Tri Endah Astuti
Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia Yogyakarta

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Analisis Kepenulisan Surat 1 Petrus: Suatu Tanggapan Terhadap Teori Pseudonymous Tri Endah Astuti; Betty Latupeirissa
Predica Verbum: Jurnal Teologi dan Misi Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Predica Verbum Vol. 1 No. 1 (June) 2021
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia (STTII) Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.562 KB) | DOI: 10.51591/predicaverbum.v1i1.5

Abstract

The pseudonymous theory in the authorship of 1 Peter is a threat to the authority of 1 Peter. This article aims to respond to the pseudonymous theory. Although it does not represent the view of the evangelical interpreter as a whole, this article attempts to maintain the authority of 1 Peter as an integral part of the Bible. The author presents internal and external evidences that supports the theory that Peter wrote the letter. The author analyzes the material, the writing’s purposes, literature and outline to show internal evidence. The author also presents the ancient documents which have recorded Peter as the author of 1 Peter. The belief in the authority of 1 Peter is to encourage believers to respect every passage in the Bible as the spiritual mind of God. Thus, believers have a solid foundation in thinking, speaking and acting according to God's Word.
Fenomena Tren Perceraian dan Perkawinan Kembali Menjelang Kedatangan Anak Manusia Stefanus Yulli Sapto Ajie; Ana Lestari Uriptiningsih; Tri Endah Astuti
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.219 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i5.6696

Abstract

Fenomena meningkatnya tren perceraian yang diikuti dengan perkawinan kembali terhadap jemaat kristen sekarang ini, jumlahnya semakin bertambah banyak. Dari tahun ke tahun, perceraian bukannya berkurang, tetapi justru semakin menunjukkan peningkatan. Indonesia termasuk Negara dengan jumlah perceraian tertinggi di dunia. Kasus perceraian di Indonesia kembali melonjak. Menurut laporan Statistik Indonesia, jumlah kasus perceraian di Tanah Air mencapai 447.743 kasus pada 2021, meningkat 53,50% dibandingkan tahun 2020 yang mencapai 291.677 kasus. Laporan ini menunjukkan kalangan istri lebih banyak menggugat cerai ketimbang suami. Sebanyak 337.343 kasus atau 75,34% perceraian terjadi karena cerai gugat, yakni perkara yang gugatannya diajukan oleh pihak istri yang telah diputus oleh Pengadilan. Bahkan kejadian perceraian dan perkawinan kembali tidak hanya terjadi pada kalangan jemaat Tuhan tetapi juga melibatkan para hamba Tuhan, yang berdampak menghalangi Kekristenan dalam memenuhi perannya sebagai terang dan garam dunia. Pemahaman pernikahan dalam kekristenan masa kini telah mengalami pergeseran makna dan telah dipersempit dengan berbagai-bagai pemahaman yang tidak sesuai dengan hakikat dan pengertian pernikahan dalam Alkitab. Padahal pernikahan adalah kehendak dan inisiatif Allah. Allah menciptakan laki-laki yakni Adam dan melihat bahwa tidak baik manusia itu seorang diri, sehingga di ciptakan-Nya seorang perempuan sebagai penolong bagi Adam, yakni Hawa. Kejadian Pasal 3 telah merubah segalanya, sebagai akibat manusia jatuh kedalam dosa, segala konsep kehendak Allah pada diri manusia menjadi rusak, manusia cenderung mengikuti kehendak bebas hatinya, bukan kehendak bebas yang dikehendaki oleh Allah, sebagai akibatnya banyak kalangan orang kristen bahkan seorang pemimpin gereja atau hamba Tuhan yang melakukan praktek perceraian dan perkawinan kembali. Sekalipun dalam Matius 19, difirmankan tentang larangan perceraian dan pernikahan kembali. Kasus perceraian membuat kehidupan iman Kristen tidak bisa menjadi teladan.
Spiritual Intelligence sebagai upaya Antisipatif Terjadinya Judi Online Akibat dampak Disrupsi Menurut Yakobus 4:7-8 Astuti, Tri Endah; Kiamani, Andris
Sabda: Jurnal Teologi Kristen Vol 6, No 1 (2025): MEI
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Nusantara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55097/sabda.v6i1.186

