Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Beberapa Aspek Reproduksi Ikan Layang Deles (Decapterus macrosoma BLEEKER, 1841) yang Tertangkap dengan Bagan Perahu di Perairan Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan Dahlan, Muh Arifin; Andy Omar, Sharifuddin Bin; Tresnati, Joeharnani; Nur, Muhammad; Umar, Moh. Tauhid
Jurnal IPTEKS Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Vol 2, No 3 (2015)
Publisher : Jurnal IPTEKS Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (769.993 KB)

Abstract

Ikan layang merupakan salah satu komoditas ekonomis penting di Sulawesi Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa aspek biologi reproduksi ikan layang meliputi nisbah kelamin, Indeks Kematangan Gonad (IKG), Tingkat Kematangan Gonad (TKG), ukuran pertama kali matang gonad dan fekunditas ikan layang deles yang tertangkap menggunakan bagan perahu di perairan Kabupaten Barru. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Juni hingga Oktober 2013 di Kelurahan Sumpang Binangae yang merupakan fishing-base nelayan penangkap ikan layang deles. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium Biologi Perikanan, Jurusan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar. Nisbah kelamin dianalisis menggunakan uji chi-kuadrat, TKG ditentukan secara morfologi, IKG dihitung menggunakan metode perhitungan (Johnson, 1971), ukuran pertama kali matang gonad diperoleh dari ukuran pertama pada TKG III dan fekunditas menggunakan metode gravimetric. Ikan layang deles yang diperoleh selama penelitian sebanyak 213 ekor, dengan nisbah kelamin jantan : betina adalah 2,33 : 1,00.  Secara statistik, nisbah kelamin ikan jantan dan betina bukan 1 : 1 atau dalam keadaan tidak seimbang (α = 0,05 ; X2 hitung = 59,6082;  X2 tabel = 9.488; db = 4).  Ikan layang deles pada perairan Barru diperoleh TKG I sampai V dengan IKG 0.0503– 4.4667 % untuk ikan jantan dan 0.2501 – 7.6677 % untuk ikan betina. Persentase ikan layang deles matang gonad tertinggi ditemukan pada bulan Juli dan September, baik untuk ikan jantan maupun ikan betina, sementara pada bulan Oktober ikan yang tertangkap didominasi ikan yang belum matang gonad. Ikan layang deles jantan matang gonad pada ukuran 142 mm dan betina pada ukuran 128 mm dengan fekunditas berkisar antara 1.512 - 34.875 butir.
Nutrient Absorption Rate of Oryzias celebensis Embryo Yulia Indah Sari Lalombo; Khusnul Yaqin; Sharifuddin bin Andy Omar
Akuatikisle: Jurnal Akuakultur, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Vol 5, No 2 (2021)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Wuna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.akuatikisle.5.2.67-71

Abstract

Oryzias celebensis is a species of medaka fish in South Sulawesi. During incubation, the growth and development of these fish embryos depend on the nutrients stored in the eggs. Therefore, this study aimed to determine the volume size of egg yolks and oil droplets and the absorption rate of egg yolks of O. celebensis embryos that reared in different incubation media. The study was conducted using a completely randomized design (CRD) with four rearing media treatments, namely A (Early Rearing Media), B (bottled water), C (Pattunuang river water) and D (well water) with five replications . The results showed that the volume of egg yolk and O. celebensis embryo oil in each medium showed a decrease in volume size along with the embryonic development stage. The absorption rate of yolk in O. celebensis embryos in media A had the biggest yolk absorption with an average 0.015±0.038 mm3 while media D had the smallest yolk absorption with an average 0.011±0.022 mm3.
ANALISIS KERAPATAN EKOSISTEM MANGROVE DI PULAU PANIKIANG DAN DESA TONGKE-TONGKE SULAWESI SELATAN Andi Nur Samsi; Sharifuddin Bin Andy Omar; Andi Niartiningsih
Biota Vol 4 No 1 (2018): Jurnal Biota 2018
Publisher : Faculty of Science and Technology Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/Biota.v4i1.1593

