Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Accountability Guidance and Counseling Program In the City of Banjarmasin Vocational School Muhammad Yuliansyah; I Nyoman Sujana Degeng; Bambang Budi Wiyono; Achmad Supriyanto; Jarkawi Jarkawi; Murdiansyah Herman
International Journal of Social Science and Religion (IJSSR) 2021: Volume 2 Issue 1
Publisher : Indonesian Academy of Social and Religious Research (IASRR)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53639/ijssr.v2i1.36

Abstract

The existence of guidance and counseling is a basic need that must be prioritized in the life of the community Guidance and Counseling Services that are good and right, effective and efficient in developing guidance and counseling missions so that community recognition and trust will increase. Accountability is carried out periodically and in accordance with the provisions with effective documentation through measurement of results from professional activities. Accountability refers to accountability for the success or failure of achieving the results of an organization's program. The guidance and counseling profession as professional counselors masters and realizes their professional practice, the accountability of guidance and counseling must be carried out as an embodiment of the obligation to account for the success or failure of implementing the guidance and counseling program mission in achieving the stated goals and objectives.
PENGEMBANGAN MANAJEMEN USAHA REKONTRUKSI ASSESMENT DAN INTERVENSI (MURAI) PADA PELAKSANAAN LAYANAN BK DI WILAYAH LAHAN RAWA Jarkawi Jarkawi; Yulizar Abidarda; Mahfus Mahfus
Jurnal Mahasiswa BK An-Nur : Berbeda, Bermakna, Mulia Vol 6, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.845 KB) | DOI: 10.31602/jmbkan.v6i4.4291

Abstract

Layanan bimbingan dan konseling (BK) dari tahun ketahun terus menunjukan eksistensinya terkhusus pada lembaga pendidikan formal (sekolah), hal ini dapat dilihat dari perkembangan model layanan yang dulunya dikenal sebagai BK pola 17, BK pola 17+,  BK perkembangan, BK komprehensip, dan yang saat ini ramai diperbincangkan oleh praktisi bidang bimbingan dan konseling yakni POP (Panduan Operasional Pelayanan) BK. Namun perlu kita sadari bahwa pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dengan segenap komponen di dalamnya tidak serta merta berjalan lancar, masih ada beberapa aspek yang mengalami hambatan ketika dilaksanakan di sekolah.Metode penelitian yang digunakan peneliti yakni penelitian dan pengembangan untuk mengembangkan sebuah model manajemen usaha rekonstruksi assessment dan intervensi dalam pelayanan bimbingan dan konsleing di wilayah lahan rawa. Instrument pengumpul data menggunakan lembar validator ahli yang dianalisis menggunakan model analisa interaktif yang dikembangan oleh miles and huberman.Hasil dari pada penelitian ini ialah lahirnya model manajemen usuha rekontruksi assessment dan intervensi dalam pelayanan bimbingan dan konseling di wilayah lahan rawa. Peneltian ini masih terdapat kekurang yakni hanya sampai melahirkan sebuah model, maka oleh sebab itu disarankan untuk peneliti selanjut agar melakukan uji expert dan uji efektifitas untuk mengetahui sejauh mana model ini bisa digunakan.
PELATIHAN STRATEGI MENGANALISIS MASALAH SISWA DENGAN PSIKO-EDUKASI PADA SMK DI KABUPATEN BANJAR Jarkawi Jarkawi
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2019): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v3i2.3619

Abstract

PELATIHAN STRATEGI MENGANALISIS MASALAH SISWA DENGAN PSIKO-EDUKASI PADA SMK DI KABUPATEN BANJAR Muhammad Yuliansyah*1, Jarkawi*2 1,2Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin *E-mail: m.yuliansyahy@yahoo.com *E-mail: jarkawi010462@gmail.com Abstract Students at school have a variety of personal, social, learning and career problems. Problems often encountered, such as being late for school, lack of concentration in study, persecution. Problems faced by students need services so that students can develop their personal, social, learning and career and students avoid persecution behavior. Guidance and counseling teachers need to provide services to students who are hampered in solving problems with a softskill strategy to analyze students' problems with a psycho-educational approach, so that students get enlightenment to overcome the problem. Dedication aims to improve the teacher's guidance skills and counseling in analyzing students' problems with a psycho-educational approach. The target audience is the guidance and counseling teachers (community educators) in vocational schools in the district of Banjar. Methods of activities in the form of workshops on strategies for analyzing students' problems with psycho-education. Keywords— Analysis, Psycho-education, Strategy Abstrak Siswa di sekolah bermacam masalah baik pribadi, sosial, belajar maupun karir. Masalah sering ditemui, seperti terlambat masuk sekolah, kurang konsentrasi belajar, persekusi. Masalah dihadapi siswa perlu pelayanan agar siswa dapat mengembangkan pribadi, sosial, belajar dan karirnya serta siswa terhindar dari perilaku persekusi. Guru bimbingan dan konseling perlu memberikan layanan kepada siswa yang terhambat dalam memecahkan masalah dengan suatu softskill strategi menganalisis masalah siswa dengan pendekatan psiko-edukasi, sehingga siswa mendapatkan pencerahan mengatasi masalahnya. Pengabdian bertujuan meningkatkan softskill guru bimbingan dan konseling dalam melakukan analisis masalah siswa dengan pendekatan psiko-edukasi. Khalayak sasaran adalah guru-guru bimbingan dan konseling (masyrakat pendidik) di SMK se-kabupaten Banjar. Metode kegiatan dalam bentuk lokakarya dan workshop tentang strategi menganalisis masalah siswa dengan psiko-edukasi. Kata kunci—Analisis, Psiko-edukasi, Strategi
PERILAKU MEROKO REMAJA AWAL PADA PENDIDIKAN FORMAL BANJARMASIN INDONESIA jarkawi jarkawi; Akhmad Rizkhi Ridhani
Jurnal Terapung : Ilmu - Ilmu Sosial Vol 1, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (231.558 KB) | DOI: 10.31602/.v1i1.1729

