Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

STUDY OF GELATIN FROM DUCK BONE AS AN ALTERNATIVE SOURCES OF HALAL GELATIN Muhammad Habbib Khirzin
JURNAL SAINS NATURAL Vol. 10 No. 1 (2020): Sains Natural
Publisher : Universitas Nusa Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (857.769 KB) | DOI: 10.31938/jsn.v10i1.237

Abstract

Gelatin is an intermediate ingredient which is oftenly used in many field such as food, pharmacy, and cosmetics. It is usually extracted from pig and cow. Halal issue of gelatin sources and the outbreaks of mad cow diseases encouraged people to find an alternative sources of gelatin. One of the alternative sources of gelatin was duck bone. The aim of this research was to describe physicochemical properties of duck bone gelatin which is extracted by using acid extraction method as an alternative sources of halal gelatin. The extraction of duck bone gelatin used 5% concentration of HCl (hydrochloric acid). The extraction process consisted of four steps, they were degreassing, defating, demineralization, and acid extraction. The result showed that gelatin which was extracted from duck bone had these several characteristic: yield of 6.24%, pH 4.0, water content of 13.43%, ash content of 13.42%, protein content of 65.43%, and whiteness degree of 30.35%. Generally, gelatin which was extracted from duck bone had similar characteristic with commercial gelatin and SNI standard. Further researcher had been suggested to reoptimized extraction method in order to reduce ash content.
Karakteristik Hidrolisat Gelatin Tulang Itik Dengan Enzim Tripsin Sebagai Penghambat Alfa Amilase (α-Amylase Inhibitor) Muhammad Habbib Khirzin; Mustofa Hilmi; Anis U. Prastujati; Nusrotin Mawardi; Riza Rahayu
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 20 No 3 (2020): Desember
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v20i3.2403

Abstract

Gelatin diekstrak dari daging sapi atau babi. Salah satu sumber gelatin yang potensial untuk dikembangkan selain dari mamalia darat adalah dari unggas yaitu tulang itik. Ekstraksi gelatin dari tulang bebek dapat dilakukan dengan metode asam. Beberapa penelitian melaporkan bahwa hidrolisis gelatin menggunakan berbagai jenis enzim akan meningkatkan bioaktivitasnya, seperti antioksidan, antibakteri, dan antihiperglikemik (alpha amilase inhibitors). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik gelatin tulang bebek yang dihidrolisis dengan enzim tripsin sebagai inhibitor alfa amilase. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) nonfaktorial dengan perlakuan waktu hidrolisis yang berbeda. Parameter penelitian berupa total soluble protein, TCA soluble protein, derajat hidrolisis, dan aktivitas penghambatan alfa amilase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan waktu perlakuan hidrolisis berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap nilai protein terlarut TCA dan derajat hidrolisis. Namun tidak ada pengaruh yang nyata (P>0,05) terhadap total protein terlarut. 180 menit waktu perlakuan hidrolisis dengan seri konsentrasi 250; 500; 1000; 2000 ppm memiliki aktivitas penghambatan terhadap alfa amilase, masing-masing 39,42; 41.75; 44,58; 48,11%. Memiliki nilai IC50 sebesar 2,74 mg/mL. Aktivitas penghambatan masih lebih lemah dibandingkan dengan kontrol positif untuk acarbose.
PKM Pemanfaatan Limbah Kotoran Sapi Menjadi Biogas Sebagai Sumber Energi Alternatif di Kelurahan Bulusan Kecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi Abdul Holik; Muhammad Habbib Khirzin; Ardito Atmaka Aji
J-Dinamika : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 5 No 2 (2020): Desember
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/j-dinamika.v5i2.1517

