Hidayat Hidayat
Departemen Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

GAMBARAN HASIL PEMERIKSAAN URINALISIS PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH YANG TERPASANG KATETER DI RUANG RAWAT INAP PENYAKIT DALAM RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG Indra Kumala; Nia Triswanti; Hidayat Hidayat; Riesca Lavenia Terta
Jurnal Medika Malahayati Vol 6, No 1 (2022): Volume 6 Nomor 1
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jmm.v6i1.6187

Abstract

Infeksi saluran kemih adalah suatu keadaan yang menunjukan adanya mikroorganisme dalam saluran kemih yang dapat ditandai adanya kolonisasi bakteri di dalam saluran kemih. Kasus infeksi saluran kemih adalah kejadian infeksi nosokomial masih masuk kategori tersering sekitar 40% sedangkan infeksi saluran kemih yang dihubungkan dengan penggunaan kateter terjadi sekitar 80%. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran hasil pemeriksaan urinalisis pada pasien infeksi saluran kemih yang terpasang kateter di ruang rawat inap penyakit dalam RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Penelitian ini menggunakan sampel pasien yang terdiagnosis infeksi saluran kemih yang melakukan pemeriksaan urinalisis yang terpasang kateter di ruang rawat inap penyakit dalam RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2019-2021. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan usia 56-65 tahun sebanyak 20 (40,0%). Jenis kelamin perempuan 44  (88,0%). Sedimen urin jumlah leukosit positif 2 (++) 5-9 sel/ LPB berjumlah 17 (34,0%). Sedimen urin eritrosit ditemukan hasil terbanyak eritrosit positif 1 (+) 1-4 sel / LPB berjumlah 19 (38,0%). Hasil pemeriksaan urinalisis sel epitel ditemukan hasil terbanyak epitel positif 1 (+) 1-4 sel / LPB berjumlah 35 (70,0%). Hasil pemeriksaan urinalisis jumlah nitrit yang terbanyak negatif berjumlah 43 (86,0%). Hasil pemeriksaan urinalisis jumlah leukosit esterase yang terbanyak leukosit esterase positif 3 (+++) berjumlah 23 (46,0%).
HUBUNGAN ANTARA LAMA HARI KATETER TERPASANG DENGAN KEJADIAN ISK PADA PASIEN YANG TERPASANG KATETER DI RUANG RAWAT INAP PENYAKIT DALAM RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG Indra Kumala; Nia Triswanti; Hidayat Hidayat; Gilang Raka Pratama
Jurnal Medika Malahayati Vol 5, No 4 (2021): Volume 5 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (175.02 KB) | DOI: 10.33024/jmm.v5i4.6185

Abstract

Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan reaksi inflamasi sel urotelium yang melapisi saluran kemih ditandai dengan keluhan nyeri atau keadaan klinis yang berat. Penggunaan kateter merupakan sumber penyebab tersering infeksi nosokomial traktus urinarius. Risiko terjadinya bakteriuria berhubungan dengan lamanya kateterisasi. Risiko bakteriuria meningkat 5-10% per hari setelah pemasangan kateter dan bakteriuria dapat terjadi 90-100% pada penggunaan kateter jangka Panjang. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui angka kejadian infeksi saluran kemih berdasarkan usia dan jenis kelamin, distribusi frekuensi angka kejadian infeksi saluran kemih berdasarkan lama hari kateter terpasang, dan mengetahui hubungan antara lama hari kateter terpasang dengan kejadian infeksi saluran kemih (ISK) pada pasien yang terpasang kateter. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober-November 2021 di ruang rawat inap penyakit dalam RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain penelitian case control menggunakan total sampling dengan populasi sebesar 100 responden dan analisis bivariat menggunakan ­chi square dengan program SPSS ver.26. Hasil penelitian menunjukkan dominan usia 56-65 tahun (40%) pada kelompok kasus dan usia 36-45 tahun (30%) di kelompok kontrol, sedangkan perempuan merupakan yang paling banyak pada kedua kelompok. Responden dengan lama hari kateter terpasang paling banyak pada kelompok kasus adalah >3 hari, sedangkan kelompok kontrol adalah <3 hari, dan p value = 0,000 pada analisis bivariat. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara lama hari kateter terpasang dengan kejadian ISK.
Pengaruh Madu Ceiba Pentandra Terhadap Kadar LDL Tikus Rattus Norvegicus Yang Diberi Diet Tinggi Lemak Hetti Rusmini; Devita Febriani Putri; Hidayat Hidayat; Dhani Risandy
Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada Vol 9 No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Akademi Keperawatan Sandi Karsa (Merger) Politeknik Sandi Karsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35816/jiskh.v11i1.331

