Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

STUDI BIOLOGI IKAN HASIL TANGKAPAN BUBU YANG DIDARATKAN DI SIBOLGA Irnawati Sinaga
TAPIAN NAULI: Jurnal Penelitian Terapan Perikanan dan Kelautan Vol. 1 No. 1 (2019): Jurnal Penelitian Terapan Perikanan dan Kelautan (JPTPK)
Publisher : Sekolah Tinggi Perikanan Sibolga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.300491/tapian nauli.v1i1.15

Abstract

Sebagian besar siklus hidup ikan demersal dihabiskan pada bagian dasar perairan. Jenis alat tangkap yang banyak digunakan nelayan Sibolga dalam pemanfaatan ikan demersal adalah bubu. Tujuan penelitian ini antara lain: Mengestimasi tingkat upaya pemanfaatan ikan demersal, mengetahui ukuran ikan yang didaratkan di Sibolga dan mengetahui pola pertumbuhan ikan hasil tangkapan bubu. Hasil pengukuran panjang ikan yang telah berada diatas nilai length matturity dimana ikan kakap merah (Lutjanus sanguineus) sebanyak 13%, ikan kakap putih (Lates calcarifer) sebanyak 84%, ikan kerapu merah (Plectropormus leopardus) sebanyak 96%, ikan kuwe (Caranx sexfasciatus) sebanyak 8%, tingkat kematangan gonad ikan kuwe hasil tangkapan bubu berada pada tingkat immature (belum matang gonad) atau dengan kata lain belum layak tangkap.
STUDI HASIL TANGKAPAN BUBU KAWAT DENGAN FUNNEL YANG BERBEDA DI PERAIRAN TAPANULI TENGAH Irnawati Sinaga
TAPIAN NAULI: Jurnal Penelitian Terapan Perikanan dan Kelautan Vol. 1 No. 2 (2019): Jurnal Penelitian Terapan Perikanan dan Kelautan (JPTPK)
Publisher : Sekolah Tinggi Perikanan Sibolga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah merekayasa alat tangkap bubu dengan mengunakan jumlah funnel yang berbeda terhadap hasil tangkapan target utama; menganalisis pengaruh jumlah funnel yang berbeda terhadap hasil tangkapan bubu kawat. Metode penelitian yang digunakan adalah Experimental fishing yaitu dengan tiga unit bubu kawat sebagai perlakuan masing-masing tiga kali ulangan yaitu perlakuan bubu kawat dua bukaan mulut (funnel), perlakuan bubu kawat tiga bukaan mulut (funnel) dan perlakuan bubu kawat empat bukaan mulut (funnel). Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah H0 : hipotesa yang menggambarkan tidak ada pengaruh yang signifikan pada perbedaan jumlah bukaan mulut (funnel) bubu kawat terhadap hasil tangkapan dan H1 : hipotesa yang menggambarkan ada pengaruh yang signifikan pada perbedaan jumlah bukaan mulut (funnel) bubu kawat terhadap hasil tangkapan. Data yang diperoleh dari hasil penelitian berupa jumlah individu ikan diuji secara statistik dengan menggunakan Analisis of Varian (ANOVA) dengan model Rancangan Acak Lengkap (RAL). Berdasarkan dari hasil penelitian yang terdiri dari tiga perlakuan dan tiga ulangan, perbedaan jumlah bukaan mulut (funnel) bubu kawat membuktikan bahwa ada pengaruh terhadap hasil tangkapan bila ditinjau dari jumlah ikan hasil tangkapan. Sesuai dengan hasil tangkapan selama penelitian Pemberian modidikasi funnel yang berbeda memberikan pengaruh yang signifikan pada hasil tangkapan target utama. Dimana dengan pengoperasian bubu kawathasil tangkapan target utamamencapai43,63 %, Pengoperasian bubu dua funnel hasil tangkapan target utamamencapai70,50 %, dan Pengoperasian bubu satufunnelhasil tangkapan target utama mencapai 53,84%. Perbandingan produktivitas tangkapan terhadap target utama pada bubu menunjukkan bahwa bubu jarring dengan dua funnel lebih ramah lingkungan jika dibandingkan dengan bubu kawat. Jumlah individu ikan yang diperoleh dari 3 kali ulangan pertiap perlakuan adalah pada bubu kawat (14,17,9) ekor, bubu dengan dua funnel (11,17,12) ekor, dan bubu dengan satu funnel (18,25,16) ekor. Perbandingan produktivitas jumlah individu pada hasil sampingan menunjukkan nilai yang lebih besar pada bubu modifikasi dengan satu funnel.