Abstract

Kelurahan Bulusan didominasi oleh sektor peternakan. Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai kuli bangunan dan setiap warga memiliki peliharaan sapi 2-4 ekor. Selama ini limbah kotoran sapi dari hasil usaha peternakan tidak dimanfaatkan dengan baik dan dibuang begitu saja sehingga mencemari lingkungan. Hal tersebut menjadikan tim PKM ingin melaksanakan pengabdian dengan memanfaatkan limbah kotoran sapi. Tujuan dari PKM ini adalah pemanfaatan limbah kotoran sapi menjadi biogas sebagai sumber energi alternatif. Kegiatan ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap sosialisasi, pembuatan instalasi biogas, dan pendampingan. Kegiatan PKM dapat memberikan dampak yang baik untuk masyarakat Kelurahan Bulusan sehingga pencemaran lingkungan dapat teratasi
Pelatihan Pengolahan Susu Kambing Etawa Menjadi Kefir di Kecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi Mustofa Hilmi; Muhammad Abdul Wahid; Muhammad Habbib Khirzin; Hidayaturrohman Hidayaturrohman; Yushandy Fajar Thriesnanda
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 13, No 3 (2022): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v13i3.4177

Abstract

Kelurahan Kalipuro merupakan terletak di Kecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi mengalami permasalahan dalam penanganan susu kambing. Penanganan yang dilakukan selama ini belum ada sehingga berdampak pada menurunnya kualitas susu kambing menyebabkan penurunan ekonomi dan mengalami kerugian. Fermentasi merupakan solusi dalam penanganan  susu kambing etawa menjadi bernilai jual dengan membuat produk baru yaitu kefir. Kefir dibuat dengan proses fermentasi antara susu segar dan bakteri starter kefir yang dapat meningkatkan kandungan gizi dan dapat digunakan sebagai memacu pertumbuhan karena meningkatkan pencernaan dan penyerapan zat gizi, mengurangi atau membunuh bakteri jahat dalam saluran pencernaan, menormalkan kerja usus besar (mengatasi konstipasi dan diare), memiliki efek anti kanker, mengatasi masalah lactose intolerance, berperan dalam detoksifikasi dan mengatasi stres, serta mengontrol kadar kolesterol dalam darah dan tekanan darah. Hasil pelatihan pengolahan susu kambing Etawa menjadi kefir. Kegiatan ini bertujuan membantu memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh UD. Karya Etawa Farm untuk meningkatkan ekonomi dengan mengaplikasikan teknologi fermentasi kefir berbahan susu kambing Etawa khususnya usaha kecil di Kelurahan Kalipuro Kecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi. Kegiatan ini dilakukan dengan metode ceramah, demontrasi dan latihan pembuatan Kefir. Hasil kegiatan ini menunjukan respon peserta cukup baik dan kegiatan pelatihan pengolahan susu kambing Etawa menjadi kefir merupakan informasi baru bagi karyawan UD. Karya Etawa Farm dan masyarakat sekitar. Penerapan keterampilan pembuatan produk kefir juga mungkin dilakukan oleh para peserta karena alat dan bahan yang digunakan relatif mudah ditemukan dilingkungan tempat tinggal mereka. Sehingga pengolahan susu kambing Etawa menjadi kefir berpotensi menjadi salah satu alternatif yang dapat dijadikan sebagai usaha.
PEMBERDAYAAN PETERNAK KAMBING DI DESA TAMBONG KABUPATEN BANYUWANGI MELALUI PELATIHAN PEMELIHARAAN DAN PERAWATAN KESEHATAN TERNAK Muhammad Habbib Khirzin; Jangka Ruliyanto; Dani Agung Wicaksono; Trias Ayu Laksanawati
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 6, No 4 (2022): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v6i4.11632