Abstract

The mangrove ecosystem has different density levels per location. It can be influenced by environmental factors or because of human assistance. This research was conducted in Tongke-tongke Village, Sinjai Regency and Pannikiang Island, Barru District. Observations were conducted on three groups, namely groups of trees, stakes, and seedlings. Tree group used plot size 10 m x 10 m, stakes group used plot size 5m x 5m, and the group of seedlings used plot size 1 m x 1m. The result of tree group density will be compared with the standard criteria of mangrove damage of the Minister of Environment to know the criteria and the level of density. The mangrove ecosystem in Tongke-tongke village is overgrown by Rhizophora mucronata and Avicennia sp. and is dominated by R. mucronata with very dense density. In the tree group, R. mucronata has a density of 8020 Ind Ha-1. The mangrove ecosystem in Pannikiang Island is overgrown with Rhizophora apiculata, Rhizophora stylosa, Sonneratia alba, Aegiceras floridum, Ceriops tagal, Avicennia sp., Excoearia agallocha, and Lumnitzera racemosa and has a rare and moderate density. In the tree group, the highest density in C. tagal with a density of 1270 Ind Ha-1 and indicated moderate density. Competition is always there in the ecosystem. The species of this ecosystem is fighting for space and nutrients. Therefore, competition can determine the density of plants in it.
Density and nutrient content of Terebralia pallustris mangrove snails in mangrove ecosystems in Pannikiang Island, Barru Regency, South Sulawesi Sharifuddin Bin Andy Omar; Andi Nur Samsi
Biota Vol 6 No 1 (2020): Jurnal Biota 2020
Publisher : Faculty of Science and Technology Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19109/Biota.v6i1.3798

Abstract

Mangrove snail, Terebralia palustris Linnnaeus 1967, was also found on Pannikiang Island, Barru Regency, South Sulawesi. This study aims to describe the fluctuation of T. palustris density in a year of observation. This research was conducted for ten months from August 2018 to July 2019. There were two research stations. Each station has a large plot measuring 10m x 10m and in it, five small plots are measuring 1m x 1m. Measurements of environmental parameters such as temperature, salinity, and pH were carried out in situ. This snail meat as much as 100gr also analyzed proximate. The proximate analysis of the snail shows that crude protein content is 18.73% so that the snail is very suitable to be used as a source of protein. The highest density is in July 2019 and the lowest density is in August 2018.
TINGKAT KEMATANGAN GONAD KERANG SIMPING (Placuna placenta Linnaeus, 1758) SECARA VISUAL DAN HISTOLOGI Zul Khairiyah; Joeharnani Tresnati; Sharifuddin Bin Andy Omar
OCTOPUS : JURNAL ILMU PERIKANAN Vol 8, No 2 (2019): OCTOPUS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26618/octopus.v8i2.3153

Abstract

Data dan informasi yang pasti mengenai kerang simping di Sulawesi Selatan belum lengkap, sehingga diperlukan penelitian yang bertujuan mengevaluasi tingkat kematangan gonad kerang simping dibeberapa daerah untuk mengetahui keberadaan kerang ini. Data tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu data dasar dalam upaya pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya kerang simping di Sulawesi Selatan. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan (Oktober 2015 – Maret 2016) di dua lokasi yaitu di perairan Makassar dan di perairan Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan. Pengambilan  sampel  kerang  dilakukan saat  surut  terendah  secara  manual. Pengamatan histologi dilakukan di Laboratorium Balai Karantina Makassar dan Balai Besar Veteriner Maros. Pengamatan visual dan histologi menghasilkan klasifikasi tingkat kematangan gonad kerang simping, terdapat empat fase TKG baik jantan maupun betina di semua lokasi penggamatan. Fase TKG I (awal aktif), TKG II (tahap berkembang), TKG III (matang) dan TKG IV tahap pemijahan. Berdasarkan data yang dihasilkan tipe pemijahan kerang simping yang terdapat di perairan Barat Sulawesi Selatan, dapat dikategorikan dalam tipe pemijahan partial spawner atau pemijahan sedikit-demi sedikit, dimana sperma dan telur tidak dikeluarkan dalam satu musim pemijahan.
Beberapa Aspek Reproduksi Ikan Layang Deles (Decapterus macrosoma BLEEKER, 1841) yang Tertangkap dengan Bagan Perahu di Perairan Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan Muh Arifin Dahlan; Sharifuddin Bin Andy Omar; Joeharnani Tresnati; Muhammad Nur; Moh. Tauhid Umar
Jurnal IPTEKS Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Vol. 2 No. 3 (2015)
Publisher : Hasanuddin University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (769.993 KB) | DOI: 10.20956/jipsp.v2i3.75

