Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Strategi Peningkatan Hasil Penjualan Bubuk Kopi Robusta Original pada Rumah Kopi Lerek Gombengsari Kecamatan Kalipuro Banyuwangi Mohamad Ilham Hilal; Driyanto Wahyu Wicaksono; Halil Halil
Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Department of Agricultural Social Economics, Faculty of Agriculture, Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jepa.2021.005.02.25

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang mempengaruhi hasil penjualan Bubuk Kopi Robusta Original Rumah Kopi Lerek Gombengsari Kabupaten Banyuwangi. Mengetahui strategi prioritas dalam meningkatkan hasil penjualan Bubuk Kopi Robusta Original Rumah Kopi Lerek Gombengsari Kabupaten Banyuwangi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, kuesioner serta dokumentasi. Tempat penelitian dilakukan di Rumah Kopi Lerek Gombengsari Kabupaten Banyuwangi. Pemilihan narasumber menggunakan teknik purposive sampling meliputi, Akademisi dari institusi dengan program studi pertanian terdekat, Ketua Asosiani Petani Gombengsari dan Pemilik usaha sebagai Informan Kunci. Teknik analisis data berfokus pada analisis Matriks IFAS dan EFAS, kemudian dilanjutkan dengan Matriks IE, Matriks SWOT dan Matriks QSPM. Hasil dari penelitian ini adalah: 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil penjualan Bubuk Kopi Robusta Rumah Kopi Lerek Gombengsari berdasarkan faktor internal adalah kondisi geografis yang mendukung, persediaan bahan baku kopi robusta yang melimpah, menjadi objek kunjungan wisata, telah terjalinnya kerjasama dengan petani kopi robusta, dukungan pemerintah Kabupaten Banyuwangi dan adanya peran dari pihak akademisi. Faktor eksternal adalah diversifikasi produk dalam menghadapi pesaing, tren sistem pengolahan basah dan jaringan atau relasi pasar. 2. Berdasarkan hasil analisis pada Matriks QSPM bahwa prioritas strategi dalam meningkatkan hasil penjualan Rumah Kopi Lerek Gombengsari adalah memanfaatkan objek kunjungan wisata untuk menambah jaringan atau relasi pasar.
Utilization Of Sugarbean Waste Through Bio Seeding Block As A Seeding Media Plants At Dusk Farm Banyuwangi: Pemanfaatan Limbah Ampas Tebu Melalui Bio Seeding Block Sebagai Media Pembibitan Tanaman Di Senja Farm Banyuwangi Riza Rahimi Bachtiar; Ayu Purwaningtyas; Mohamad Ilham Hilal
Dinamisia : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 7 No. 1 (2023): Dinamisia: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Universitas Lancang Kuning

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31849/dinamisia.v7i1.11650

Abstract

Banyuwangi is one of the agricultural centers in East Java Province and nationally. Especially for vegetable horticultural commodities, several products have been able to become regional superiors and are able to penetrate the national market such as chili, eggplant, and mustard greens. In addition, the productivity of vegetable horticulture has increased from year to year. One of the MSMEs engaged in horticulture is Senja Farm. Senja Farm has a specific activity in producing hydroponic vegetables. These vegetables are cultivated and are able to produce healthier vegetables because they are minimal in pesticide residues. Hydroponic vegetables are vegetables that are grown with the help of liquids containing minerals needed by vegetables to grow through a process that is highly guarded by the method and place of planting and does not require soil. The use of pesticides in hydroponic planting techniques is also not necessary to protect against insect pests. This has an impact on the yield of hydroponic plants in the form of organic food. Consumption of organic vegetables in Banyuwangi has a trend that tends to increase so it is very potential to be developed. However, the hydroponic process at Senja Farm still relies on plant media derived from livestock compost and seedling media using plastic (polybag). The purpose of this PKM is to utilize bagasse waste through the use of bio-seeding blocks as planting media and as a substitute for seedling media. The output targets of this PKM activity are in the form of products submitted to partners, publications in national journals with ISSN, publications in print media and in the form of videos of the implementation of activities.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH SABUT KELAPA MENJADI PRODUK BONEKA EDUKATIF DI KECAMATAN KALIPURO BANYUWANGI Mohamad Ilham Hilal; Riza Rahimi Bachtiar; Rahayu Pradita
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 3 (2023): September
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i3.19914

Abstract

ABSTRAKLingkungan Warung Kopat Kalipuro merupakan daerah penghasil kelapa di Kabupaten Banyuwangi. Warga di Lingkungan Warung Kopat Kalipuro mayoritas menjadi petani kelapa. Warga menjual kelapa yang dihasilkan dalam bentuk kopra sehingga menghasilkan limbah sabut kelapa yang melimpah tanpa adanya pengolahan. Limbah sabut kelapa ini oleh warga hanya ditumpuk sampai membusuk atau dibakar sehingga menghasilkan polusi udara. Melalui program pemberdayaan masyarakat ini dilakukan penerapan teknologi tepat guna untuk mengolah limbah sabut kelapa tersebut menjadi kerajinan tangan yang bernilai tinggi dan bermanfaat sebagai media edukasi pertanian kepada masyarakat luas. Teknologi tepat guna yang diterapkan adalah megolah sabut kelapa menjadi boneka edukatif. Karena boneka edukatif merupakan hasil dari kerajinan tangan dari sabut kelapa maka tergolong produk ramah lingkungan dan dapat dijadikan sebagai bahan edukasi pengenalan ekosistem sederhana dengan adanya tumbuhan yang tumbuh pada boneka edukasi tersebut. Metode yang digunakan pada pemberdayaan masyarakat ini adalah dengan metode ceramah dengan memvariasikannya dengan  tanya jawab/ diskusi serta praktek guna memantapkan apa yang dipaparkan secara teoritik. Hasil telah dicapai adalah 1. Adanya peningkatan pemahaman warga Lingkungan Warung Kopat Kalipuro terkait pengolahan limbah sabut kelapa, 2. Terjadi peningkatan keterampilan membuat boneka edukatif dari limbah sabut kelapa, 3. Adanya peningkatan pemahaman dan keterampilan warga Lingkungan Kopat Kalipuro terkait digital marketing produk boneka edukatif..Kata kunci: boneka edukatif; digital marketing; sabut kelapa ABSTRACTBanyuwangi Regency's Warung Kopat Kalipuro is a coconut-producing region. Coconut farmers make up the majority of the population in the Warung Kopat Kalipuro area. Locals produce coconuts and sell them as copra, which generates a lot of waste coconut fiber without any processing. Locals merely stack their discarded coconut fiber till it burns or rots, polluting the air. Through this initiative of community empowerment, leftover coconut fiber is processed using appropriate technology to create high-value handicrafts that can serve as a platform for educating the general public about agriculture. Using the right technology, Educational dolls made from coconut fiber are being produced. Educational dolls are categorized as ecologically friendly products since they are handcrafted from coconut fiber and can be used as educational materials to introduce rudimentary ecosystems through the plants that grow on them. The lecture approach is employed in community empowerment, with modifications made for Q&A/discussions and practice to help solidify theoretical information. The outcomes are: 1. An improvement in the knowledge of the Warung Kopat Kalipuro neighborhood residents regarding the processing of waste coconut fiber; 2. An improvement in the ability to create educational dolls from waste coconut fiber; 3. The knowledge and proficiency of the people living in the Kopat Kalipuro area with regard to digital marketing of educational doll items has increased. Keywords: educational doll; digital marketing; coconut fiber waste