Abstract

There are many social problems that arise in society, one of which is online gambling which is becoming more prevalent every day. This situation causes anxiety as a result of disruption, so the author of the letter of James provides encouragement to maintain spiritual life even in the midst of suffering. Therefore, this study aims to analyze the anticipatory steps in dealing with the rampant practice of online gambling as an impact of disruption, with reference to the spiritual perspective found in James 4:7-8. Through the use of qualitative exegesis method, it is expected to provide effective measures. Thus this study found that spiritual intelligence can be an effective solution by: First, submitting to God, Second, drawing near to God, Third, sanctifying oneself, Fourth, purifying the heart. By applying these four steps, it is hoped that each individual can develop better spiritual intelligence, which helps overcome the challenges that arise due to disruption in daily life.Abstrak:Banyaknya masalah sosial yang muncul di tengah masyarakat, salah satunya adalah judi online yang semakin hari semakin marak. Situasi tersebut menimbulkan kegelisahan sebagai dampak disrupsi, sehingga penulis surat Yakobus memberikan dorongan untuk menjaga kehidupan spiritual meskipun di tengah penderitaan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis langkah-langkah antisipatif dalam menghadapi maraknya praktik judi online sebagai dampak dari disrupsi, dengan merujuk pada perspektif spiritual yang terdapat dalam Yakobus 4:7-8. Melalui penggunaan metode kualitatif eksegesis diharapkan dapat memberikan langkah-langkah yang efektif. Dengan demikian penelitian ini menemukan bahwa kecerdasan spiritual dapat menjadi solusi efektif dengan cara yaitu: Pertama, tunduk kepada Allah, Kedua, mendekat kepada Allah, Ketiga, menguduskan diri, Ke empat, menyucikan hati. Dengan menerapkan keempat langkah ini, diharapkan setiap individu dapat mengembangkan kecerdasan spiritual yang lebih baik, yang membantu mengatasi tantangan yang muncul akibat disrupsi dalam kehidupan sehari-hari. Kata Kunci: Stimulasi, Kehidupan Kerohanian, Disrupsi, Disorentasi
ANALISA HERMENEUTIK KESEJAJARAN YAKOBUS 5:14 DAN MARKUS 6:13 TENTANG BERDOA DAN PENGOLESAN MINYAK SEBAGAI IMPLEMENTASI PELAYANAN Astuti, Tri Endah; Pattinaja, Aska
Manna Rafflesia Vol. 11 No. 2 (2025): April
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Arastamar Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38091/man_raf.v11i2.402

Abstract

The book of James is one of the epistles of Am in the New Testament. There are parallels in the narrative context and purpose told in James 5:14 with Mark 6:13. Based on the results of the literature study, it was found that the research conducted specifically in the context of James 5:14 focused more on the thematic of prayer and the application of oil, without looking at the parallels and hermeneutic analysis. The juxtaposition of these two verses is an interesting thing that this article examines, using a qualitative method based on a hermeneutic exegesis approach, as an implementation in doing ministry. This article finds that there are three important standards in ministry, namely, first, choose the right method of ministry based on biblical references in accordance with the example of Jesus. James recommend this method to the elders of the church, because this is a legacy of ministry that he learned from the example of Jesus; second, the ministry of prayer and the application of oil is only a method that is applied contextually, but ministers must direct the main focus of healing only to Jesus, to avoid the cult of individuals who serve and to the anointing oil; third, the service method of prayer and the application of oil must be carried out by ministers who are specialized to do so, to be ethical and responsible. This article can be a reference for ministers and church leaders, who are engaged in the service of God's people.
Keilahian Yesus dalam Injil Markus Astuti, Tri Endah
Jurnal Pistis: Teologi dan Praktika Vol. 21 No. 1 (2021): Vol. 21 No. 1 (2021): Jurnal Pistis: Teologi dan Praktika
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Injili Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Injil Markus merupakan injil terpendek dari kedua injil sinoptik lainnya. Hal itu bukan berarti Injil Markus tidak valid dalam memaparkan sejarah tentang Yesus. Meskipun injil terpendek, narasi yang dicatatkan memberikan gambaran yang kuat tentang pribadi Yesus Kristus sebagai mesias yang dijanjikan Allah. Topik yang dibangun dalam narasi Injil Markus membuktikan nilai-nilai keilahian Yesus sebagai Mesias yang ideal.