Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

APLIKASI KONSENTRASI EM4(Effective Mikroorganisms) PADA PAKAN UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN BENIH NILA GIFT (Oreochromis sp.) Lucien Pahala Sitanggang; afni afriani
TAPIAN NAULI: Jurnal Penelitian Terapan Perikanan dan Kelautan Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Penelitian Terapan Perikanan dan Kelautan (JPTPK)
Publisher : Sekolah Tinggi Perikanan Sibolga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus) merupakan komoditas yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Kegiatan budidaya ikan patin sangat potensial untuk dikembangkan. Salah satu faktor penentu keberhasilan adalah keberhasilan budidaya adalah ketersediaan benih yang baik dengan jumlah cukup dan berkesinambungan. Suhu merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada daya tetas telur. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh suhu terhadap daya tetas telur ikan patin. Penelitian ini dilakukan di Balai Riset Sekolah Tinggi Perikanan Sibolga pada bulan juni sampai agustus 2019. Kegiatan penelitian meliputi seleksi induk, penyuntikan, pembuahan buatan, penetasan telur, dan pemeliharaan larva. Penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri 3 perlakuan dan 3 kali ulangan. Susunan perlakuan adalah P0 (konrol), P1 (26- 28°C), dan P2 (29-31°C). Analisis datanya menggunakan uji sidik ragam (anova), kemudian dilakukan uji beda nyata terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Suhu berpengaruh secara signifikan terhadap daya teras telur ikan patin siam dengan F hitung (23,32) > F tabel (5,14). Dari hasil uji BNT yang dilakukan diperoleh bahwa P2 daya tetas telur pada P2(87,5%) dan P1(80,16%) berbeda nyata terhadap P0(42,16%). Sementara P2 dan P1 tidak berbeda secara signifikan.
KAJIAN HASIL TANGKAPAN BAGAN TANCAP DI PERAIRAN PONCAN GADANG TELUK TAPIAN NAULI KOTA SIBOLGA SUMATERA UTARA AFNI AFRIANI
TAPIAN NAULI: Jurnal Penelitian Terapan Perikanan dan Kelautan Vol 3 No 1 (2021): Jurnal Penelitian Terapan Perikanan dan Kelautan (JPTPK)
Publisher : Sekolah Tinggi Perikanan Sibolga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.300491/tapian nauli.v2i2.70

Abstract

Bagan tancap adalah alat penangkap ikan yang bersifat pasif digolongkan ke dalam kelompok jaring angkat (lift net). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan utama dan sampingan (bycatch discard) yang tertangkap pada bagan tancap. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yaitu dengan melakukan pengamatan serta pengambilan data secara langsung di lapangan mulai dari pra setting, setting, soacking sampai hauling dengan objek bagan tancap. Penelitian dilksanakan di Pulau Poncan Gadang Teluk tapian Nauli Sibolga milik Sekolah Tinggi Perikanan Sibolga. Teknik pengoperasian bagan tancap terdiri dari pra setting, setting dan hauling. Secara keseluruhan hasil tangkapan selama penelitian berjumlah 62.657 gr terdiri dari tangkapan utama yaitu jenis ikan teri sebesar 21.300. Hasil tangkapan sampingan yaitu cumi cumi, kepiting, udang, peperek, tembang, sarden dengan berat 30.069 gr. Sedangkan hasil tangkapan yang dibuang yaitu julung julung dan ubur ubur sebesar 11.288 gr.. Persentase rasio hasil tangkapan yang dihasilkan selama penelitian terdiri dari tiga kategori yaitu maincatch sebesar 34 %, bycatch sebesar 48 % dan Discard sebesar 18 %.
KAJIAN KAPASITAS PRODUKSI IKAN CAKALANG DI PT. DUTA TANGKAS UTAMA SIBOLGA afni afriani; Ladestam Sitinjak; Syukurman Niat Aro Bidaya
TAPIAN NAULI: Jurnal Penelitian Terapan Perikanan dan Kelautan Vol. 2 No. 2 (2020): Jurnal Penelitian Terapan Perikanan dan Kelautan (JPTPK)
Publisher : Sekolah Tinggi Perikanan Sibolga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.300491/tapian nauli.v2i2.82