Abstract

ABSTRAKDesa Tambong merupakan desa yang berada di Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani, pekerja kebun, pekerja tambang, serta sebagian kecil sebagai peternak. Jenis ternak yang dibudidayakan adalah kambing jenis Peranakan Etawa dan kambing persilangan Manggolo. Sebagian besar peternak mengeluhkan beberapa permasalahan yang dihadapi dalam budidaya kambing diantaranya banyak kambing yang pertumbuhannya kurang maksimal (lambat), kambing mudah terserang penyakit, serta produktivitasnya rendah. Berdasarkan permasalahan tersebut, tujuan dari program pengabdian desa tematik (PPDT) ini yaitu memberikan sosialisasi dan pelatihan tentang manajemen perkandangan, recording, serta perawatan kesehatan ternak. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah sosialisasi, pelatihan dan pendampingan. Peserta kegiatan ini adalah para peternak yang ada di Desa Tambong. Tahap kegiatan pengabdian meliputi observasi ke lapangan, penentuan kebutuhan mitra, pelatihan, pendampingan, serta evaluasi hasil kegiatan. Hasil dari kegiatan pengabdian adalah masyarakat peternak mengetahui dan mampu melakukan kegiatan manajemen pemeliharaan ternak kambing dengan benar. Ketrampilan dalam pemeliharaan dan perawatan kesehatan ternak mengalami peningkatan akan tetapi dampak terhadap perbaikan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat belum terlihat secara langsung. Kata kunci: desa tambong; pemeliharaan; perawatan Kesehatan; peternak kambing. ABSTRACTTambong Village is a villages located in the Kabat sub-district, Banyuwangi Regency, where majority of the population make a living as farmers, garden workers, mining workers, and a small part as breeders. The most widely cultivated livestock are Etawa Crossbreed goats and Manggolo cross goats. Most of the breeders complained about some of the problems faced in goat cultivation including many goats whose growth was less than optimal, goats were susceptible to disease, and low productivity. Based on these problems, the objectives of this thematic village service program were to provide socialization and counseling about housing management, recording, and livestock health care. The method used in this program were counseling and mentoring. The participants of this program are the breeders in the village of Tambong. The service activity stage includes field observations, determining partner needs, counseling, mentoring, and evaluating the results of program. The results of community service activities are that the breeder community knows and was able to carry out goat farming management activities correctly. The skills of breeders in the maintenance and health care of livestock have increased but the impact on economic improvement and community welfare has not been seen directly. Keywords: tambong village; maintenance; health care; goat breeders.
Pengaruh penambahan konsentrasi cuka apel berbeda terhadap karakteristik kimia dan organoleptik kaldu ayam petelur afkir Nadia Maharani; Irma Rahayu Ningrum; Muhammad Habbib Khirzin; Dewiarum Sari; Dwi Ahmad Priyadi
Agrivet : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian dan Peternakan (Journal of Agricultural Sciences and Veteriner) Vol. 11 No. 1 (2023): Juni
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/agrivet.v11i1.6187

Abstract

Laying hen meat is a food ingredient that contains high enough nutrition. The weakness of rejected laying hens is that the meat is very tough, so it is not accepted by most consumers. One way to make chicken meat attractive is to use it as processed broth. Chicken meat and bones contain high levels of minerals and fat, so you need to add apple cider vinegar to remove these substances. This study aims to determine the chemical quality (fat content, ash content, and pH) and organoleptic quality (color, taste, and aroma). This study used 4 treatments, namely P0 (0%), P1 (1%), P2 (2%), and P3 (3%) each repeated 4 times to obtain a total of 16 research samples. The designs used were Completely Randomized Design (CRD) and Randomized Block Design (RAK). The results showed that the average value of chemical quality parameters (fat content, ash content, and pH) along with the addition of the highest concentration of apple cider vinegar was produced by P3 of 3.25%, 0.37%, 5.89. The average organoleptic values ​​(color, taste, and aroma) along with the addition of the highest concentration of apple cider vinegar were produced by P3 of 4.48 in the category of creamy brown color, 4.36 in the category of meaty aroma, and 4.20 in the category of savory taste. It could be concluded that the addition of apple cider vinegar to the culled laying hen broth had a significant effect (P<0.05) on the chemical and organoleptic quality of the culled laying hen broth.
Identifikasi Lexicon (Bahasa Sensori) dalam Pengembangan Profil Greek Yoghurt Menggunakan Panelis Terlatih Muhammad Habbib Khirzin; Anis Usfah Prastujati; Dewiarum Sari; Salvian Setyo Prayitno; Dewi Purwati
JAS Vol 9 No 1 (2024): Journal of Animal Science (JAS) - Januari 2024
Publisher : Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Sains dan Kesehatan, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/ja.v9i1.6129

