Suwarno Suwarno
Program Studi Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Kadirii

Published : 15 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

ANALISIS SWOT BALANCED SCORECARD (BSC) DALAM KEBIJAKAN PENGEMBANGAN UMKM BATIK DI KABUPATEN KEDIRI Suwarno Suwarno; Teguh Pramono
E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana VOLUME.09.NO.07.TAHUN 2020
Publisher : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (975.737 KB) | DOI: 10.24843/EEB.2020.v09.i07.p04

Abstract

The policy model strategy in empowering MSMEs in this study uses the Balanced Scorecard as an analysis method. The first stage begins with a SWOT analysis. The SWOT analysis aims to find out how the position of MSMEs is in quadrant positions one, two, three, or four. From the analysis results, it is known that the position of the UMKM batik in Kediri is currently in good condition but faces challenges that must be faced in the future so the strategy that must be carried out is a horizontal integration strategy. The second stage, after the selection of strategic recommendations using the SWOT method, will be measured based on the perspective of the Policy Model that can be implemented in the work program. The four perspectives are Customer Perspective, Financial Perspective, Learning and Growth Perspective, and Internal Business Perspective. The perspective of the policy model covers aspects of venture capital, markets, product quality, marketing, and human resources. Every indicator in the existing policy model must be implemented by applying it in the government policy program.
ANALISIS SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT TENTANG PELAYANAN PERIJINAN PADA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (DPM-PTSP) KOTA KEDIRI) suwarno suwarno
NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial Vol 8, No 8 (2021): NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jips.v8i8.2021.2504-2511

Abstract

Pandemi  Covid19 berkepanjangan sampai saat ini menyebabkan berbagai  sendi pekerjaan dan interaksi social mengalai keterpurukan, demikian juga dengan yang terjadi pada masyarakat yang memiliki berbagai usaha, baik itu mikro maupun makro. Oleh  karena itu pemerintah memberikan berbagai kemudahan kepada masyarakat dalam hal pengurusan  SIUP  baik itu secara manual maupun dengan memanfaatkan teknologi computer (Satelit) yang lebih dikenal dengan Online Single Submission.  Kemudahan tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan pergerakan usaha masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk  mendeskripsikan  dan menganalisis Kepuasan Masyarakat  tentang pelayanan  terpadu di Dinas Perijinan Kota  Kediri. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif sebab melalui pendekatan tersebut diperoleh informasi atau temuan yang original tentang kondisi masyarakat dalam melakukan pengurusan SIUP. Teknik penentuan informan dengan teknik purposive.  Adapun observasi, wawancara dan dokumentasi sebagai alat pengumpulan data. Data yang diperoleh harus valid, oleh karena itu data yang terkumpul diuji dengan uji validasi melalui teknik triangulasi, yang selanjutnya dianalisis dengan analisis Interaktif dari Moleong.  Hasil Penelitian, pada umumnya masyarakat mengalami kepuasan yang  cukup tinggi terhadap unit Dinas perijinan (DPMPTSP). Hal ini didasarkan pada persyaratan yang cukup sederhana dan mudah untuk  dipenuhi, prosedur yang sederhana, waktu pelayanan yang cepat, biaya atau tarif yang terjangkau, produk yang jelas sesuai dengan bidang usaha,  petugas yang sesuai dengan kompetensinya, prilaku yang menyenangkan dan menguasai tupoksi, dan didukung yang untuk sementara dapat mendukung pelaksanaan pelayanan dengan tepat, cepat dan berdaya guna.   
PENDAMPINGAN MASYARAKAT ADAPTASI KEHIDUPAN BARU DALAM MENCIPTAKAN KAWASAN TANGGUH BENCANA COVID-19 STUDI PADA FASILITAS UMUM KOTA KEDIRI Ajie Hanif Muzaqi; Heylen Amildha Yanuarita; Suwarno Suwarno; Fauziah Hanum
Jurnal Abdi Masyarakat Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Abdi Masyarakat November 2020
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jaim.v4i1.1352

