Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

The relationship between blue swimming crab (Portunus pelagicus) abundance and environmental parameters in Spermonde Archipelago Muh Saleh Nurdin; Eniwati Eniwati; Teuku Fadlon Haser; Nur Hasanah
Tomini Journal of Aquatic Science VOLUME 1 ISSUE 1, MAY 2020
Publisher : Gorontalo State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (494.074 KB) | DOI: 10.37905/tjas.v1i1.5917

Abstract

Management and conservation of the blue swimming crabs by the marine protected area method require the abundance and environmental parameter information of the blue swimming crab. The aim of this study is to analyze the changes in the relative abundance of the blue swimming crab and its environmental parameters. The study was conducted from March to July 2015, in the waters of Salemo Island, Spermonde Archipelago. The specimens were collected at the three fishing locations around the mangrove, seagrass, and coral reef ecosystems. The variable of relative abundance of the blue swimming crab is determined catch per effort. Samples of environmental parameters such as temperature and current speed are measured in situ. However, for the salinity, dissolved oxygen, ammonia, nitrate, plankton, and chlorophyll-a were analyzed in the laboratory. A comparison of the blue swimming crab abundance in each ecosystem was conducted by One Way ANOVA. Moreover, the relationship between blue swimming crab abundance with environmental parameters was analyzed by multiple regression. The results show that the blue swimming crab is abundant in the seagrass and coral reefs. The environmental parameter that significantly influences the abundance of the blue swimming crab is salinity. The suitable area for blue swimming carb protection based on abundances are seagrass and coral reef ecosystems.
Struktur Ukuran dan Performa Pertumbuhan Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) yang Didaratkan di PPI Labuan Bajo, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah Nur Hasanah; Yoke Hany h Restiangsi; Sharifuddin Bin Andy Omar; Muh. Saleh Nurdin
Prosiding Simposium Nasional Kelautan dan Perikanan Vol. 6 (2019): PROSIDING SIMPOSIUM NASIONAL VI KELAUTAN DAN PERIKANAN UNHAS
Publisher : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan (FIKP), Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.104 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan menganalisis struktur ukuran, hubungan panjang berat, dan faktor kondisiikan cakalang (Katsuwonus pelamis) yang didaratkan di PPI Labuan Bajo Kabupaten Donggala.Penelitian dilakukan pada bulan Maret, Agustus dan November 2016. Sampel diambil dari hasiltangkapan nelayan yang menggunakan alat tangkap pancingulur dan purse seine. Hubunganpanjang berat dan faktor kondisi dianalisis sesuai formula yang digunakan oleh King. Hasilpenelitian menunjukkan panjang cagak (FL) ikan cakalang pada bulan Maret, Agustus, danNovember masing-masing diperoleh kisaran antara 28-45, 21-51, dan 21-47 cmFL dengan panjangmaksimal 51 cmFL. Hubungan panjang berat ikan cakalang jantan dan betina bersifat allometrikpositif. Faktor kondisi jantan dan betina masing-masing berkisar antara 0,9763 – 1,0517 dan0,9686 – 1,0759. Ikan betina memiliki kondisi lebih baik dari pada ikan jantan. Ikan betina belummemasuki fase pemijahan sehingga faktor kondisinya tinggi.Kata kunci: ikan cakalang, ukuran, hubungan panjang berat, dan faktor kondisi.
Estimation of Productivity Level of Sampolawa Bay, South Buton District, South East Sulawesi: Pendugaan Tingkat Kesuburan Perairan Teluk Sampolawa, Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara Waode Sitti Cahyani; Nila Nikmatia Bugis; Nur Hasanah; Wa Ode Dian Purnamasari
Jurnal Ilmiah AgriSains Vol. 21 No. 2 (2020): Agustus
Publisher : Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako, Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (389.769 KB) | DOI: 10.22487/jiagrisains.v21i2.2020.59-65

