Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Library anxiety and fulfillment information needs of collage students of the Faculty of Mathematics and Natural Sciences Bengkulu University Sinta Julianti; Nurhayati Darubekti; Lailatus Sa’diyah
Record and Library Journal Vol. 8 No. 1 (2022): June
Publisher : D3 Perpustakaan Fakultas Vokasi Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/rlj.V8-I1.2022.153-170

Abstract

Background of the study: The development and knowledge, the library is used as a source to meet the information needs each student. However, ther are still many students who experience confusion in using the library so that library anxiety will occur and the fulfillment of their information needs will not be fulfilled. Purpose: This study aims to determine the level of library anxiety and the fulfilment of information needs for students of the faculty of Mathematics and Natural Sciences Bengkulu University batch 2019. Method: The method use is a descriptive quantitative research method. The sampling technique used is proportionate stratified random sampling, selected as many as 83 students Findings: the result showed that the level library anxiety in students of the Faculty of Mathematics and Natural Sciences Bengkulu University batch 2019 was 3,5 categorized with high level of anxiety. The level of fulfillment of information needs after being associated with library anxiety in students students of the Faculty of Mathematics and Natural Sciences Bengkulu University batch 2019 is 3,6 , categorized as a high level. Conclusion: The level of library anxiety that occurs in students of the Faculty of Mathematics and Natural Sciences Bengkulu University batch 2019 includes a high level of anxiety of fulfillment of their information needs after being associated with library anxiety is categorized with a high level so that the overal fulfillment of their information needs is not met
PELATIHAN TERAPI KOGNITIF PERILAKU BAGI PEKERJA SOSIAL ANAK DI KOTA BENGKULU Nurhayati Darubekti; Desy Afrita; Yessilia Osira
DHARMA RAFLESIA Vol 18, No 1 (2020): JUNI (ACCREDITED SINTA 5)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/dr.v18i1.11015

Abstract

Penanganan lima klaster anak, yaitu anak terlantar, anak jalanan, anak dengan kecacatan, anak balita terlantar, anak yang berhadapan dengan hukum, dan anak-anak yang membutuhkan perlindungan khusus, memerlukan keterampilan melakukan Terapi Kognitif-Perilaku. Pelatihan ini bertujuan agar pekerja sosial dan pengurus Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) di Propinsi Bengkulu mampu memberikan pelayanan dan rehabilitasi sosial yang bersifat segera terhadap kasus anak yang dianggap berat. Strategi penerapan IPTEK yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah melalui pelatihan. Pelatihan ini menerapkan metode ceramah, diskusi, studi kasus dan penyusunan rencana tindak lanjut (action plan). Pelatihan menggunakan modul pelatihan sederhana. Pelaksanaan selama 2 hari, jumlah keseluruhan 21 Jam Pelajaran. Sebelum peserta mengikuti pelatihan di kelas, peserta terlebih dahulu mengikuti pembelajaran dengan metode e-learning. Secara umum telah terjadi peningkatan pengetahuan, pemahaman dan keterampilan tentang terapi kognitif perilaku. Indikator yang cukup bisa dijadikan acuan diantaranya: (1) ketika seluruh peserta diberi kesempatan praktik, menunjukkan hasil yang baik; (2). adanya peningkatan hasil post test dari seluruh peserta pelatihan. Rata-rata kenaikan nilai hasil pos-test terhadap pre-test sebesar 28.18 atau memiliki persentase kenaikaan sebesar 62.63.
Pengembangan Desa Surau Sebagai Desa Wisata Berkelanjutan Sri Handayani Hanum; Nurhayati Darubekti; Hajar G. Pramudyasmono; Panji Suminar; Sumarto Widiono
Jurnal Abdimas Adpi Sosial dan Humaniora Vol. 3 No. 4 (2022): Jurnal Abdimas ADPI Sosial dan Humaniora
Publisher : Asosiasi Dosen Pengabdian kepada Masyarakat Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47841/jsoshum.v3i4.265

Abstract

Indonesia has 74,093 villages and as many as 1,073 villages have the potential to be developed into tourist villages. Surau Village, Bengkulu Province, is one of the villages that has the potential to be developed into a tourist village. The results of mapping the natural potential that can be developed into leading tourist destinations have been carried out and it is agreed that there are six locations that can be developed into tourist destinations, namely Blue Lake, Silver Bridge, White Napal Hill, Geothermal Springs, Waterfalls, Lubuk Vi. Pioneering efforts towards a tourist village have been carried out by the local village government since 2020, but its development has encountered various challenges. Results of PKM activities: implementation of social preparations and agreements on the development of Surau Village as a tourist village, the implementation of grants for physical facilities/facilities that support the attraction of tourism objects, the implementation of mutual cooperation in the construction of physical facilities/facilities in the Rindu Hati River border area and Lubuk Vi, and an increase in the performance and capability of the management and organization of Pokdarwis Widesu. Further assistance is needed from academics as one of the tourisms pentahelix, the media that play a role in forming positive public opinion and information dissemination, and the community that plays a role in realizing Sapta Pesona.
Increasing the Digital Literacy among Tourism Awareness Groups for Sustainable Tourism Village Development Nurhayati Darubekti; Sri Handayani Hanum; Patricia Ekowati Suryaningsih; Deli Waryenti
MITRA: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol. 6 No. 2 (2022): Mitra: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25170/mitra.v6i2.3552