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN OVAPRIM DENGAN DOSIS YANG BERBEDA PADA PEMIJAHAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) Irnawati Sinaga; Fretdy Simamora; Ester Imelda Telaumbanua
TAPIAN NAULI: Jurnal Penelitian Terapan Perikanan dan Kelautan Vol. 2 No. 1 (2020): Jurnal Penelitian Terapan Perikanan dan Kelautan (JPTPK)
Publisher : Sekolah Tinggi Perikanan Sibolga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.300491/tapian nauli.v2i1.50

Abstract

Ikan mas merupakan ikan konsumsi air tawar yang paling tinggi produksinya di indonesia. Dalam budidaya ikan mas terkendala dalam proses pematangan gonad induk, serta kebutuhan pasar akan benih ikan yang bermutu baik dalam jumlah yang banyak. Ikan mas biasa hidup diperairan berarus sedang dan tergolong hewan omnivora. Pemijahan ikan mas dilakukan secara semi intensif dengan menggunakan hormon ovaprim. Hormon ovaprim berfungsi untuk mempercepat proses ovulasi dan meningkatkan tingkat kematangan gonad induk ikan. Penelitian ini dikasanakan selama 2 bulan di Balai Riset Sekolah Tinggi Perikanan Sibolga. Pengelolaan dan analisis data menggunakan analisis komperatif dengan membandingkan P1 (0 ml/kg) P2 (0,2 ml/kg) P3 (0,4 ml/kg). Penelitian ini mendapatkan hasi daya tetas telur sebanyak P1 (0 ml) 83,78%, P2 (0,2 ml) 87,86%, P3 (0,4 ml) 92,29%. Sedangkan tingkat kelangsungan hidup larva sebanyak P1 (0 ml) 75,22%, P2 (0,2 ml) 81,31%, P3 (0,4 ml) 85,08%. Dan selisih jumlah daya tetas dan survival rate P1 (0 ml/kg) sebanyak 8, 57%, P2 (0,2 ml/kg) sebanyak 6,55%, dan P3 (0,4 ml/kg) sebanyak 7,21%. Penurunan ini diduga terjadi karena biomasa benih ikan yang terlalu banyak dan wadah pemeliharaan yang kecil, kualitas air menurun akibat sisa pakan, dan adanya pertukaran pakan pada benih ikan.
APLIKASI TEKNOLOGI AKUAPONIK SEDERHANA PADA BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR UNTUK OPTIMALISASI PERENCANAAN WILAYAH KOTA SIBOLGA (Brassica juncea L.) Henry sinaga; Irnawati Sinaga; Susi Santikawati; Jeno Mitra Nazara
TAPIAN NAULI: Jurnal Penelitian Terapan Perikanan dan Kelautan Vol 3 No 1 (2021): Jurnal Penelitian Terapan Perikanan dan Kelautan (JPTPK)
Publisher : Sekolah Tinggi Perikanan Sibolga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.300491/tapian nauli.v3i1.81

Abstract

Sistem akuaponik juga dapat dilakukan di perkotaan yang lahan kosongnya terbatas. Akuaponik sejatinya bisa diterapkan dalam skala kecil untuk rumahan atau bahkan untuk skala komersial. Jenis ikan dan sayuran pada sistem akuaponik dapat berbagai macam, seperti ikan mas, nila, gurami, lele dan bawal. Jenis sayuran yang cocok dalamsistem akuaponik ada dua macam, yakni sayuran daun dan sayuran buah. Sayuran daun seperti kangkung, bayam, selada, pakchoy, dan sawi. Tipe sayuran yang dapat diterapkan dalam sistem akuaponik yaitu sayuran yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari dan dapat menjadi komoditas ekonomi keluarga. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) untuk mengetahui perbandingan pertumbuhan tanaman sawi hijau (Brassica juncea L.) pada sistem akuaponik dan non akuaponik, 2) untuk mengetahui bobot ikan pada sistim akuaponik.Metode penelitian menggunakan deskriptif komparatif dengan mengumpulkan data eksperimen dan pengamatan. Pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun, dan bobot ikan. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan tinggi tanaman sawi hijau dari ketiga perlakuan memiliki perbedaan pada hari ke 30, dimana P1 (11,6 cm); P2 (17,4 cm); dan P3 (12 cm); pengukuran lebar daun sawi sebesar P1 (4,3 cm); P2 (6,3 cm); P3 (5,9 cm); dan jumlah daun sebanyak P1 (6 helai); P2 (7 helai); dan P3(6 helai) dan Pertambahan bobot ikan pada akhir penelitian (P2) sebesar 390 gram, sedangkan (P3) sebesar 110 gram.
