Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Surveilans Kasus Difteri Rawat Inap di RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun 2015-2017 herlina herlina; Farah Gina Arifah; Bambang Setiaji
The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol 5, No 2 (2019): The Indonesian Journal of Infectious Disease
Publisher : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.801 KB) | DOI: 10.32667/ijid.v5i2.83

Abstract

Latar Belakang : Infeksi difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae dan hampir terdapat di seluruh dunia dalam bentuk wabah. Penyakit ini terutama menyerang anak umur 1-12 tahun, mudah menular dan menyebar melalui kontak langsung. Upaya pencegahan penyakit difteri dilakukan dengan cara melakukan program imunisasi. Tujuan dari surveilans ini untuk mendapatkan gambaran surveilans epidemiologi pasien rawat inap kasus difteri tahun 2015 – 2017 berdasarkan orang, tempat, dan waktu. Metode: metode surveilans pasif, yaitu dengan mengambil data pasien dari status rekam medis. Hasil: Terjadi peningkatan kasus difteri rawat inap, tahun 2015 didapatkan jumlah pasien rawat inap 16 pasien, tahun 2016 sebanyak 37 pasien dan tahun 2017 sebanyak 260 pasien. Hasil kultur yang positif yang didapat pada tahun 2015 sebanyak 2 kultur positif, tahun 2016 didapatkan hasil 5 kultur positif dan tahun 2017 didapatkan hasil 17 kultur positif. Kesimpulan: Terjadi peningkatan kasus difteri rawat inap di RSPI-SS, dimana pada tahun 2017 jumlah kasus difteri meningkat secara drastis. Saran: Perlu dilakukan kesiapsiagaan terhadap kasus difteri, terutama pada penemuan kasus agar dapat dilakukan pengendalian penyakit guna memutuskan mata rantai penulatan penyakit difteri.
Surveilans Epidemiologi Kasus Terkonfirmasi COVID-19 pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Pusat Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun 2020 Herlina Herlina; Anita Puspitasari Diah Nugroho; Siti Maemun; Intan Pertiwi; Farida Murtiani; Andi Dala Intan Sapta Nanda
The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol 7, No 2 (2021): The Indonesian Journal of Infectious Disease
Publisher : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32667/ijid.v7i2.127

Abstract

Latar Belakang: Surveilans epidemiologi adalah pengamatan terus menerus terhadap perkembangan kasus dan kematian melalui analisis dan intervensi epidemiologi yang terstandar dengan tujuan untuk membatasi penyebaran penyakit, sebagai bahan bagi pemerintah daerah, otoritas Kesehatan masyarakat dan rumah sakit untuk mengelola kasus penyakit (dalam hal ini COVID-19), surveilans juga dibutuhkan untuk memantau tren jangka panjang penularan COVID-19 dan perubahan virus. Metode: surveilans pasif dan aktif Surveilans pasif adalah surveilans dengan cara mengambil data dari sumber status pasien (rekam medik) dan laporan dari ruang perawatan, sementara surveilans aktif  adalah mencari data langsung ke pasien (menanyakan langsung kepada pasien dengan cara menelpon ataupun melalui  whatsapp ).  Hasil: Jumlah pasien rawat inap COVID-19 tahun 2021 sebanyak 1065 pasien, sebagian besar kasus antara lain laki-laki (573 pasien), kelompok umur >18 tahun (1028 pasien), domisili Jakarta Utara (288 pasien), datang sendiri (35%)., sebagian besar pasien keluar hidup (911 pasien) dan hasil PCR terkonfirmasi (880 pasien). Kesimpulan: Pelaksanaan surveilans epidemiologi kasus COVID-19 di RSPI Sulianti Saroso  berdasarkan orang , tempat dan waktu ( variable jumlah kasus,  umur, jenis kelamin, asal domisili, pemeriksaan , luaran pasien dan asal rujukan).  Surveilans sangat dibutuhkan untuk evaluasi pelayanan dan program penanggulangan penyakit, oleh karena itu dibutuhkan dukungan kelengkapan data dan ketepatan waktu pelaporan untuk mendapatkan data yang valid.
Surveilans Mers Under Investigated Case Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun 2014-2019 Anita Puspitasari Dyah Nugroho; Pompini Agustina Sitompul; Kunti Wijiarti; Herlina Herlina; Bambang Setiaji; Vivi Lisdawati; Rita Rogayah
The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol 6, No 1 (2020): The Indonesian Journal of Infectious Disease
Publisher : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32667/ijid.v6i1.111

