Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Jaringan Komunikasi Politik yang Dipilih Kepala Daerah dalam Proses Perumusan RAPBD Kota Banjarbaru Tahun 2019 Muhammad Ramadhani Muthahhari
ETTISAL : Journal of Communication Vol 5, No 1 (2020): ETTISAL: Journal of Communication
Publisher : Universitas Darussalam Gontor collaboration with ISKI (Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi Indo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21111/ejoc.v5i1.3948

Abstract

Abstrak Kepala daerah pemenang kontestasi pilkada dari jalur independen yang sebenarnya tidak memiliki basis pendukung partai politik merupakan representasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sebagai lembaga politik. Hal tersebut berimpliasi pada perbedaan pandangan antara pihak eksekutif yakni Kepala Daerah dengan pihak legislatif yakni anggota DPRD dalam berbagai pandangan politik dan kepentingan dalam proses perumusan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus deskriptif. Fokus penelitian ini adalah mengenai jaringan komunikasi politik seorang Kepala Daerah ketika dihadapkan pada konstelasi “Pemerintahan Terbelah” dalam perumusan RAPBD di Kota Banjarbaru tahun 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi politik Walikota sebagai pihak eksekutif dengan DPRD sebagai pihak legislatif dalam rangka pembahasan APBD cenderung lebih menampilkan pola komunikasi informal. Hal-hal yang berkaitan dengan negosiasi dan lobi praktis dilakukan secara informal antara Tim Anggaran Pemerintah Daerah sebagai “perwakilan pemerintah daerah” dengan anggota dewan yang menangani anggaran. Walikota hanya melakukan komunikasi formal dengan anggota dewan ketika rapat paripurna pembahasan rancangan anggaran. Jaringan komunikasi informal yang digunakan oleh Walikota dapat dinyatakan berhasil karena mampu menghindari ‘konflik terbuka’ dengan anggota dewan yang memiliki berbagai kepentingan politik yang berbeda dan bisa mengganggu proses perumusan rancangan APBD. AbstractThe regional head, which is in fact an independent party who won the regional election without the supports of political parties, represents the Regional House of Representatives (DPRD) as a political institution. This leads to differences in political views and concerns between the executive, i.e. the regional head, and the legislative, i.e. the house, in designing the regional budget. This study used qualitative method with descriptive case study approach. The focus was the political communication network of the regional head, particularly when he encountered “Split Governance” in designing the 2019 RAPBD of  Banjarbaru. The results showed that the political communication of the mayor as the executive and the house as the legislative in designing the budget tended to be informal. The budgeting teams as “the representatives of regional government” practically conducted negotiations and lobies informally. The mayor only communicated formally with the house during the plenary sessions of budget design. It can be said that the informal communication network of the mayor works since it can avoid him from opening a conflict with the budgeting team of the house, who has different political interests, that can lead to the disruption of budget designing.
EFEKTIFITAS PEMBERDAYAAN USAHA PROGRAM GERBANGMAS-TASKIN UNTUK PENGENTASAN KEMISKINAN PADA UNIT PELAKSANA KEUANGAN (UPK) DI KOTA BANJARBARU Muhammad Muthahhari Ramadhani
Bureaucracy Journal : Indonesia Journal of Law and Social-Political Governance Vol. 1 No. 3 (2021): Bureaucracy Journal : Indonesia Journal of Law and Social-Political Governance
Publisher : Gapenas Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.109 KB) | DOI: 10.53363/bureau.v1i3.9