POLA PERTUMBUHAN IKAN TERI (Stolephorus sp) HASIL TANGKAPAN BAGAN TANCAP DI PERAIRAN TELUK TAPIAN NAULI Irnawati Sinaga; henry Sinaga
TAPIAN NAULI: Jurnal Penelitian Terapan Perikanan dan Kelautan Vol. 2 No. 2 (2020): Jurnal Penelitian Terapan Perikanan dan Kelautan (JPTPK)
Publisher : Sekolah Tinggi Perikanan Sibolga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daerah Pantai Barat Sumatera memiliki potensi perikanan yang melimpah. Pemanfaatan sumberdaya perikanan di Teluk Tapian Nauli masih didominasi oleh usaha perikanan rakyat yang umumnya memiliki karakteristik skala usaha kecil, aplikasi teknologi yang sederhana, jangkauan operasi penangkapan yang terbatas di sekitar pantai dan produktivitas yang relatif rendah. Bagan sebagai salah satu jenis alat tangkap yang digunakan nelayan untuk menangkap ikan pelagis kecil. Target tangkapan utamanya adalah ikan teri sedangkan cumi-cumi, dan ikan pelagis kecil lainnya merupakan hasil tangkapan sampingan (by cacth). Ikan teri sebagai hasil tangkapan utama tancap termasuk dalam kelompok ikan pelagik kecil yang makanan utamanya berupa plankton, sehingga kelimpahannya sangat tergantung kepada faktor-faktor lingkungan.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ukuran ikan teri hasil tangkapan bagan tancap di perairan teluk Tapian Nauli dan Mengetahui pola pertumbuhan ikan teri hasil tangkapan bagan tancap di perairan teluk Tapian Nauli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran ikan teri yang tertangkap pada bagan tancap di perairan Teluk Tapian Nauli minimum pada ukuran 3,0 cm dan maksimum pada ukuran 11,9 cm. Pola pertumbuhan ikan teri hasil tangkapan bagan tancap di perairan teluk Tapian Nauli diperileh nilai b= 2,190 dengan pola pertumbuhan alometrik negatif yang artinya bahwa pertumbuhan panjang lebih cepat dari pertumbuhan beratnya
HUBUNGAN PANJANG DAN BERAT IKAN KEMBUNG LELAKI (Rastrelliger kanagurta) HASIL TANGKAPAN GILL NET DI SIBOLGA Irnawati Sinaga; Afni Afriani
TAPIAN NAULI: Jurnal Penelitian Terapan Perikanan dan Kelautan Vol 3 No 2 (2021): Jurnal Penelitian Terapan Perikanan dan Kelautan STPS
Publisher : Sekolah Tinggi Perikanan Sibolga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) sebagai salah satu dari ikan ekonomis yang banyak didaratkan di Sibolga memiliki peluang untuk mengalami over fishing jika tidak dikelola dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ukuran ikan kembung lelaki hasil tangkapan gillnet yang didaratkan di Sibolga, mengetahui hubungan panjang dan berat ikan kembung lelaki yang di daratkan di Sibolga. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Maret 2021. Metode yang dipergunakan adalah survei dengan melakukan pengukuran terhadap ikan kembung lelaki hasil tangkapan nelayan gillnet yang didaratkan di Sibolga. Hasil penelitian yang diperoleh panjang ikan yang tertangkap selama penelitian adalah 16,5 cm-19cm dengan berat 40 gram – 70 gram. Kesimpulan dari penelitian ini adalah, ikan kembung lelaki hasil tangkapan gillnet yang didaratkan di Sibolga, 100% masih berada dibawah nilai length at first maturity dengan hasil regresi linear antara panjang dan berat ikan kembung lelaki hasil tangkapan gillnet memiliki nilai b<3 dengan pola pertumbuhan bersifat alometrik negatif, dimana pertambahan berat lebih lambat dari pertambahan panjang.
