Aedes aegypti (L.) merupakan vektor yang menularkan penyakit seperti demam berdarah, chikungunya, dan virus zika. Chikungunya merupakan penyakit yang menyebabkan morbiditas dan masih terjadi di kecamatan Limo, Kota Depok pada Juni 2018 lalu. Chikungunya paling baik diatasi melalui pengendalian vektornya. Salah satu upaya pengendalian Ae. aegypti adalah dengan menggunakan perangkap telur nyamuk atau ovitrap. Ovitrap merupakan perangkap telur nyamuk yang menggunakan atraktan untuk menarik nyamuk betina bertelur. Atraktan yang sudah sering digunakan adalah air rendaman jerami namun sulit ditemukan pada keadaan sehari-hari sehingga didapatkan ide untuk memanfaatkan air fermentasi cucian beras sebagai atraktan. Penelitian dilakukan dengan desain penelitian eksperimental analitik pada lingkungan. Variabel yang diamati terdiri dari konsentrasi air fermentasi cucian beras yang terdiri dari konsentrasi 10%, 30%, dan 60% dengan kontrol air PAM . Variabel lain yang diamati adalah lokasi pemasangan di luar dan di dalam rumah. Terhadap Atraktan dilakukan perhitungan parameter kimia dan fisika. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara jumlah telur pada ovitrap kontrol dengan ovitrap konsentrasi 10%, 30% dan 60%. Hasil analisis menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna antara konsentrasi air cucian beras terhadap efektivitas ovitrap akan tetapi, terdapat hubungan yang bermakna antara perletakkan ovitrap terhadap efektivitas ovitrap. Hasil Oviposition activity index menunjukkan konsentrasi 30% berpotensi sebagai atraktan. Suhu, kelembapan, parameter kimia, parameter fisika, dan faktor lainnya mempengaruhi hasil penelitianKata kunci: Ovitrap; Atraktan Nyamuk; Aedes aegypti; Air Fermentasi Cucian Beras