Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

SURVEI SARANA KESEHATAN LINGKUNGAN MASYARAKAT DESA KRAMAT KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO Lia Amalia
Jambura Journal of Health Sciences and Research Vol 1, No 1 (2019): JANUARI
Publisher : Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (833.029 KB) | DOI: 10.35971/jjhsr.v1i1.1787

Abstract

Jumlah penduduk yang terus bertambah berdampak pada bertambahnya kebutuhan sarana kesehatan termasuk sarana kesehatan lingkungan, seperti jamban, Sarana Pembuangan air Limbah (SPAL), tempat sampah dan Sumber Air Bersih. Hasil Riskesdas 2013 proporsi rumah tangga berdasarkan penggunaan fasilitas buang air besar, rerata nasional perilaku buang air besar di jamban (82,6%) dan provinsi Gorontalo 77,5%. Untuk penampungan air limbah RT, hanya 15,5% yang menggunakan penampungan tertutup (SPAL) proporsi rumah tangga yang memiliki akses sumber air minum adalah 66,8%. Tujuan penelitian adalah mengetahui sarana kesehatan lingkungan pada masyarakat Desa Kramat berdasarkan kepemilikan jamban, sarana pembuangan air limbah, kepemilikan tempat sampah dan sumber air bersih. Jenis penelitian adalah survey observasional dengan pendekatan deskriptif. Penelitian dilakukan di Desa Kramat, Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner dan lembar observasi kepada seluruh kepala rumah tangga yang tinggal di Desa Kramat sebanyak 172 KK. Sarana kesehatan lingkungan pada masyarakat Desa Kramat berdasarkan kepemilikan jamban adalah 131 rumah tangga (76,2%) yang memiliki jamban, untuk sarana pembuangan air limbah dari 172 rumah tangga, hanya 57 rumah tangga (33,1%) yang memanfaatkan penampungan/peresapan sebagai tempat pembuangan air limbah, terdapat 116 rumah tangga (70,7%) yang memiliki tempat pembuangan sampah dan masih terdapat sumber air bersih yang berjarak ≤10 meter sebanyak 66 rumah tangga (38,0%), disarankan agar menjalin kerjasama lintas sektoral antara pemerintah, Puskesmas dan sektor terkait lainnya dengan masyarakat untuk meningkatkan cakupan dan kesadaran masyarakat terhadap jamban keluarga, SPAL, tempat sampah dan sumber air bersih yang memenuhi syarat di Desa Kramat Kecamatan Tapa Kabupaten Bone Bolango.
Aquaponik Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat Dalam Menurunkan Stunting Sebagai Pencapaian Target SDGs Desa Lia Amalia; Raghel Yunginger
Jurnal Sibermas (Sinergi Pemberdayaan Masyarakat) Vol 11, No 1 (2022): Jurnal Sibermas (Sinergi Bersama Masyarakat)
Publisher : Univeristas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/sibermas.v11i1.11991

