Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

“INDUK SEMANG” SEBUAH MODEL PERLINDUNGAN SOSIAL BAGI KELOMPOK NELAYAN JAKAT MAKMUR KOTA BENGKULU TAHUN 2013 Osira, Yessilia; Afrita, Desy; Jayaputra, Novi Hendrika
Pekerjaan Sosial Vol 13, No 1 (2014): Peksos
Publisher : Sekolah Tinggi Kesejahteraan Sosial (STKS) Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (629.04 KB) | DOI: 10.31595/peksos.v13i1.35

Abstract

Abstract Pantai Jakat is located in Kelurahan Bajak and Kelurahan Pasar Bengkulu in Bengkulu Municipality. In this area, there will be found informal activities done by workmen in which they are rentant of risk economically and socially, it means that they need any protection. One of informal sector in this areas are fishermen. This study is to analyze the model of social protection for that fisherman.This article was result of an action research with qualitative approach. Data collected from interview, observation, group focused discussion, and library research. It using to analyze the model of protection for fishermen including such as (1) fishermen profile, (2) problems/need of fishermen as an informal sector workmen, (3) potency and source of social protection for these workmen, (4) planning the following steps for the protection. The data valided by credibility test, transferrability test, dependebility test, and confirmability test. Data processed and analyzed as qualitatively.The result showed that fishermen had got risks economically and socially. Most of the risk was natural disasters such as stromy, losing canoe and net, and trawl. However, these workmen, has got potency, ability, and source for protection to anticipate the risks by grouping in a group of fishermen, group of vendor, wider access to the social insurance from government, assitancy from government and society. By comparing the problems/needs, potency, and source system, it was formulated a model for these workmen, especially fishermen. This model was modified from the system of ”induk semang” that combined to the capacity of fishermen through groups organizing was done by involving actively the group of fishermen, induk semang, society, government, and so on. Keywords: social protection, “induk semang”, fishermenAbstrakPantai Jakat berada di wilayah Kelurahan Bajak dan Kelurahan Pasar Bengkulu Kota Bengkulu. Pada kawasan ini ditemukan aktifitas pekerja sektor informal yang mengalami berbagai kerentanan, baik secara ekonomi maupun sosial sehingga membutuhkan berbagai upaya perlindungan sosial. Salah satu pekerja sektor informal di kawasan ini adalah nelayan. Secara khusus penelitian ini bertujuan mengkaji bentuk perlindungan sosial bagi nelayan di Kawasan Pantai Jakat Kota Bengkulu.Artikel ini merupakan hasil penelitian tindakan (action research) dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data mengggunakan teknik wawancara, observasi, diskusi kelompok terfokus dan studi dokumentasi untuk mengkaji tentang: 1) profil nelayan, 2) masalah/kebutuhan nelayan, 3) potensi dan sumber perlindungan sosial bagi nelayan dan 4) menyusun rencana tindak lanjut perlindungan sosial bagi nelayan. Validasi data dilakukan melalui uji kredibilitas, dan uji dependability. Data kemudian diolah dan dianalisa secara kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa nelayan mengalami berbagai kerentanan, seperti halnya pekerja sektor informal lainnya yang tidak terlindungi secara ekonomi maupun sosial.  Bagi nelayan, kerentanan tersebut lebih diakibatkan oleh risiko kondisi alam yang tidak menentu seperti badai, risiko kerusakan/hilangnya kapal dan jaring, risiko persaingan usaha dengan adanya kapal trawl yang menggunakan pukat harimau, yang kesemuanya mempengaruhi hasil tangkapan. Meskipun demikian, nelayan juga mempunyai potensi, kemampuan dan sumber perlindungan sosial untuk mengantisipasi risiko-risiko yang ada, seperti adanya kelompok nelayan, kelompok pedagang, adanya “induk semang” bagi nelayan-nelayan yang tidak mempunyai kapal dan jaring sendiri, adanya peluang akses terhadap jaminan kesehatan masyarakat dari pemerintah, serta  berbagai bantuan pemerintah dan masyarakat. Dengan menyandingkan antara permasalahan/kebutuhan, potensi, dan sistem sumber yang dapat dijangkau, maka dapat dirumuskan alternatif model perlindungan bagi pekerja informal khususnya nelayan. Model ini merupakan modifikasi dari sistem” induk semang” yang dipadukan dengan penguatan kapasitas nelayan melalui kelompok. Pengorganisasian ini dilakukan dengan melibatkan secara aktif kelompok nelayan, induk semang, masyarakat, pemerintah dan pihak lain yang terkait. Kata kunci: perlindungan sosial, induk semang, nelayan
PEMBERDAYAAN SOSIAL WANITA NELAYAN TERDAMPAK COVID-19 MELALUI USAHA IKAN ASIN DI KAWASAN PESISIR KOTA BENGKULU Herlina, Muria; Jayaputra, Novi Hendrika
PEDULI: Jurnal Ilmiah Pengabdian Pada Masyarakat Vol 5 No 1 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37303/peduli.v5i1.229

