Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

MAKNA BAAYUN MAULUD PADA MASYARAKAT BANUA HALAT KABUPATEN TAPIN Sarwani .
Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah Vol 16, No 31 (2017)
Publisher : UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18592/alhadharah.v16i31.1756

Abstract

Baayun Maulud is a traditional form of communication in society Banua Halat Tapin district. Formerly from the culture of religious people Keharingan is called the Baayun Children. Then, through a process of Islamization by religious leaders, Now Baayun Children called Baayun Maulud. The purpose of this research was determine and describe the meaning which is contained of Baayun Maulud society Banua Halat Tapin district. The research approach used in this study was qualitative approach, with etnography of communication as the method and descriptive as the type. The data were obtained from observation, interview and documentation. The result of this study showed that Baayun Maulud in Banua Halat society implies the goodness in living a wide variety of life. Baayun Maulud also interpreted as a form of gratitude to the God, nowaday Baayun Maulud not only for childrens but various circle, expecially parents who have nazar. Aside from being nazar Baayun Maulud in Banua Halat society also used as a medium to tighten silaturrahmi.
Semiotika Gender dalam Film Brave Maulia Putri Sutorini; Muhammad Alif; Sarwani Sarwani
ProTVF Vol 3, No 1 (2019): March 2019
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (787.688 KB) | DOI: 10.24198/ptvf.v3i1.21246

Abstract

Film Brave merupakan sebuah film yang memiliki unsur gender di dalamnya. Film merupakan salah satu bentuk komunikasi massa. Pesan yang dimiliki film dapat sampai ke belahan dunia lain dengan cepat. Termasuk juga dengan unsur gender dalam film Brave. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana makna gender yang terdapat dalam film Brave. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif, dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan metoda Miles dan Huberman yang membagi tahap analisis data kualitatif menjadi tiga, yaitu reduksi, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Data kemudian dianalisa dengan menggunakan model analisis semiotika Roland Barthes yang membagi tahapan makna menjadi denotasi, konotasi dan juga mitos. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gender dalam film Brave memiliki makna denotasi perempuan dituntut untuk bertindak sempurna oleh lingkungannya, makna konotasi penolakan terhadap perjodohan yang dilakukan sang wanita adalah sebagai bentuk ketidakpatuhan terhadap tradisi dan lingkungan, dan mitos bahwa akan adanya bencana yang terjadi apabila ada tradisi atau kebiasaan adat yang dilanggar.
Pelayanan Komunikasi Pemerintahan Dalam Pemberitaan Kebijakan Pemerintah Daerah Kepada Stakeholder di Kalimantan Selatan Sarwani Sarwani
PaKMas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 2 (2021): November 2021
Publisher : Yayasan Pendidikan Penelitian Pengabdian Algero

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.441 KB) | DOI: 10.54259/pakmas.v1i2.106

Abstract

This study was conducted in the midst of the lack of studies on local government communication in developing countries. Existing studies tend to attribute performance in this area to central government. The contribution of this study is related to exploring the practice of government communication in the context of local government in countries towards democracy. The author uses the communication of the local government of South Kalimantan Province in its services to stakeholders as a case study. The results of the analysis of various documents, observations and in-depth interviews related to the communication performance of local government in South Kalimantan from January to October 2020 were compiled and analyzed using Miles and Huberman data analysis techniques. In conclusion, the results of the study show that the quality of local government communication is influenced by various factors, both structural and management. Although management factors remain important, in the case of South Kalimantan, structural factors have more influence on local government communications. While the communication performance of local government has not involved active participation from the bottom, it is more elite-oriented than public-oriented. Local government officials are less responsive and still communicate downward, so that the ideas of professionalizing local government communication are still limited to expectations rather than reality. This study recommends that local government communication can be effective if it is participatory, ie has a vision and mission of community empowerment and citizen involvement in participation for local government policy planning and implementation.
Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Strategi Komunikasi Sekda Terhadap Kinerja Pegawai di Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Sarwani
Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan Vol 19 No 1 (2015): Jurnal Penelitian Pers dan Komunikasi Pembangunan
Publisher : Balai Pengembangan SDM dan Penelitian Komunikasi dan Informatika (BPSDMP Kominfo) Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (966.589 KB) | DOI: 10.46426/jp2kp.v19i1.26