Abstract

Background: Hypercholesterolemia is a condition of the body that has increased cholesterol levels above the normal threshold (<200 mg/dL). Hypercholesterolemia can occur because of lifestyle that not healthy, ranging from diet is not balanced to the lack of sporting activity. Hypercholesterolemia is the main risk factor for atherosclerosis which is the increase in Low Density Lipoprotein (LDL). Methodology: The type of research used is purely experimental using a pre and post test design with group design. The population used in this study were 25 male Wistar strain rats which were divided into 5 groups. Sampling using the method of total sampling. Data were analyzed by Paired T-test and Anova. Research Results: In this study, from the 5 sample groups obtained the results of the analysis Paired T-Test, obtained a significant increase (p <0.05) of LDL levels after giving a high-fat diet in the negative group (p = 0.025), treatment group 2 (p = 0.001), and treatment group 3 (p= 0.001). In the treatment after the administration of honey, there was a significant decrease (p <0.05) of LDL levels in 2 groups, namely in the treatment group 2 (p = 0.026), and the treatment group 3 (p = 0.092). With Anova analysis, a significant difference was found in the treatment after the administration of a high-fat diet and after the provision of honey honey with the same p value, namely p = 0.001 (P <0.05). Conclusion: There are differences that influence the administration of honey honey on LDL levels in wistar strain rats given a high-fat diet.
Analisis Penggunaan Antibiotik Di Ruang Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moloek Provinsi Lampung Dengan Metode Defined Daily Dose Periode Januari-Maret Tahun 2018 Hidayat Hidayat; Neno Fitriyani Hasbie; Galih Adityadarma
Malahayati Nursing Journal Volume 3 Nomor 4 Tahun 2021
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.679 KB) | DOI: 10.33024/mnj.v3i4.4373