Abstract

Social empowerment activities aim to make fishermen families able to meet their basic needs. Due to the impact of covid-19, their income decreases and cannot fulfill their basic needs. The location is in Neighbourhood Number X of Sumber Jaya Village in the coastal area of ​​Bengkulu City. The method was started from socialization, mapping and social approach. It was agreed that making salted fish is the solution, because fishermen are used to collecting wages to weed fish. The implementation starts from August to the end of October 2020. The practice starting from the procurement of equipment for making salted fish, raw materials, making fish dryer and assisting in making salted fish according to the manufacturing flow. From 300 kg of wet fish (6 types of fish), resulting in 276 kg of salted fish. The price of wet fish is Rp. 3000, - / kg, and the price of salted fish is Rp. 17,000 to Rp. 20,000 / kg, while the wage for weeding fish is Rp. 3000, - / kg. Fixed income per week of Rp. 575,000 to Rp. 630,000 / person, above the Regional Minimum Wage of Bengkulu City in 2020.
Peningkatan Penghasilan Penjual Kuliner Wilayah Pesisir Kota Bengkulu Pada Masa Pandemi Covid-19 Muria Herlina; Novi Hendrika Jayaputra
Jurnal Tiarsie Vol 18 No 5 (2021): Jurnal TIARSIE 18.5 (edisi ekstra)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Langlangbuana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32816/tiarsie.v18i5.124

Abstract

Tujuan pengabdian ini untuk mulai usaha dan meningkatakan penghasilan mitra pegadang kuliner di warung “BERKAH” pada masa pandemi covid 19, di kawasan pesisir di Kelurahan Lempuing Kota Bengkulu. Metode yang digumakan dalam kegiatan ini yaitu menggunakan sosialisasi perizinan dan kegiatan yang akan dilakukan (Analisa situasi masyarakat), identifikasi masalah, menetunkan tujuan kerja secara spesifik dan penetapan sasaran, pemecahan masalah dan evaluasi kegiatan serta hasil. Hasil Kegiatan dimulai dengan pengadaan barang yang sudah usang seperti tempat atau steling jualan, tempat cuci piring, tempat sampah, alas meja saji, spanduk dan modal tambahan usaha kuliner. Selanjutnya diadakan pembinaan cita-rasa , kebersihan pengolahan makanan, kebersihan diri penjual dan lingkungan sekitar warung. Setelah diberi pengadaan tesebut dan dievaluasi ditemukan adanya peningkatan pengunjung untuk membeli aneka kuliner di warung “Berkah”. Penghasil mitra usaha berdasarkan evaluasi selama 3-4 bulan, meningkat rata-rata sebesar Rp.50.000,- hingga Rp.75.000,- perhari. Diharapkan instrasi terkait memberikan modal usaha pada masa pandemi covid-19 ini, yang terjenggau, menulai usaha kembali serta kemudahan mendapatkan peralatan usaha kuliner dan izin usaha secara gratis.
KEARIFAN LOKAL DALAM PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN TANAMAN OBAT DI KAWASAN TNKS REJANG LEBONG, PROVINSI BENGKULU Nurhayati Darubekti; Novi Hendrika Jaya Putra
Seminar Nasional Teknologi dan Multidisiplin Ilmu (SEMNASTEKMU) Vol 1 No 1 (2021): SEMNASTEKMU
Publisher : Universitas Sains dan Teknologi Komputer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51903/semnastekmu.v1i1.105

Abstract

Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) memiliki 4000 jenis tumbuhan dari 63 famili. Beberapa jenis tumbuhan obat dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar taman nasional. Namun, karena perambahan, pembalakan liar, perluasan perkebunan monokultur dan pembangunan jalan, Komite Warisan Dunia UNESCO telah memasukkan Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatera (Taman Nasional Kerinci Seblat, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dan Taman Nasional Gunung Leuser) sebagai Warisan Dunia. Situs Cagar Budaya dengan status terancam pada 22 Juni 2011. Kearifan lokal dipercaya dan terbukti berhasil melestarikan lingkungan. Hal ini menjadi hal yang menarik dan menjadi alasan kuat perlunya dilakukan penelitian yang mengkaji tentang kebiasaan dan nilai-nilai masyarakat mengenai pemanfaatan dan pengelolaan tanaman obat di kawasan TNKS. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan FGD, wawancara mendalam, dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat di sekitar kawasan TNKS mengenal dan memanfaatkan tumbuhan obat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, serta mencegah dan mengatasi gangguan kesehatan ringan. Pengetahuan tentang khasiat tanaman obat didapat dari keluarga secara turun-temurun. Keberhasilan pengobatan tergantung pada ketepatan dosis, cara dan waktu penggunaan, serta pemilihan bahan sesuai dengan indikasi penggunaannya. Kegagalan pengobatan terjadi karena pengobatan terlalu singkat, kombinasi terapi tidak teratur dan tidak sesuai. Beberapa orang telah menanam tanaman obat di pekarangan mereka; ini merupakan bentuk konservasi eksogen (eksitu) yang bermanfaat bagi pelestarian ekologi dan pelestarian keanekaragaman hayati TNKS.
“INDUK SEMANG” SEBUAH MODEL PERLINDUNGAN SOSIAL BAGI KELOMPOK NELAYAN JAKAT MAKMUR KOTA BENGKULU TAHUN 2013 Yessilia Osira; Desy Afrita; Novi Hendrika Jayaputra
Peksos: Jurnal Ilmiah Pekerjaan Sosial Vol 13 No 1 (2014): PEKSOS
Publisher : Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31595/peksos.v13i1.35