Abstract

This study is aimed to examine the influence of leadership style and their communication strategy to the employee’s performance at the regional secretary office, south Kalimantan province. To analyze the leadership style researcher use two factors leadership theory by Fleishman and his colleague in Ohio State University. To analyze the communication strategy researcher uses Smeltzer theory. Base on the research by Indonesian Government Index (IGI) in 2013, the low level of employee’s performance is the main problem in regional secretary office of south Kalimantan province. This circumstance is caused by several factors such like leadership style and communication strategy. This study uses survey method and double regression test. The result simultaneously shows that leadership style and communication strategy have significant influence to the level of employee’s performance in south Kalimantan province, that is 74,8%. Key word: Leadership Style, Communication Strategy, Employee’s performance. ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk menjelaskan pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Strategi Komunikasi Pimpinan terhadap kinerja pegawai di Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan terhadap Kinerja pegawai. Untuk menganalisa gaya kepemimpinan, peneliti menggunakan teori kepemimpian dua faktor oleh Fleishmann dan rekan-rekannya di Ohio State University kemudian untuk menganalisa strategi komunikasi peneliti menggunakan teori Smeltzer. Masalah yang ada pada saat ini adalah masih belum optimalnya tingkat kinerja pegawai di Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan berdasarkan hasil riset dari Indonesian Government Index IGI tahun 2013. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya seperti gaya kepemimpinan dan strategi komunikasi. Dengan menggunakan metode penelitian survei dan uji regresi berganda. Hasil penelitian itu secara simultan (bersama-sama) menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan dan strategi komunikasi mempengaruhi secara signifikan kinerja pegawai di sekretariat daerah Provinsi Kalimantan Selatan sebesar 74,8 %. Kata Kunci : Gaya Kepemimpinan, Strategi Komunikasi, Kinerja Pegawai
STRATEGI KOMUNIKASI RADIO dBs 101,9 FM BANJARMASIN DALAM MENARIK PARTISIPASI PENDENGAR PADA PROGRAM REQUEST LAGU Aisya Fitria Hasan; Sarwani Sarwani; Muhammad Muthahhari Ramadhani
Jurnal Mutakallimin : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jm.v4i1.4939

Abstract

Radio merupakan salah satu media massa yang masih bertahan hingga saat ini, namun radio perlahan mulai ditinggalkan sebagai media hiburan karena munculnya media baru yaitu platform streaming music online. Sehingga, radio harus memiliki strategi komunikasi yang tepat dalam mempertahankan pendengarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi radio dBs 101,9 FM dalam menarik partisipasi pendengar pada program request lagu serta mengetahui faktor pendukung dan penghambat radio dBs 101,9 FM dalam menarik partisipasi pendengar pada program request lagu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan menggunakan teori Uses and Gratification dan model Komunikasi Melvin De Fleur. Hasil penelitian menunjukkan strategi komunikasi radio dBs 101,9 FM dalam menarik partisipasi pendengar pada program request lagu, yaitu mengenal khalayak, menyusun pesan, menetapkan metode, dan pemilihan media. Faktor pendukung: jenis musik bervariasi, media yang beragam, lagu ter-update, perkembangan digital dan internet, promosi terus-menerus, dan kualifikasi penyiar. Faktor penghambat: faktor internal dari diri penyiar yaitu suasana hati, faktor eksternal berupa ganguan teknis, hari libur, cuaca buruk, persaingan radio dan kemunculan platform streaming music online. Kata Kunci: Strategi Komunikasi;Penyiar;Program Request Lagu; Radio dBs 101,9 FM .
LITERASI DIGITAL DAN PENGETAHUAN KOMUNIKASI INFORMASI DIGITAL PADA MASYARAKAT PINGGIRAN KOTA BANJARMASIN (Studi Pada Masyarakat Pinggiran Kota Banjarmasin) Sarwani Sarwani
Jurnal Mutakallimin : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jm.v4i2.5992