Abstract

ABSTRACT: ANALYSIS OF THE USE OF ANTIBIOTICS IN THE SURGERY ROOM OF THE REGIONAL GENERAL HOSPITAL H. ABDUL MOLOEK PROVINCE LAMPUNG WITH DEFINED DAILY DOSE METHOD OF JANUARY-MARCHPERIOD 2018Background: Antibiotics are chemicals produced by fungi and bacteria, which have the property of killing or inhibiting the growth of germs. In developed countries, 13-37% of all patients hospitalized receive antibiotics either alone or in combination, while in developing countries 30-80% of patients hospitalized receive antibiotics and irrational use of antibiotics is very common. both in developed and developing countries. Germicidal resistance to antibiotics, especially multi-drug resistance, is a problem that is difficult to overcome in the treatment of patients. This study aims to evaluate the use of antibiotics with the Defined Daily Dose method in patients in the surgical room of Dr. H. Abdul Moloek, Lampung Province. Method: This type of research is descriptive using a cross-sectional approach. The sample in this study was 72 medical records in the operating room, data were obtained from RSUD Dr. H. Abdul Moloek, Lampung Province, and carried out by assessing Defined Daily Dose. Results: The frequency distribution of patients in the male operating room who received antibiotic therapy was 72 patients with the largest age range being 18-30 years. The results of the study in the men's surgery room at the Dr, H. Abdul Moloek Regional Hospital showed that quantitatively the use of antibiotics with the Defined Daily Dose category was 570.5 with the antibiotic ceftriaxone (523) being the highest. And for DDD / 100 days of hospitalization as much as 112.6 with the highest ceftriaxone was 104.6 DDD / 100 days of hospitalization. Conclusion: It shows that quantitatively the use of antibiotics is most often prescribed in the Men's Surgery room at RSUD DR. H. Abdul Moeloek, Lampung Province, was Seftriaxone with 104.6 DDD / 100 days of hospitalization.  Keywords: Analysis, Antibiotics, Method Defined Daily Dose.    ABSTRAK: ANALISIS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI RUANG BEDAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. H. ABDUL MOLOEK PROVINSI LAMPUNG DENGAN METODE DEFINED DAILY DOSE PERIODE JANUARI-MARET TAHUN 2018Latar Belakang: Antibiotik adalah zat-zat kimia yang dihasilkan oleh fungi dan bakteri, yang memiliki khasiat mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman. Di negara yang sudah maju 13-37% dari seluruh penderita yang dirawat di rumah sakit mendapatkan antibiotik baik secara tunggal atau kombinasi, sedangkan di negara berkembang 30-80% penderita yang dirawat di rumah sakit mendapatkan antibiotik dan penggunaan antibiotik yang tidak rasional sangat banyak dijumpai baik di negara maju maupun berkembang. Resistensi kuman terhadap antibiotik, terlebih lagi multi drug resistance merupakan masalah yang sulit diatasi dalam pengobatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik dengan metode Defined Daily Dose pada pasien di Ruang Bedah RSUD Dr. H. Abdul Moloek Provinsi Lampung.Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Sampel pada penelitian ini sebanyak 72 catatan rekam medik di ruang bedah, data diperoleh dari RSUD Dr. H. Abdul Moloek Provinsi Lampung dan dilakukan dengan penilaian Defined Daily Dose.Hasil: Di dapatkan distribusi frekuensi pasien di ruang bedah laki-laki yang menerima terapi antibiotik adalah sebanyak 72 pasien dengan rentang usia yang terbanyak 18-30 tahun. Hasil penelitian di ruang bedah laki-laki di RSUD Dr, H. Abdul Moloek Provinsi Lampung menunjukkan bahwa secara kuantitatif penggunaan antibiotik dengan kategori Defined Daily Dose sebanyak 570,5 dengan antibiotik seftriakson (523) yang paling tinggi. Dan untuk DDD/100 hari rawat sebanyak 112,6 dengan pemberian seftriakson yang paling tinggi sebesar 104,6 DDD/100 hari rawat.Kesimpulan : Menunjukkan bahwa secara kuantitatif penggunaan antibiotik yang paling banyak di resepkan di ruang Bedah Laki-laki di RSUD DR. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampungadalah Seftriakson sebesar 104,6 DDD/100 hari rawat.Kata kunci : Analisis, Antibiotik, Metode Defined Daily Dose.
Prevalensi Hepatitis C Pada Donor Darah Sebelum Dan Pada Saat Pandemi Covid 19 Di Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia Provinsi Lampung Tahun 2019-2020 Aditya Aditya; Festy Ladyani Mustofa; Hidayat Hidayat; Zeni Reviza Safta Firlanda
Malahayati Nursing Journal Vol 4, No 6 (2022): Volume 4 Nomor 6 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (236.167 KB) | DOI: 10.33024/mnj.v4i6.6460

