Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERBANDINGAN PREVALENSI INFEKSI MALARIA TERHADAP PEKERJA DALAM DAN LUAR RUANGAN Ilham Tri santika; Jangkung samidjo onggowaluyo; Suleman Suleman; Entuy Kurniawan
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 11 No 1 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (730.336 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v11i1.749

Abstract

Penyakit malaria disebabkan oleh infeksi protozoa dan genus dari Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam jaringan hati dan sel darah merah manusia yang terinfeksi. Banyaknya kasus endemik dan keadaan luar biasa (KLB) penyakit mlaria yang berkecambuk di suatu daerah menyebabkan korban yang tidak sedikit. Berdasarkan permasalahan tersebut,diatas peneliti tertarik untuk melakukan pengkajian melalui penelitian melihat prevalensi perbandingan infeksi malaria terhadap lingkungan pekerjaan luar ruangan dan pekerja dalam ruangan.dari data jenis pekerjaan yang paling banyak terinfeksi penyakit malaria terbanyak yaitu Buruh tani yang persentasenya 28 orang ,urutan kedua yaitu nelayan yang mendapat presentase 21 orang, urutan ke tiga yaitu pegawai negri sipil (PNS) yang mendapat presentase 13 orang, pada urutan yang keempat yaitu pada ibu rumah tangga 9 orang, selanjutnya di urutan kelima yaitu pekerja tambang senilai 8 orang, dan yang terakhir yaitu pegawai swasta 5 orang (6%), dengan total 84 orang. Untuk klasifikasi pekerjaan dalam dan luar ruangan di dapatkan dari data pekerjaan yaitu yang paling banyak terinfeksi malaria yaitu pada pekerja luar ruangan 55 orang, dibandingkan pada pekerja dalam ruangan 29 orang. Untuk prevalensi untuk pekerja dalam dan luar ruangan. Didapatkan hasil 65.47% untuk pekerja dalam ruangan 34%. Adanya perbedaan yang signifikan antara pekerja dalam dan luar ruangan di Kecamatan Simpenan Kabupaten Sukabumi. Untuk penelitain selanjutnya dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui hubungan antar pekerja luar ruangan terhadap infeksi malaria di Kabupaten Sukabumi.
UJI AKTIVITAS KERATINASE JAMUR Trichophyton mentagrophytes DENGAN PENAMBAHAN KERATIN SUBSTRAT BULU DOMBA GARUT (Ovis aries) Nida Hayatul Fauziah; Entuy Kurniawan; Yuliansyah Sundara Mulia; Jangkung Samidjo Onggowaluyo
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 11 No 1 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (487.166 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v11i1.760

Abstract

Trichophyton mentagrophytes menghasilkan enzim keratinase yang dapat diukur aktivitasnya secara Spektrofotometri. Telah dilakukan penggunaan bulu domba garut sebagai substrat. Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Jumlah spora jamur yang digunakan dihitung terlebih dahulu menggunakan alat Hemositometer. Konsentrasi bulu domba yang digunakan 0,5%, 1%, dan 2%. Asam amino yang terukur dihitung dengan kurva standar tirosin/ml yang sudah diketahui konsentrasinya dan dihitung sebagai 1 unit enzim. Hasil analisis kurva kalibrasi standar yang diolah dengan Microsoft excel menunjukkan penambahan spora dengan jumlah 1075 х 103 spora/ml pada media kontrol menghasilkan aktivitas keratinase 3,803 U/ml. Penambahan spora dengan jumlah 1253 х 103 spora/ml dengan konsentrasi bulu domba garut 0,5% menghasilkan aktivitas keratinase 6,138 U/ml. Penambahan spora dengan jumlah 1293 х 103 spora/ml dengan konsentrasi bulu domba garut 1% menghasilkan aktivitas keratinase 6,878 U/ml dan penambahan spora dengan jumlah 1297 х 103 spora/ml dengan konsentrasi bulu domba garut 2% menghasilkan aktivitas keratinase 7,105 U/ml. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa semakin banyak jumlah spora dan konsentrasi bulu domba yang ditambahkan maka semakin tinggi aktivitasnya.
PEMANFAATAN JAMUR ENTOMOPATOGEN DARI LARVA NYAMUK MATI SEBAGAI PENGENDALIAN HAYATI LARVA AEDES AEGYPTI Lia Mar'atiningsih; Yuliansyah Sundara Mulia; Sulaeman Sulaeman; Jangkung Samidjo Onggowaluyo
JURNAL RISET KESEHATAN POLTEKKES DEPKES BANDUNG, Online ISSN 2579-8103 Vol 11 No 2 (2019): Jurnal Riset Kesehatan Poltekkes Depkes Bandung
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (604.912 KB) | DOI: 10.34011/juriskesbdg.v11i2.794

Abstract

Demam Berdarah (DBD) semakin meningkat setiap tahunnya, untuk mencegah vektor ini, masyarakat selalu menggunakan insektisida yang berdampak semakin resistennya nyamuk dan menyebabkan pencemaran lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jamur yang ada pada larva nyamuk mati dan mengetahui konsentrasi minimal jamur terhadap kematian larva Aedes aegypti sebanyak 50% (Lc50). Penelitian ini diharapkan sebagai pengendalian hayati yang berasal dari jamur entomopatogen. Hasil pengamatan makroskopis dan mikroskopis dari 3 jamur yang diisolasi, diperoleh Aspergillus niger, Aspergillus fumigatus dan Rhizopus sp. Sampel penelitian yaitu larva Aedes aegypti instar III berjumlah 240 ekor yang dibagi ke dalam tiga pengulangan dan tiga perlakuan termasuk kontrol. Konsentrasi yang digunakan adalah 105, 106, dan 107 spora/ml. Hasil penelitian menunjukan rata-rata kematian larva dari konsentrasi rendah ke tinggi adalah 10 ekor, 13 ekor, dan 16 ekor dengan persentase 48%, 65%, dan 80%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah jamur Aspergillus niger dapat digunakan sebagai pengendalian hayati larva Aedes aegypti. Konsentrasi jamur Aspergillus niger yang dapat mematikan 50% larva uji adalah 2,2 x 105 spora/mm3 dengan nilai upper bound dan lower bound nya adalah 6,7x 105 spora/mm3 dan 1,6x 104 spora/mm3.