Abstract

Latar Belakang: Middle East Respiratory Syndrome (MERS) adalah suatu strain baru dari virus corona. Surveilans kasus MERS terdiri atas surveilans di pintu masuk negara dan surveilans wilayah. Laporan surveilans MERS pada kasus MERS Under Investigated Case yang dirawat di Sulianti Saroso bertujuan untuk memberikan gambaran secara menyeluruh tentang pelaksanaan surveilans MERS dalam rangka kewaspadaan dini pada periode tahun 2014-2019. Metode: deskriptif, data sekunder, berjumlah 93. Hasil: Kecenderungan kasus MERS Under Investigated Case menurun. Jumlah kasus rawat inap MERS mayoritas pada usia diatas 45 tahun (82%), dan berdasarkan jenis kelamin lebih besar pada laki-laki (52%). Asal wilayah kasus sebesar 33% berasal dari luar wilayah Jabodetabek. onfirmasi  jika hasil pemeriksaan laboratorium positif dan sepanjang tahun 2014-2019, hasil pemeriksaan laboratorium kasus MERS Under Investigated Case yang dirawat RSPI SS adalah negatif. Kesimpulan dan saran: Tidak ada kasus positif MERS, surveilans berkelanjutan disarankan sebagai upaya kewaspadaan dini penyakit new emerging dan re-emerging.
Gambaran Kejadian TB Aktif Pada ODHA Dengan Pemberian ARV Di RSPI Prof. Dr.Sulianti Saroso Tahun 2006-2016 herlina herlina; Sucahyo Adi Nugroho; Sri Istiani; Farah Gina Arifah
The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol 5, No 1 (2019): The Indonesian Journal of Infectious Disease
Publisher : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.065 KB) | DOI: 10.32667/ijid.v5i1.61

Abstract

Latar Belakang: TB merupakan infeksi oportunistik terbanyak pada Orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Infeksi HIV mengakibatkan penurunan imunitas tubuh yang progresif, sehingga infeksi TB laten akan cenderung berkembang menjadi TB aktif serta penyebaran kuman TB yang meluas tidak mampu dicegah oleh sistem imunitas tubuh. Keberadaan koinfeksi TB menambah beban bagi ODHA. Tujuan studi ini memperoleh gambaran kejadian TB aktif pada ODHA dengan pemberian ARV di RSPI-SS tahun 2006 -2016. Metode: Desain cross sectional dengan teknik Non Probability Sampling. Penelitian dilakukan di RSPI-SS. Sumber data menggunakan status rekam medik dan buku monitoring Pokja HIV-AIDS. Sampel adalah pasien HIV yang mendapatkan ARV dan terdiagnosis TB serta memiliki hasil laboratorium BTA yaitu sebanyak 40 pasien. Hasil: Dari 40 ODHA yang telah mendapatkan ARV dan terdiagnosis TB sebagian besar yaitu 22 (55%) dengan BTA Positif. Pasien dengan hasil BTA positif didominasi kelompok umur 18-35 Tahun yaitu 15 (83.3%), berjenis kelamin laki-laki yaitu 13 (72,2%), pendidikan SLTA yaitu 13 (72,2%), bekerja yaitu 10 (55,6%), berdomisili di DKI Jakarta yaitu 14 (77,8%), dan faktor risiko IDU/NAPZA suntik yaitu 9 (52,9%). Hasil pemeriksaan CD4 awal < 350 sel/mm3 sebagian besar negatif BTA yaitu sebanyak 22 (55%). ODHA yang tidak patuh pengobatan dan positif BTA sebanyak 6 (33.3%). Kesimpulan: ODHA cenderung terinfeksi TB. Hasil pemeriksaan BTA pada ODHA sebagian besaar dengan hasil positif.
Surveilans Mers Under Investigated Case Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun 2014-2019 Anita Puspitasari Dyah Nugroho; Pompini Agustina Sitompul; Kunti Wijiarti; Herlina Herlina; Bambang Setiaji; Vivi Lisdawati; Rita Rogayah
The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol. 6 No. 1 (2020): The Indonesian Journal of Infectious Disease
Publisher : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32667/ijid.v6i1.111