Abstract

Penentuan bahasa sensori untuk produk pangan baru merupakan hal yang penting untuk mengetahui seberapa dekat sifatnya dengan produk komersial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan metode (quantitative descriptive analysis) QDA terhadap identifikasi lexicon (bahasa sensori) sensori greek yoghurt yang berbahan dasar susu sapi. Pelaksanaan metode QDA dimulai dari mendeksripsikan produk, penentuan standar atribut, pelatihan panelis, pengujian atribut dan focus group discussion (FGD). Data hasil pengujian dianalisis menggunakan spider web dan principal component analysis (PCA). Hasil pengujian deskriptif antara produk greek yoghurt komersial dengan greek yoghurt uji adalah pada komersial 1 (biokul greek) memiliki atribut antara lain: rasa asin, rasa asam, rasa aftertaste sepat, aroma cheesy, aroma lactid acid, aroma cottage cheese, warna broken white, tekstur thick, dan tekstur grainy. Sampel komersial 2 (heavenly blush) memiliki atribut antara lain: rasa manis dan asam, aroma strawberry yogurt, aroma lactid acid, aroma strawberry ice cream, aroma strawberry milky, aroma strawberry candy, warna milky white, tekstur grainy, tekstur smooth, tekstur liquid. Sedangkan pada greek yoghurt uji memiliki atribut antara lain: rasa manis dan asam, aroma cheesy, aroma strawberry yogurt, aroma lactid acid, aroma milky orange, aroma strawberry milky, warna broken white, tekstur thick, tekstur grainy, dan tekstur smooth.
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PETERNAK KAMBING MELALUI PELATIHAN PEMBUATAN STOK PAKAN DAN PENGOLAHAN KOTORAN DI DESA LABANASEM, BANYUWANGI Muhammad Habbib Khirzin; Aditya Wiralatief Sanjaya; Trias Ayu Laksanawati
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 7, No 4 (2023): December
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v7i4.19588

Abstract

ABSTRAKPenduduk Desa Labanasem secara umum bekerja sebagai petani, peternak, dan pedagang. Sistem pemeliharaan ternak di desa ini masih bersifat tradisional. Setiap hari para peternak mencari pakan dengan cara merumput ke desa-desa sekitar. Hal ini dinilai kurang efektif karena peternak tidak memiliki stok pakan harian. Selain itu, kotoran ternak dari kandang hanya dibuang begitu saja ke sungai. Hal ini menyebabkan pencemaran lingkungan. Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu dilakukan kegiatan pngabdian kepada masyarakat (PKM) dengan tujuan meningkatkan ketrampilan peternak kambing melalui pelatihan dan pendampingan pembuatan stok pakan serta pengolahan limbah kotoran ternak dengan bantuan mesin coper. Mitra dari kegiatan PKM adalah kelompok ternak Azka Farm dengan jumlah anggota sebanyak 12 orang. Mitra beralamat di Dusun Sukadi, Desa Labanasem, Kecamatan Kabat, Kabupaten Banyuwangi. Prosedur pelaksanaan kegiatan meliputi identifikasi masalah, sosialisasi, pelatihan, serta evaluasi akhir kegiatan. Hasil dari kegiatan pelatihan menunjukan bahwa peternak mulai memahami cara mengelola pakan dengan metode pembuatan stok dan membuat pupuk dari kotoran kambing. Pemahaman peternak mengenai penggunaan alat meningkat dari 25% menjadi 83%. Peternak tidak perlu setiap hari mencari pakan karena stok pakan telah tersedia untuk beberapa hari. Peternak juga dapat memanfaatkan kotoran ternak menjadi pupuk dan disebar ke tanaman. Kata kunci: desa labanasem; pembuatan stok pakan; pengelolaan limbah kotoran; peternak kambing ABSTRACTLabanasem village residents generally work as farmers, livestock breeders and traders. The livestock rearing system in this village is still traditional. The breeders look for food by grazing in the surrounding villages everyday. This is considered less effective because farmers do not have daily feed stocks. Apart from that, livestock waste from the cages is simply thrown into the river. This causes environmental pollution. Based on this background, it is necessary to carry out community service activities (CSA) with the aim of improving the skills of goat breeders through training and assistance in making feed stocks and processing livestock waste using a coper machine. The partner for CSA activities is the Azka Farm livestock group with 12 members. Partner's address is Sukadi Hamlet, Labanasem Village, Kabat District, Banyuwangi Regency. Procedures for implementing activities include problem identification, socialization, training, and final evaluation of activities. The results of the training activities show that farmers are starting to understand how to manage feed using the method of making stock and making fertilizer from goat manure. Farmers' understanding of machine use increased from 25% to 83%. Farmers do not need to look for feed every day because feed stocks are available for several days. Farmers can also use livestock manure to make fertilizer and spread it on plants. Keywords: Labanasem village, making feed stocks, managing manure waste, goat breeders
Kualitas Daging Kambing Terfermentasi (Bekamal) dengan Waktu Pemeraman yang Berbeda Muhammad Habbib Khirzin; Sefri Ton; Alfitrah Sari
ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 2 No. 8: Juli 2023
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jim.v2i8.1906