Abstract

Kawasan pesisir merupakan wilayah yang rentan terhadap masukan unsur hara yang berlebih. Masuknya unsur hara yang berlebihan dapat mengganggu keseimbangan ekosistem di Teluk Sampolawa karena ditengarai menjadi penyebab eutrofikasi pada kolom perairan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat kesuburan perairan di Teluk Sampolawa. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2020. Penentuan tingkat kesuburan perairan menggunakan metode TRIX dengan terlebih dahulu mengumpulkan data fosfat, nitrogen, oksigen terlarut dan klorofil-a. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kesuburan perairan di Teluk Sampolawa berkisar antara 0,5271-0,8735 berkategori oligotrofik atau tidak terjadi eutrofikasi.
Identification of Seagrass Ecosystem in the Waters of the Makasar Island, Baubau City: Identifikasi Sebaran Ekosistem Lamun di Perairan Kota Makassar, Kota Baubau La ode Muhammad Junaidin Sirza; Waode Sitti Cahyani; Nila Nikmatia Bugis; Nur Hasanah
Jurnal Ilmiah AgriSains Vol. 21 No. 2 (2020): Agustus
Publisher : Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako, Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.941 KB) | DOI: 10.22487/jiagrisains.v21i2.2020.66-72

Abstract

Ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem penting di wilayah pesisir dan memiliki produktivitas yang tinggi. Keberadaan lamun memiliki peranan penting bagi biota laut lainnya, manusia, dan lingkungan sehingga kemungkinan penurunan kualitas dan kuantitasnya dapat mengurangi manfaat yang dihasilkan oleh padang lamun dan memberikan dampak yang cukup signifikan bagi lingkungan sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis-jenis lamun dan persentase tutupan lamun di Perairan Pulau Makasar, Kota Baubau. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari 2020 di Perairan Pulau Makasar, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara. Pengamatan kondisi tutupan lamun dan kerapatan lamun dilakukan menggunakan transek kuadrat 0,5 m x 0,5 m dengan panjang transek garis yaitu 100 m. Hasil penelitian ini menunjukan jenis lamun yang dijumpai di Perairan Pulau Makasar yakni Enhallus accoroides, Cymodocea serullata, Halophila ovalis dan Thalassia hemprichii dengan luas tutupan lamun berkisar antara 7,39 – 51,7 %. Luas tutupan lamun di Pulau Makasar termasuk kategori buruk dan rusak. Paramater fisika kimia perairan masih optimum dalam mendukung perkembangan lamun.
Sex Ratio and Size at First Maturity of Snakehead Gudgeon (Giuris margaritacea) Caught with Gillnets at Bolano Sau Lake, Parigi Moutong District: Sex Ratio dan Ukuran Pertama Kali Matang Gonad Ikan Payangka (Giuris margaritacea) yang Tertangkap dengan Jaring Insang di Danau Bolano Sau Kabupaten Parigi Moutong Aswad Eka Putera; Muh Saleh Nurdin; Nur Hasanah; Samliok Ndobe; Kasim Mansyur
Jurnal Ilmiah AgriSains Vol. 21 No. 3 (2020): Desember
Publisher : Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako, Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.709 KB) | DOI: 10.22487/jiagrisains.v21i3.2020.111-118

Abstract

Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi keramahan alat tangkap jaring insang terhadap aktifitas penangkapan ikan payangka di Danau Bolano Sau melalui kajian sex ratio dan ukuran pertama kali matang gonad. Penelitian dilakukan di perairan Danau Bolano Sau pada bulan Agustus sampai Desember 2019. Sampel ikan payangka diperoleh dari hasil tangkapan nelayan yang menggunakan jaring insang dengan mesh size 3½ inchi. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium Kualitas Air, Sekolah Tinggi Perikanan dan Kelautan, Palu. Perbedaan sex ratio ikan payangka menggunakan uji Chi-square sedangkan ukuran pertama kali matang gonad diduga berdasarkan metode Spearman–Karber. Ikan payangka yang tertangkap dengan jaring insang di Danau Bolano Sau berukuran 79-163 mm. Sex ratio antara jantan dan betina tidak seimbang dimana jantan lebih dominan daripada betina. Ukuran pertama kali matang gonad sebesar 119, 19 mm. Sehingga disarankan ukuran layak tangkap ikan payangka > 120 mm. Penggunaan jaring insang dalam aktifitas penangkapan ikan payangka berpengaruh terhadap keseimbangan populasi jantan dan betina namun sangat selektif terhadap ukuran.
Analisis Kandungan Nutrisi Pada Produk Nugget Gonad Landak Laut Tripneustes gratilla (Linnaeus 1758) Yeni Savitri Andi Lawi; Kariyanti Kariyanti; Ernawati Ernawati; Nur Hasanah
Jurnal Airaha Vol 9 No 02: December 2020
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Sorong, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (152.903 KB) | DOI: 10.15578/ja.v9i02.149