Abstract

Penelitian ini tentang Kajian Kapasitas Produksi Ikan Cakalang di PT. Duta Tangkas Utama Sibolga yang dilaksanakan pada bula Juni-September 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas produksi ikan cakalang dan faktor yang mempengaruhi kapasitas produksi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yaitu dengan cara peninjauan, pengamatan serta pengambilan data dan informasi secara langsung di lapangan, mulai dari pendaratan, pembongkaran, seleksi ikan sampai pada pembekuan ikan. Hasil dari penelitian ini adalah Kapasitas produksi ikan cakalang di PT. Duta Tangkas Utama Sibolga setiap tahunnya memproduksi ikan masuk dengan rata-rata 1.034.453 kg sedangkan untuk ikan keluar atau yang sudah di distribusikan 1.026.567 kg pertahun. Faktor yang mempengaruhi kapasitas produksi ikan cakalang di PT. Duta Tangkas Utama Sibolga adalah faktor dari penangkapan ikan seperti; musim badai, bulan purnama (terang bulan), musim penangkapan. Sedangkan yang mempengaruhi pendistribusian ikan cakalang tidak merata pada setiap bulan maupun setiap tahunnya dikarenakan permintaan daripada konsumen dan ketersediaan ikan cakalang di PT. Duta Tangkas Utama Sibolga
KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN BAGAN TANCAP PADA KEDALAMAN 16 METER DI PERAIRAN PONCAN GADANG TELUK TAPIAN NAULI Afni afriani; Ladestam Sitinjak; Hasrul Amal Waruwu
TAPIAN NAULI: Jurnal Penelitian Terapan Perikanan dan Kelautan Vol 3 No 1 (2021): Jurnal Penelitian Terapan Perikanan dan Kelautan (JPTPK)
Publisher : Sekolah Tinggi Perikanan Sibolga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.300491/tapian nauli.v2i2.86

