Eko Hadi Sujiono
Universitas Negeri Makassar

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

STRUKTUR KRISTAL DAN KONDUKTIVITAS PADUAN OKSIDA ND1+XBA2-XCU3O7 YANG DISINTESIS DENGAN METODE REAKSI PADATAN Husain, H; Risal, M; Sujiono, Eko Hadi
Sainsmat : Jurnal Ilmiah Ilmu Pengetahuan Alam Vol 4, No 1 (2015): Maret
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (545.795 KB) | DOI: 10.35580/sainsmat4112792015

Abstract

Telah berhasil dikembangkan dan dianalisis paduan oksida Nd1+xBa2-xCu3O7 (x= -0,2 ? x= 0,2) dalam bentuk bulk yang disintesis dengan metode reaksi padatan. Struktur kristal paduan diamati dengan menggunakan XRD (x-ray Diffraction) dan sifat listrik dianalisis dengan menggunakan I-V meter El-Kahfi 100. Hasil analisis XRD menunjukkan bahwa kristal NdBaCuO telah terbentuk dengan kualitas yang baik dengan nilai FWHM (full width at half maximum) yang kecil, sedangkan hasil pengukuran menggunakan I-V meter menunjukkan konduktivitas sampel berada pada rentang material semikonduktor. Sampel bulk dengan rasio molar x=-0,2 memiliki nilai konduktivitas paling tinggi yaitu 1,9327 ?-1m-1 dan sampel dengan nilai konduktivitas paling rendah adalah variasi x = 0 yaitu 1,6295 ?-1m-1. Meningkatnya konsentrasi Ba (x bernilai minus) mengakibatkan peningkatan nilai konduktivitas dan penurunan FWHM berlawanan dengan konsentrasi Nd.Kata kunci: Struktur Kristal, Konduktivitas, Rasio Molar, Metode Reaksi Padatan, FWHM
PENGEMBANGAN GEOPOLIMER TIPE POLY (FERRO-SIALATE) BERBAHAN DASAR LEMPUNG LATERIT UNTUK APLIKASI MATERIAL STRUKTURAL San, Fitria Pebriyanti; Subaer, Subaer; Sujiono, Eko Hadi
Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika Vol 12, No 3 (2016): JURNAL SAINS DAN PENDIDIKAN FISIKA
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1657.665 KB) | DOI: 10.35580/jspf.v12i3.3062

Abstract

Geopolymer was synthesized from raw material clay using alkali activation method. Laterite clay characterization of  at  temperature  750 °C during 4 hours and then analyzed by using XRF and SEM-EDS to see elemental composition (in wt%) of  three clay.  SEM-EDS analysis shows that highest of hematite contained in laterite clay samples Tanah Karaeng with 30.42 wt%. The results of FTIR analysis is used to see the clay laterite oxide clusters, showing that span the range of owave number hydroxyl groups for the raw material such as DTK, DPT, DMW, ranging from 3400, 3388.98 cm-1, 3398.59 cm-1, after made geopolymer STK, SPT, SMW, ranging from 3376.88 cm-1, 3367.72 cm-1, 3393.04 cm-1. According to analysis of  X-Ray Diffraction (XRD), the three of laterite clay formed semikristal phase. To see the mechanical properties of geopolymer, it was conducted compressive strength testing. Based on test results obtained for basic, ingredients of  clay laterite Tanah Karaeng (STK) has a compressive strength at 39.91 MPa, laterite clay of Pakatto (SPT) at 31.97 MPa, and laterite clay of Mawang (SMW) at 30.42 MPa.Keywords: FTIR, compressive strength, laterite clayGeopolimer disintesis  dari bahan  dasar lempung dengan menggunakn metode aktivasi alkali. Hasil karakterisasi lempung laterite pada suhu 750 ?C  selama 4 jam kemudian dianalisis menggunakan XRF dan SEM-EDS untuk melihat komposisi elemental (dalam wt%) dari ke tiga lempung. Hasil analisis  SEM-EDS memperlihatkan bahwa kandungan hematite tertinggi terdapat pada sampel lempung laterite Tanah Karaeng  sebesar 30,42 wt%. Hasil analisis FTIR dilakukan untuk melihat gugus oksida lempung laterite, memperlihatkan bahwa rentang rentang bilangan gelombang gugus hidroksil O-H untuk bahan dasar DTK, DPT, DMW, berkisar 3400 cm-1, 3388,98 cm-1 , 3398,59 cm-1, setelah dibuat geopolimer STK, SPT, SMW, berkisar 3376,88 cm-1, 3367,72 cm-1, 3393,04 cm-1 . Berdasarkan hasil analisis X-ray Diffraction (XRD), ketiga lempung laterit tersebut membentuk fasa semikrista. Untuk melihat sifat mekanik geopolimer dilakukan pengujian kuat tekan. Berdasarkan hasil pengujian maka diperoleh, untuk bahan dasar lempung laterite Tanah Karaeng (STK)  memiliki kuat tekan sebesar 39,91 MPa, lempung laterite Pakatto (SPT) sebesar 31,97 MPa, dan lempung laterite Mawang (SMW) sebesar 30,42 MPa.Kata Kunci:  FTIR, kekuatan tekan, lempung laterit, XRF 
PENGARUH METODE PEMBELAJARAN THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA PESERTA DIDIK KELAS XI SMAN 8 MAKASSAR Fatimah, St.; Sujiono, Eko Hadi; Bakri, Abdul Haris
Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika Vol 11, No 1 (2015): Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/jspf.v11i1.1462