Abstract

Kota Banjarmasin merupakan pusat Kota Kalimantan Selatan yang dari berbagai kegiatan literasi digital yang pernah dilakukan dalam bentuk pengabdian masyarakat yang dilakukan sejak tahun 2012 khususnya menyusur pada pelajar, guru, dan masyarakat. Karakteristik wilayah atau ciri-ciri wilayah suburban ini merupakan percampuran desa dan kota. Pada penelitian ini persepsi masyarakat pinggiran yang dimaksud adalah pandangan/penilaian dari para orang tua yang tinggal dikawasan pinggiran Kota Banjarmasin tentang pentingnya mengakses internet dan penggunaan media sosial secara sehat dan tepat, dan orang tua berlaku sebagai pengawas atau kontrol bagi anak-anaknya ketika mengakses informasi maupun konten-konten dari internet. Fokus pada penelitian ini adalah pandangan dari orang tua yang bermukim di kawasan pinggiran Kota Banjarmasin yang memiliki anak mulai usia 0 hingga 17 tahun tentang pentingnya literasi digital. Hasil penelitian menunjukkan dengan metode sosialisasi umumnya hanya terbatas pada pemahaman bahwa literasi digital hanyalah berupa kemampuan untuk mengakses informasi melalui internet dan tidak banyak yang mengetahui dan memahami dampak negatif dari mengakses internet tanpa filter diri khususnya bagi anak-anak serta pentingnya pengawasan dari orang tua. Hasil penelitian menunjukkan persepsi masyarakat pinggiran tentang literasi digital dilihat dari indikator kognitif dengan persentase sebesar 51,7%. Pada indikator afeksi dengan persentase sebesar 32,2%, dan indikator konasi dengan persentase sebesar 16,1%, sehingga secara keseluruhan persepsi masyarakat pinggiran Kota Banjarmasin terbesar hanya masih dalam tataran pada aspek kognitif awal dengan penilaian kategori sedang. Berangkat dari hal diatas kiranya perlu mengetahui secara lebih lanjut pandangan masyarakat khususnya para orang tua mengenai literasi digital yang ada dibenak masyarakat ditinjau dari aspek kognisi, afeksi dan konasi melalui pengawasan dari Dinas Komunikasi Informasi dan Pemerintah Kota Banjarmasin.Kata Kunci: Literasi Digital; Internet; Masyarakat Pinggiran; Komunikasi Informasi; Kota Banjarmasin
THE ROLE OF HULU SUNGAI SELATAN’S GOVERNMENT PUBLIC RELATIONS IN EDUCATING THE COMMUNITY ABOUT THE DANGERS OF COVID-19 Sarwani Sarwani; Astinana Yuliarti
Metacommunication Journal of Communication Studies
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (721.536 KB) | DOI: 10.20527/mc.v7i1.12709

Abstract

During the Covid-19 pandemic, Public Relations (PR) has a strategic function as a mediator of information from the government to the community. Public relation is an important support in achieving the goals set by an organization's management. Hulu Sungai Selatan Regency is one of the government agencies that use public relations as a means to inform the development of COVID-19. This study aims to find out how the role of the HULU SUNGAI SELATAN Regency Government Public Relations in educating the public about the dangers of Covid-19. The research method used is that the researcher uses qualitative research because he wants to emphasize the quality of the data, not the quantity of data. The results of the study indicate that the Hulu Sungai Selatan government through Public Relations has made efforts to educate the public regarding the current conditions of distribution, the number of Positive, PDP, and ODP in the Hulu Sungai Selatan Regency. Also contains policies, activities, appeals such as other important appeals, as well as activating Regional Apparatus Organizations to obtain information that will be published to the public.
HUBUNGAN ANTARA MENONTON IKLAN PASTA GIGI DENGAN PERILAKU MURID DALAM MEMELIHARA KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI SDN NEGERI KANDANGAN UTARA 3 Sarwani .
Metacommunication Journal of Communication Studies
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (749.143 KB) | DOI: 10.20527/mc.v1i1.4673

