R.M. Soedarsono
Universitas Gadjah Mada, Bulaksumur, Yogyakarta 5528

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Harmonia: Journal of Research and Education

CAMPURSARI MANTHOUS : ANTARA MUSIK JENIS BARU DAN FENOMENA SOSIAL MASYARAKAT PENDUKUNG -, W a d i y o; Haryono, Timbul; Soedarsono, R.M.; Ganap, Victor
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 11, No 2 (2011)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v11i2.2204

Abstract

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah hubungan fenomena Campursari Manthous sebagai ‘jenis musik Jawa baru/kreasi’ dengan fenomena kondisi sosial budaya masyarakat pendukung. Pendekatan penelitian ini adalah sosiologis dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Lokasi penelitian, Gunung Kidul, Klaten, Boyolali, dan Semarang. Hasil penelitian menunjukkan, Campursari Manthous merupakan paduan antara musik diatonik gamelan dengan musik non diatonik utamanya langgam dan pop. Basik  garapan Campursari Manthous ada tiga, yakni berbasis gending,  langgam, dan  pop. Melalui fenomena Campursari Manthous yang dijadikan sebagai sarana berkesenian sehari-hari oleh masyarakat pendukung dapat diketahui aspek kehidupan sosial budaya masyarakat pendukungnya. Aspek kondisi sosial budaya masyarakat tersebut dikaitkan dengan aspek mentalitas. Dalam konteks ini masyarakat pendukung Campursari Manthous adalah masyarakat yang bukan kategori masyarakat  tradisional murni tetapi juga bukan masyarakat yang murni modern. The problem in this research is focused on the relationship between Campursari Manthous as a new Javanese music and social phenomena of its supporting community. This research uses sociological approach by means of descriptive-qualitative method. It was located in Gunung Kidul, Klaten, Boyolali and Semarang. The result shows that Campursari Manthous harmonizes the diatonic traditional Javanese musical instrument and non-diatonic music such as langgam and pop. The basic instruments of Campursari Manthous are three, namely gending, langgam, and pop. The phenomena of Campursari Manthous used as daily musical media by its supporting community could reveal the socio-cultural aspects of its community. These are related to mentality aspect. In consideration of this latter aspect, the community does not either characterize a purely traditional community or a purely modern one.
CAMPURSARI MANTHOUS : ANTARA MUSIK JENIS BARU DAN FENOMENA SOSIAL MASYARAKAT PENDUKUNG -, W a d i y o; Haryono, Timbul; Soedarsono, R.M.; Ganap, Victor
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 11, No 2 (2011)
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v11i2.2204

Abstract

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah hubungan fenomena Campursari Manthous sebagai ‘jenis musik Jawa baru/kreasi’ dengan fenomena kondisi sosial budaya masyarakat pendukung. Pendekatan penelitian ini adalah sosiologis dengan menggunakan metode kualitatif deskriptif. Lokasi penelitian, Gunung Kidul, Klaten, Boyolali, dan Semarang. Hasil penelitian menunjukkan, Campursari Manthous merupakan paduan antara musik diatonik gamelan dengan musik non diatonik utamanya langgam dan pop. Basik  garapan Campursari Manthous ada tiga, yakni berbasis gending,  langgam, dan  pop. Melalui fenomena Campursari Manthous yang dijadikan sebagai sarana berkesenian sehari-hari oleh masyarakat pendukung dapat diketahui aspek kehidupan sosial budaya masyarakat pendukungnya. Aspek kondisi sosial budaya masyarakat tersebut dikaitkan dengan aspek mentalitas. Dalam konteks ini masyarakat pendukung Campursari Manthous adalah masyarakat yang bukan kategori masyarakat  tradisional murni tetapi juga bukan masyarakat yang murni modern. The problem in this research is focused on the relationship between Campursari Manthous as a new Javanese music and social phenomena of its supporting community. This research uses sociological approach by means of descriptive-qualitative method. It was located in Gunung Kidul, Klaten, Boyolali and Semarang. The result shows that Campursari Manthous harmonizes the diatonic traditional Javanese musical instrument and non-diatonic music such as langgam and pop. The basic instruments of Campursari Manthous are three, namely gending, langgam, and pop. The phenomena of Campursari Manthous used as daily musical media by its supporting community could reveal the socio-cultural aspects of its community. These are related to mentality aspect. In consideration of this latter aspect, the community does not either characterize a purely traditional community or a purely modern one.