Abstract

Stunting masih menjadi salah satu permasalahan negara yang perlu diselesaikan. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan, angka stunting nasional mengalami penurunan dari 37,2 % pada 2013 menjadi 30,8 % pada 2018. Menurut Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) pada 2019, angka ini menurun menjadi 27,7 %. Penurunan angka stunting telah dinyatakan sebagai program prioritas nasional. Saat ini, Pemerintah terus bergerak menata perangkat pelaksanaan percepatan pencegahan stunting dan menyusun Strategi Nasional (Stranas) Percepatan Pencegahan Anak Kerdil (Stunting) 2018-2024. Pemerintah melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, juga menetapkan target angka stunting nasional agar bisa turun mencapai 14 %. Hal ini mengacu pada agenda Sustainable Development Goals (SDGs) yang terdiri dari 17 tujuan yang disepakati oleh anggota PBB, dimana  permasalahan stunting masuk menjadi salah satu target yang diperhatikan. Kondisi geografis Desa Hutadaa masih relatif dekat dengan pusat ibu kota Kabupaten Gorontalo dan juga dekat dengan ibu kota Provinsi Gorontalo.  Kehadiran Danau Limboto ini sangat potensial untuk menumbuhkan ekonomi masyarakat yang dapat digerakkan pada pada sektor perikanan, pariwisata, dan juga sektor perekonomian yang dapat dikembangkan di Desa Hutadaa. Potensi ini seharusnya menjadi keunikan tersendiri bagi Desa Hutadaa sehingga dapat menjadikan Desa Hutadaa sebagai lumbung ekonomi pada sektor pariwisata, perikanan, pertanian dan perkebunan yang akhirnya diharapkan dapat meningkatkan konsumsi gizi keluarga sehingga dapat menurunkan masalah stunting di Gorontalo, khususnya di Desa Hutadaa yang berdasarkan data Puskesmas Talaga Jaya  di tahun 2020 terdapat 19 balita yang mengalami stunting. Salah satu upaya penanggulangan stunting pada balita adalah Melakukan pendampingan dan edukasi tentang peningkatan gizi keluarga, gizi ibu hamil, gizi ibu menyusui dan gizi bayi dan balita serta gizi keluarga dan peningkatan ekonomi keluarga dengan pembuatan aquaponik. Tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah dapat membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, meningkatkan pengetahuan, kesadaran dan kepedulian masyarakat mengenai stunting dan meningkatkan kreativitas masyarakat dalam upaya pencegahan stunting melalui aquaponik
Karakteristik Demogradi Dan Perilaku Penderita Hipertensi Peserta Prolanis Di Wilayah Kerja Puskesmas Kabila Fidyawansyah Pakaya; Lia Amalia; Yasir Mokodompis
Madu : Jurnal Kesehatan Vol 10, No 2 (2021): DESEMBER 2021
Publisher : Program Studi DIV Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31314/mjk.10.2.34-45.2021

Abstract

AbstrakHipertensi menyebabkan timbulnya suatu penyakit yang dibawa akibat tekanan darah yang tinggi. Hipertensi  di Provinsi Gorontalo menempati urutan ke-6 dengan prevalensi 8,4%. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui Karakteristik Demografi dan Perilaku Penderita Hipertensi Peserta Prolanis di Wilayah Kerja Puskesmas Kabila. Jenis penelitian survei deskriptif dengan populasi sebanyak 609 responden dan sampel sebanyak 203 responden menggunakan analisis data univariat. Hasil menunjukan dari 203 responden, terdapat 59 responden (29,9%) yang ber-umur 51-60 tahun merupakan responden terbanyak penderita hipertensi peserta prolanis, 126 responden (62,1%) yang berjenis kelamin perempuan, 113 responden (55,7%) yang memiliki riwayat keluarga yang diturunkan oleh ibu, 141 responden (69,5%) yang obesitas, 51 responden (25,1%) yang pernah merokok, 46 responden (22,7%) yang mengonsumsi alkohol dan 137 responden (67,5%) yang mengonsumsi garam. Pola hidup sehat juga perlu diterapkan seperti mengurangi makanan tinggi garam, berhenti merokok dan berhenti mengonsumsi alkohol. AbstractHypertension causes a disease caused by high blood pressure. Hypertension in Gorontalo Province ranks 6th with a prevalence of 8.4%. The purpose of this study was to determine the Demographic and Behavioral Characteristics of Hypertension Patients in the Work Area of the Kabila Health Center. This type of research is a descriptive survey with a population of 609 respondents and a sample of 203 respondents using univariate data analysis. The results show that from 203 respondents, there are 59 respondents (29.9%) aged 51-60 years who are respondents with hypertension who are prolanis participants, 126 respondents (62.1%) are female, 113 respondents (55.7%) ) who had a family history passed down by their mother, 141 respondents (69.5%) were obese, 51 respondents (25.1%) had ever smoked, 46 respondents (22.7%) consumed alcohol and 137 respondents (67 , 5%) who consume salt. A healthy lifestyle also needs to be applied, such as reducing high-salt foods, quitting smoking and quitting alcohol.
Praktek Personal Hygiene Menstruasi (Studi Kasus Santri Pesantren Al-Islam Gorontalo) Lintje Boekoeose; Lia Amalia; Rifka Reflinawati Hamzah Paris; Yasir Mokodompis
Madu : Jurnal Kesehatan Vol 11, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Program Studi DIV Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31314/mjk.11.1.19-33.2022