Abstract

ABSTRACT Vigilance and discipline in implementing health protocols during the Covid-19 pandemic have animportant role in preventing the spread of Covid-19 virus. Something that can be done is to provideassistance in a persuasive, participatory, and integrative manner. Recently, the people of KediriCity, especially those in public facilities, have not been disciplined in implementing health protocols.By providing assistance, it is hoped that the community will be more disciplined and vigilant so thatthey can create a community that cares about the environment which will have implications for theresilient area of the Covid-19 disaster ini Kediri. This assistance activity was carried out in August2020 which focused on 4 (four) public facilities such as the Bus station, Selomangkleng Cave,Sekartaji Park, and Bandar Traditional Market. This activity uses socialization and counselingapproach persuasive manner. Based on the results of the evaluation, many people have not usedpersonal protective equipment such as masks and shops that have not provided a hand washingarea. However, if the cadres care for Covid-19, it is hoped that the 4 (four) areas will increase theirstatus to become a resilient area for the Covid-19 disaster.Keywords: Accompaniment, Disaster Resilient Area, Covid-19. ABSTRAK Kewaspadaan dan kedisiplinan dalam menerapkan protokol kesehatan di tengah pandemic Covid19ini berperan penting dalam mencegah penyebaran virus Covid-19. Salah satu cara yang bisadilakukan adalah dengan melakukan pendampingan secara persuasif, partisipatif, dan integratif.. Belakangan ini, masyarakat Kota Kediri khususnya di lokasi-lokasi fasilitas publik belum disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan yang ada. Dengan pendampingan yang dilakukan diharapkanmasyarakat lebih disiplin dan waspada sehingga dapat membentuk kader-kader peduli lingkunganyang nantinya akan menciptakan kawasan Tangguh Bencana Covid-19 di Kota Kediri. Kegiatanpendampingan ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2020 yang berfokus pada 4 (empat) lokasifasilitas publik yaitu Terminal Kota, Obyek Wisata Goa Selomangkleng, Taman Sekartaji, dan PasarBandar Kota Kediri. Kegiatan ini menggunakan metode sosialisasi dan penyuluhan secara persuasif.Berdasarkan hasil evaluasi kegiatan yang telah dilakukan banyak masyarakat yang belummengunakan alat pelindung diri seperti masker serta tempat usaha yang belum menyediakan areacuci tangan. Namun apabila sudah di bentuk kader-kader peduli Covid-19 di harapkan 4 (empat)kawasan tersebut dapat meningkat statusnya menjadi kawasan tangguh bencana Covid-19.Kata Kunci: Pendampingan, Kawasan Tangguh Bencana, Covid-19
PENERAPAN BLENDED LEARNING DALAM RANGKA MEMPERSIAPKAN SEKOLAH DAN MASYARAKAT UNTUK TATANAN KEHIDUPAN BARU Suwarno Suwarno; Teguh Pramono; Ajie Hanif Muzaqi
Jurnal Abdi Masyarakat Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Abdi Masyarakat November 2020
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/jaim.v4i1.1353

