Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Kajian Kebutuhan Air Irigasi Pada Daerah Irigasi Tawangsari, Kabupaten Jombang Ramadhani, Safira; Rosytha, Anna; Huda, Miftachul
Ge-STRAM: Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil Vol 2, No 1: March 2019
Publisher : Department of Civil Engineering, Dr. Soetomo University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (434.306 KB) | DOI: 10.25139/jprs.v2i1.1492

Abstract

Water is very important for the survival of living things in this world. Therefore there needs to be a balance between the needs and availability of water, including the need for water in agricultural areas. Water requirements in agricultural areas such as Tawangsari irrigation areas, especially paddy fields, are influenced by several factors, namely; Evapotranspiration, layer replacement, and effective rainfall. The availability of Tawangsari irrigation water from the very limited Tawangsari Dam is a major problem in the Tawangsari irrigation area. From the above problems, it is necessary to study the efficiency of water requirements in the irrigation area by analyzing effective rain, irrigation water needs and the availability of irrigation water. The analysis referred to the Irrigation Planning Criteria 01. From the results of the analysis it could be concluded that the water discharge was very sufficient and could be used to irrigate new land, while the calculation of the amount of water needs was greater than the water available in the dry season. Then from that another alternative was needed, namely by a water distribution rotation system and replacement of the water layer according to the available water so that the available water discharge could be sufficient for the needs.
Kajian Kebutuhan Air Irigasi Pada Daerah Irigasi Tawangsari, Kabupaten Jombang Ramadhani, Safira; Rosytha, Anna; Huda, Miftachul
Ge-STRAM: Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil Vol 2 No 1: March 2019
Publisher : Universitas Dr. Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25139/jprs.v2i1.1492

Abstract

Water is very important for the survival of living things in this world. Therefore there needs to be a balance between the needs and availability of water, including the need for water in agricultural areas. Water requirements in agricultural areas such as Tawangsari irrigation areas, especially paddy fields, are influenced by several factors, namely; Evapotranspiration, layer replacement, and effective rainfall. The availability of Tawangsari irrigation water from the very limited Tawangsari Dam is a major problem in the Tawangsari irrigation area. From the above problems, it is necessary to study the efficiency of water requirements in the irrigation area by analyzing effective rain, irrigation water needs and the availability of irrigation water. The analysis referred to the Irrigation Planning Criteria 01. From the results of the analysis it could be concluded that the water discharge was very sufficient and could be used to irrigate new land, while the calculation of the amount of water needs was greater than the water available in the dry season. Then from that another alternative was needed, namely by a water distribution rotation system and replacement of the water layer according to the available water so that the available water discharge could be sufficient for the needs.
Kajian Kebutuhan Air Irigasi Pada Daerah Irigasi Tawangsari, Kabupaten Jombang Ramadhani, Safira; Rosytha, Anna; Huda, Miftachul
Ge-STRAM: Jurnal Perencanaan dan Rekayasa Sipil Vol. 2 No. 1: March 2019
Publisher : Universitas Dr. Soetomo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25139/jprs.v2i1.1492

Abstract

Water is very important for the survival of living things in this world. Therefore there needs to be a balance between the needs and availability of water, including the need for water in agricultural areas. Water requirements in agricultural areas such as Tawangsari irrigation areas, especially paddy fields, are influenced by several factors, namely; Evapotranspiration, layer replacement, and effective rainfall. The availability of Tawangsari irrigation water from the very limited Tawangsari Dam is a major problem in the Tawangsari irrigation area. From the above problems, it is necessary to study the efficiency of water requirements in the irrigation area by analyzing effective rain, irrigation water needs and the availability of irrigation water. The analysis referred to the Irrigation Planning Criteria 01. From the results of the analysis it could be concluded that the water discharge was very sufficient and could be used to irrigate new land, while the calculation of the amount of water needs was greater than the water available in the dry season. Then from that another alternative was needed, namely by a water distribution rotation system and replacement of the water layer according to the available water so that the available water discharge could be sufficient for the needs.
Studi Dampak Pengembangan Pemukiman di Wilayah Pesisir Surabaya Timur Anna Rosytha
AGREGAT Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1015.899 KB) | DOI: 10.30651/ag.v1i2.336