Abstract

The aim of this research is to identify the proximate / nutritional content of Nugoda products from processed fresh sea urchin gonad Tripneustes gratilla. The research will last for sevent months with 36 experimental designs, samples taken from the Barrang Lompo Islands area of ​​Makassar. Fresh gonads obtained were then made into a product (NUGODA) Tripneustes gratilla after which analyzed the nutritional content contained in the product (proximate) by the AOAC method. The results of this study get the value of the nutrient content by treatment (A1, A2, A3, A4) where the gonad ratio is as much (0 g, 150 g, 200 g, 250 g). The best results obtained nutrient content in need A4 with Added 250 g fresh gonad where the average protein content produced 8.51%, fat content 5.63%, ash 2.13% and water content 60.37% where the results obtained have met the Fish Nugget Standard (SNI 7758: 2013).
Sex Ratio of Endemic Ricefish Oryzias celebensis in South Sulawesi: Rasio Kelamin Ikan Medaka Endemik Oryzias celebensis di Sulawesi Selatan Nur Hasanah; Sharifuddin Bin Andy Omar; Joeharnani Tresnati
Jurnal Ilmiah AgriSains Vol. 23 No. 2 (2022): Agustus
Publisher : Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako, Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (410.1 KB) | DOI: 10.22487/jiagrisains.v23i2.2022.60-66

Abstract

Perairan tawar Sulawesi Selatan memiliki 6 spesies ikan medaka endemik dari genus Oryzias, spesies yang paling terkenal diantara ke-6 spesies tersebut ialah Oryzias celebensis. Ikan medaka endemik Oryzias celebensis dijadikan sebagai komoditi ikan hias. Habitat ikan tersebut di Sungai Pattunuangasue dan Leang-leang. Tujuan penelitian untuk mengetahui keseimbangan populasi ikan medaka endemik Oryzias celebensis. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2015 hingga April 2016 di Sungai Pattunuangasue dan Sungai Leang-leang, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Rasio kelamin ditentukan berdasarkan frekuensi ikan jantan dan betina yang didapat dari semua sampel yang tertangkap selama penelitian. Hasil penelitian menunjukkan rasio kelamin ikan medaka endemik Oryzias celebensis di Sungai Pattunuangasue dan Sungai Leang-leang tidak seimbang (tidak mengikuti pola 1:1).
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN GURAME (Osphronemus gouramy Lac. 1801) YANG DIBERI PAKAN CACING SUTERA (Tubifex sp.) DENGAN DOSIS YANG BERBEDA zulqifar Jusman; Andi Heryanti Rukka; Nur Hasanah; Eka Rosyida; Irawati Mei Widiastuti; Aswad Eka Putra
Journal of Fish Nutrition Vol. 2 No. 1 (2022): Journal of Fish Nutrition
Publisher : Journal of Fish Nutrition

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.4 KB) | DOI: 10.29303/jfn.v2i1.1376