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada kaitannya hubungan antara menonton pasta gigi dengan perilaku murid dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut di SD Negeri Kandangan Utara 3Untuk mencapai tujuan dan maksud diatas maka metode penelitian yang digunakan meliputi : tipe penelitian yang digunakan adalah deskripsi survey  yaitu suatu penelitian yang berusaha menggambarkan ada tidaknya suatu hubungan antara dua variabel, dimana kuesioner sebagai instrumen utamanya. Populasi dalam penelitian ini adalah murid kelas 4, 5 dan 5 SD Negeri Kandangan utara 3. Sampel penelitian ditentukan secara stratified sampling, sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah deskripsi kuantitatif, dimana data disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan tabel silang dengan menggunakan rumus  X2.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang cukup berarti antara menonton iklan gigi dengan perilaku murid dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut di SD Negeri Kandangan Utara 3
HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN IBU-IBU DALAM MENONTON IKLAN GIZI DI TELEVISI DENGAN KUALITAS PERAWATAN GIZI DI KECAMATAN BANJARMASIN SELATAN KOTA BANJARMASIN Sarwani Sarwani
Metacommunication Journal of Communication Studies
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.288 KB) | DOI: 10.20527/mc.v2i2.4089

Abstract

ABSTRAK Penulisan ini merupakan deskriptif analisis kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui 1. Apakah ada hubungan antara frekuensi ibu-ibu balita dalam menonton iklan gizi yang ditayangkan di Indosiar dengan kualitas perawatan gizi balita, 2. Apakah ada hubungan antara durasi ibu-ibu balita dalam menonton  iklan gizi yang ditayangkan di Televisi dengan kualitas perawatan gizi balita, 3. Apakah ada hubungan antara faktor pendidikan, penghasilan dan pekerjaan dengan kualitas perawatan gizi balita di Kecamatan Banjarmasin Selatan Kota Banjarmasin. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu balita yang bertempat tinggal di Kecamatan Banjarmasin Selatan yang mempunyai anak berumur antara 6-23 bulan yang mempunyai akses terhadap siaran Televisi. Metode pengambilan sampel adalah metode pengambilan sambel bertahap, dengan  mengkombinasikan sampel secara porpusif, yaitu: memilih dua kelurahan yang dianggap mewakili yaitu kelurahan Kelayan Tengah dan Kelayan Selatan dan pengambilan sampel sampel secara acak sederhana (Simple random sampling) dengan mengambil 10 % dari jumlah Populasi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa ada hubungan antara fekuensi yang berisikan pesan-pesan gizi di Televisi dengan kualitas penyediaan makanan, dimana keeratan hubungan berdasarkan koefisien korelasi (Guidford) adalah hubungan yang rendah tapi pasti (0,32) sedangkan pada frekuensi menonton iklan-iklan yang berisikan pesan gizi dengan kualitas pemberian makanan  tidak mempunyai hubungan. Begitu pula ada hubungan antara durasi menonton iklan yang berisikan pesan-pesan gizi dengan kualitas penyediaan makanan dimana keeratan hubunagan berdasarkan koefisien korelasi (Guidford) adalah hubungan yang rendah tetapi pasti (0,40), begitu pula dengan durasi menonton iklan-iklan ytang berisikan pesan-pesan gizi dengan kualitas pemberian makanan dimana keeratan hubungan berdasarkan koefisien korelasi (Guidford) adalah hubungan yang cukup berarti (0,45). Tidak ada hubungan antara faktor pendidikan dengan kualitas penyediaan makanan begitu pula tidak ada hubungan antara faktor pendidikan dengan  kualitas pemberian makanan, ada hubungan antara faktor penghasilan dengan kualitas penyediaan makanan dimana keeratan hubungan berdasarkan koefisien korelasi (Guidford) adalah hubungan cukup yang berarti (0,56) sedangkan pada pemberian makanan tidak ada hubungan antara faktor pekerjaan dengan kualitas pemberian  makanan sedangkan faktor pekerjaan dengan kualitas penyediaan makanan tidak ada hubungan begitu pula dengan faktor pekerjaan tidak mempunyai hubungan dengan kualitas pemberian makanan. Kata