This Author published in this journals
All Journal Visual Art
Aminudin TH Siregar
Institut Teknologi Bandung

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

WACANA-WACANA TAKDIR KEMANUSIAAN : EKSPLORASI LUAR ANGKASA Widyasena, Nurrachmat; Siregar, Aminudin TH
Visual Art Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Visual Art

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.168 KB)

Abstract

Space Age merupakan sebuah periode waktu yang mencakup kemajuan besar dalam teknologi penjelajahan luar angkasa dalam sejarah umat manusia. Namun penulis tidak melihat Space Age sebagai sebuah kemajuan dalam bidang teknologi saja, penulis melihat bagaimana Space Age dengan bantuan teknologi dan ilmu pengetahuan, mencoba mempertajam, memperbarui, dan membentuk baik secara budaya dan politik akan mimpi masa depan umat manusia untuk hidup lebih baik secara global. Space Age yang penulis angkat dalam karya Tugas Akhir ini adalah sebuah bentuk pembahasaan atas situasi atau permasalahan. Dilandasi dengan lunturnya semangat Space Age di penghujung dekade 80-an, penulis mencoba menarik kembali ke masa sekarang ide-ide lama yang terlupakan, khususnya mengenai penjelajahan luar angkasa sebagai sebuah takdir kemanusiaan. Karya ini diharapkan mampu menjadi sebuah pandangan baru yang dapat memberikan sebuah probabilitas
WA ISLAMAH!: POSPRITUALITAS DALAM DINAMIKA KONTRADIKSI ISLAM DAN MASYARAKAT MUSLIM PASCA ORDE BARU DI INDONESIA Hartarta, Ahdiyat Nur; Siregar, Aminudin TH
Visual Art Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Visual Art

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.168 KB)

Abstract

Makna keindahan sejatinya terletak dalam persepsi personal setiap individu. Hal ini memacu penulis untuk menciptakan karya seni dalam Tugas Akhir ini untuk mencari dan mendalami makna keindahan personal. Penulis merasakan medium konvensional seni lukis tidak dapat merepresentasikan gagasan tersebut. Maka penulis menemukan kebutuhan untuk menggali medium dan teknik non-kovensional untuk mewujudkan gagasan keindahan personal melalui penyajian susunan elemen formal menggunakan pendekatan abstrak. Penulis memilih menampilkan image tersebut pada permukaan dua dimensional medium silicone sealant dan teknik image transfer sebagai hal paling tepat untuk merealisasikan gagasannya. Melalui karya ini, penulis bertujuan menunjukkan bahwa medium non-konvensional dapat dieksplorasi untuk perwujudan idea tersebut.
IDENTITAS TIONGHOA PADA MASYARAKAT BANDUNG KONTEMPORER Warda, Natia; Siregar, Aminudin TH
Visual Art Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Visual Art

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.168 KB)

Abstract

Identitas ketionghoaan di Indonesia memiliki sejarah konflik yang cukup panjang dengan warga Tionghoa sebagai korbannya. Sejarah konflik ini menjadi trauma tersendiri bagi warga etnis Tionghoa di Indonesia, yang kemudian diwariskan turun-temurun hingga sekarang. Meskipun demikian, setelah kerusuhan pada Mei 1998 mereda, kebangkitanbudaya Tionghoa kembali terjadi, dan ketegangan yang pada mulanya berada di antara warga pribumi dan keturunan Tionghoa perlahan mencair. Meskipun demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa garis batas antara warga pribumi dengan Tionghoa masih ada hingga sekarang, beberapa diantaranya diakibatkan oleh penurunan nilai-nilai antar generasi yang secara sadar maupun tidak membekas dan mempengaruhi pola pikir dan cara hidup.Dalam karya tugas akhir ini penulis mengangkat mengenai eksistensi budaya dan identitas masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia, khususnya di Kota Bandung masa kini melalui media gambar suasana urban yang padat dengan aktivitas manusia di dalamnya. Penulis membuat karya drawing dengan gaya ilustratif, di mana suasana yangdigambarkan berisi unsur humor dan imajinasi, namun tetap mengacu pada realita. Karya drawing ini memaparkan narasi visual yang kompleks dan detail untuk mengundang pengamat melihat karya dari dekat. Hal ini sehubungan dengan isu yang diangkat, di mana untuk dapat menyimpulkan suatu problematika budaya seseorang harus melakukan pengenalan dan pengamatan dari dekat agar dapat berempati dan memahami inti permasalahan yang terjadi.Penulis berharap melalui melalui karya ini pengamat dapat menemukan suatu perspektif yang lain mengenai budaya Tionghoa di Indonesia, dan melalui pengenalan lebih lanjut mengenai keberagaman budaya dapat mendukung terjadinya keharmonisan hidup antar etnis di Indonesia.
BIOGRAFI DAN GAGASAN KURATORIAL JIM SUPANGKAT DALAM PAMERAN-PAMERAN SENI RUPA KONTEMPORER INDONESIA DEKADE 1990-AN Respati, Yacobus Ari; Siregar, Aminudin TH
Visual Art Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Visual Art

