Sumakto Sumakto
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya Malang

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

RISIKO KENAIKAN HEMATOKRIT TERHADAP TERJADINYA RENJATAN PADA KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE Sumakto, Sumakto; Santoso, Nurtjahjo Budi; Nugroho, Susanto; Kawurjan, Siti Lintang
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 20, No 2 (2004)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (100.827 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2004.020.02.2

Abstract

ABSTRACT Shock is life threatening feature of DHF it must be manage properly through close clinical and laboratory observations. This was a pre-eliminary study to evaluate hematocrit (Hct) increased where shock occurs on dengue hemorrhagic fever (DHF) or dengue shock syndrome (DSS). The WHO criteria was used to diagnose DHF, with two or more clinical criteria with trombocytopenia (≤ 100.000) and Hct increase ≥ 20 %. Examination of hemoglobin (Hb), Hct, thrombocytes and leucocytes were done in RSU Dr. Saiful Anwar Central Laboratory everyday during hospitalized. The increase of Hct percentage and Hct/Hb ratio calculation were based on the result of lowest dan highest Hct and Hb examination. The data obtains was analysed with t-test using SPSS version 10.0 programme. From 30 DHF cases, 23 (76.66%) non DSS and 7 (23.77%) DSS. The average Hct increase in all patients from serial examinations was 21.09% (SD= 2.32%). However, in 7 DSS patients the average Hct increase was 23.79% (SD= 3.84%) higher than the 23 non DSS patients (20.28%; SD= 0.25%). It was observed that the Hct increase in DSS patients was higher than that for non DSS patients. This high Hct level of 23.79% increases the likelihood of shock by 2.5 times compare with an Hct rise of 20.28%. There was a significant difference in the highest and lowest Hct/Hb ratio between DSS and non DSS cases (p= 0.000). Keywords : dengue hemorrhagic fever, dengue shock syndrome, hematocrit increase, Hct/Hb ratio
Probiotik Menurunkan Ekspresi TLR2 dan Aktivasi NF-Kb p50 pada Sel Mononuklear Darah Mencit yang T erpajan Lipopolisakarida E.Coli HM, Ni Luh Putu; Sumakto, Sumakto; Santoso, Sanarto
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 26, No 3 (2011)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (745.655 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2011.026.03.11

Abstract

Beberapa tahun terakhir banyak penelitian dilakukan untuk melihat penggunaan probiotik untuk pencegahan maupun untuk  pengobatan.  Salah  satu  penggunaan  probiotik  adalah  dalam  pengobatan  diare.  Penggunaan  probiotik  tersebut berdasarkan  respon  imun  yang  dapat  ditimbulkan  oleh  probiotik  baik  di  dalam  mukosa  usus  maupun  di  sel-sel mononukklear .  Penelitian ini  bertujuan untuk mengetahui pengaruh probiotik terhadap aktivasi T oll-like receptor (TLR2), TLR4, Nuclear Factor Kappa B p50 dan p65 pada sel mononuklear darah yang terpajan dengan LPS E.coli.Mencit Balb/c dibagi  dalam  4  kelompok  perlakuan.  Satu  kelompok  mendapat  LPS  pada  hari  pertama  dilanjutkan  dengan  probiotik selama  7 hari, satu  kelompok LPS saja,  satu  kelompok probiotik selama  7 hari dan kelompok kontrol tanpa perlakuan. Dilakukan pemeriksaan  imunositokimia pada sel  mononuklear yang  mengekspresikan TLR2, TLR4, dan aktivasi  p50 NF-kB dan  p65  NF-kB. Hasil  penelitian  menunjukkankelompok  LPS  dan  probiotik  peningkatan  ekspresi  TLR2  dan  TLR4,  serta aktivasi NF-kB p50 dan p65, sedangkan pemberian pemberian probiotik mampu menurunkan ekspresi TLR2 dan aktivasi NF-kB p50 (p<0,05) yang disebabkan oleh LPS. Probiotik pada keadaan pajanan dengan LPS E.coli lebih mempengaruhi penurunan  ekspresi  TLR2  dan  menurunkan  aktivasi  NFkB  p50,  yang  diharapkan  mampu menurunkan  reaksi  inflamasi karena  pemberian  LPS.
PROBIOTIK TIDAK MEMPENGARUHI PROFIL SEL IMUN ADAPTIF PADA INFEKSI ESCHERICHIA COLI Proborini, Astri; Sumarno, Sumarno; Sumakto, Sumakto
Jurnal Kedokteran Brawijaya Vol 27, No 4 (2013)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (674.594 KB) | DOI: 10.21776/ub.jkb.2013.027.04.1

Abstract

Probiotik diketahui memiliki peran potensial dalam manajemen beberapa kondisi patologis. Salah satu mekanisme penting dari sistem imun adalah konsep keseimbangan sitokin yang diperankan oleh sel Th1, Th2, Tregulator, dan sel Th17. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian Lactobacillus rhamnosus dan L. acidophilus terhadap ekspresi sitokin Th1, Th2, Tregulator, Th17 pada sistem imun adaptif sistemik mencit yang terpapar oleh Lipopolisakarida (LPS) Escherichia coli. Tiga puluh dua ekor mencit BALB/c jantan dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol, LPS (mendapat LPS per sonde pada hari pertama), probiotik (mendapat probiotik per sonde selama 7 hari), LPS-Probiotik (mendapat LPS per sonde pada hari pertama, dilanjutkan probiotik per sonde selama 7 hari berikutnya). Pada hari ke-9 semua mencit dibunuh dan diambil sampel darahnya. Sel penghasil sitokin Th1 (IL-2, IFN-?), Th2 (IL-4, IL-5), Tregulator (IL-10, TGF-?) dan Th17 (IL-17, IL-23) diperiksa dengan metode flowcytometri. Kelompok Probiotik, LPS dan LPS-Probiotik menunjukkan penurunan semua sel penghasil sitokin IL-2, IL-17, IL-23, IL-4, IL-10 dan TGF-? yang berbeda bermakna dibanding kontrol, sedangkan kelompok LPS-Probiotik tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna pada sel penghasil sitokin bila dibandingkan kelompok LPS. Pemberian probiotik pada penelitian ini tidak berpengaruh terhadap ekspresi sitokin sel Th1, Th2, Tregulator dan Th17 pada darah mencit yang terpapar LPS.Kata Kunci: LPS, probiotik, respon imun adaptif sistemik