PENGARUH DURASI PEREBUSAN TERHADAP MUTU IKAN TERI (Stolephorus sp) Irnawati Sinaga; Risma Marivatua Lumbangaol; Maulidatul Khairiah Harahap
TAPIAN NAULI: Jurnal Penelitian Terapan Perikanan dan Kelautan Vol. 4 No. 1 (2022): Jurnal Penelitian Terapan Perikanan dan Kelautan
Publisher : Sekolah Tinggi Perikanan Sibolga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan teri (Stolephorus sp) merupakan salah satu kelompok ikan pelagis yang terdapat diperairan pesisir dan memiliki persebaran yang sangat luas. Ikan teri memiliki ukuran tubuh yang kecil memanjang, dan umumnya berwarna putuh, disamping itu ikan teri mudah ditemui karena tersebar mulai dari Aceh di sebelah barat hingga Laut Arafuru di sebelah timur. Ikan teri (Stolephorus sp) mengandung protein, mineral, dan zat gizi lainnya yang sangat bermanfaat untuk kesehatan manusia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa lama durasi yang efektif dan efisien yang dibutuhkan dalam proses perebusan teri, untuk mengetahui pengaruh durasi perebusan ikan teri terhadap mutu ikan, untuk mengetahui kendala dalam proses perebusan ikan teri. Metode penelitian yang digunakan adalah Experiment yaitu dengan 3 perlakuan durasi antara lain 1 menit, 3 Menit, dan 5 Menit. Pada penelitian ini Hipotesis yang digunakan adalah H0 : Hipotesa yang menggambarkan tidak ada pengaruh yang signifikan pada perbedaan durasi perebusan terhadap uji organoloptik ikan teri (Stolephorus sp) dan H1 : Hipotesa yang menggambarkan ada pengaruh yang signifikan pada perbedaan durasi perebusan terhadap uji organoloptik ikan teri (Stolephorus sp). Data yang diperoleh dari hasil penelitian berupa uji organoleptik dengan mempergunakan uji afektif sebagai bentuk uji kesukaan panelis terhadap respon produk yang di uji dengan skala hedonik yang ditransformasikan ke skala numerik. Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan 3 perlakuan dan di uji 30 orang panelis, membuktikan ada perbedaan tingkat kesukaan panelis terhadap mutu ikan yang diberikan perlakuan. Setelah dilakukan uji hedonik maka diperoleh hasil bahwa perebusan yang paling efektif dan efisien merupakan perlakuan dengan berdurasi 5 menit
ANALISIS KORELASI SUHU DAN KECEPATAN ANGIN TERHADAP HASIL TANGKAPAN BAGAN PERAHU DI PERAIRAN TAPANULI TENGAH Ladestam Sitinjak; Irnawati Sinaga; elsa novita
TAPIAN NAULI: Jurnal Penelitian Terapan Perikanan dan Kelautan Vol 3 No 2 (2021): Jurnal Penelitian Terapan Perikanan dan Kelautan STPS
Publisher : Sekolah Tinggi Perikanan Sibolga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini tentang Analisis Korelasi Suhu dan Kecepatan Angin Terhadap Hasil Tangkapan Bagan Perahu di Perairan Tapanuli Tengah yang di laksanakan pada bulan Juni 2022. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan suhu dan kecepatan angin yang dapat mempengaruhi hasil tangkapan bagan perahu dan untuk mengetahui jumlah dan jenis ikan yang menjadi hasil tangkapan Bagan perahu di Tapanuli Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif yang bersifat survey dan observasi lapangan dan studi literature. Kabupaten Tapanuli Tengah terletak di pesisir Pantai Barat Pulau Sumatra dengan panjang garis pantai 200 km dan wilayahnya sebagian besar berada di daratan Pulau Sumatra dan sebagian lainnya di pulau-pulau kecil dengan luas wilayah 2.188 Km².Perairan Tapanuli Tengah memiliki berbagai macam potensi diantaranya meliputi potensi ekologi, potensi ekonomi, dan potensi sosial budaya. Waktu dan tempat penelitian dilaksanakan pada Bulan Juni 2022 di Kabupaten Tapanuli Tengah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Hubungan antara suhu dengan hasil tangkapan tidak berpengaruh signifikan dengan nilai korelasi (r = 0,276) yang menyatakan rendah, Hubungan antara kecepatan angin dengan hasil tangkapan tidak berpengaruh signifikan dengan nilai korelasi (r = 0,032) Dan jumlah hasil tangkapan bagan perahu selama tahun 2021 sebanyak 237 ton.