Abstract

Perkembangan remaja merupakan tahapan perkembangan dewasa. Karakteristik remaja awal dengan mencari identitas diri dan pengakuan diri pada usia 11/13 tahun sampai dengan usia 18/20 tahun yang dijalani setelah tahapan perkembangan masa anak-anak. Pada tahapan usia 11/13 tahun sampai deang 14/15 tahun disebut remaja awal. Sedangkan tahapan usia 14/16 tahun sampai dengan 18/20 tahun disebut remaja akhir. Tahapan perkembangan remaja awal pada pendidikan formal berada di tingkat pendidikan Sekolah Menengah Pertama atau Madrasyah Ttsanawiyah. Remaja awal merupakan tahapan menentukan perkembangan pada tahap dalam kelompok. Meroko pada remaja awal dilakukan dimulai dengan ingin mencoba atau mengikuti gaya dan lagak  teman meroko. Dengan metode survey terhadap 1660 responden sebagai partisipan remaja awal dari usia 11 tahun sampai dengan 17 tahun, duduk di kelas VII, kelas VIII, kelas IX pada tahun 2017 untuk Sekolah Menengah Pertama Negeri dan Swasta sebanyak 30 sekolah, pada Madrasyah Ttsanawiyah Negeri dan Swasta sebanyak 16 sekolah,menunjukkan bahwa remaja awal meroko sebesar 43.98 % melakukan perilaku meroko.8,70 % sekolah katagori sangat tinggiKata kunci: Perilaku meroko, Remaja awal, Pendidikan formalAdolescent development is a stage of adult development. Characteristics of early adolescents by seeking self-identity and self-recognition at the age of 11/13 years to the age of 18/20 years after the stages of childhood development. At the age of 11/13 years until 14/15 years old are called early adolescents. While the stages of age 14/16 years up to 18/20 years are called late teens. The stages of early adolescent development in formal education are at the level of junior high school education or Madrasyah Ttsanawiyah. Early adolescence is a stage of determining development at the stage in the group. Going on to the early teenagers starts with wanting to try or follow the style and attitude of friends playing. With a survey method of 1660 respondents as early adolescents from the age of 11 years to 17 years, sitting in class VII, class VIII, class IX in 2017 for Public and Private Middle Schools as many as 30 schools, at Madrasyah Ttsanawiyah Negeri and Private as many as 16 schools, showed that early adolescents shop for 43.98% doing behavioral behavior. 8.70% of category schools are very highKeywords: Smoking behavior, early adolescence, formal education
MANAJEMEN IMPLEMENTASI LAYANAN ADVOKASI BIMBINGAN KONSELING DI PONDOK PESANTREN MODERN AL FURQON BANJARMASIN Rusliana Rusliana; husnul madihah; jarkawi jarkawi
Jurnal Terapung : Ilmu - Ilmu Sosial Vol 5, No 1 (2023): Maret 2023
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jt.v5i1.10577