Abstract

ABSTRACTThe rapid development of Surabaya is a pull factor for people from outside the city of Surabaya to urbanization and sedentary, Added number of people will continue to demand an increase in the availability of the number of settlements (real estate), apartments, hotels , mall, both in the area of West Surabaya and East Surabaya, in addition to industrial and warehousing.Surabaya has undertaken various development to meet the needs of the growing number of population, one in the coastal areas of East Surabaya which is largely ponds and mangrove forests. Surabaya East region is an area with land use change occurs rapidly from several years. The phenomenon of land-use changes cover a wide area can be observed and analyzed, one with remote sensing technology. The results obtained from this study indicate a change in land use from 2003 to 2013 the most comprehensive, namely in the sectors of housing, mostly occurred in District Rungkut, Gunung Anyar and Sukolilo with a concordance rate of land use with RDTRK is low primarily concerned with preservation of mangrove forest area that current conditions for about 70% of the area controlled by the private sector, this will require more attention to the future because of the reduced catchment area potentially increasing the risk of flooding in the region. Keywords : remote sensing, land use, mangrove, flood ABSTRAKPesatnya perkembangan Kota Surabaya merupakan faktor penarik bagi penduduk dari luar kota Surabaya untuk urbanisasi dan menetap, Pertambahan jumlah penduduk tersebut akan terus menuntut peningkatan ketersediaan jumlah permukiman (real estate), apartemen, hotel, pusat-pusatperdagangan (mall) baik di daerah Surabaya Barat maupun di daerah Surabaya Timur, disamping industri dan pergudangan.Surabaya telah melakukan berbagai pembangunan dan pengembangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat seiring dengan meningkatnya jumlah populasi penduduk, salah satunya di wilayah pesisir Surabaya Timur yang sebagian besar merupakan areal tambak dan hutan mangrove. Wilayah Surabaya Timur merupakan daerah dengan perubahan lahan yang terjadi dengan cepat dari tahun ke tahun. Fenomena perubahan tata guna lahan mencakup wilayah yang luas dapat diamati dan dianalisa, salah satunya dengan teknologi penginderaan jauh. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya perubahan tata guna lahan dari tahun 2003 sampai 2013 yang paling luas, yaitu pada sektor permukiman yang sebagian besar terjadi di Kecamatan Rungkut, Gunung Anyar dan Sukolilo dengan tingkat kesesuaian tata guna lahan dengan RDTRK tergolong rendah terutama berkaitan dengan kelestarian kawasan hutan mangrove yang kondisi saat ini sekitar 70% dari area tersebut dikuasai oleh swasta, hal ini menuntut perhatian yang lebih untuk kedepannya karena berkurangnya areal resapan yang berpotensi meningkatnya resiko banjir di kawasan tersebut. Kata Kunci : Penginderaan Jauh, Tata Guna Lahan, Mangrove, Banjir 
Perencanaan Sistem Distribusi Air Bersih Kecamatan Maduran Kabupaten Lamongan Rosytha, Anna; Cristiyan, Anton
PUBLIKASI RISET ORIENTASI TEKNIK SIPIL (PROTEKSI) Vol 4 No 1 (2022): Vol. 4 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/proteksi.v4n1.p48-58