Abstract

The South Kalimantan Community Development Integrated Movement for Poverty Alleviation has been implemented by the Human and Environmental Empowerment Activity unit carried out by the Implementing Team (Timlak) in the form of grant assistance. The results can be directly felt by the target households of the program. However, in the implementation of business empowerment, it is known that every Financial Implementing Unit (UPK) in Banjarbaru City faces almost the same problem, namely the inability to repay loans (arrears) every month by program recipient households. This research was conducted using a descriptive evaluative research approach. In practice, this research is intended to evaluate the effectiveness of business empowerment of the Gatemas Taskin Program in Banjarbaru City in business development and increasing the income of poor households as potential program targets. The results showed that the implementation of the Integrated Community Development Movement Program (Gerbangmas-Taskin) for Poverty Alleviation in Banjarbaru City, was considered ineffective in helping business development and increasing the income of poor households. This is because the program recipients are not households that meet the target household criteria (RTS), namely poor households (RTM) who receive direct cash subsidies so that the program targets to help the poor develop businesses and increase their income cannot be achieved or are not on target. This fact shows that the Gerbangmas Taskin Program has not implemented microfinance principles, one of which is that aid is only for the poor. Factors causing the program's ineffectiveness are non-poor household beneficiaries (contrary to microfinance principles), lack of understanding of UPK programs, low participation, and suboptimal assistance
STRATEGI KOMUNIKASI RADIO dBs 101,9 FM BANJARMASIN DALAM MENARIK PARTISIPASI PENDENGAR PADA PROGRAM REQUEST LAGU Aisya Fitria Hasan; Sarwani Sarwani; Muhammad Muthahhari Ramadhani
Jurnal Mutakallimin : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jm.v4i1.4939

Abstract

Radio merupakan salah satu media massa yang masih bertahan hingga saat ini, namun radio perlahan mulai ditinggalkan sebagai media hiburan karena munculnya media baru yaitu platform streaming music online. Sehingga, radio harus memiliki strategi komunikasi yang tepat dalam mempertahankan pendengarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi radio dBs 101,9 FM dalam menarik partisipasi pendengar pada program request lagu serta mengetahui faktor pendukung dan penghambat radio dBs 101,9 FM dalam menarik partisipasi pendengar pada program request lagu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan menggunakan teori Uses and Gratification dan model Komunikasi Melvin De Fleur. Hasil penelitian menunjukkan strategi komunikasi radio dBs 101,9 FM dalam menarik partisipasi pendengar pada program request lagu, yaitu mengenal khalayak, menyusun pesan, menetapkan metode, dan pemilihan media. Faktor pendukung: jenis musik bervariasi, media yang beragam, lagu ter-update, perkembangan digital dan internet, promosi terus-menerus, dan kualifikasi penyiar. Faktor penghambat: faktor internal dari diri penyiar yaitu suasana hati, faktor eksternal berupa ganguan teknis, hari libur, cuaca buruk, persaingan radio dan kemunculan platform streaming music online. Kata Kunci: Strategi Komunikasi;Penyiar;Program Request Lagu; Radio dBs 101,9 FM .
PERAN HUMAS PEMERINTAH KOTA BANJARBARU DALAM SOSIALISASI PENYEDIAAN PERUMAHAAN BERSUBSIDI DI KOTA BANJARBARU Muhammad Muthahari Ramadhani
Jurnal Mutakallimin : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 4, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jm.v4i2.6449