Abstract

This type of research is quasi experiment involving two groups. The two groups are the group taught with  method of learning Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) and the group taught with conventional learning methods. This research aims to determine: (1) the problem solving ability of physics on students of SMAN 8 Makassar who are taught using conventional learning methods, (2) the problem solving ability of physics on students of SMAN 8 Makassar who are taught using TAPPS learning methods, (3) The effect of TAPPS learning methods on physics problem solving ability of physics on students of SMAN 8 Makassar. The subject of this research is the students of class XI SMAN 8 Makassar. Data was collected by using observation sheet for learner activity and problem-solving tests. Collected Data were analyzed by descriptive statistics and inferential techniques. The result of descriptive statistics analysis before treatment shows that the problem solving ability of physics in experiment class and control class was in very low category with an average score of 32,24 and 22,73. But after being given the treatment, the problem solving ability of physics in experiment class was in high category with an average score of 84,51 while to control class in medium category with an average score of 74,85. Results of the inferential statistics analysis showed that the value of tcount > ttable. This meant that there was a significant difference between average score on problem-solving ability of physics of students who are taught using TAPPS learning method and students who are taught using conventional learning. Thus, it was concluded that there was the effect of TAPPS learning methods toward students’ problem solving ability.Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen yang melibatkan dua kelompok yaitu kelompok yang diajar dengan metode pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dan metode pembelajaran konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Kemampuan pemecahan masalah fisika peserta didik Kelas XI yang diajar menggunakan metode pembelajaran konvensional, (2) Kemampuan pemecahan masalah fisika peserta didik Kelas XI yang diajar dengan metode pembelajaran TAPPS, (3) Perbedaan skor kemampuan pemecahan masalah fisika peserta didik SMAN 8 Makassar Kelas XI yang diajar dengan metode pembelajaran TAPPS dengan yang diajar dengan metode pembelajaran konvensional. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI SMAN 8 Makassar. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi aktivitas peserta didik dan tes pemecahan masalah. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik statistika deskriptif dan inferensial. Hasil analisis statistik deskriptif sebelum diberikan perlakuan menunjukkan kemampuan pemecahan masalah pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam kategori sangat rendah dengan skor rata-rata 32,24 dan 22,73. Adapun setelah diberikan perlakuan, kemampuan pemecahan masalah fisika peserta didik kelas eksperimen berada dalam kategori tinggi dengan skor rata-rata 84,51 sedangkan pada kelas kontrol kemampuan pemecahan masalah peserta didik berada dalam kategori sedang dengan skor rata-rata 74,85. Hasil analisis statistik inferensial menunjukkan nilai thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara skor rata-rata kemampuan pemecahan masalah fisika peserta didik yang diajar menggunakan metode pembelajaran TAPPS dengan yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional. Dengan demikian, disimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode pembelajaran TAPPS terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika peserta didik.Kata Kunci:  metode pembelajaran thinking aloud pair problem solving (TAPPS), pembelajaran konvensional, pemecahan masalah fisika
PENERAPAN PENDEKATAN PAKEM (PEMBELAJARAN AKTIF KREATIF EFEKTIF DAN MENYENANGKAN) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X2 SMA NEGERI 1 PANGKAJENE Suharman, S A; Palloan, Pariabti; Sujiono, Eko Hadi
Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika Vol 7, No 2 (2011)
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/jspf.v7i2.952