Abstract

ABSTRACT The COVID 19 pandemic has demanded that people adapt to a new normal life, including theeducation sector. This condition is a challenge for schools and the community. To avoid thewidespread spread of the Covid-19 virus, schools must temporarily stop face-to-face learningactivities. The blended learning method is a solution to these conditions. Blended learningactivities are not only seen as a combination of online and face-to-face learning. However,this learning activity has a great opportunity to integrate innovation in educationaltechnology and can be done online or face-to-face. Besides, blended learning is a solution toanswering challenges in assembling learning and developing students' creativity. Even in thelong term, blended learning is an important requirement for every school to face a brighterfuture. The implementation method in this program consists of the planning, implementation,and evaluation stages. The partners involved in this program are a team of IT experts at theLocal Government of Kediri. Also, the partners involved are also active as speakers ofeducational technology. The results of this program are expected that teachers and schoolscan innovate in developing learning methods so that education in Indonesia will develop.Keywords: Blended Learning, School, EducationABSTRAKPandemi Covid 19 memaksa masyarakat untuk beradaptasi dengan tatanan kehidupan yangbaru tak terkecuali di dunia pendidikan. Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi sekolah,dan masyarakat. Guna menjaga dari semakin maraknya penyebaran virus Covid-19, sekolahterpaksa menghentikan kegiatan belajar tatap muka di kelas untuk sementara. Metodepembelajaran blended learning menjadi solusi di tengah kondisi seperti ini. Aktivitaspembelajaran blended learning bukan hanya dilihat sebagai kombinasi online denganpembelajaran tatap muka saja. Namun aktivitas pembelajaran ini sangat berpeluang untukmengintegrasikan inovasi di bidang teknologi pendidikan dan dapat di ajarkan secara onlinemaupun tatap muka. Selain itu, blended learning juga sebagai solusi dalam menjawabtantangan dalam merangkai pembelajaran serta pengembangan kreativitas peserta didik,bahkan dalam jangka panjang pembelajaran berbasis blended learning menjadi kebutuhanpenting bagi setiap sekolah guna menyongsong masa depan yang lebih cerah. Metodepelaksanaan dalam pengabdian ini terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.Mitra yang dilibatkan dalam pengabdian ini adalah tim tenaga ahli IT di Pemerintah Kota Kediri. Selain itu mitra yang terlibat juga aktif sebagai pembicara di bidang teknologipendidikan. Sedangkan sasaran dari pengabdian ini adalah guru dan Dinas Pendidikan. Hasildari program ini diharapkan guru dan sekolah mampu berinovasi mengembangkan metodepembelajaran agar dunia pendidikan di Indonesia semakin berkembang.Kata Kunci: Blended Learning, Sekolah, Pendidikan 
PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA ORGANISASI Suwarno Suwarno; Rizki Yudha Bramantyo
Transparansi Hukum Vol 2, No 1 (2019): TRANSPARANSI HUKUM
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (92.845 KB) | DOI: 10.30737/transparansi.v2i1.338

Abstract

Gaya kepemimpnan (leadership style ) merupakan suatu model atau strategi dalam memimpin suatu organisasi atau lembaga. Style tersebut ada yang memang bisa dipelajari sebagai suatu ilmu kepemimpinan, namun dalam pelaksanannya biasanya sedikit banyak dipengaruhi oleh karakter atau kebiasaan yang dimiliki oleh orang tersebut. Oleh karena itu walaupun dipelajari secara bersama-sama namun dalam pelaksanaannya setiap orang cenderung tidak sama satu sama lain, tergantung pada kecerdasan dan kedalaman dalam memahaminya. Banyak macam gaya kepemimpinan, semuanya baik namun dalam pelaksanannya tergantung pada kepribadian pimpinan. Satu sama lain dari gaya kepemimpinan memiliki kelebihan dan kekurangan, tergantung pada pimpinan bagaimana pemimpin memaksimalkan apa yang menjadi kelebihan dan meminimalisir apa yaang menjadi kekurangan. Banyak faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan kepemimpinan, antara lain keteladanan, nilai-nilai kemanusiaan dari pimpinan sendiri, penegakan aturan dan sanksi (norma ) yang ada di organisasi. Gaya kepemimpinan (leadership style ) berpengaruh terhadap keberhasilan dan peningkatan kinerja. Melalui gaya kepemimpinan seorang pemimpin mengelola lembaga dan memotivasi karyawan guna untuk dapat meningkatkan kinerjanya. Gaya kepemimpinan yang berhasil adalah (1). Gaya kepemimpinan yang dilakukan bersumber pada hati nurani, nilai-nilai norma, etika, kebebasan, pemberian kepercayaan, pengawasan, siap menerima kritik, saran yang bersifat membangun, tegas dan menghormati kreativitas, inovasi dan motivasi. (2). Gaya kepemimpinan tersebut berdampak  pada peningkatan kinerja yang meliputi peningkatan kompetensi profesional, peningkatan kompetensi kepribadian dan peningkatan kompetensi sosial. Adapun Gaya kepemimpinan yang tidak berdampak pada kinerja adalah gaya kepemimpinan yang tidak punya rencana kerja, sulit menerima masukan, tidak memahami atau mengerti apa yang harus dikerjakan, sering terjadi ketidakjelasan pekerjaan, menimbulkan disharmoni, iklim kerja yang kurang kondusif, kurang disiplin, dan tidak ada pemberian motivasi, kurang adanya kontrol atau pengawasan.
PERAN KEPALA DESA, PERANGKAT DESA DAN LEMBAGA MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA DALAM KEDUDUKANNYA SEBAGAI PEMERINTAH DESA TERHADAP PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA Rizki Yudha Bramantyo; Fitri Windradi; Suwarno Suwarno; Mashuri Mashuri
Transparansi Hukum Vol 5, No 1 (2022): TRANSPARANSI HUKUM
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/transparansi.v5i1.2277