Abstract

Latar Belakang: Middle East Respiratory Syndrome (MERS) adalah suatu strain baru dari virus corona. Surveilans kasus MERS terdiri atas surveilans di pintu masuk negara dan surveilans wilayah. Laporan surveilans MERS pada kasus MERS Under Investigated Case yang dirawat di Sulianti Saroso bertujuan untuk memberikan gambaran secara menyeluruh tentang pelaksanaan surveilans MERS dalam rangka kewaspadaan dini pada periode tahun 2014-2019. Metode: deskriptif, data sekunder, berjumlah 93. Hasil: Kecenderungan kasus MERS Under Investigated Case menurun. Jumlah kasus rawat inap MERS mayoritas pada usia diatas 45 tahun (82%), dan berdasarkan jenis kelamin lebih besar pada laki-laki (52%). Asal wilayah kasus sebesar 33% berasal dari luar wilayah Jabodetabek. onfirmasi  jika hasil pemeriksaan laboratorium positif dan sepanjang tahun 2014-2019, hasil pemeriksaan laboratorium kasus MERS Under Investigated Case yang dirawat RSPI SS adalah negatif. Kesimpulan dan saran: Tidak ada kasus positif MERS, surveilans berkelanjutan disarankan sebagai upaya kewaspadaan dini penyakit new emerging dan re-emerging.
Surveilans Epidemiologi Kasus Terkonfirmasi COVID-19 pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Pusat Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Tahun 2020 Herlina Herlina; Anita Puspitasari Diah Nugroho; Siti Maemun; Intan Pertiwi; Farida Murtiani; Andi Dala Intan Sapta Nanda
The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol. 7 No. 2 (2021): The Indonesian Journal of Infectious Disease
Publisher : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32667/ijid.v7i2.127

Abstract

Latar Belakang: Surveilans epidemiologi adalah pengamatan terus menerus terhadap perkembangan kasus dan kematian melalui analisis dan intervensi epidemiologi yang terstandar dengan tujuan untuk membatasi penyebaran penyakit, sebagai bahan bagi pemerintah daerah, otoritas Kesehatan masyarakat dan rumah sakit untuk mengelola kasus penyakit (dalam hal ini COVID-19), surveilans juga dibutuhkan untuk memantau tren jangka panjang penularan COVID-19 dan perubahan virus. Metode: surveilans pasif dan aktif Surveilans pasif adalah surveilans dengan cara mengambil data dari sumber status pasien (rekam medik) dan laporan dari ruang perawatan, sementara surveilans aktif  adalah mencari data langsung ke pasien (menanyakan langsung kepada pasien dengan cara menelpon ataupun melalui  whatsapp ).  Hasil: Jumlah pasien rawat inap COVID-19 tahun 2021 sebanyak 1065 pasien, sebagian besar kasus antara lain laki-laki (573 pasien), kelompok umur >18 tahun (1028 pasien), domisili Jakarta Utara (288 pasien), datang sendiri (35%)., sebagian besar pasien keluar hidup (911 pasien) dan hasil PCR terkonfirmasi (880 pasien). Kesimpulan: Pelaksanaan surveilans epidemiologi kasus COVID-19 di RSPI Sulianti Saroso  berdasarkan orang , tempat dan waktu ( variable jumlah kasus,  umur, jenis kelamin, asal domisili, pemeriksaan , luaran pasien dan asal rujukan).  Surveilans sangat dibutuhkan untuk evaluasi pelayanan dan program penanggulangan penyakit, oleh karena itu dibutuhkan dukungan kelengkapan data dan ketepatan waktu pelaporan untuk mendapatkan data yang valid.
Kematian pada Pasien COVID-19 Berdasarkan Komorbid dan Tingkat Keparahan Herlina Herlina; Anita Puspitasari Dyah Nugroho; Siti Maemun; Intan Pertiwi; Andi Dala Intan Sapta Nanda; Farida Murtiani
The Indonesian Journal of Infectious Diseases Vol. 8 No. 1 (2022): The Indonesian Journal of Infectious Disease
Publisher : Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof Dr. Sulianti Saroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32667/ijid.v8i1.135

Abstract

Latar Belakang:. Penyakit Coronavirus 2019 merupakan penyakit sistem pernapasan yang baru saja muncul dan menjadi pandemi. Indonesia mengalami peningkatan jumlah kasus yang cukup drastis.  Derajat keparahan yang dialami oleh pasien COVID-19 dapat dipengaruhi oleh berbagai hal seperti usia, penyakit komorbid, defisiensi vitamin D, dan obesitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jumlah komorbid dan derajat keparahan terhadap kematian pada pasien COVID-19. Metode: Penelitian deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Total sampel 1240 pasien COVID-19 RSPI Sulianti Saroso Tahun 2020 2021. Hasil: Komorbid terbanyak adalah hipertensi dan diabetes melitus, derajat keparahan kategori sedang dan outcome hidup. Hasil analisis ada hubungan antara jumlah komorbid dengan status kematian (OR=1,585). Ada hubungan diabetes melitus dengan status kematian pasien pada pasien COVID-19 (OR=1,927). Ada hubungan antara derajat keparahan dengan status kematian pada pasien COVID-19 (OR=12,699). Kesimpulan: Derajat keparahan, jumlah komorbid dan komorbid diabetes mellitus berhubungan merupakan faktor risiko kematian pada pasien COVID-19.