Penelitian ini untuk melihat pengaruh Beban Kerja, Stres Kerja dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan pada CV X. Pada penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan Analisis Deskriptif dan penelitian explanatory (eksplanatif). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang bekerja di CV X. CV X memiliki tiga restoran, yaitu Resep-resep Dahar Sunda, Selera Rantau, dan Soto Kudus. Total populasi dan sampel karyawan pada seluruh restoran milik CV X adalah sebanyak 70 orang (jumlah karyawan dari data perusahaan). Penelitian kajian data pada studi ini diolah dengan menggunakan software SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 25. Dengan anilisis regresi berganda. Hasil penelitian didapatkan bahwa Pada variabel beban kerja, ditunjukkan oleh item pernyataan bahwa komunikasi antar tim di tempat kerja berjalan dengan baik sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman. manajemen perlu mengambil langkah untuk memperbaiki pola komunikasi internal, seperti menyediakan forum koordinasi rutin antar divisi, memperjelas jalur komunikasi, serta mendorong budaya keterbukaan dan kolaborasi di lingkungan kerja. Upaya ini bertujuan untuk menciptakan alur kerja yang lebih efisien, meminimalisasi kesalahan, dan pada akhirnya dapat mengurangi persepsi terhadap tingginya beban kerja. Pada variabel stres kerja, ditujukkan oleh item pernyataan bahwa perusahaan membuat keputusan dengan melibatkan atau mempertimbangkan pendapat bawahan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa karyawan merasa didengarkan dan dihargai dalam proses pengambilan keputusan, yang dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih suportif dan mengurangi potensi stres yang disebabkan oleh hubungan yang kaku. Oleh karena itu, CV X perlu mempertahankan dan memperkuat gaya kepemimpinan partisipatif ini, seperti dengan rutin mengadakan forum diskusi, rapat evaluasi bersama agar karyawan merasa terlibat secara aktif dalam dinamika kerja dan kebijakan perusahaan. Pada variabel kompensasi kerja, ditunjukkan oleh item pernyataan bahwa perusahaan menyediakan fasilitas kerja yang memadai seperti alat kerja (komputer atau laptop, alat tulis, telpon, meja, kursi dan peralatan masak). Hasil tersebut menunjukkan bahwa karyawan merasa terbantu dan didukung oleh ketersediaan fasilitas kerja yang layak, sehingga perusahaan sebaiknya mempertahankan bahkan meningkatkan kualitas dan kuantitas fasilitas yang tersedia. Hal ini penting untuk menciptakan kenyamanan kerja, meningkatkan efisiensi, dan menjaga motivasi kerja karyawan. Selain itu, manajemen dapat melakukan evaluasi secara berkala terhadap kondisi dan kecukupan fasilitas kerja, serta menyesuaikannya dengan kebutuhan operasional di lapangan.