Abstract

Semakin pesatnya perkembangan Kota dan pertumbuhan penduduk yang terjadi di Kota Banjarbaru menyebabkan semakin meningkatnya kebutuhan akan perumahan karna letak Kota Banjarbaru yang sangat strategis. Ditambah dengan kebijakan yang dilakukan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang memindahkan pusat perkantoran Provinsi Kalimantan selatan ke Kota Banjarbaru yang memungkinkan adanya perpindahan dan pertambahan penduduk di Kota Banjarbaru. Maka dari itu kondisi ini merupakan tantangan dan peluang bagi pemerintah dan swasta serta masyarakat untuk bekerjasama dalam pengembangan dan pemenuhan kebutuhan perumahan. Dimana Pemerintah Kota itu sendiri sebagai pembuat kebijakan, pengendali dan juga bisa sebagai pembangun, harus bersinergi dengan swasta selaku pelaksana kebijakan yang memanfaatkan peluang dan daya dukung dalam pengembangan perumahan tersebut sehingga diharapkan akan menguntungkan bagi masyarakat untuk memiliki rumah murah dan berkualitas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pihak swasta (developer) selaku pengembang perumahan berperan cukup besar dalam mengakomodir kebutuhan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) untuk memiliki rumah sederhana yang layak huni, namun sasaran penjualan rumah sederhana masih belum bisa dipastikan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, yaitu untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Hal ini dikarenakan dari hasil penelitian dilapangan, diketahui bahwa masyarakat berpenghasilan tinggi masih bisa memiliki rumah sederhana walaupun tidak mendapatkan subsidi dan bunga tinggi dari pemerintah kota. Pemerintah Kota Banjarbaru telah diakomodasikan kepada MBR dengan Subsidi uang muka yang diberikan kepada MBR. Selain itu perlunya pihak swasta (pengembang) harus mengawasi kepentingan konsumen yang berdomisili asli di Kota Banjarbaru agar tidak terjadi salah target antara Pemerintah Kota Banjarbaru dengan pihak pengembang perumahan menginat banyak sekali sekarang pemilik rumah yang bukan berdomisili dan bekerja di Kota Banjarbaru melainkan di Kota atau Kabupaten lain.Kata Kunci: Peran Humas; Sosiaslisasi; Perumahan; Kota Banjarbaru; Pengembang; Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
Analisis Strategi Kampanye Dan Opini Masyarakat Mengenai Pasangan Calon Bupati Dan Wakil Bupati Kabupaten Banjar h. Rusli – kh. Fadhlan asy’ari pada pilkada tahun 2020 Muhammad Muthahari Ramadhani
Jurnal Mutakallimin : Jurnal Ilmu Komunikasi Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jm.v5i1.7085

Abstract

ABSTRAKPemilihan Kepala Daerah (Pilkada) merupakan suatu hal yang penting dilakukan sebagai bentuk nyata dari menjalankan Demokrasi dan juga sebagai bentuk aktif masyarakat untuk membangun bangsa sesuai dengan harapan semua warga negara Indonesia.  Dalam pelaksanaan Pilkada di tahun 2020 ini terdapat perbedaan yang terjadi dengan pelaksanaan Pilkada sebelumnya, yaitu kendala situasi pandemi Covid 19 yang terjadi. Hal ini membuat banyak sekali penyesuaian dan juga bahkan pertentangan yang dihadapi. Karena tantangan yang akan dihadapi untuk penyelenggaraan pilkada dengan langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil juga tidaklah mudah.   Begitu pula dengan Pilkada yang akan dilaksanakan di Martapura, Kabupaten Banjar. Dimana pemilih tentunya diberikan kebebasan untuk menentukan pilihan untuk memimpin daerahnya meskipun sistem pilkada di masa pandemi ini dilakukan.        Seperti yang sudah diketahui bersama bahwa pasukan pasangan calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Banjar nomor urut 3, H. Rusli dan K.H.M. Fadhlan Asy’ari bisa dibilang cukup masif dalam kampanyenya, tetapi kurang menjangkau sampai benar-benar ke pelosok di mana masyarakat daerah pinggiran pun banyak yang tidak mengetahui mengenai siapa saja pasangan calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Banjar. Jadi bisa dibilang kampanye mereka walau masif tapi belum benar-benar efektif.Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati nomor urut 3 Kabupaten Banjar yaitu H. Rusli dan KH. Fadhlan Asy’ari untuk strategi kampanye yang mereka lakukan bisa dibilang kurang maksimal. Hal ini terbukti dari hasil wawancara ke masyarakat dan wawancara ke pasangan calon memiliki perbedaan. Bisa dilihat salah satu strategi mereka yang mengkampanyekan 50 orang setiap pertemuan tatap muka dan menurut penjelasan mereka masyarakat terlihat antusias walaupun keadaan tidak mendukung protokol Covid-19. Pasangan ini mempunyai strategi tersembunyi dimana strategi tersebut tidak dipublikasikan. Jika dilihat keterkaitan dengan teori, maka Teori Empati dan Teori Homofili adalah teori yang pas apabila ditinjau dari kecenderungan pasangan calon H. Rusli dan KH. M. Fadhlan Asy’ari ini karena mereka memanfaatkan kesamaan masalah dengan masyarakat dan mereka mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi yang ada di Kabupaten Banjar dan ini tercermin  dalam visi dan misi pasangan calon ini serta ada di slogannya, yakni “BANJAR MANUNTUNG”.Kata Kunci: Pilkada Kabupaten Banjar, Komunikasi Politik, Covid-19, Strategi.Election of Regional Heads (Pilkada) is an important thing to do as a real form of running democracy and also as an active form of society to build the nation in accordance with the expectations of all Indonesian citizens. In the implementation of the Pilkada in 2020, there are differences that occur with the implementation of the previous Pilkada, namely the constraints of the Covid-19 pandemic situation that occurred. This makes a lot of adjustments as well as even contradictions. Because the challenges that will be faced in holding direct, general, free, secret, honest and fair elections are also not easy. Likewise with the Pilkada which will be held in Martapura, Banjar Regency. Where voters are certainly given the freedom to make choices to lead their regions even though the election system during this pandemic is carried out.As is well known, the pair of candidates for regent and deputy regent of Banjar Regency number 3, H. Rusli and K.H.M. Fadhlan Asy'ari can be said to be quite massive in his campaign, but does not reach really remote areas where many people in the suburbs do not know who the candidates for regent and deputy regent of Banjar Regency are. So you could say that their campaign, although massive, has not really been effective.The pair of candidates for Regent and Deputy Regent number 3 in Banjar Regency, namely H. Rusli and KH. Fadhlan Asy'ari for their campaign strategy is arguably less than optimal. This is evident from the results of interviews with the community and interviews with prospective pairs. It can be seen that one of their strategies is to campaign for 50 people in every face-to-face meeting and according to their explanation, the community looks enthusiastic even though the situation does not support the Covid-19 protocol. This pair has a hidden strategy where the strategy is not published. If it is related to the theory, then the Empathy Theory and the Homophile Theory are the right theories when viewed from the tendency of the candidate pair H. Rusli and KH. M. Fadhlan Asy'ari is because they take advantage of common problems with the community and they are able to adapt to the situation and conditions that exist in Banjar Regency and this is reflected in the vision and mission of this candidate pair as well as in its slogan, namely "BANJAR MANUNTUNG".Keywords: Election of Regional Heads, Banjar Regency, Political Communication, Covid-19, Strategy.
ANALISIS STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENINGKATKAN CITRA EKOWISATA RIAM KANAN DI KALIMANTAN SELATAN Siswanto Siswanto; Muhammad Muthahhari Ramadhani
Metacommunication Journal of Communication Studies
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.988 KB) | DOI: 10.20527/mc.v6i1.10222