Abstract

ABSTRACT Hepatitis is a global health problem, including in Indonesia, and consists of hepatitis A, B, C, D, and E. Hepatitis A and E often occur as abnormal events, are transmitted orally through feces in connection with clean and healthy living, are acute, and recover well. Hepatitis B, C, and D are rarely transmitted from parents but can become chronic and cause liver cancer and cirrhosis. The Covid-19 pandemic has disrupted healthcare services, reducing opportunities for routine hepatitis C virus antibody screening, clinical care, and medication. Therefore, people living with the hepatitis C virus who were not diagnosed during the pandemic could later be identified at a more advanced stage of the disease, leading to higher rates of morbidity and mortality. To determine the prevalence of Hepatitis C in blood donors before and during the Covid-19 pandemic at UTD PMI Lampung Province in 2019-2020. The type of research used in this research is descriptive quantitative with a cross-sectional design. The sample used in this study was the result of a laboratory examination which was declared positive for HVC on blood donors at UTD PMI Lampung Province in 2019-2020. The prevalence of blood donors with positive HVC before the Covid-19 pandemic in 2019 was 80 people (0,26%), while the prevalence of blood donors with positive HVC during the Covid-19 pandemic in 2020 was 92 people (0,34%) with a total of 172 people (0,30%). There was a prevalence of Hepatitis C before the pandemic was 0,26% and during the pandemic, it was 0,34% with a total of 0,30%.  Keywords: Blood Transfusion, Pandemic , Covid-19, HVC,Prevalence 2        ABSTRAK Hepatitis merupakan masalah kesehatan global, termasuk Indonesia, dan terdiri dari hepatitis A, B, C, D dan E.  Hepatitis A dan E sering terjadi sebagai kejadian yang tidak normal, ditularkan secara oral melalui feses sehubungan dengan hidup bersih dan sehat, bersifat akut, dan bisa sembuh dengan baik. Hepatitis B, C, dan D jarang ditularkan dari orang tua, tetapi dapat menjadi kronis dan menyebabkan kanker hati dan sirosis. Pandemi Covid-19 telah mengganggu layanan kesehatan, mengurangi peluang untuk melakukan skrining antibodi virus hepatitis C secara rutin, perawatan klinis, dan pengobatan. Oleh karena itu, orang yang hidup dengan virus hepatitis C yang tidak terdiagnosis selama pandemi nantinya dapat diidentifikasi pada tahap penyakit yang lebih lanjut, yang menyebabkan tingkat morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi. Tujuan untuk mengetahui prevalensi Hepatitis C pada donor darah sebelum dan pada saat pandemi Covid-19 di UTD PMI Provinsi Lampung tahun 2019-2020. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan desain cross sectional. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah hasil pemeriksaan lab yang di nyatakan positif HVC pada pendonor darah di UTD PMI Provinsi Lampung tahun 2019-2020.Prevalensi donor darah dengan HVC positif sebelum pandemi Covid-19 pada tahun 2019 didapatkan sebanyak 80 orang (0,26%),  sementara prevalensi donor darah dengan HVC positif pada saat pandemi Covid-19 pada tahun 2020 didapatkan sebanyak 92 orang (0,34%) dengan total keseluruhan 172 orang (0,30%). Terdapat prevalensi Hepatitis C pada saat sebelum pandemi sebanyak 0,26% dan pada saat pandemi sebanyak 0,34% dengan total keseluruhan sebanyak 0,30% Kata Kunci: Donor Darah, Pandemi, Covid-19, HVC, Prevalensi
Hubungan Derajat Aktivitas Penyakit Lupus Eritematosus Sistemik Berdasarkan Skor Mex-Sledai Dengan Kejadian Anemia Pada Penderita Lupus Eritematosus Sistemik Di Komunitas Odapus Lampung Rina Kirwiastiny; Ringgo Alfarisi; Hidayat Hidayat; Ageel Al-Aziz Marjaen
Malahayati Nursing Journal Volume 3 Nomor 2 Tahun 2021
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.974 KB) | DOI: 10.33024/mnj.v3i2.3596