Abstract

Penelitian ini tentang Komposisi Hasil Tangkapan Bagan Tancap Pada Kedalaman 16 Meter di Perairan Poncan Gadang Teluk Tapian Nauli yang dilaksanakan pada bulan Oktober – November 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi hasil tangkapan utama dan sampingan bagan tancap dan teknik pengoperasian bagan tancap. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yaitu dengan cara peninjauan, pengamatan serta pengambilan data dan informasi secara langsung di lapangan, mulai dari penurunan jaring bagan, penarikan jaring bagan sampai pada pengambilan data hasil tangkapan bagan tancap. Hasil dari penelitian ini adalah komposisi hasil tangkapan bagan tancap di perairan poncan gadang teluk tapian nauli terdiri dari ikan teri sebanyak 21.700 gram (hasil tangkapan utama), cumi-cumi sebanyak 379 gram, udang 173 gram, ikan peperek sebanyak 15.830 gram, kepiting sebanyak 257 gram, ikan sarden sebanyak 5.250 gram dan ikan tembang sebanyak 6,510 gram (hasil tangkapan sampingan) dan ikan julung-julung sebanyak 1.689 gram, ubur-ubur sebanyak 8.700 gram dan ular laut sebanyak 670 gram (hasil tangkapan buangan). Teknik pengoperasian atau metode kerja bagan tancap yaitu terdiri dari beberapa tahap berikut ini : persiapan sebelum berangkat ke tempat penelitian, pemasangan lampu bagan, menghidupkan mesin genset sebagai sumber arus listrik lampu bagan, penurunan jaring bagan, penarikan jaring bagan setelah 3-4 jam kemudian dengan menggunakan roller dan pengambilan hasil tangkapan dengan menggunakan serok
HUBUNGAN PANJANG DAN BERAT IKAN KEMBUNG LELAKI (Rastrelliger kanagurta) HASIL TANGKAPAN GILL NET DI SIBOLGA Irnawati Sinaga; Afni Afriani
TAPIAN NAULI: Jurnal Penelitian Terapan Perikanan dan Kelautan Vol 3 No 2 (2021): Jurnal Penelitian Terapan Perikanan dan Kelautan STPS
Publisher : Sekolah Tinggi Perikanan Sibolga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) sebagai salah satu dari ikan ekonomis yang banyak didaratkan di Sibolga memiliki peluang untuk mengalami over fishing jika tidak dikelola dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ukuran ikan kembung lelaki hasil tangkapan gillnet yang didaratkan di Sibolga, mengetahui hubungan panjang dan berat ikan kembung lelaki yang di daratkan di Sibolga. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Maret 2021. Metode yang dipergunakan adalah survei dengan melakukan pengukuran terhadap ikan kembung lelaki hasil tangkapan nelayan gillnet yang didaratkan di Sibolga. Hasil penelitian yang diperoleh panjang ikan yang tertangkap selama penelitian adalah 16,5 cm-19cm dengan berat 40 gram – 70 gram. Kesimpulan dari penelitian ini adalah, ikan kembung lelaki hasil tangkapan gillnet yang didaratkan di Sibolga, 100% masih berada dibawah nilai length at first maturity dengan hasil regresi linear antara panjang dan berat ikan kembung lelaki hasil tangkapan gillnet memiliki nilai b<3 dengan pola pertumbuhan bersifat alometrik negatif, dimana pertambahan berat lebih lambat dari pertambahan panjang.
PENGARUH JENIS BIOSUBSTRAT PENEMPEL TELUR TERHADAP PRODUKSI LARVA IKAN MAS (Cyprinus carpio) Henry Sinaga; Afni Afriani; Panny Nadya Tambunan Taty
TAPIAN NAULI: Jurnal Penelitian Terapan Perikanan dan Kelautan Vol. 4 No. 1 (2022): Jurnal Penelitian Terapan Perikanan dan Kelautan
Publisher : Sekolah Tinggi Perikanan Sibolga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Ikan Mas air tawar(Cyprinus carpio) merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang dominan dikonsumsi oleh Masyarakat dan mempunyai nilai ekonomis penting. Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian tentang biosubstrat alami sebagai media penempelan telur ikan mas dengan menggunakan biosubstrat kiambang (Salvinia molesta), apu-apu (Pistia stratiotes) dan eceng gondok (E.crassipies) dalam mendukung keberhasilan pemijahan Ikan mas (Cyprinus carpio) dan memperoleh produktivitas larva yang maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biosubstrat terbaik dalam menghasilkan produksi larva ikan mas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen (percobaan) perlakuan yang dilakukan terdiri dari tiga perlakuan biosubstrat Kiambang (Salvinia molesta), biosubstrat Apu-apu (Pistia stratiotes), dan bioubstrat Eceng gondok (Eichhornia crassipies)dengan tiga kali ulangan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh suhu secara signifikan terhadap produksi larva ikan mas, yaitu pada perlakuan ketiga (P3) dengan biosubstrat eceng gondok dengan rata-rata hasil tingkat produksi larva sebesar 75,84%. Perlakuan pertama (P1) dengan biosubstrat Apu-apu dengan rata-rata 61,93%. Perlakuan kedua (P2) dengan biosubstrat kiambang dengan rata-rata tingkat produksi larva sebesar 59,14%. Sedangkan hasil pengamatan Hatching Rate (HR) terhadap produksi larva ikan mas selama penelitian menunjukkan tingkat daya tetas telur yang sangat tinggi pada setiap perlakuannya yaitu 100%. Kesimpulan akhir dari hasil penelitian bahwa penggunaan biosubstrat yang tepat bagi ikan mas (Cyprinus carpio) dapat meningkatkan produksi larva ikan mas.
ANALISIS KORELASI CURAH HUJAN DAN SUHU TERHADAP HASIL TANGKAPAN BAGAN PERAHU DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA (PPN) SIBOLGA Ladestam Sitinjak; Afni Afriani; Dina Sari Gea
TAPIAN NAULI: Jurnal Penelitian Terapan Perikanan dan Kelautan Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Penelitian Terapan Perikanan dan Kelautan
Publisher : Sekolah Tinggi Perikanan Sibolga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perubahan iklim yang mempengaruhi kegiatan produksi nelayan tangkap di pesisir Kota Sibolga salah satunya di sebabkan oleh curah hujan dan suhu perairan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh curah hujan dan suhu terhadap hasil tangkapan bagan perahu dan untuk mengetahui jenis ikan hasil tangkapan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Sibolga. Metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriktif survey yaitu dengan cara peninjauan, pengamatan serta pengambilan data secara langsung di lapangan dengan data sekunder (Curah Hujan dan Suhu). Hipotesis yang di gunakan adalah H0 : tidak ada pengaruh yang nyata (signifikan) variabel curah hujan dan suhu (X) terhadap hasil tangkapan bagan perahu (Y) dan Ha : ada pengaruh yang nyata (signifikan) variabel curah hujan dan suhu (X) terhadap hasil tangkapan bagan perahu (Y). Data yang di peroleh dari penelitian berupa jumlah individu ikan diuji secara statistik dengan menggunakan analisis kolerasi. Berdasarkan dari hasil penelitian yang terdiri dari parameter yang diamati yaitu curah hujan terhadap hasil tangkapan berdasarkan uji pola hubungan dan analisis regresi menyatakan tidak dapat disimpulkan karena tidak ada pengaruh yang signifikan. Sedangan pada suhu terhadap hasil tangkapan berdasarkan uji pola hubungan dan analisis regresi juga dinyatakan tidak dapat disimpulkan karena tidak ada pengaruh yang signifikan sehingga hipotesis (Hipotesa H0 diterima dan Hipotesa Ha ditolak).
Percentage of the bycatch and discard composition in artisanal bottom trap fisheries Nofrizal Nofrizal; Afni Afriani; Deni Efizon; Romie Jhonnerie
Depik Vol 11, No 2 (2022): August 2022
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (721.186 KB) | DOI: 10.13170/depik.11.2.26106