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.168 KB)

Abstract

Jim Supangkat merupakan tokoh penting dalam perkembangan seni rupa Indonesia. Ia memiliki peran yang konsisten dalam dunia seni rupa Indonesia sejak dekade 1970. Pada dekade 1970 ia menjadi mahasiswa di Bagian Seni Rupa ITB dan membuat karya-karya radikal yang mengadakan pemberontakan terhadap seni rupa akademis. Pemberontakan ini berlanjut dalam keaktifannya di Gerakan Seni Rupa Baru Indonesia (GSRBI) sebagai seniman & konseptor sejak tahun 1975. Pada tahun 1989 ia terlibat dalam kegiatan Australia and Regions Artist Exchange (ARX) di Australia. Keterlibatan ini membuatnya menjadi terpapar kepada jejaring seni rupa internasional dunia dan mempengaruhi keputusannya untuk menjadi kurator seni rupa. Sejak awal kiprahnya dalam bidang seni rupa, ia memiliki alur perkembangan pemikiran tersendiri dalam mempertimbangkan seni rupa Indonesia. Pada dekade 1990, sebagai kurator Supangkat memiliki gagasan-gagasan yang khas dalam menyikapi seni rupa kontemporer Indonesia. Hal ini tercermin dalam tulisan-tulisan yang dibuatnya bagi sejumlah pameran. Dengan mengamati perkembangan biografis yang unik sebagai wilayah pelataran dari terbentuknya gagasan-gagasan Supangkat inilah penulis melakukan penjabaran dalam bentuk deskripsi terhadap gagasan kuratorialnya mengenai seni rupa kontemporer Indonesia pada dekade 1990.
VISUALISASI FIGUR MIMPI MELALUI PENDEKATAN ONEIROLOGI Ivando, Agathon Theodacitra Yuda; Siregar, Aminudin TH
Visual Art Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Visual Art

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.168 KB)

Abstract

Pembelajaran aplikatif mengenai kolaborasi antara ilmu mimpi (oneirologi) dengan karya seni rupa merupakan metode tersendiri dalam psikoanalisis dan figurisasi surealis mengenai isi alam bawah sadar dan mimpi manusia. Permasalahan ini diangkat sebagai usaha penulis dalam proses pencarian metode berkarya seni dalam ranah seni rupa kontemporer dan proses implementasi antar dua cabang ilmu yang berbeda, sehingga oneirologi dan seni sama sama berperan sebagai studi dalam pemahaman psikoanalisis manusia. Tugas Akhir ini menampilkan karya karya drawing stippling yang menvisualisasikan figur sureal dalam mimpi personal, bersumber dari jurnal studi mengenai ilmu mimpi (oneirologi) dan surealisme sebagai landasan utama dalam berkarya.
Tafsir Visual Atas Kitab Tanbihul Ghafilin Tornado, Greythama; Siregar, Aminudin TH
Visual Art Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Visual Art

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.168 KB)