Abstract

Penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar fisika siswa kelas X2 SMA Negeri 1 Pangkajene tahun ajaran 2010/2011 yang diajar dengan menggunakan pendekatan PAKEM. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah pendekatan PAKEM sebagai variabel bebas dan peningkatan hasil belajar sebagai variabel respon, adapun desain penelitiannya adalah “  pre-test and post-test group ”. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1 Pangkajene tahun ajaran 2010/2011 yang terdiri atas 288 orang. Sedangkan sampelnya adalah 32 orang yang diambil dengan memilih satu kelas secara acak dengan asumsi bahwa kelas yang diambil homogen. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan statistik deskriptif ditemukan bahwa skor rata-rata hasil belajar siswa pada posttest lebih besar dibandingkan skor rata-rata hasil belajar siswa pada pretest. Peningkatan hasil belajar yang terjadi berada pada kategori sedang  (medium gain) dengan <g> = 0,48. Berdasarkan hasil pengujian statistik inferensial thitung > ttabel (15,866 >1,698), hal ini berarti bahwa hasil belajar fisika siswa setelah diajar melalui pendekatan PAKEM berbeda secara signifikan dibandingkan dengan hasil belajar mereka sebelum diajar melalui pendekatan PAKEM.Kata kunci  : hasil belajar, pendekatan PAKEM
KARAKTERISASI KALSIUM KARBONAT (Ca(CO3)) DARI BATU KAPUR KELURAHAN TELLU LIMPOE KECAMATAN SUPPA Noviyanti, Noviyanti; Jasruddin, Jasruddin; Sujiono, Eko Hadi
Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika Vol 11, No 2 (2015): Jurnal Sains dan Pendidikan Fisika
Publisher : Universitas Negeri Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35580/jspf.v11i2.1484