PENGARUH JENIS MEDIA HOME INDUSTRY YANG BERBEDA TERHADAP BIOMASSA DAN KELIMPAHAN CACING SUTERA (TUBIFEX SP) sakti Yonni Hamongan Purba; Irnawati Sinaga; Yanti Susanti Hutabarat Diana
TAPIAN NAULI: Jurnal Penelitian Terapan Perikanan dan Kelautan Vol. 4 No. 1 (2022): Jurnal Penelitian Terapan Perikanan dan Kelautan
Publisher : Sekolah Tinggi Perikanan Sibolga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Cacing sutera merupakan pakan alami yang banyak dimanfaatkan oleh para pembenihan ikan. Budidaya cacing sutera membutuhkan media sebagai makanan (nutrisi) untuk bertahan hidup selama masa pemeliharaan. Penelitian ini menggunakan media yang berasal dari limbah home industry. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media (budidaya dan pemupukan) limbah home industry serta menentukan media terbaik dalam menghasilkan biomassa dan kelimpahan (populasi) cacing sutera. Prosedur penelitian terdiri dari 3 tahapan yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan pemanenan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) sederhana. Faktor berupa perlakuan pemberian substrat yang berbeda dalam budidaya cacing sutera dengan 3 ulangan dan 4 level perlakuan. P0 = kotoran ayam (100%), P1 = kotoran ayam dan ampas tahu (60% :40%), P2 = kotoran ayam dan ampas kelapa (60% :40%), P3 = kotoran ayam dan dedak halus (60% :40%). Uji lanjut menggunakan uji beda nyata terkecil (BNT). Jenis media limbah home industry yang berbeda memberikan pengaruh yang signifikan terhadap biomassa mutlak dan kelimpahan cacing sutera. Kombinasi kotoran ayam dan ampas tahu terfermentasi merupakan media terbaik dalam menghasilkan biomassa mutlak sebesar 65,14 gr/wadah dan kelimpahan sebesar 21.610 individu dibandingkan dengan kombinasi ampas kelapa dan dedak halus.
PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK PADA PAKAN TERHADAP KELULUSHIDUPAN DAN PERTUMBUHAN BENIH IKAN LELE MUTIARA YANG DI PELIHARA DENGAN SISTEM BIOFLOK Irnawati Sinaga; Januar Efendi Siregar; Shinta Gulo
TAPIAN NAULI: Jurnal Penelitian Terapan Perikanan dan Kelautan Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Penelitian Terapan Perikanan dan Kelautan
Publisher : Sekolah Tinggi Perikanan Sibolga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ikan lele mutiara (Clarias sp) merupakan komoditas ikan budidaya air tawar yang banyak digemari oleh masyarakat umum. Hal ini disebab oleh harganya yang relatif murah dan memiliki rasa yang enak. Selain itu, kandungan gizi yang terkandung pada daging ikan lele juga tergolong tinggi, sehingga tidaklah menjadi sesuatu hal yang aneh, apabila permintaan pasar untuk ikan lele juga menjadi cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penambahan probiotik pada pakan, terhadap “kelulushidupan” benih ikan lele mutiara, yang dipelihara dengan sistem Bioflok serta mengetahui pengaruh penambahan probiotik pada pakan, terhadap “pertumbuhan” benih ikan lele mutiara, yang dipelihara dengan sistem Bioflok. Penelitian ini dilaksanakan bulan Juni sampai dengan bulan Agustus 2022 dibalai Sekolah Tinggi Perikanan Sibolga yang terletak di Sibuluan, Kabupaten Tapanauli Tengah, Provinsi Sumatera Utara. Metode yang gunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Metode ini dilakukan dengan menggunakan model Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat keluluhidupan tertinggi terdapat pada perlakuan ketiga (P3) yaitu 91 %, kemudian disusul perlakuan kedua (P2) sebesar 84 %, selanjutnya di susul perlakuan pertama (P1) sebesar 79 %, dan (P0) sebesar 65 %. dan bahwa rata-rata bobot pertumbuhan mutlak tertinggi adalah pada perlakuan ketiga (P3) dengan rata-rata 15.41 gr. Kemudian disusulan dengan perlakuan kedua (P2) dengan rata-rata pertumbuhan bobot 11.1 gr. Selanjutnya perlakuan pertama (P1) dengan rata-rata 10.34 gr. Sedangkan bobot mutlak terendah terdapat pada (Po) tanpa pemberian probiotik dengan pertumbuhan bobot mutlak 9,18 gr.