Abstract

ABSTRAK Pembangunan Desa berarti juga pembangunan kepada seluruh negeri. Hal ini dikarenakan bahwa Desa adalah unit administrasi terkecil yang memiliki kewenangan luar biasa terhadap pembangunan manusia seutuhnya baik fisik maupun non fisik. Pembangunan Desa bukan hanya membangun infrasturktur fisik desa seperti jalan dan jembatan tetapi lebih dari itu pembangunan desa mencakup pula pembangunan manusia seperti peningkatan skill, peningkatan pemahaman internet, bahasa asing, pasar online dan lian sebagainya. Penelitian ini mengkaji tentang bagaimana Pemerintah Desa yang terdiri dari Kepala Desa, Perangkat Desa dan Badan Perwakilan Desa merencanakan pembangunan. Penelitian ini dilaksanakan secara empirik dengan mengambil tempat di Desa Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kediri. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data bahwa Kepala Desa berperan secara eksekutif melaksanakan setiap peraturan desa yang dirumuskan bersama antara Kepala Desa dengan BPD. Selain itu BPD memiliki fungsi anggaran untuk merumuskan dan menetapkan anggaran dasar dan belanja rumah tangga Desa. BPD juga merumuskan anggaran-anggaran lain yang sifatnya mengelola perekonomian desa.Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa Pemerintah Desa Wates Kecamatan Wates Kabupaten Kediri menggunakan model perencanaan pembangunan bertipe pertisipatif. Adapun partisipatif adalah metode perencanaan pembangunan yang melibatkan rakyat atau masyarakat. Biasanya pemerintah desa akan mengundang perwakilan masyarakat meliputi seluruh perwakilan golongan, ada golongan agamawan, golongan pedagang, golongan terpelajar, golongan petani dan lain sebagainya. Hasil dari musyawarah bersama itulah yang nantinya menjadi bahan utama dalam menentukan arah pembangunan Desa. Keyword         :           Pembangunan Desa, Pemerintah Desa, Partisipasional   
Peningkatan Kinerja Guru SMA Negeri di Kota Kediri dalam Perspektif Ujian Nasional Suwarno Suwarno; Sugeng Widodo; Teguh Pramono; Rizki Yudha Bramantyo
Cendekia: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 14 No. 1 (2020): April 2020
Publisher : Center of Language and Cultural Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.248 KB) | DOI: 10.30957/cendekia.v14i1.609

Abstract

The purposes of this study are to see teacher performance measured by the conduct of the national leaving exam in Kediri city. The study used a qualitative approach to which content analysis was done. For the in-depth analysis, observation and interviews were completed. After the data were collected, the trustworthiness of data was done by comparing various data. Data were analyzed using the interactive model proposed by Miles and Huberman (1984). Results show that to perform the national leaving exam, principals assigned teachers to well perform since the preparation of curriculum, teaching materials, teaching methods, and assessment tryout, to which the following well-prepared instructional designs were developed: enrichment of teaching materials, addition of teaching hours, learning guidance, tryout of national leaving exam, as well as guidance to mental and spiritual.
REFORMASI BIROKRASI DAERAH: VARIASI INOVASI BIROKRASI PERIZINAN PASCA OTONOMI DAERAH REGIONAL BUREAUCRATIC REFORM: BUREUACRATIC BUSINESS LICENSE INNOVATION VARIANT IN POST-DECENTRALIZATION ERA I.Gusti.Gede Heru Marwanto; Suwarno Suwarno
Jurnal Mediasosian : Jurnal Ilmu Sosial dan Administrasi Negara Vol 3, No 2 (2019): September 2019
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (68.762 KB) | DOI: 10.30737/mediasosian.v3i2.568