Abstract

One of the risk factors for the reproductive tract is poor menstrual hygiene. Where hygiene during menstruation such as changing sanitary napkins and cleaning the feminine area after urinating is often neglected by teenagers. Personal hygiene during menstruation is personal hygiene in an effort to maintain, maintain and improve hygiene and health for physical and psychological well-being through the implementation of hygiene measures performed during menstruation. The purpose of the study was to determine the factors that influence the practice of personal hygiene in female students. The study used an analytical survey method with a cross sectional study design. The population is all students of class VII and VIII as many as 160 people with the determination of the sample using purposive sampling technique obtained 115 respondents. Data analysis using Chi-Square test. The results of the Chi-Square test are the level of knowledge, p-value = 0.005 <0.05, attitude of young women p-value = 0.017 <0.05, source of information p-value = 0.024 <0.05, family support p-value = 0.029 < 0.05. So that these four factors indicate that there is an influence on the practice of menstrual personal hygiene at the Al-Islam Islamic Boarding School, Gorontalo Regency. Suggestions or recommendations for schools to add lessons and curriculum as well as counseling for students about personal hygiene during menstruation.Salah satu faktor risiko saluran reproduksi ialah hygiene menstruasi yang buruk. Dimana kebersihan saat menstruasi seperti mengganti pembalut dan membersihkan daerah kewanitaan setelah buang air kecil sering sekali diabaikan oleh remaja. Personal hygiene selama menstruasi adalah kebersihan perorangan dalam usaha memelihara, mempertahankan serta memperbaiki kebersihan dan kesehatan untuk kesejahteraan fisik maupun psikologis melalui implementasi tindakan hygiene yang dilakukan saat menstruasi. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi praktek personal hygiene pada santriwati. Penelitian menggunakan metode survey analitik dengan rancangan cross sectional study. Populasi adalah seluruh santriwati kelas VII dan VIII sebanyak 160 orang dengan penentuan sampel menggunakan teknik purposive sampling didapatkan 115 responden. Analisis data menggunakan uji Chi-Square. Hasil Uji Chi-Square yaitu tingkat pengetahuan p-value = 0,005 < 0,05, sikap remaja putri p-value = 0,017 < 0,05, sumber informasi p-value = 0,024 < 0,05, dukungan keluarga p-value = 0,029 < 0,05. Sehingga empat faktor tersebut menunjukkan terdapat pengaruh terhadap praktek personal hygiene menstruasi di Pesantren Al-Islam Kabupaten Gorontalo. Saran atau rekomendasi bagi sekolah agar menambahkan pelajaran dan kurikulum serta penyuluhan bagi siswi tentang personal hygiene saat menstruasi.
EPIDEMIOLOGICAL ANALYSIS OF COVID-19 CASES IN GORONTALO CITY (CASE STUDY OF KOTA TENGAH SUBDISTRICT) Lia Amalia; Yasir Mokodompis
International Journal of Health Science & Medical Research Vol 2, No 1 (2023): February 2023
Publisher : UNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/ijhsmr.v2i1.16226

Abstract

Coronavirus Disease or COVID-19, is still a concern around the world. COVID-19 is a new disease that was previously unknown before it finally appeared in Wuhan, China, in December 2019. A new strain of coronavirus causes COVID-19, The Novel Coronavirus 2019 (2019-nCoV), and is officially named Severe Acute Respiratory Syndrome-Coronavirus 2 (SARS-CoV- 2). The novelty of this study is to analyze the epidemiology of Covid-19 cases in Gorontalo City. The purpose of this study is to analyze the epidemiology of Covid 19 disease in Gorontalo City. The type of research used is an observational survey with a descriptive approach. The population and samples are all covid 19 patients in 2020 – 2022 who live in the Puskesmas Kota Tengah area, Kota Tengah Subdistrict, Gorontalo City. The sampling technique is Purposive Sampling. The results showed the highest prevalence of covid 19 in 2021 was 2.3%, the frequency distribution of covid 19 sufferers by the highest sex in 2021 was 344 people (55.6%), the frequency distribution based on the age group of covid 19 sufferers was highest in 2022 age group 25-29 years as many as 25 people (23.6%), frequency distribution based on the month of the highest incidence in 2022 February as many as 67 people (63.2%),  frequency distribution based on the highest residence in 2020 residences in Pulubala Village were 76 people (25.0%) and the highest CFR in 2021 was 3.6%. The Conclusion is the prevalence of covid-19 in 2020 was 1.1%, there was an increase in covid-19 cases in 2021 to 2.3%, and there was a decrease in mid-2022 with a prevalence of 0.4%.Keywords: Covid-19; Epidemiology; People; Place; Time. 
THE EFFECT OF SMOKING BEHAVIOR AND PHYSICAL ACTIVITY ON THE RISK OF DIABETES MELLITUS TYPE 2 AT THE TELAGA HEALTH CENTER Siti Rahmatia Ali; Irwan Irwan; Lia Amalia
Journal Health & Science : Gorontalo Journal Health and Science Community Vol 7, No 1 (2023): JANUARI: JOURNAL HEALTH AND SCIENCE : GORONTALO JOURNAL HEALTH AND SCIENCE COMMU
Publisher : Gorontalo State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/gojhes.v7i1.16390