Abstract

Calcium carbonate (Ca(CO3)) made from limestone obtained in Tellu Limpoe Village Suppa District with the calcination process for 4 hours at temperature variations 550oC, 650oC, and 750oC have been characterized. The higher temperature, the lower percentage of calcite and phase formed more and more. Evident from the result of the characterization of Ca(CO3) calcination with phase shows the XRD obtained calcite each temperature i.e. 98.8%, 92.2% and 84.0% and also the formation of calcium oxide (CaO) phase at the calcination temperature 750oC due to limestone undergoing decomposition by heat energy. The based on analysis of SEM, morphology of Ca(CO3) resembles a cube but the particles size of the uneven and irregular due to the presence of pollutant factors. As for the results of the analysis of the calcium content acquired EDS in the limestone is quite high. Than results of the study it was concluded that limestone has a high purity level because of other chemical elements less than 15%. Telah dilakukan karakterisasi kalsium karbonat (Ca(CO3)) dari batu kapur yang diperoleh di Kelurahan Tellu Limpoe Kecamatan Suppa dengan proses kalsinasi selama 4 jam pada variasi suhu 550oC, 650oC, dan 750oC. Semakin tinggi suhu, kadar kalsit semakin rendah dan fasa yang terbentuk semakin banyak. Terbukti dari karakterisasi Ca(CO3) hasil kalsinasi dengan XRD menunjukkan fasa calcite yang diperoleh untuk masing-masing suhu yaitu 98.8%, 92.2% dan 84.0% juga terbentuknya fasa CaO pada suhu kalsinasi 750oC akibat batu kapur mengalami dekomposisi oleh adanya energi panas. Kemudian berdasarkan analisis SEM, morfologi Ca(CO3) menyerupai kubus namun ukuran partikelnya tidak merata dan tidak beraturan disebabkan adanya faktor pengotor. Sedangkan untuk hasil analisis EDS diperoleh kandungan kalsium yang terdapat dalam batu kapur cukup tinggi. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa batu kapur memiliki tingkat kemurnian yang tinggi dikarenakan unsur bahan kimia lain kurang dari 15%.Kata Kunci:  batu kapur, kalsium karbonat (Ca(CO)3), kalsinasi
PKM Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran Menggunakan Perangkat Lunak Diamond Dalam Meningkatkan Keterampilan Softskill Dan Hardskill Materi Zat Padat Dalam Pembelajaran IPA Zharvan, Vicran; Sujiono, Eko Hadi; Nurhayati, Nurhayati
Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat SEMINAR NASIONAL 2023:PROSIDING EDISI 2
Publisher : Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak – Di era kemajuan teknologi saat ini, telah banyak aspek yang ikut berubah mulai dari ekonomi, sosial, kesehatan dan tidak lepas pada bidang pendidikan. Pada bidang pendidikan, pembelajaran konvensional saat ini tidak cukup untuk menjelaskan fenomena-fenomena alam khususnya ke-IPA-an dengan menggunakan metode abstraksi. Olehnya, diperlukan media pembelajaran yang dapat digunakan oleh para tenaga pendidik dalam menyampaikan sifat dan karakteristik dari suatu bahan secara lebih rinci dengan menggunakan bantuan model dalam bentuk animasi. Salah satu media yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya tarik dan pemahaman peserta didik dalam memahami karakteristik dari unsur-unsur di alam hingga tinjauan atomik adalah dengan menggunakan perangkat lunak Diamond. PKM pelatihan pembuatan media pembelajaran menggunakan perangkat lunak Diamond akan diberikan pada mitra guru-guru IPA di lingkup SMPN 1 Sungguminasa. Kegiatan pengabdian ini terbagi atas dua rangkaian yakni sesi pemberian materi dasar mengenai karakteristik padatan dan pengenalan perangkat lunak Diamond serta pelatihan dalam bentuk workshop pembuatan visualisasi struktur atom penyusun padatan. Selanjutnya, animasi yang dihasilkan selanjutnya diimplementasikan ke dalam bentuk media pembelajaran khususnya pembelajaran IPA mengenai zat padat. Hasil menunjukkan bahwa mitra guru merasa terbantu dan mendapatkan media pembelajaran alternatif dalam menjelaskan struktur atom dari suatu padatan.Kata kunci: Diamond, Strukur Kristal, Pembelajaran IPA
The Impact of Physics Co-curricular Activities Based on Makassar Local Wisdom on Improving the Pancasila Student Profile and Learning Satisfaction Martawijaya, M. A.; Sujiono, Eko Hadi; Halim, Anis Diyana; Siew Wei, Tho; Mahir, Mahir; Palloan, Pariabti; Zharvan, Vicran
Jurnal Pendidikan IPA Indonesia Vol. 14 No. 1 (2025): March 2025
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jpii.v14i1.13178

Abstract

Pancasila education shapes students' character and national identity. Integrating local wisdom in co-curricular activities strengthens Pancasila values in modern learning. Despite the flexibility of co-curricular activities in reinforcing physics concepts and the Pancasila Student Profile (P3), educators rarely utilize them, or even neglect them entirely. This study aims to improve the P3 and learning satisfaction through physics co-curricular activities based on Makassarese local wisdom. This study used a mixed-methods sequential explanatory design. The quantitative method used a pre-experimental design with a one-group pretest-posttest type to measure changes in P3, and the qualitative method used an open questionnaire to measure students' learning satisfaction. This activity integrates the 21st-century learning approach with the practice of a'bulo sibatang through physics measurements by 31 high school students. The study showed a significant improvement in students' P3 (p < 0.05), with an N-Gain of 48.39% in the low category and 51.61% in the medium category. All students expressed positive learning satisfaction towards the Makassarese local wisdom-based physics co-curricular activities, although some experienced difficulties in certain aspects. This study concludes that co-curricular physics activities based on Makassarese local wisdom effectively improve students' P3 and positive learning satisfaction. In addition, this study also has an impact on preventing the erosion of Makassarese cultural identity and improving students' academic understanding.