Abstract

Data on bycatch in the fishing effort required to manage fisheries resources. Unfortunately, the data on small-scale and traditional fisheries is still lacking. It makes it challenging to make fishing policies and regulations. Survey activities and experimental fishing were conducted to determine and analyze the composition of the main catch, bycatch and discarded by the local fisher's bottom traps in Sibolga, North Sumatra, Indonesia. Five units of the trap with a size of 150 cm x 100 cm x 50 cm (length x width x height) were used to collect fish data. These five trap units operated in the fishing ground, where local fishers usually operate their fishing gear. The fishing operation carried out within 1 mile of the coastline with water depths ranging from 7-10 meters. The duration of trap setting around 5-7 days for each fishing operation. A motorboat operated with a weight of 5.8 GT. The results showed that the total bottom trap catch consisted of 329 individuals with a total weight of 151.4 kg and 12 demersal fish species. The main catch was 148 individuals (88.9 kg), or 44.7% of the total catch during the experiment i.e. Chepalapholis urodeta, Ephinephelus areolatus, Epinephelus chlorostigma, Plectropomus leopardus, Ephinepelus coioides, Lates calcarifer, Lutjanus malabaricus, and Lutjanus erytropterus. The bycatch was 151 individuals (57.1 kg) or 46.1% i.e. Lethrinus obsoletus, Lutjanus ehrenbergii, Acanthurus auranticavus, Platax teira, Nemipterus japonicus, Scarus rivulatus, Lutjanus johnii, Siganus canaliculatus, Caesio cuning, and Taeniura lymma.While the discarded catch amounted to 30 individuals (5.4 kg) or 9.2% i.e. Naso brevirostris, Diodon holocanthus, and Diadema setosum. The bycatch utilization obtained by fishers was 83.4%, and the unutilized was 16.6%. The percentage of fish sizes worthy for consumption was 135 individuals (74.6%), and the size unworthy for consumption was 46 individuals (25.4%).Keywords:Fishing groundFishing gear Fishing operation Main catchTrap
Percentage of the bycatch and discard composition in artisanal bottom trap fisheries Nofrizal Nofrizal; Afni Afriani; Deni Efizon; Romie Jhonnerie
Depik Vol 11, No 2 (2022): August 2022
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.11.2.26106