Abstract

ABSTRACT : RELATIONSHIP OF SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS ACTIVITIES BASED ON MEX-SLEDAI SCORE WITH INCIDENCE OF ANEMIA IN SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOUS PATIENTS IN THE ODAPUS LAMPUNG COMMUNITY, 2020Background : Systemic Lupus Erytematosus (SLE) is a complex autoimmune disease characterized by the presence of autoantibodies against the cell nucleus and involving many organ systems in the body. Anemia in LES patients varies between chronic disease anemia, hemolytic anemia, blood loss, renal insufficiency, infection, myelodysplasia, and aplastic anemia. What often occurs in LES anemia is due to erythropoesis suppression due to chronic inflammation. Anemia in LES patients is an immune or non-immune disease. Anemia is a non-immune disease is anemia in chronic disease, iron deficiency anemia, sideroblastic anemia, anemia in kidney disease, anemia indicated by drugs, and anemia secondary to other diseases (eg sickle cell anemia).Research purposes : This study was to determine the degree of activity of systemic lupus erythematosus based on max-sledai and hemoglobin levels in systemic lupus erythematous patients in the ODAPUS Lampung community in 2020.Methode :The analytical observational method was used using a cross sectional approach. The research subjects were 30 respondents who used the total sampling technique from members of the ODAPUS Lampung community by conducting MEX-SLEDAI interviews and blood sampling conducted from November 2019 to February 2020. Statistical test used Fisher exact test.Results: From 30 study subjects, disease activity based on MEX-SLEDAI was above the average of 21 patients (70%). And the results of blood tests were 18 patients (60%) who were not anemia and 12 patients (40%) had anemia.Conclusion     : There was a significant relationship between the degree of activity of Systemic Lupus Erythematosus based on the MEX-SLEDAI score and the incidence of anemia with p value = 0.024 meaning the p value ≤ 0.05. Keywords      : LES; Incidence of Anemia; MEX-SLEDAI    INTISARI : HUBUNGAN DERAJAT AKTIVITAS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSUS SISTEMIK BERDASARKAN SKOR  MEXSLEDAI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA PENDERITA LUPUS ERITEMATOUS SISTEMIK DI KOMUNITAS ODAPUS LAMPUNG  Latar belakang : Systemic Lupus Erytematosus (SLE) merupakan penyakit autoimun yang kompleks ditandai oleh adanya autoantibodi terhadap inti sel dan melibatkan banyak sistem organ dalam tubuh. Anemia pada pasien LES bervariasi antara anemia penyakit kronis, anemia hemolitik, kehilangan darah, insufisiensi ginjal, infeksi, mielodisplasia, dan anemia aplastik. Yang sering terjadi anemia pada LES disebabkan supresi eritropoesis karena inflamasi yang kronis.  Anemia pada pasien LES merupakan penyakit imun atau non-imun. Anemia merupakan penyakit non-imun adalah anemia pada penyakit kronik ,anemia defisiensi besi, anemia sideroblastik, anemia pada penyakit ginjal, anemia indikasi obat, dan anemia sekunder terhadap penyakit lain ( misalnya anemia sel sabit ).Tujuan Penelitian : Penelitian ini untuk mengetahui hubungan drajat aktivitas penyakit lupus eritematosus sistemik berdasarkan max-sledai dengan kadar hemoglobin pada penderita lupus eritematous sistemik di komunitas ODAPUS lampung tahun 2020.Metode : Digunakan metode observasional analitik menggunakan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian sebanyak 30 responden yang menggunakan teknik total sampling dari anggota komunitas ODAPUS Lampung dengan melakukan wawancara MEX-SLEDAI dan pengambilan sampel darah yang dilakukan pada bulan November 2019 s/d Februari 2020. Uji statistic menggunakan Fisher exact test.Hasil : Dari 30 subjek penelitian didapatkan aktifitas penyakit berdasarkan MEX-SLEDAI di atas rata – rata sebanyak 21 pasien (70%). Dan hasil peneriksaan darah yaitu 18 pasien (60%) yang Tidak anemia dan yang mengalami Anemia ada 12 pasien (40%).Kesimpulan   : Terdapat hubungan bermakna antara derajat aktivitas penyakit Lupus Eritematosus Sistemik berdasarkan skor MEX-SLEDAI dengan Kejadian Anemia dengan p value =0.024 berarti nilai p value ≤ 0.05. Kata Kunci     : LES; Kejadian Anemia; MEX-SLEDAI
KORELASI SITOKIN INTERLEUKIN 6 (IL 6) DENGAN ADIPONEKTIN PADA PENDERITA OBESITAS DENGAN SINDROMA METABOLIK Hidayat Hidayat; Ilu Sulfihat Parawansa
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 8, No 4 (2021): Volume 8 Nomor 4
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v8i4.5421