Abstract

Kecamatan Maduran yang terdiri dari 17 desa berada di Kabupaten Lamongan merupakan salah satu daerah yang mengalamai peningkatan jumlah penduduk yag cukup tinggi tetapi tidak diimbangi dengan peningkatan distribusi air minum yang baik, sehingga daerah ini sering mengalami kesuliatan air bersih khususnya di musim kemarau. Dalam studi ini dilakukan perencanaan distribusi air bersih SPAM yang akan diambilkan IPAM Kecamatan Sekarang, dimana berdasarkan data dari Perum Jasa Tirta IPAM Sekarang memiliki debit 30 l/dtk dan hanya melayani dengan besaran debit 15,18 l/dtk. Sehingga memiliki cadangan debit 14,82 l/dtk. Cadangan debit ini yang akan dihitung sampai berapa besar dapat didistribusikan ke Kecematan Maduran dengan menggunakan data pertumbuhan penduduk 10 tahun kedepan. Dengan menggunakan metode geometri diketahui perkiraan jumlah penduduk sampai dengan tahun 2029 sebesar 39.929 Jiwa dengan kebutuhan air bersih sebesar 55,47 lt/dt sehingga dari hasil perhitungan didapatkan sisa debit dari IPAM Serkarang hanya mampu mengairi 4 desa dengan total kebutuhan 12,22 l/dtk pada jam puncak. Hasil Analisis dengan Watercad V8i didapatkan diameter pipa yang efisien adalah 150mm dan 100mm. Sistem distribusi yang dapat digunakan adalah sistem bercabang dengan pump system dan menggunakan konsep intermittent system.
Analisa Tahapan Kegiatan Mendesak Air Baku Sumber Pitu Rosytha, Anna; Suryana, Wiel Musyawiri; Warella, Kristian M
PUBLIKASI RISET ORIENTASI TEKNIK SIPIL (PROTEKSI) Vol 4 No 2 (2022): Vol. 4 No. 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/proteksi.v4n2.p120-125

Abstract

Kegiatan Mendesak Air Baku Sumber Pitu merupakan kegiatan perbaikan jaringan pipa transmisi air baku yang bersumber dari mata air Sumber Pitu, yang mana sumber mata air ini berada di Desa Duwet Krajan Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang. Kegiatan mendesak disebutkan oleh karena sudah seringnya terjadi kebocoran pipa transmisi air baku sehingga mendesak untuk segera dilaksanakan perbaikan pipa transmisi air baku agar masyarakat Kota Malang tidak terlalu lama dilayani kebutuhan air minumnya dari mata air Sumber Pitu. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tahapan pelaksanaan, khususnya teknis perpipaan kegiatan mendesak perbaikan jaringan pipa transmisi sistem penyediaan air baku untuk Kota Malang, yang pengelolaannya dilakukan oleh PDAM Kota Malang. Oleh sebab itu, diperlukan pengumpulan data primer dan sekunder, yang berkaitan dengan khusunya dengan perpipaan dan aksesoriesnya, yaitu katup udara, melakukan pemeriksaan kualitas pipa GIP yang dipasok ke lapangan dan metoda pemasangan pipa yang dilakukan. Dua hal yang penting dalam pekerjaan perbaikan pipa air baku, adalah pekerjaan pipa GIP dan pemasangan katup udara serta penempatannya di jaringan, hal ini membantu pasokan air baku ke PDAM Kota Malang
Peran Unit Pengelola Bendungan Dalam Pengelolaan Bendungan Berkelanjutan Di Satker OP BBWS Brantas (Studi Kasus UPB Bendungan Babjulmati Dan Bendungan Nipah) Rosytha, Anna; Suryana, Wiel Mushawiry
PUBLIKASI RISET ORIENTASI TEKNIK SIPIL (PROTEKSI) Vol 5 No 1 (2023): Vol. 5 No. 1 (2023)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/proteksi.v5n1.p44-50

Abstract

Potensi sumber daya air di Indonesia saat ini ±3.900 miliar meter kubik setiap tahunnya dan Indonesia menempati urutan ke-5 di dunia dalam hal potensi cadangan air, namun hanya 25% yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan seperti irigasi, air baku dan industri. Di Indonesia saat ini terdapat 244 bendungan (teregistrasi di Balai Teknik Bendungan per Agustus 2021) dan reservoir dengan luas sekitar + 108.183 hektar, jumlah bendungan di Indonesia akan terus bertambah seiring pembangunan 61 bendungan proyek strategis nasional, bendungan pembangkit listrik tenaga air dan bendungan limbah tambang. Dalam pengelolaan bendungan, Unit Pengelola Bendungan (UPB) memiliki peranan yang penting dalam operasi, pemeliharaan dan pemantauaan bendungan. Studi penelitian pada paper ini merupakan studi kasus dan studi literatur, dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Analisa studi dan kajian data, dokumen teknis dan peraturan terkait, hasil diskusi/sidang teknis dengan unit pengelola bendungan serta inspeksi lapangan ke Bendungan Nipah dan Bendungan Bajulmati. Hasil dari penelitian ini adalah berdasar pada pengelolaan pada kedua bendungan tersebut bahwa UPB memiliki peranan besar dalam pengelolaan bendungan berkelanjutan dan menjadi bagian penting dari upaya untuk mencapai pengelolaan Pengelolaan Cerdas Sumber Daya Air atau Smart Water Management (SWM)
Drainase Bawah Permukaan (Subsurface Drainage ) Pada Pembangunan Gardu Induk (GI) PLN Di Kawasan Industri Terpadu Batang – Jawa Tengah Rosytha, Anna; Yuliastuti, Dayat Indri; Huda, Miftachul
Konstruksia Vol 16 No 2 (2025): Jurnal Konstruksia Vol 16 No. 2 Tahun 2025
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24853/jk.16.2.64-72