Abstract

 The potency of the water tourism object in Riam Kanan reservoir is not well known by both domestic and foreign tourists because the communication strategy program has not been maximized by the local government. An important factor in raising the image of ecotourism is the communication strategy policy in order to promote it to a wide audience. Communication strategy is a combination of communication planning and communication management to achieve a goal. The method used in this research is a qualitative approach with the type of case study research. Data collection techniques that researchers use are field research and literature study. The results showed that the communication strategy carried out by the Department of Tourism and Culture of Banjar Regency in enhancing the ecotourism image of the Riam Kanan reservoir has followed the procedure as in communication theories, namely establishing communicators. setting targets, compiling communication messages and, selecting media and channels communication. The media used include outdoor media, small format media, print media, electronic media, internet and social media as well as other public communication channels.
Peningkatan Pengetahuan Masyarakat dalam Pengenalan dan Pencegahan Penyebaran Informasi Hoax tentang Covid-19 Atika Atika; Putri Ayu Hidayatur Rafiqoh; Muhammad Muthahhari Ramadhani
Jurnal Pengabdian ILUNG (Inovasi Lahan Basah Unggul) Vol 1, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (957.206 KB) | DOI: 10.20527/ilung.v1i1.3489

Abstract

Sejumlah informasi hoax, khususnya tentang Covid-19 menyebar begitu cepat dan dapat menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Kegiatan pengabdian pada masyarakat dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam mengenali informasi hoax, khususnya tentang Covid-19, sehingga penyebaran informasi hoax dapat dicegah. Metode yang digunakan adalah penyuluhan melalui Majalah Pengetahuan Covid-19 yang diproduksi oleh Tim pelaksana pengabdian. Majalah tersebut disebarkan kepada masyarakat pada 3 kabupaten/kota di Kalimantan Selatan yaitu Kota Banjarmasin, Kabupaten Banjar, dan Kota Banjarbaru. Penyebaran majalah selain dalam bentuk cetak, juga melalui media online yaitu platform digital dan media sosial. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan pada masyarakat tentang informasi hoax khususnya covid-19. Peningkatan tersebut dibuktikan dengan hasil evaluasi yang dilakukan kepada masyarakat yang menerima Majalah Pengetahuan Covid-19, bahwa yang sebelumnya hanya sering mendengar tentang kata hoax tapi belum memahami sepenuhnya. Setelah membaca Majalah Pengetahuan Covid-19 mereka dapat mengenali ciri-ciri sebuah informasi termasuk kategori hoax, dan dengan mengenali ciri tersebut mereka dapat menentukan sikap untuk tidak menyebarkan ke orang lain.
PEMBERDAYAAN DAN PENINGKATAN POTENSI KEARIFAN LOKAL DAERAH, MELALUI PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA Ofi Hidayat; Muhammad Muthahari Ramadhani
Jurnal Riset Entrepreneurship Vol 5 No 1 (2022): (Edisi Pebruari) Volume 5, Nomor 1, Tahun 2022
Publisher : Universitas Muhammadiyah Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30587/jre.v5i1.3584

Abstract

BUM Desa as a quasi-public organization needs a special strategy because BUM Desa is branded as a state-owned company at the village level which is still synonymous with ineffective and inefficient institutions. The purpose of this study is to see how the strategy of the existence of BUM Desa in the era of competition and economic and digital openness is required to be able to develop and increase competitiveness, especially in Paser Regency which is a candidate for the gateway to the new capital city of Indonesia. The research method used is descriptive qualitative by taking BUM Desa which has developed, and which is still in the basic stage. The results showed that the implementation of the BUM DESA program was mainly in two villages that had two different levels, namely Modang Village and Padang Jaya Village. This is because Capacity Development in the business world has been running in Padang Jaya Village, this is the basis for being substantially superior because the Padang Jaya village government prioritizes processes and trust in the community and local wisdom and is supported by high village income (PAD Desa) in the village. that prioritizes local culture or MSMEs from the community. Based on the assessment of the classification of BUMDes development in Paser Regency, Padang Village BUMDes are in the "Developing" BUMDes category or arguably the only BUMDes that have progressed in Paser Regency compared to BUMDes in Modang Village which are still in the "Basic" category. The results showed that the level of success of the BUM DESA program in community economic empowerment can be seen from the level of community participation, income levels of BUM DESA members and the level of community welfare. In addition, the implementation of the BUM DESA program in Modang Village and Padang Jaya Village in empowering business entities received an explanation of strengthening Individual Capacity, namely in 3 aspects including Personality capacity development where BUMDesa Padang Jaya got a superior personality capacity than BUMDesa Modang, then Capacity Development in the world work, so that Padang Jaya Village is substantially superior because the Padang Jaya village government prioritizes process and trust in the community and local wisdom and is supported by the high village income (PAD Desa) in the village based on the classification assessment of BUMDesa's development in Paser Regency, which is included in the BUMDesa category. “Developing” or arguably the only advanced BUMDesa in Paser Regency compared to BUMDesa in Modang Village which is still in the “Basic” category.
MOTIVASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI INTERPERSONAL PECANDU GAME ONLINE MOBILE LEGENDS: BANG BANG DI KOTA BANJARMASIN Muhammad Rezeki; Siswanto Rawali; Muhammad Muthahari Ramadhani
KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science Vol. 3 No. 2 (2021): Edisi 5
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (267.574 KB) | DOI: 10.36761/kagangakomunika.v3i2.1521