Abstract

Agama dan spiritualisme adalah ranah paradoxical yang menuntut kemampuan intuisi, imajinasi dan dedikasi tinggi agar dapat mempelajarinya. Disebut Paradoxical dikarenakan agama memiliki kualitas enigmatic dan familiar diwaktu yang bersamaan, transenden juga membumi, kompleks juga simple, dan berbicara konteks lampau juga masa depan diwaktu bersamaan. Manusia sudah lama berusaha meraba apa itu agama dan spiritualisme secara keilmuan, manifestasi dari usaha tersebut melahirkan eskatologi , mitologi dan seni keagamaan.Penulis memiliki dua sudut pandang yang tampak berlawanan dan kontras dalam beragama. yaitu mistisme Islam sufi dan islam moderat, Hal ini tentu memberi sudut pandang yang fleksible dan luas dalam memandang agama, akan tetapi penulis memilih untuk menciptakan sudut pandang baru dalam memandang agama yaitu melalui pendekatan rasionalisme, keilmuan dan latar belakangnya yang seorang akademisi seni rupa. Hasil dari pendekatan tersebut mengarahkan penulis dalam menemukan sebuah kitab yang menjawab "kehambaran" agama Islam dalam konteks mitologis, eskatologis, dan grandiosity.Kitab yang berjudul Tanhibul Ghafilin tersebut adalah sebuah fenomena yang hadir atas kesadaran seorang ahli agama yang merasa akan perlunya penghadiran kisah Islam yang di dramatisasi agar dapat melebihi kisah epik keagamaan lainya dimana hal tersebut dapat menjawab kebutuhan estetika manusia. Penulis melihat kesempatan tersebut untuk merespon ironi kebutuhan manusia atas estetika, spiritual dan keingin tahuan sekaligus mendalami agama dengan pendekatan dirinya sebagai perupa.
RIO: DARI RUMAH, KE RUMAH, UNTUK RUMAH Pamungkas, Lukman Satrio; Siregar, Aminudin TH
Visual Art Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Visual Art

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.168 KB)

Abstract

Masa kecil merupakan suatu fase yang dilalui oleh semua orang. Semua hal yang menyenangkan dan menarik terjadi di dalamnya, bahkan setiap kejadiannya memberikan jejak yang nyata dalam ingatan. Saat dewasa pun, masa kecil ini tidak terlepas dan menjadi pengaruh pada setiap kehidupan tiap individu. Dalam kehidupan masa kecilnya, penulis dihadapkan kepada masa yang kurang menyenangkan. Pemanggilan ingatan masa kecil membuatnya sadar akan masalah yang ada, namun juga menumpuk kebencian baru di sisi lain. Proses tersebut membuat timbulnya penyesalan dan rasa bersalah penulis terhadap keluarganya. Untuk kedua kalinya, penulis mendapat penyadaran kedua untuk bisa menerima kisahnya di masa lalu. Perjalanan itu kemudian mencoba digambarkan oleh penulis dalam sebuah karya cetak saring dan instalasi. Selain sebagai proses ekspresi perasaan personal, juga berusaha untuk memberi koreksi pemikiran akan hubungan dengan keluarga pada lingkungan sosial.
GILANG Sukandawinata, Geugeut Pangestu; Siregar, Aminudin TH
Visual Art Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Visual Art

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.168 KB)

Abstract

Kematian sosok adik adalah tonggak terbesar bagi kehidupan penulis. Mengenyahkan duka dan penerimaan, menulikan diri dan diam mendengarkan, adalah sekian banyak tegangan yang dilalui yang kemudian menggiring pada pemahaman dalam menjalani takdir dan berkehendak bebas.Dalam perubahan pilihan minatnya dari astronomi ke seni rupa, penulis banyak menengarai kesamaan di dalam eksperimen terkait. Mempertanyakan ulang pakem, lalu berkembang menjadi kritik-diri, adalah proses alamiah yang kemudian disadari belakangan sebagai dialogisme. Dialogisme adalah usaha mencari kebenaran objektif melalui tegangan berbagai kebenaran subjektif.Pada akhirnya penulis tersangkut pada “cahaya” yang terinspirasi dari nama adik, sebagai elemen utama karya instalasi interaktif yang memanfaatkan prinsip cetak grafis. Pengunjung karya diposisikan memiliki peran sentralnya sendiri-sendiri, yang senantiasa bersinggungan hingga mustahil terdapat tafsiran mandiri. Melalui karya ini diharapkan dapat tersimulasikan dialogisme di dan diantara pikiran para pengunjung.
PENERAPAN TEORI ARGUMEN DALAM PENULISAN SENI RUPA; KASUS: BUKU LIMA MAESTRO SENI RUPA MODERN INDONESIA Dilianzia, Yudistira Ahmad; Siregar, Aminudin TH
Visual Art Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Visual Art