Abstract

Bekamal is a typical fermented meat from Banyuwangi Regency. Bekamal is made from minced meat with salt and brown sugar added and then stored for a certain time using a clay storage (kendil). Bekamal products are starting to be difficult to find in the market. Reinforcement of processed products based on local wisdom needs to be done so that the products are not lost. One way of strengthening can be done by assessing the quality of nutrition and consumer acceptance. The purpose of this study was to determine the physicochemical and organoleptic characteristics of bekamal goats with different fermentation times. This study used a nonfactorial completely randomized design (CRD) with fermentation time variables (1, 2, 3, and 4 weeks). The research data were analyzed using analysis of variance (ANOVA) and if there were significant differences, the duncan multiple range test (DMRT) was continued. The results showed that different fermentation times had a significant effect (P<0.05) on pH value, total acid, water content, water holding capacity, color, aroma, texture and taste. Bekamal which was fermented for 4 weeks gave the best results from all parameters. This product can be developed into fermented meat-based processed products.
Karakteristik Fisikokimia dan Organoleptik Isolat Protein Whey Keju dan Tahu Sebagai Suplemen Pangan Muhammad Habbib Khirzin; Mustofa Hilmi; Dyah Triasih; Airul Alrizal Rofiqi
ULIL ALBAB : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Vol. 3 No. 7: Juni 2024
Publisher : CV. Ulil Albab Corp

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56799/jim.v3i7.3781

Abstract

Whey is a byproduct in the form of water remaining after separating curd and coagulating proteins with acids or enzymes. Whey comes from the leftover processing of cheese and tofu. Whey in Indonesia is generally not used properly, so it only becomes a by-product that can damage the environment. Several alternatives for processing whey liquid waste include whey protein isolate. Exploring the combination of cheese, whey, and tofu as a food supplement is an interesting thing to study. Therefore, this research aims to determine the physicochemical and organoleptic characteristics of cheese and tofu whey protein isolates as a food supplement. The treatments in this study were K1 (100% cheese whey), K2 (50% cheese and 50% tofu whey), and K3 (100% tofu whey). The results showed that the different treatments had a significant effect (P<0.05) on yield parameters, water content, ash content, fat content, protein content, and texture but had no significant effect (P>0.05) on organoleptic properties in the form of color attributes, taste, and aroma. The best treatment was K1 (100% cheese whey protein isolate) based on its physicochemical and organoleptic characteristics. This isolate can be used as a food supplement and as a health therapy.