Abstract

Diabetes Mellitus Tipe 2 (DM Tipe 2) yaitu kadar gula darah yang tinggi akibat penurunan sel terhadap insulin. Penderita DM Tipe 2 di Wilayah Kerja Puskesmas Telaga sebanyak 66 orang (0,29%), Kebaruan Penelitian ini karena peneliti menganalisis perilaku merokok dan aktivitas fisik terhadap risiko kejadian Diabetes Mellitus Tipe 2. Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh perilaku merokok dan aktivitas fisik pada terhadap risiko kejadian Diabetes Mellitus. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan desain case control study. Populasi yaitu seluruh penderita DM Tipe 2 yang tercatat sebagai peserta Posbindu di wilayah kerja Puskesmas dengan penentuan sampel menggunakan rumus Lameshow didapatkan 87 sampel, terdiri , maka perbandingan sampel kasus dan sampel kontrol yaitu 1:3 dimana jumlah kasus sebanyak 21 sampel dan jumlah kontrol 66 dengan menggunakan analisis data Odds Ratio. Hasil penelitian uji Odds Ratio umur OR 1 berarti responden yang berumur ≥45 tahun memiliki risiko 5,1 kali untuk menderita DM tipe 2 dibandingkan responden yang berumur 45 tahun, aktivitas fisik OR 1 berarti responden yang aktivitas fisiknya 30 menit atau 3 kali/minggu memiliki risiko 1,8 kali menderita DM Tipe 2 dibandingkan responden yang aktivitas fisiknya ≥30 menit atau 3 kali/minggu, status merokok OR 1 berarti responden yang tidak merokok mengurangi risiko terhadap kejadian DM Tipe 2 dibandingkan responden yang merokok. Kesimpulan  bahwa umur dan aktivitas fisik merupakan faktor risiko kejadian DM tipe 2.Kata kunci: Diabetes Melitus Tipe 2; Faktor Risiko; Umur; Aktivitas Fisik; Perilaku Merokok.AbstractDiabetes Mellitus Type 2 (DM Type 2) is a high blood sugar level due to a decrease in cells against insulin. Patients with Type 2 DM in the Telaga Puskesmas Working Area were 66 people (0.29%), the novelty of this study was because researchers analyzed smoking behavior and physical activity against the risk of Type 2 Diabetes Mellitus events. The purpose of the study was to analyze the influence of smoking behavior and physical activity on the risk of diabetes mellitus events. This research is analytical observational with a case control study design. The population, namely all patients with DM Type 2 who were recorded as Posbindu participants in the Puskesmas work area with sample determination using the Lameshow formula, obtained 87 samples, consisting of, then the comparison of case samples and control samples was 1: 3 where the number of cases was 21 samples, and the number of controls was 66 using Odds Ratio data analysis. The results of the Odds Ratio test or age 1 mean that respondents aged ≥45 years have a 5.1 times risk of suffering from DM Type 2 compared to respondents aged 45 years OR 1. Physical activity means that respondents whose physical activity is 30 minutes or 3 times/week have a risk of 1.8 times suffering from DM Type 2 compared to respondents whose physical activity is ≥30 minutes or 3 times/week. OR 1 smoking status means that non-smoking respondents reduce their risk of developing DM Type 2 compared to respondents who smoke. The conclusion is that age and physical activity are risk factors for the incidence of DM Type 2. The decision is that age and physical activity are risk factors for the incidence of DM Type 2.Keywords: Diabetes Mellitus Type 2; Risk Factors;  Age; Physical Activity; Smoking Behavior.
ANALYSIS OF THE RELATIONSHIP BETWEEN THE USE OF HORMONAL CONTRACEPTIVES WITH THE AGE OF MENOPAUSE AT THE KABILA HEALTH CENTER Paramita Ismail; Laksmyn Kadir; Lia Amalia
Journal Health & Science : Gorontalo Journal Health and Science Community Vol 7, No 1 (2023): JANUARI: JOURNAL HEALTH AND SCIENCE : GORONTALO JOURNAL HEALTH AND SCIENCE COMMU
Publisher : Gorontalo State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/gojhes.v7i1.16081