Abstract

AbstractDecentralization era brings more slice economy cakes to the local/regional level. However, the authority which given to the local government does not directly enhance local investment. Local bureaucracy still hampers the investment, but several local governments can reform their bureaucracy affecting the easiness of doing business at the local level. This paper presents the best practices of local government to initiate innovation in their business license office according to local needs. At least, those innovations come up with the thesis that there is no one size fits all. Decentralization is about to bring policy close to the most in need and come up with the variation. Keywords: Regional Bureaucratic Reform, Decentralization, Local Investment, Innovation, Business License Office Abstrak  Era desentralisasi membawa lebih banyak memangkas lebih ekonomi ke tingkat lokal/regional. Namun, kewenangan yang diberikan kepada pemerintah daerah tidak secara langsung meningkatkan investasi daerah. Birokrasi daerah masih menjadi penghambat investasi, tetapi beberapa pemerintah daerah dapat melakukan reformasi birokrasi yang berdampak pada kemudahan berbisnis di tingkat daerah. Makalah ini menyajikan praktik terbaik untuk pemerintah daerah untuk memulai inovasi di kantor izin usaha sesuai kebutuhan daerah. Setidaknya, inovasi itu muncul dengan tesis bahwa tidak ada satu ukuran yang cocok untuk semua. Desentraslisasi akan membawa kebijakan mendekati yang paling dibutuhkan dan menghasilkan variasinya. Kata Kunci: Reformasi Birokrasi Daerah; Desentralisasi; Investasi Lokal; Inovasi; Kantor Izin Usaha
PERTUMBUHAN EKONOMI KREATIF MASYARAKAT SEKITAR HUTAN LINDUNG DAN HUTAN PRODUKSI DI KECAMATAN NGANCAR KABUPATEN KEDIRI Suwarno Suwarno; Rizki Yudha Bramantyo
Jurnal Mediasosian : Jurnal Ilmu Sosial dan Administrasi Negara Vol 3, No 2 (2019): September 2019
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (71.568 KB) | DOI: 10.30737/mediasosian.v3i2.569

Abstract

Abstract Currently the forest area continues to decrease. Likewise, the area of agricultural land also continues to decrease and change with the growth of settlements and various buildings and various facilities. This requires a variety of jobs to meet human needs. Therefore, the existence of protected forests and production forests adjacent to human settlements has encountered many problems and has resulted in conflicts. The research approach used is a descriptive approach with purposive techniques. The data that has been collected is tested for data validity and research analysis using interactive analysis techniques. The result of his research was that the people living around the forest felt empowered by involving the community in forest management, namely by providing agricultural arable land. Perhutani also gave permission to the people who are members of the LMDH to develop and utilize a small part of the forest area to be empowered according to the capacity of the population. Through reflections, thoughts, ideas and ideas as well as the development of skills of some people who can become businesses, so that various tourist objects emerge. Likewise with the existence of traditional markets and local culinary so that the growth and income of the people's welfare increases. Economic growth continues to develop both in the field of quality improvement and social networks.Keywords: Creative economy; Protected forest; Production forest Abstrak Saat ini, luas hutan terus berkurang. Begitu juga dengan luas lahan pertanian juga terus berkurang dan berganti dengan tumbuhnya permukiman dan berbagai bangunan serta berbagai fasilitas. Hal demikian memerlukan berbagai lapangan kerja guna memenuhi kebutuhan manusia. Oleh karena itu keberadaan hutan lindung maupun hutan produksi yang berdekatan dengan permukiman penduduk banyak mengalami masalah dan berujung pada konflik. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif dengan teknik purposive. Adapun data yang telah terkumpul dilakukan uji keabsahan data dan analisis penelitian menggunakan teknik analisis interaktif. Hasil penelitiannya adalah Masyarakat sekitar hutan merasa diberdayakan dengan cara melibatkan masyarakat dalam pengelolaan hutan yaitu dengan memberikan lahan garapan pertanian. Pihak Perhutani juga memberikan ijin kepada masyarakat yang tergabung dalam LMDH untuk mengembangkan dan memanfaatkan sebagian kecil kawasan hutan untuk diberdayakan sesuai kemampuan penduduk. Melalui renungan, pemikiran, ide dan gagasan serta pengembangan keterampilan sebagian masyarakat yang dapat menjadi bisnis, sehingga bermunculan berbagai objek wisata. Demikian juga dengan keberadaan pasar tradisional dan kuliner lokal sehingga pertumbuhan dan pendapatan kesejahteraan masyarakat mejadi meningkat. Pertumbuhan ekonomi terus berkembang baik itu dalam bidang peningkatan kualitas dan jaringan sosial.Kata Kunci: Ekonomi Kreatif; Hutan Lindung; Hutan Produksi
PERUBAHAN SOSIAL MASYARAKAT PETANI TEBU DALAM PERSPEKTIF LOCAL WISDOM (DITINGGALKANNYA UPACARA TRADISI PADA MASYARAKAT PETANI TEBU DI KECAMATAN WATES KABUPATEN KEDIRI) Nunung Yuliastuti; Suwarno Suwarno; Rizki Yudha Bramantyo; Heylen Amildha Yanuarita
Jurnal Mediasosian : Jurnal Ilmu Sosial dan Administrasi Negara Vol 6, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Universitas Kadiri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30737/mediasosian.v6i1.2453