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.168 KB)

Abstract

Penulisan sejarah mengenai seni rupa di Indonesia, khususnya pada era setelah berdirinya PERSAGI (Persatuan Ahli Gambar Indonesia) belummencapai potensinya yang maksimal. Hal ini terlihat dengan minimnya tulisan-tulisan yang membahas periode tersebut, dan tulisan-tulisan yangmengkhususkan pada seniman-seniman tertentu dari periode tersebut. Pada tahun 2012 silam, diluncurkan buku Lima Maestro Seni Rupa ModernIndonesia karya Oei Hong Djien, kolektor karya seni dan pimpinan OHD Museum, yang membahas mengenai seniman-seniman dari era setelahberdirinya PERSAGI. Seniman-seniman tersebut adalah Affandi, S.Sudjojono, Hendra Gunawan, dan Widayat. Pembahasan mengenai senimansenimantersebut menyinggung perihal biografi dari seniman-seniman tersebut dan kesenimanan yang diusung oleh mereka, dan dalam beberapakesempatan dituliskan juga wacana-wacana baru mengenai seniman-seniman tersebut Dengan menggunakan teori pembentukan argumen dariToulmin, di mana dibutuhkan beberapa unsur seperti data, claim, warrant, backing, qualifier, dan rebuttal, beberapa argumen dari buku tersebutdianalisa metodologi pembentukannya. Ditemukan bahwa terdapat argumen-argumen yang tidak metodologis dalam penulisan buku tersebut, danbeberapa klaim yang dilakukan oleh buku tersebut tidak paralel dengan klaim yang terdapat juga dalam pustaka lain. Analisa ini membuktikanhipotesa bahwa buku yang ditulis oleh Oei Hong Djien tidak menggunakan metodologi yang wajar dalam penulisan seni rupa dan banyakmendasarkan argumen pada asumsi dari penulis buku tersebut.
PEMAHAMAN DIRI MENGENAI DEFENSE MECHANISM MELALUI BAHASA UNGKAP METAFOR Sophia, Hilma; Siregar, Aminudin TH
Visual Art Vol 4, No 1 (2015)
Publisher : Visual Art

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.168 KB)

Abstract

Defense mechanism (mekanisme pertahanan) merupakan mekanisme yang dihasilkan alam bawah sadar yang digunakan untuk mengantisipasiancaman atau masalah pada psikis manusia. Pada skala penggunaan yang tidak normal, mekanisme tersebut dapat menimbulkan efek yang negatif.Pada kasus penulis, penggunaan mekanisme pertahanan diri ini secara tidak sadar melampaui batas sehingga menimbulkan efek yang negatif. Penulismerasa timbulnya batas mengenai pemahaman penulis tentang diri sendiri. Metode yang diambil untuk merepresentasikan permasalahan pada karyaini adalah menggunakan wujud instalatif dengan menampilkan objek bunga kering dengan teknik drawing dan teks pada medium keramik yangdisimpan di atas meja kaca yang ringkih. Konfigurasi visual karya disusun untuk dapat mengerucutkan pembacaan masalah yang ingin disampaikanpenulis yang disajikan dengan cara metafor. Melalui karya ini, penulis mencoba menghadapi permasalahan dengan cara memperlihatkan kelemahanpenulis kepada apresiator. pada prosesnya, penulis akhirnya mendapati cara berdamai dengan dirinya sendiri adalah dengan memperlihatkankelemahan penulis melalui proses berkarya yang penulis lewati dalam proses pengerjaan Tugas Akhir ini.