Abstract

Menopause adalah akhir dari masa reproduksi seorang perempuan atau saat terjadinya haid terakhir. Studi Epidemiologi mengungkapkan fenomena yang menunjukkan fakta bahwa usia menopause wanita di berbagai belahan dunia akhir-akhir ini semakin cepat. Kebaruan penelitian ini karena meneliti usia menopause hubungannya dengan penggunaan kontrasepsi hormonal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan usia menopause di Puskesmas Kabila. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan metode cross sectional yang bertujuan untuk mempelajari korelasi antara paparan atau resiko (independen) dengan akibat atau efek (dependen). Populasi pada penelitian ini semua wanita umur 45-59 tahun yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kabila yang berjumlah 768 orang dan sampel pada penelitian ini adalah 263 orang diambil dengan cara purposive sampling dengan kriteria sampel wanita yang sudah mengalami menopause, wanita yang pernah menggunakan kontrasepsi, wanita yang bersedia ikut penelitian dan siap diwawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden pernah menggunakan kontrasepsi hormonal yaitu 80.2% dan yang non hormonal yaitu 19.8%, sedangkan sebagian besar usia menopause yaitu 45-55 tahun sebesar 90.5% dan sebagian kecil mengalami menopause terlambat (55 tahun) sebesar 9.5%. berdasarkan uji chi square didapatkan bahwa ada hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan usia menopause yang dibuktikan dengan uji statistic dengan nilai p value=0.0036. Kesimpulan bahwa ada hubungan antara penggunaan kontrasepsi hormonal dengan usia menopause di wilayah kerja Puskesmas Kabila.Kata Kunci : Menopause; Kontrasepsi hormonal; Usia. AbstractMenopause is the end of a woman's reproductive period or the time of the last menstruation. Epidemiological Studies reveal a phenomenon that points to the fact that the menopausal age of women in different parts of the world is accelerating. The novelty of this study is to analyze the relationship between the use of hormonal contraceptives and the age of menopause. This study aims to determine the relationship between the use of hormonal contraceptives and the age of menopause at the Kabila Health Center. This type of research is analytical research with a cross-sectional method that aims to study the correlation between exposure or risk (independent) and consequences or effects (dependent). The population in this study was all women aged 45-59 years who were in the working area of the Kabila Health Center which amounted to 768 people and the sample in this study was 263 people taken by purposive sampling with the criteria of a sample of women who had experienced menopause, women who had used contraception, women who were willing to participate in the study and were ready to be interviewed. The results showed that most respondents had used hormonal contraceptives, namely 80.2% and non-hormonal ones, namely 19.8%, while most menopausal ages, namely 45-55 years, were 90.5% and a small percentage experienced late menopause (55 years) by 9.5%. Based on the Chi Square test, it was found that there was a relationship between the use of hormonal contraceptives and the age of menopause as evidenced by the statistical test with a p value = 0.0036. The conclusion that there is a relationship between the use of hormonal contraceptives and the age of menopause in the working area of the Kabila Health Center.Keywords : Menopause; Hormonal contraceptives; Age
Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pemanfaatan Daun Kelor Sebagai Pencegahan Stunting Dengan Pemberian Makanan Tambahan Andi Makkulawu; Lia Amalia
Jurnal Pengabdian Masyarakat Farmasi : Pharmacare Society Vol 1, No 2 (2022): Vol 1 Edisi 2 2022
Publisher : State University of Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (903.096 KB) | DOI: 10.3731/phar.soc.v1i2.18268