Abstract

Gouramy (Oshpronemus gouramy Lac. 1801) is a native Indonesian fish that has a high market with relatively expensive prices. One of the obstacles commonly faced in the cultivation of gouramy is its slow growth. Silkworm (Tubifex sp.) is a type of natural feed with a high protein to support the accelerated growth of gouramy. The purpose of this study was to determine the absolute weight growth and survival of gouramy with different doses of silkworms. This study used a completely randomized design with 4 treatments and 5 replications. Giving silkworms in Treatment 1 (P1) was 10%, Treatment 2 (P2) 15%, Treatment 3 (P3) 20% and Treatment 4 (P4) 25% of the weight of the biomass. The results of the analysis of variance (ANOVA) showed that silkworm with different doses has significantly different results (P<0.05) on absolute weight growth of gouramy. Then, treatment 4 showed the highest absolute weight growth of 0.0444 g. Meanwhile, the survival of gouramy showed results that were not significantly different (P>0.05).
Spawning potential ratio of comercially important spiny lobster in Donggala Waters Central Sulawesi Muh Saleh Nurdin; Salim Salim; Nur Hasanah; Aswad Eka Putra; Teuku Fadlon Haser; Akbar Marzuki Tahya; Novalina Serdiati; Kasim Mansyur; Madinawati Madinawati
Arwana: Jurnal Ilmiah Program Studi Perairan Vol 5 No 1: Mei 2023
Publisher : Program Studi Akuakultur, Fakultas Pertanian, Universitas Almuslim

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51179/jipsbp.v5i1.1765

Abstract

Currently, spiny lobster fishery in Indonesia ranks third as an export commodity from the crustacean subphylum after shrimp and blue swimming crab – mud crab. Most of the spiny lobster export needs still rely on wild population resulting in fishing pressure. To ensure the sustainability of spiny lobster stocks, information of the Spawning Potential Ratio (SPR) is needed. This study aims to analyze SPR of spiny lobsters of Panulirus femoristriga and P. versicolor species. The research was conducted in May − November 2022 in Donggala Regency waters. SPR analysis uses the Length-Based SPR method. The results showed that the stock status of P. femoristriga and P. versicolor had experienced growth overfishing and recruitment overfishing with estimated SPRs of 17 and 11%, respectively. Fishing regulations are needed to maintain a sustainable spiny lobster fishery through increased participation of stakeholders in the implementation, monitoring and evaluation of the regulations set by the government. In addition, it is necessary to reduce of efforts 27 − 33% from the current exploitation rate to E50 0.28.
Daya Tetas Telur Ikan Mas Koi (Cyprinus rubrofuscus) dengan Perendaman Ekstrak Daun Sukun Artocarpus altilis Sulfa Ayulandari; Madinawati Madinawati; Nur Hasanah; Irawati Mei Widiastuti; Septina F. Mangitung
Jurnal Ilmiah AgriSains Vol. 24 No. 2 (2023): Jurnal Ilmiah AgriSains
Publisher : Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako, Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/jiagrisains.v24i2.2023.58-67

Abstract

Pemanfaatan bahan herbal seperti ekstrak daun sukun menjadi alternatifuntuk meningkatkan keberhasilan penetasan. Penelitian ini bertujuan untukmengetahui pengaruh perendaman ekstrak daun sukun Artocarpus altilisterhadap daya tetas telur ikan mas koi (Cyprinus rubrofuscus). Desainpenelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuandan 5 ulangan sehingga menghasilkan 20 unit percobaan. Perlakuan yangdiujikan yaitu perendaman telur dalam ekstrak daun sukun dengan dosisperlakuan A= 0 g/L, B= 2 g/L, C= 4 g/L, dan D= 6 g/L. Data Daya tetasdianalisis menggunakan analisis ragam ANOVA dengan bantuan Minitab 16.Jika terdapat perbedaan perlakuan maka dilanjutkan dengan uji beda nyatajujur (BNJ). Data uji penapisan fitokimia, kelangsungan hidup, dan kualitasair dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan dosis palingefektif yaitu perlakuan B (2 g/L) dapat mengobati telur yang terinfeksisehingga menghasilkan daya tetas telur sebesar 83,2%. Penggunaanekstrak daun sukun berpengaruh nyata terhadap daya tetas telur ikan maskoi yang terserang jamur. Berdasarkan pemeliharaan larva ikan mas koiselama 14 hari menghasilkan kelangsungan hidup tertinggi pada perlakuan B(2 g/L) yaitu sebesar 94,5%.