Abstract

Given the effects of digital transformation on the tourism industry, the trends and paradigms in tourism have changed considerably, necessitating some creativity in the management of tourist villages as tourist destinations. The knowledge about the digitalization of tourism can in fact, help promote popular travelling sites, with both patrons and business owners benefitting from better systems of communication, reservation, and guest service. However, the institutional operations and management of the tourism awareness group (pokdarwis) in the community have yet to be optimally effective due to some institutional and managerial issues. Some 21st-century digital skills are identified to be helpful for this pokdarwis in its management of tourist villages, namely technical knowledge, information, communication, collaboration, creativity, and implementation of the Electronic Information and Transaction (ITE) Law. To support this effort, this community service activity (PKM) was carried out for 27 participants, who were all pokdarwis administrators, from May to October 2022, using a CBT approach. The results of the PKM activity indicate an increasing understanding that the ITE Law can provide a broad legal framework for online activities. There is also increasing awareness of social media as a communication medium that can facilitate online communication, exchange, and information access for the public, regardless of time or location. Of many social media platforms, YouTube and Instagram have become the options for publishing tourism information in Surau Village. It is nonetheless agreed that social media should be used with caution to avoid accusations of spreading false information and to ensure an effective implementation of the promotion activities. Considering this, mentoring in the use of social media in the marketing efforts will still be provided in the form of consultation, learning, and counseling.
KEARIFAN LOKAL DALAM PEMANFAATAN DAN PENGELOLAAN TANAMAN OBAT DI KAWASAN TNKS REJANG LEBONG, PROVINSI BENGKULU Nurhayati Darubekti; Novi Hendrika Jaya Putra
Seminar Nasional Teknologi dan Multidisiplin Ilmu (SEMNASTEKMU) Vol 1 No 1 (2021): SEMNASTEKMU
Publisher : Universitas Sains dan Teknologi Komputer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51903/semnastekmu.v1i1.105

Abstract

Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) memiliki 4000 jenis tumbuhan dari 63 famili. Beberapa jenis tumbuhan obat dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar taman nasional. Namun, karena perambahan, pembalakan liar, perluasan perkebunan monokultur dan pembangunan jalan, Komite Warisan Dunia UNESCO telah memasukkan Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatera (Taman Nasional Kerinci Seblat, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dan Taman Nasional Gunung Leuser) sebagai Warisan Dunia. Situs Cagar Budaya dengan status terancam pada 22 Juni 2011. Kearifan lokal dipercaya dan terbukti berhasil melestarikan lingkungan. Hal ini menjadi hal yang menarik dan menjadi alasan kuat perlunya dilakukan penelitian yang mengkaji tentang kebiasaan dan nilai-nilai masyarakat mengenai pemanfaatan dan pengelolaan tanaman obat di kawasan TNKS. Metode penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan FGD, wawancara mendalam, dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat di sekitar kawasan TNKS mengenal dan memanfaatkan tumbuhan obat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, serta mencegah dan mengatasi gangguan kesehatan ringan. Pengetahuan tentang khasiat tanaman obat didapat dari keluarga secara turun-temurun. Keberhasilan pengobatan tergantung pada ketepatan dosis, cara dan waktu penggunaan, serta pemilihan bahan sesuai dengan indikasi penggunaannya. Kegagalan pengobatan terjadi karena pengobatan terlalu singkat, kombinasi terapi tidak teratur dan tidak sesuai. Beberapa orang telah menanam tanaman obat di pekarangan mereka; ini merupakan bentuk konservasi eksogen (eksitu) yang bermanfaat bagi pelestarian ekologi dan pelestarian keanekaragaman hayati TNKS.
Pelatihan Membatik Ecoprint bagi Perempuan Penyandang Disabilitas Dampingan Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Kota Bengkulu Desy Afrita; Nurhayati Darubekti; Rosi Siregar; Novi Putra
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat Vol. 1 (2023): Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat
Publisher : CV. Dharma Samakta Edukhatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61142/psnpm.v1.47

Abstract

Hasil sensus yang dicatat BPS, jumlah penduduk Provinsi Bengkulu per Juni 2022 sebanyak 2.060.092 jiwa. Prevalensi disabilitas di Provinsi Bengkulu usia lima tahun ke atas sebesar 1,18 persen. Hasil Rapid Rural Appraisal (RRA) terhadap penyandang disabilitas binaan Himpunan Perempuan Disabilitas Indonesia (HWDI) menunjukkan kurangnya keterampilan sehingga menyulitkan mereka mendapatkan pekerjaan. Berdasarkan kebutuhan perempuan penyandang disabilitas, maka dilakukan dan dibuat kegiatan pelatihan pembuatan batik ecoprint bagi perempuan penyandang disabilitas, anggota dan pengurus/relawan kegiatan HWDI. Pengembangan keterampilan tersebut diharapkan dapat mengurangi pengangguran dan setengah pengangguran, meningkatkan produktivitas, dan meningkatkan taraf hidup. Sasaran kegiatan Pengabdian Masyarakat ini tidak hanya perempuan penyandang disabilitas yang tergabung dalam HWDI Kota Bengkulu saja, namun juga para pengurus/relawan. Metode yang digunakan adalah pelatihan. Materi kegiatan: prinsip dasar pembuatan ecoprint dan peluang pasar, mengenal macam-macam daun, macam-macam pewarna alam, jenis kain, proses pembuatan ecoprint, praktik pembuatan ecoprint. Pelatihan dilaksanakan selama dua hari, Sabtu dan Minggu, 8-9 Oktober 2022, di sekretariat HWDI. Pelatihan diawali dengan pengenalan prinsip dasar pembuatan ecoprint dan peluang pasarnya, ciri-ciri dasar daun, bunga dan kayu yang dapat dijadikan bahan ecoprint. Dilanjutkan dengan praktik pembuatan ecoprint dengan teknik dasar dan sedang. Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat dikategorikan berhasil. Penyandang disabilitas penerima pemberdayaan juga mengatakan bahwa pelatihan yang mereka terima bermanfaat dalam meningkatkan keterampilan dan dapat digunakan untuk kegiatan yang menghasilkan pendapatan.