Abstract

Kelor merupakan salah satu jenis tanaman tropis yang sangat mudah didapatkan dan dikenali di Desa Lonuo Kecamatan Tilongkabila Kabupate Bonebolango. Masyarakat setempat menggunakan daun kelor sebagai pelengkap makanan berupa olahan sayuran. Daun kelor dikenal memiliki banyak manfaat dan mempunyai banyak nilai gizi. Kegiatan pengabdian masyarakat kali ini bertitiktolak pada pemberdayaan masyarakat desa melalui pengembangan dan pemanfaatan daun kelor selain sebagai pelengkap makanan berupa olahan sayuran tetapi juga sebagai hidangan lain seperti pudding, dimana hidangan ini lebih digemari oleh anak-anak sehingga bisa digunakan sebagai pemberian makanan tambahan sebagai pencegahan stunting. Tujuan dari kegiatan ini adalah perberdayaan masyarakat dengan memberikan pengetahuan pemanfaatan daun kelor sebagai makanan tambahan.
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA USIA 24 59 BULAN DIWILAYAH PUSKESMAS KOTA TIMUR Sri Wahyuni Dengo; Laksmyn Kadir; Lia Amalia
Journal Health & Science : Gorontalo Journal Health and Science Community Vol 7, No 3 (2023): JULI: JOURNAL HEALTH AND SCIENCE : GORONTALO JOURNAL HEALTH AND SCIENCE COMMUNIT
Publisher : Gorontalo State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35971/gojhes.v7i3.16395

Abstract

ISPA merupakan suatu kelompok penyakit yang menyerang saluran pernapasan, dan dapat dibagi dalam dua bagian yaitu infeksi saluran pernapasan atas dan infeksi saluran pernapasan bawah, Puskesmas Kota Timur merupakan Puskesmas tertinggi dengan angka kasus Kejadian ISPA yaitu sebanyak 1,115 balita dengan presentase 140,03%. Kebaruan penelitian ini karena meneliti tentang faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA akut pada balita usia 24-59 bulan. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui Faktor yang berhubungan dengan Kejadian ISPA pada Balita Usia 24‑59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Timur. Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan desain cross sectional, dan sampel berjumlah 181 Balita. Adapun teknik pengambilan sampel menggunakan Proportional Stratified Random Sampling dengan menggunakan analisis Chi-square. Hasil Analisis menunjukkan bahwa ada hubungan Berat Badan Lahir (p = 0,043), Jenis Kelamin (p = 0,039), Kelengkapan Imunisasi (p = 0,042), Status Gizi (p = 0,040) dan keberadaan perokok dalam rumah (p = 0,038) dengan Kejadian ISPA pada Balita Usia 24‑59 Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Timur. Simpulan bahwa Kejadian ISPA ada Hubungan dengan Berat Badan Lahir, Jenis Kelamin, Kelengkapan Imunisasi, Status Gizi dan Keberadaan Perokok Dalam Rumah pada balita usia 24‑59 Bulan Di Puskesmas Kota Timur.
PEMANFAATAN JAGUNG SEBAGAI POTENSI LOKAL UNTUK PENCEGAHAN STUNTING Yasir Mokodompis; Lia Amalia; Faramita Hiola
Martabe : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7, No 1 (2024): MARTABE : JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jpm.v7i1.318-323

Abstract

Stunting adalah kondisi gagal pertumbuhan pada anak-anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan stunting, termasuk gizi yang tidak mencukupi dan pola makan yang tidak seimbang. Dampak dari stunting sangat serius, termasuk pertumbuhan fisik yang terhambat, keterlambatan dalam perkembangan kognitif, serta peningkatan risiko masalah kesehatan. Maka sangat penting untuk memberikan perhatian khusus pada gizi anak. Gorontalo salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki produksi jagung yang cukup besar termasuk diantaranya adalah Desa Botumoito. Jagung mengandung karbohidrat dan zat gizi lainnya yang dapat mendukung fungsi tubuh. Kegiatan ini bertujuan untuk memanfaatkan potensi lokal sebagai solusi pencegahan stunting, sekaligus memberikan keterampilan dalam mengolah menjadi bubur Jagung. Kegiatan dilakukan dengan metode Participatory Rural Appraisal (PRA), terdiri dari sosialisasi, demonstrasi pembuatan bubur jagung dan pembagian leaflet, sasaran kegiatan adalah masyarakat Desa Botumoito khususnya ibu hamil dan menyusui serta ibu-ibu yang memiliki balita. Seluruh rangkaian kegiatan berjalan dengan baik dan meningkatkan pengetahuan masyarakat, serta memberikan dampak positif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak di Desa Botumoito.