Abstract

Abstract Pantai Jakat is located in Kelurahan Bajak and Kelurahan Pasar Bengkulu in Bengkulu Municipality. In this area, there will be found informal activities done by workmen in which they are rentant of risk economically and socially, it means that they need any protection. One of informal sector in this areas are fishermen. This study is to analyze the model of social protection for that fisherman.This article was result of an action research with qualitative approach. Data collected from interview, observation, group focused discussion, and library research. It using to analyze the model of protection for fishermen including such as (1) fishermen profile, (2) problems/need of fishermen as an informal sector workmen, (3) potency and source of social protection for these workmen, (4) planning the following steps for the protection. The data valided by credibility test, transferrability test, dependebility test, and confirmability test. Data processed and analyzed as qualitatively.The result showed that fishermen had got risks economically and socially. Most of the risk was natural disasters such as stromy, losing canoe and net, and trawl. However, these workmen, has got potency, ability, and source for protection to anticipate the risks by grouping in a group of fishermen, group of vendor, wider access to the social insurance from government, assitancy from government and society. By comparing the problems/needs, potency, and source system, it was formulated a model for these workmen, especially fishermen. This model was modified from the system of ”induk semang” that combined to the capacity of fishermen through groups organizing was done by involving actively the group of fishermen, induk semang, society, government, and so on. Keywords: social protection, “induk semang”, fishermenAbstrakPantai Jakat berada di wilayah Kelurahan Bajak dan Kelurahan Pasar Bengkulu Kota Bengkulu. Pada kawasan ini ditemukan aktifitas pekerja sektor informal yang mengalami berbagai kerentanan, baik secara ekonomi maupun sosial sehingga membutuhkan berbagai upaya perlindungan sosial. Salah satu pekerja sektor informal di kawasan ini adalah nelayan. Secara khusus penelitian ini bertujuan mengkaji bentuk perlindungan sosial bagi nelayan di Kawasan Pantai Jakat Kota Bengkulu.Artikel ini merupakan hasil penelitian tindakan (action research) dengan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data mengggunakan teknik wawancara, observasi, diskusi kelompok terfokus dan studi dokumentasi untuk mengkaji tentang: 1) profil nelayan, 2) masalah/kebutuhan nelayan, 3) potensi dan sumber perlindungan sosial bagi nelayan dan 4) menyusun rencana tindak lanjut perlindungan sosial bagi nelayan. Validasi data dilakukan melalui uji kredibilitas, dan uji dependability. Data kemudian diolah dan dianalisa secara kualitatif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa nelayan mengalami berbagai kerentanan, seperti halnya pekerja sektor informal lainnya yang tidak terlindungi secara ekonomi maupun sosial.  Bagi nelayan, kerentanan tersebut lebih diakibatkan oleh risiko kondisi alam yang tidak menentu seperti badai, risiko kerusakan/hilangnya kapal dan jaring, risiko persaingan usaha dengan adanya kapal trawl yang menggunakan pukat harimau, yang kesemuanya mempengaruhi hasil tangkapan. Meskipun demikian, nelayan juga mempunyai potensi, kemampuan dan sumber perlindungan sosial untuk mengantisipasi risiko-risiko yang ada, seperti adanya kelompok nelayan, kelompok pedagang, adanya “induk semang” bagi nelayan-nelayan yang tidak mempunyai kapal dan jaring sendiri, adanya peluang akses terhadap jaminan kesehatan masyarakat dari pemerintah, serta  berbagai bantuan pemerintah dan masyarakat. Dengan menyandingkan antara permasalahan/kebutuhan, potensi, dan sistem sumber yang dapat dijangkau, maka dapat dirumuskan alternatif model perlindungan bagi pekerja informal khususnya nelayan. Model ini merupakan modifikasi dari sistem” induk semang” yang dipadukan dengan penguatan kapasitas nelayan melalui kelompok. Pengorganisasian ini dilakukan dengan melibatkan secara aktif kelompok nelayan, induk semang, masyarakat, pemerintah dan pihak lain yang terkait. Kata kunci: perlindungan sosial, induk semang, nelayan