Abstract

Obesitas merupakan masalah kesehatan yang terjadi diseluruh dunia. Menurut WHO, diperkirakan 650 juta atau sekitar 13% populasi orang dewasa didunia mengalami obesitas. Obesitas dikaitkan dengan peningkatan jaringan adipose yang berlebih sehingga menghasilkan ketidakseimbangan sitokin pro-inflamasi dan anti-inflamasi. Ketidakseimbangan tersebut menyebabkan menurunnya adiponektin sebagai sitokin anti-inflamasi dan meningkatnya sitokin pro-inflamasi seperti IL-6 serta menimbulkan peradangan kronis derajat rendah yang berhubungan dengan gangguan kesehatan seperti sindrom metabolik. Ketidakseimbangan sitokin dapat dicegah dengan menjaga aktivitas fisik, olahraga yang teratur, menjaga prilaku makan yang sehat, istirahat secara cukup serta menjaga pola hidup sehat. Tujuan penelitian ini untuk melihat profilsitokin interleukin6 (IL-6) dan adiponektin serta melihat hubungan profil sitokin interleukin 6 (IL-6) dan adiponektin pada penderita obesitas dengan sindrom metabolik. Jenis penelitian yaitu studi pustaka menggunakan 15 artikel dari 15 jurnal ilmiah serta literatur lainnya yang terpublikasi secara nasional dan internasional. Hasil studi pustaka yang dilakukan pada 15 artikel didapatkan adanya peningkatan IL-6, terdapat penurunan adiponektin dan terdapat hubungan yang signifikan antara kadar IL-6 dengan kadar adiponektin pada penderita obesitas dengan sindrom metabolik, dimana semakin tinggi kadar IL-6 maka akan semakin rendah kadar adiponektin.
Pengaruh Madu Ceiba Pentandra Terhadap Kadar LDL Tikus Rattus Norvegicus Yang Diberi Diet Tinggi Lemak Hetti Rusmini; Devita Febriani Putri; Hidayat Hidayat; Dhani Risandy
Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada Vol 9 No 1 (2020): Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Akademi Keperawatan Sandi Karsa (Merger) Politeknik Sandi Karsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35816/jiskh.v11i1.331

Abstract

Background: Hypercholesterolemia is a condition of the body that has increased cholesterol levels above the normal threshold (<200 mg/dL). Hypercholesterolemia can occur because of lifestyle that not healthy, ranging from diet is not balanced to the lack of sporting activity. Hypercholesterolemia is the main risk factor for atherosclerosis which is the increase in Low Density Lipoprotein (LDL). Methodology: The type of research used is purely experimental using a pre and post test design with group design. The population used in this study were 25 male Wistar strain rats which were divided into 5 groups. Sampling using the method of total sampling. Data were analyzed by Paired T-test and Anova. Research Results: In this study, from the 5 sample groups obtained the results of the analysis Paired T-Test, obtained a significant increase (p <0.05) of LDL levels after giving a high-fat diet in the negative group (p = 0.025), treatment group 2 (p = 0.001), and treatment group 3 (p= 0.001). In the treatment after the administration of honey, there was a significant decrease (p <0.05) of LDL levels in 2 groups, namely in the treatment group 2 (p = 0.026), and the treatment group 3 (p = 0.092). With Anova analysis, a significant difference was found in the treatment after the administration of a high-fat diet and after the provision of honey honey with the same p value, namely p = 0.001 (P <0.05). Conclusion: There are differences that influence the administration of honey honey on LDL levels in wistar strain rats given a high-fat diet.