider yang tidak gaul menjadi penyebab utama enggannya remaja datang ke tempat pelayanan tersebut.Dengan demikian remaja sangat membutuhkan adanya edukasi dan pendampingan remaja yang berfungsi memberikan informasi kesehatan khususnya kesehatan reproduksi dan segala permaslahanya,  deteksi sederhana masalah kesehatan. Selain itu juga dibutuhan tenaga (kader) yang siap meberikan konsultasi yang mudah di jangkau dan selalu siap yang dapat diambil dari kalangan remaja itu sendiri (Kader Sebaya) yang dapat berperan sebagai konselor sebaya dalam dalam penyelesaian masalah-masalah yang berdampak pada kesehatan reproduksi.
Kegiatan Skrining TBC pada Balita Stunting sebagai Upaya Percepatan Eliminasi Tahun 2028 di Kota Semarang Nur Dian Rakhmawati; Dani Miarso; Baiq Diken Safitri; Muhamad Zakki Saefurrohim; Mustika Suci Susilastuti; Amanda Hesti Pratiwi; Warsono Warsono
SALUTA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/sjpkm.v3i1.12469

Abstract

Kasus TBC anak di Kota Semarang hingga Januari 2023 terdapat 140 kasus (32,56%). Anak dengan kategori stunting memiliki risiko lebih tinggi untuk terpapar TBC. Status gizi terutama stunting pada anak berhubungan dengan daya tahan tubuh. Gejala TBC pada anak stunting seperti anoreksia, muntah, batuk, demam, dan penurunan berat badan. Bahaya TBC pada balita stunting terlihat pada peningkatan kerentanan terhadap infeksi, status gizi yang terganggu, dan potensi konsekuensi psikososial. Sangat penting untuk memprioritaskan kegiatan skrining TBC pada balita stunting, deteksi dini, dan pengobatan segera untuk mengurangi bahaya ini. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah sebagai Upaya Penemuan kasus TBC Anak, dan penemuan kasus ILTB untuk diberikan TPT. kegiatan dilakukan selama 4 hari yang dibagi 2 hari pemeriksaan dan 2 hari pembacaan TST (tuberculin skin test). Kegiatan dilakukan di aula kelurahan Mijen dengan sasaran anak dibawah 5 tahun yang berada di wilayah kerja puskesmas Mijen, Karangmalang, Ngaliyan, dan Purwoyoso. Kegiatan ini bermitra dengan IDI, IDAI, dan Udinus. Jumlah balita yang datang 149 balita, 16 balita tidak memiliki data antropometri (Berat Badan dan Tinggi Badan) yang lengkap. Berdasarkan pengukuran antropometri terdapat 111 (74,5%) balita stunting, 32 (21,5%) balita diantaranya positif TBC, 28 (25,22%) balita TBC Klinis, dan 7 (6,3%) balita TBC Laten. Balita positif TBC segera dilakukan inisiasi pengobatan dan pemantauan kepatuhan, dukungan nutrisi dan pemantauan pertumbuhan, dukungan psikososial dan pemantauan perkembangan yang dilakukan secara komprehensif
Revitalisasi POS Kesehatan Remaja dan Pemberdayaan Kader Sebaya Remaja Sehat Reproduksi di Desa Kumpulrejo Kaliwungu Kendal Sri Rejeki; Warsono Warsono
SALUTA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/sjpkm.v3i2.13830

Abstract

Masalah perilaku remaja di Kabupaten Kendal pada tahun 2019, seperti merokok (52%), menonton gambar porno (95%), dan konsumsi miras serta narkoba (16%), menciptakan kekhawatiran. Penanganannya yang fragmented dan parsial, serta tingginya tingkat pengangguran remaja yang bergerombol dengan teman sebaya, membuat kondisi semakin memprihatinkan. Meskipun Puskesmas telah ditetapkan sebagai tempat Klinik Reproduksi Remaja, rendahnya akses disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk pola pelayanan yang tidak ramah terhadap remaja. Pentingnya memberikan informasi, layanan, dan pendidikan kesehatan reproduksi remaja menjadi penekanan utama. Akses terhadap informasi yang benar dan jujur perlu diperluas, dan peran kader sebaya dari kalangan remaja dianggap kunci dalam memberikan edukasi, deteksi masalah kesehatan, dan konsultasi. Solusi ini dianggap efektif karena meningkatkan pengetahuan remaja dan efisien karena lebih dapat diterima, murah, dan mudah dijangkau. Revitalisasi POS Kesehatan Remaja dengan dukungan tokoh masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kesehatan reproduksi remaja secara holistik dan mengurangi perilaku berisiko.