Abstract

Gardu Induk (GI) termasuk dalam kategori objek strategis Nasional, PT. PLN (Persero) membangun Gardu Induk (GI) 150 kV dengan kapasitas 2 x 60 Mega Volt Ampere (MVA) untuk mendukung pembangunan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang yang mana merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN).  Luas lahan Gardu Induk ini adalah 2 Ha yang berada didalam areal Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB). Drainase kawasan merupakan salah satu infrastruktur penting didalam GI yang berfungsi untuk mengurangi risiko banjir dan genangan, melindungi struktur bangunan dan jalan, serta menjaga kualitas lingkungan. Salah satu sistem drainase pada pembangunan GI adalah drainase bawah permukaan (Subsurface Drainage) yang berfungsi untuk melindungi bangunan yang berada di dalam tanah seperti Cable Duct. Dari hasil analisa hidrologi didapatkan curah hujan rencana (R) sebesar 30,10 mm, direncanakan menggunakan pipa perforated dengan diameter pipa 6 in dengan jarak antar pipa 4 meter dan panjang pipa 50 meter, Debit yang dialirkan masing-masing pipa sebesar 1,835 ltr/dt dengan kapasitas debit penampang saluran pipa sebesar 3.69 ltr/dt dan kecepatan aliran air dalam pipa sebesar 0.405 m/dt. Direncanakan kolam retensi berbentuk long storage dengan dimensi 75 x 1.80 x 0.7 m dan kapasitas tampungan sebesar 94.50  m3
Studi Pengendalian Banjir Kawasan di Terminal Kalimas Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya anna rosytha; Muhammad Taufik
Tameh Vol. 14 No. 1 (2025): Tameh: Journal of Civil Engineering
Publisher : University of Muhammadiyah Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37598/tameh.v14i1.275

Abstract

Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya merupakan pintu gerbang keluar masuk barang dan penumpang di Jawa Timur yang dikelola oleh PT. Pelabuhan Indonesia (Persero) yang mempunyai luas tangkapan air sebesar 284.597 ha yang tersebar menjadi 5 (lima) Cluster kawasan meliputi cluster Jamrud, Cluster Kalimas, Cluster Nilam-Mirah, Cluster Rumah Sakit PHC dan Cluster Terminal Peti Kemas Surabaya.  Pengaruh pasang surut air laut mejadi salah satu kendala dalam pengendalian banjir di system drainase Kawasan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Dalam studi ini di lakukan Analisa banjir dengan mengacu pada kondisi eksisting saat ini, dimana hasil analisa di dapatkan bahwa saluran eksisting yang tidak dapat menampung debit rencana 25 tahun. Belum ada atau tidak menggunakan kolam retensi pada masing – masing kluster Kalimas 1 dan Kalimas 2. Kapasitas pompa yang dibutuhkan pada setiap outlet belum mampu menanggulagi genangan. Dari hasil perhitungan di dapatkan perencanaan redesign saluran dengan menggunakan U-Ditch dan Box Culvert jenis Top Bottom dengan ukuran 1.2 x 1.2 x 1.2 cm untuk jalan Kalimas 2, sedangkan untuk jalan Kalimas Sisi Barat direncanakan berukuran 2.0 x 2.0 x 1.2 cm