Abstract

Kecanduan game online bisa dialami siapa saja, baik anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Padahal, bermain game bisa menjadi hal yang menyenangkan untuk mengatasi stres. Namun, jika dilakukan secara berlebihan, kebiasaan ini bisa berdampak buruk bagi penderitanya. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana motivasi dan perilaku pecandu game online Mobile Legends: Bang-Bang (MLBB) di Kecamatan Banjarmasin Utara Kota Banjarmasin. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Deskriptif Kualitatif. Teknik Pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menyatakan motivasi bermain pecandu game online MLBB di dasari dengan 3 hal, yang pertama untuk memperoleh hubungan relasi pertemanan yang dianggap sepemikiran, kedua untuk meningkatkan keterampilan bermain agar bisa menjadi pemain Professional, dan terakhir untuk mengejar Rank Point dan MMR yang tinggi agar bisa disegani pemain lainnya serta memperoleh ketenaran dalam bermain game dengan menghasilkan konten-konten yang menarik. Perilaku komunikasi interpersonal pecandu game online MLBB pada umumnya terbilang kurang efektif dan masuk ke dalam sikap introvert karena kurangnya rasa ingin bersosialisasi dan tidak peduli dengan orang lain lingkungan disekitar. Untuk pecandu lainnya masuk ke dalam kategori sikap Ekstrovert, mereka cukup terbuka melakukan komunikasi interpersonal dengan orang dilingkungannya. Kata Kunci: Motivasi, Perilaku Komunikasi, Interpersonal Communication, Game Online
KOMUNIKASI DAKWAH PADA PENANGGULANGAN PANDEMI COVID-19 DI LINGKUP PONDOK PESANTREN DALAM PERSPEKTIF RELIGIUS Muhammad Muthahari Ramadhani; Jamaluddin; Muhammad Najeri Al Syahrin
KAGANGA KOMUNIKA: Journal of Communication Science Vol 5 No 1 (2023): Edisi 8
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Teknologi Sumbawa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36761/kagangakomunika.v5i1.2738

Abstract

Pesantren merupakan satu diantara beberapa tempat pendidikan yang khas dan punya peranan penting di Indonesia. Tradisi pesantren mengutamakan penanaman kepribadian karakter dan sikap melalui hubungan kedekatan antara guru dan murid. Dengan intensitas dalam melaksanakan aktivitas tatap muka yang cenderung tinggi, tentu sebuah pondok pesantren harus dan telah melakukan pertimbangan yang matang terhadap kemungkinan risiko terburuk yang akan dihadapi dalam menghadapi Pandemi Covid-19 tempo hari. Maka dari itu perlunya pendekatan yang spesifik yakni pendekatan bersifat religius dan Komunikasi Dakwah yang efektif pada proses pembelajaran dalam pencegahan Covid-19 pada tahun 2020-2021 dalam Perspektif Religius yang ada di Kabupaten Banjar sebagai daerah yang religius dalam sudut pandang Agama Islam. Kandungan pesan dakwah yang disampaikan oleh guru-guru yang ada di Pondok Pesantren Darussalam Martapura Kalimantan Selatan tersebut yang cenderung menitikberatkan pada akidah, akhlak, syariah, dan muamalat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanggulangan penyebaran Covid-19 di lingkungan pondok pesantren disini termasuk kepada santri dan santriwati serta alumni telah memberikan informasi terkait batas kerelaan atau kesanggupan karena tidak ada paksaan dan tekanan baik dari pondok pesantren maupun dari guru-guru. Namun hal yang diwajibkan adalah meningkatkan ketaqwaan serta selalu bersikap ‘Tawakal Alallah’ karena penyakit datangnya dari yang maha kuasa, maka sembuhnya juga dari yang maha kuasa. Selain Itu pihak Pondok Pesantren Darussalam Martapura Kalimantan Selatan juga memberikan peraturan lisan, bagi santri yang kurang enak badan, sakit, batuk/pilek dilarang masuk sekolah dan harus beristirahat di rumah saja dan memperbanyak zikir, ibadah serta murratal Al-Quran dan hafalan hadist. Kata Kunci: Pondok Pesantren, Komunikasi Dakwah, Religius, Pandemi Covid-19.