Abstract

Data on bycatch in the fishing effort required to manage fisheries resources. Unfortunately, the data on small-scale and traditional fisheries is still lacking. It makes it challenging to make fishing policies and regulations. Survey activities and experimental fishing were conducted to determine and analyze the composition of the main catch, bycatch and discarded by the local fisher's bottom traps in Sibolga, North Sumatra, Indonesia. Five units of the trap with a size of 150 cm x 100 cm x 50 cm (length x width x height) were used to collect fish data. These five trap units operated in the fishing ground, where local fishers usually operate their fishing gear. The fishing operation carried out within 1 mile of the coastline with water depths ranging from 7-10 meters. The duration of trap setting around 5-7 days for each fishing operation. A motorboat operated with a weight of 5.8 GT. The results showed that the total bottom trap catch consisted of 329 individuals with a total weight of 151.4 kg and 12 demersal fish species. The main catch was 148 individuals (88.9 kg), or 44.7% of the total catch during the experiment i.e. Chepalapholis urodeta, Ephinephelus areolatus, Epinephelus chlorostigma, Plectropomus leopardus, Ephinepelus coioides, Lates calcarifer, Lutjanus malabaricus, and Lutjanus erytropterus. The bycatch was 151 individuals (57.1 kg) or 46.1% i.e. Lethrinus obsoletus, Lutjanus ehrenbergii, Acanthurus auranticavus, Platax teira, Nemipterus japonicus, Scarus rivulatus, Lutjanus johnii, Siganus canaliculatus, Caesio cuning, and Taeniura lymma.While the discarded catch amounted to 30 individuals (5.4 kg) or 9.2% i.e. Naso brevirostris, Diodon holocanthus, and Diadema setosum. The bycatch utilization obtained by fishers was 83.4%, and the unutilized was 16.6%. The percentage of fish sizes worthy for consumption was 135 individuals (74.6%), and the size unworthy for consumption was 46 individuals (25.4%).Keywords:Fishing groundFishing gear Fishing operation Main catchTrap
Percentage of the bycatch and discard composition in artisanal bottom trap fisheries Nofrizal Nofrizal; Afni Afriani; Deni Efizon; Romie Jhonnerie
Depik Vol 11, No 2 (2022): August 2022
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.11.2.26106

Abstract

Data on bycatch in the fishing effort required to manage fisheries resources. Unfortunately, the data on small-scale and traditional fisheries is still lacking. It makes it challenging to make fishing policies and regulations. Survey activities and experimental fishing were conducted to determine and analyze the composition of the main catch, bycatch and discarded by the local fisher's bottom traps in Sibolga, North Sumatra, Indonesia. Five units of the trap with a size of 150 cm x 100 cm x 50 cm (length x width x height) were used to collect fish data. These five trap units operated in the fishing ground, where local fishers usually operate their fishing gear. The fishing operation carried out within 1 mile of the coastline with water depths ranging from 7-10 meters. The duration of trap setting around 5-7 days for each fishing operation. A motorboat operated with a weight of 5.8 GT. The results showed that the total bottom trap catch consisted of 329 individuals with a total weight of 151.4 kg and 12 demersal fish species. The main catch was 148 individuals (88.9 kg), or 44.7% of the total catch during the experiment i.e. Chepalapholis urodeta, Ephinephelus areolatus, Epinephelus chlorostigma, Plectropomus leopardus, Ephinepelus coioides, Lates calcarifer, Lutjanus malabaricus, and Lutjanus erytropterus. The bycatch was 151 individuals (57.1 kg) or 46.1% i.e. Lethrinus obsoletus, Lutjanus ehrenbergii, Acanthurus auranticavus, Platax teira, Nemipterus japonicus, Scarus rivulatus, Lutjanus johnii, Siganus canaliculatus, Caesio cuning, and Taeniura lymma.While the discarded catch amounted to 30 individuals (5.4 kg) or 9.2% i.e. Naso brevirostris, Diodon holocanthus, and Diadema setosum. The bycatch utilization obtained by fishers was 83.4%, and the unutilized was 16.6%. The percentage of fish sizes worthy for consumption was 135 individuals (74.6%), and the size unworthy for consumption was 46 individuals (25.4%).Keywords:Fishing groundFishing gear Fishing operation Main catchTrap