Kunci : Menonton Iklan, Kualitas Perawatan Gizi, Televisi     ABSTRACT This writing is a descriptive quantitative analysis which purposes are to know: 1. Is there any relation between the frequencies of toddler’s mothers when watching nutritional advertisements aired on Indosiar with the quality of the toddler’s nutrition care, 2. Is there any relation between the duration of toddler’s mothers when watching nutritional advertisements in Television with the quality of toddler’s nutrition care, 3. Is there any relation between educational factor, income, and occupation with the quality of toddler’s nutrition care in South Banjarmasin District, Banjarmasin City. The populations included in this research are mothers residing in South Banjarmasin District whose toddlers aged between 6 to 23 months and have access to Television programs. Samples are determined by using Multistage Sampling, combining purposive sampling method by choosing two administrative villages that can be considered as representative, which are Central Kelayan and South Kelayan, and Simple Random Sampling by taking 10% as a sample from overall population. The result: there is relation between frequency of nutritional messages in Television with the quality of food provided, where the intensity of the relation based on coefficient and correlation (Guidford) is a low but certain relation (0.32); whilst the frequency of watching nutritional messages advertisements and the quality of food serving doesn’t have any relation. Likewise, there is a relation between the duration of watching nutritional advertisements with the quality of food provided, where the intensity of the relation based on coefficient and correlation (Guidford) is a low but certain relation (0.40); while the duration of watching nutritional advertisements with the quality of food serving, where the intensity of the relation based on coefficient and correlation (Guidford) is a moderate relation (0.45). There is no relation between educational factors and the quality of food provided; it is also applied to relation between educational factors and the quality of food serving, there is a relation between the income and the quality of food provided where the intensity of the relation based on coefficient and correlation (Guidford) is a moderate relation (0.56). Meanwhile in food serving, not only there is no relation between the occupational factor and the quality of food serving, but also there is no relation between occupational factors and the quality of food serving; all the while occupational factors doesn’t have any relation to the quality of food serving. Keywords: Watching Advertisement, the Quality of Nutritional Care, Television
MAKNA BAAYUN MAULUD PADA MASYARAKAT BANUA HALAT KABUPATEN TAPIN Sarwani .
Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah Vol 16, No 31 (2017)
Publisher : UIN Antasari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (461.67 KB) | DOI: 10.18592/alhadharah.v16i31.1756

Abstract

Baayun Maulud is a traditional form of communication in society Banua Halat Tapin district. Formerly from the culture of religious people Keharingan is called the Baayun Children. Then, through a process of Islamization by religious leaders, Now Baayun Children called Baayun Maulud. The purpose of this research was determine and describe the meaning which is contained of Baayun Maulud society Banua Halat Tapin district. The research approach used in this study was qualitative approach, with etnography of communication as the method and descriptive as the type. The data were obtained from observation, interview and documentation. The result of this study showed that Baayun Maulud in Banua Halat society implies the goodness in living a wide variety of life. Baayun Maulud also interpreted as a form of gratitude to the God, nowaday Baayun Maulud not only for childrens but various circle, expecially parents who have nazar. Aside from being nazar Baayun Maulud in Banua Halat society also used as a medium to tighten silaturrahmi.