Abstract

Penelitian ini adalah tentang Manajemen Implementasi Layanan Advokasi Bimbingan Konseling DiPondok Pesantren Modern Al Furqon Banjarmasin. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui manajeman implementasi layanan advokasi bimbingan konseling di pondok pesantren modern Al Furqon Banjarmasin.Pendekatan penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian meliputi kepala sekolah, guru bimbingan konseling, dan siswa. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.Hasil Penelitian menunjukkan bahwa manajemen implementasi layanan advokasi bimbingan konseling di pondok pesantren modern Al Furqon Banjarmasin dilakukan dengan tahapan: (1)Perencanaan; (2)Pengorganisasian;  (3)Pelaksanaan layanan;  (4)Penilaian/evaluasi;  (5)Tindak lanjut  dan laporan. Peran serta guru BK adalah terlibat dalam seluruh proses layanan advokasi dengan merencanakan program layanan, kemudian melakukan identifikasi sebelum memberikan layanan, melakukan pengorganisasian unsur-unsur dan sarana layanan, melaksanakan pemberian layanan, melakukan evaluasi, menyusun strategi tindak lanjut dan menyusun laporan akhir keseluruhan layanan. Evaluasi yang dilakukan adalah dengan mengevaluasi tahapan-tahapan dalam layanan advokasi agar dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan penyesuaian proses pelayanan. Strategi tindak lanjut dalam manajemen implementasi layanan advokasi yakni dengan memanfaatkan hasil evaluasi dan kemudian dari analisis tersebut kemudian disusun rencana kegiatan tidak lanjut selanjutnya menyusun laporan. Kesulitan yang dialami oleh guru dalam manajemen implementasi layanan advokasi bimbingan konseling adalah minimnya informasi yang diberikan peserta didik terkait hal-hal yang diperlukan dalam penyelesaian masalah klien, belum tersedianya alat-alat instrumen evaluasi pelaksanaan program, belum banyak siswa yang meminta bantuan untuk menyelesaikan permasalahannya, keterbatasan jam pelajaran dan perlu manajemen waktu untuk menyusun, melaksanakan, menilai, menganalisis dan melakukan tindak lanjut..
PELAKSANAAN MANAJEMEN KEUANGAN BERBASIS SEKOLAH PADA MI MUHAMMADIYAH 3 AL-FURQAN BANJARMASIN DAN MI ISTIQLAL Wiwit Rahmawati; Husnul Madihah; Jarkawi Jarkawi
Jurnal Terapung : Ilmu - Ilmu Sosial Vol 5, No 2 (2023): September 2023
Publisher : Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31602/jt.v5i2.10886

Abstract

Upaya mewujudkan sistem pendidikan yang baik, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan umum yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Pembiayaan merupakan salah satu kebutuhan pendidikan yang dapat menunjang segala kegiatan pendidikan. keuangan madrasah adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan atau diusahakan secara sengaja dan sungguh-sungguh, serta pembinaan secara continue terhadap biaya oprasional madrasah sehingga kegiatan pendidikan lebih efektif dan efisien serta membantu pencapaian tujuan pendidikan.Fokus penelitian adalah (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) hambatan dan (4) kendala. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan rancangan studi multisitus. Subjek penelitian adalah kepala sekolah. guru dan orang tua. Analisis data dalam dilakukan dengan reduksi data, display data dan verifikasi. Proses analisis lintas yaitu: 1) perumusan proposisi temuan, 2) membandingkan dan memadukan. 3) merumuskan simpulan. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas.Berdasarkan hasil temuan perencanaan dengan analisis sumber dana di MI Muhammadiyah 3 Al Furqan yaitu Syahriah pondok, koperasi, infaq jumat dan dana BOS yang terpisah pengelolaannya, menyusun anggaran, menyusun program kerja dan pengesahan dana; MI Istiqlal perencanaan dengan analisis sumber dana dari infaq wajib, buku, sewa kantin, seragam dan BOS kemudian menyusunan anggaran dalam RKAM, menyusun program kerja dan pengesahan dana. Penggunaan dana di di MI Muhammadiyah 3 Al Furqan sesuai dengan peraturan dan mengelola dana BOS dan infaq jumat; pada MI Istiqlal dengan mengelola dana BOS dan seluruh sumber dana lainnya. Kendala yang dihadapi pada kedua madrasah yaitu keterlambatan pencairan dana BOS dan keterlambatan pembayaran sumber dana lain. Strategi di MI Muhammadiyah 3 Al Furqan dengan upaya peningkatan mutu pada rencana strategis madrasah, dan pada MI Istiqlal melalui peningkatan mutu melalui kualitas guru dan program sekolah.
STRATEGI PEMIMPIN DALAM MENDORONG KINERJA GURU SMAN 8 KOTA BANJARMASIN Muhammad Yuliansyah; Jarkawi Jarkawi; Murdiansyah Herman; Junaidy Junaidy
E-Amal: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 3: September 2021
Publisher : LP2M STP Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47492/eamal.v1i3.898

Abstract

A good teacher in the connotation of personal quality (a good teacher), or a successful teacher (a full success teacher), and an effective teacher. Now it is necessary to understand the image or profile of a teacher, to know his status in the educational community which is always changing suddenly and surprising so that, placing the role of the teacher as an agent of change and developing moral responsibility and commitment and high abstract thinking in carrying out the educational mission. In the aspect of teacher performance, the results of the initial survey show that the lack (work performance, work ability, job performance, work production, low work discipline, low creativity) as visible indicators at that time are the behaviors or actions seen by the teachers that show less performance. should.