Abstract

AbstrakPenelitian ini betujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis faktor yang menyebabkan masyarakat Kecamatan Wates Kabupaten Kediri meninggalkan upacara adat pada awal tanam dan awal panen pada tanaman tebu. Teknik penentuan informan dengan menggunakan teknik purposive random sampling, dengan alasan petani yang tidak lagi melaksanakan tradisi awal tanam dan awal panen tersebut sudah diketahui dan petani tersebut ditetapkan secara acak. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi, yang kemudian dilakukan uji validasi data dengan tujuan agar data yang terkumpul sudah valid. Teknik analisis data menggunakan teknik interaktif dari Milles dan Huberman.  Adapun hasil penelitian sebagai berikut : (1) Terjadi perubahan keyakinan bahwa upacara tradisi awal tanam dan awal panen tidak ada hubungannya dengan kesuburan tanah dan keberahasilan panen tebu. (2) Masyarakat petani sekarang berpersepsi bahwa tradisi awal tanam dan tradisi awal panen tidak menjadi penyebab keberhasilan panen tebu, sebab keberhasilan panen dan kesuburan tanah dipengaruhi oleh pupuk dan pengelolaan tanaman. (3) secara edukatif  tradisi tersebut sudah tidak sesuai dengan nilai-nilai modern yang mengedepankan logika berpikir (4) apalagi secara teknologi tradisi tersebut merupakan tindakan yang tidak  rasional jadi tidak perlu dilakukan.   Kata Kunci: Persepsi; Ttradisi; Religi; Teknologi dan Pendidikan. AbstractThis study aims to describe and analyze the factors that cause the people of Wates District, Kediri Regency to leave traditional ceremonies at the beginning of planting and early harvesting on sugarcane plants. The technique of determining the informants using purposive random sampling technique, with the reason that farmers who no longer carry out the tradition of early planting and early harvesting are known and the farmers are randomly assigned. The data collection technique used observation, interviews and documentation, which was then tested for data validation with the aim that the data collected was valid. The data analysis technique used an interactive technique from Milles and Huberman. The results of the study are as follows: (1) There is a change in belief that the traditional ceremony of early planting and early harvesting has nothing to do with soil fertility and sugarcane harvest success. (2) Farming communities now perceive that the early planting and early harvesting traditions are not the cause of the success of sugarcane harvesting, because the success of harvesting and soil fertility are influenced by fertilizers and crop management. (3) educatively, the tradition is no longer in accordance with modern values that put forward logical thinking (4) moreover, technologically, the tradition is an irrational act so it doesn't need to be done. Keywords: Perception; Tradition; Religion; Technology and Education