Abstract

Ikan layang merupakan salah satu komoditas ekonomis penting di Sulawesi Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beberapa aspek biologi reproduksi ikan layang meliputi nisbah kelamin, Indeks Kematangan Gonad (IKG), Tingkat Kematangan Gonad (TKG), ukuran pertama kali matang gonad dan fekunditas ikan layang deles yang tertangkap menggunakan bagan perahu di perairan Kabupaten Barru. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Juni hingga Oktober 2013 di Kelurahan Sumpang Binangae yang merupakan fishing-base nelayan penangkap ikan layang deles. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium Biologi Perikanan, Jurusan Perikanan, Universitas Hasanuddin, Makassar. Nisbah kelamin dianalisis menggunakan uji chi-kuadrat, TKG ditentukan secara morfologi, IKG dihitung menggunakan metode perhitungan (Johnson, 1971), ukuran pertama kali matang gonad diperoleh dari ukuran pertama pada TKG III dan fekunditas menggunakan metode gravimetric. Ikan layang deles yang diperoleh selama penelitian sebanyak 213 ekor, dengan nisbah kelamin jantan : betina adalah 2,33 : 1,00.  Secara statistik, nisbah kelamin ikan jantan dan betina bukan 1 : 1 atau dalam keadaan tidak seimbang (α = 0,05 ; X2 hitung = 59,6082;  X2 tabel = 9.488; db = 4).  Ikan layang deles pada perairan Barru diperoleh TKG I sampai V dengan IKG 0.0503– 4.4667 % untuk ikan jantan dan 0.2501 – 7.6677 % untuk ikan betina. Persentase ikan layang deles matang gonad tertinggi ditemukan pada bulan Juli dan September, baik untuk ikan jantan maupun ikan betina, sementara pada bulan Oktober ikan yang tertangkap didominasi ikan yang belum matang gonad. Ikan layang deles jantan matang gonad pada ukuran 142 mm dan betina pada ukuran 128 mm dengan fekunditas berkisar antara 1.512 - 34.875 butir.
PEMBELAJARAN ANAK SEKOLAH DASAR BERBASIS LINGKUNGAN SEBAGAI STRATEGI MENINGKATKAN KESADARAN DAN KEPEDULIAN TERHADAP EKOSISTEM MANGROVE DI KELURAHAN LAKKANG, KECAMATAN TALLO, KOTA MAKASSAR Dewi Yanuarita Satari; Dwi Fajriyati Inaku; Sharifuddin Bin Andy Omar; Suharto Suharto; Hadiratul Kudsiah
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2019): Jurnal Panrita Abdi - Oktober 2019
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1122.522 KB) | DOI: 10.20956/pa.v3i2.5463

Abstract

Environment-Based Learning: a Strategy for Elementary Students Awareness and Concern on Mangrove Ecosystem at Lakkang, Tallo of MakassarAbstract. Mangrove ecosystem are one ecosystem that has important ecological and economic functions for the community. The area of mangrove in Lakkang Village, Makassar, is experiencing continuous degradation due to logging to be converted into ponds and residents area. Awareness to protect the environment as a place to live and a source of community life requires a process that must begin at a young age. Community Service Activities are carried out in the Lakkang Village for class IV and V elementary school students using active-demonstrative teaching methods with stages of activities including: conveying knowledge of the environment of mangrove ecosystems with reading and playing competitions with media images about various types of mangroves and their associated biota and demonstrations mangrove planting. The results of this activity indicate that early childhood in the Lakkang Village requires a form of learning local content about the introduction of the environment, especially mangrove ecosystems. This could be seen from the lack of students' knowledge about the role of mangrove ecosystems for the environment. However, students' interest and enthusiasm were very high in participating in this mangrove ecosystem introduction activity. In addition to delivering the material, mangrove planting activities were also carried out. The results of this activity showed that students were able to understand the mangrove planting procedures delivered by the implementation team. It also showed from the ability of students to plant their own mangroves. However, the results of monitoring showed that mangrove planted by students were not entirely able to survive due to environmental factors. Therefore it is necessary to anticipate steps for subsequent planting activities, namely the need to make a fence and barrier at the planting location to reduce the impact of fishing gear installation by fishermen and waves from ships passing around the planting area.Keywords: Class IV and V elementary school children, mangroves, mangrove planting, Lakkang VillageAbstrak. Ekosistem mangrove merupakan salah satu ekosistem yang memiliki fungsi ekologis dan ekonomis yang penting bagi masyarakat. Luasan mangrove di Kelurahan Lakkang, Makassar mengalami degradasi secara terus menerus karena kegiatan penebangan untuk dikonversi menjadi lahan tambak dan pemukiman. Kesadaran untuk menjaga lingkungan sebagai tempat bermukim dan sumber kehidupan masyarakat membutuhkan proses yang harus dimulai sejak usia muda. Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilaksanakan di Kelurahan Lakkang untuk siswa kelas IV dan V SD dengan  menggunakan metode pengajaran aktif-demonstratif dengan tahapan kegiatan meliputi: penyampaian pengetahuan lingkungan ekosistem mangrove dengan lomba membaca dan bermain dengan media gambar tentang ragam jenis mangrove dan biota asosiasinya serta demonstrasi penanaman mangrove. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan bahwa anak usia dini di Kelurahan Lakkang membutuhkan bentuk pembelajaran muatan local  mengenai pengenalan lingkungan khususnya  ekosistemmangrove. Hal ini terlihat dari kurangnya pengetahuan siswa tentang peran ekosistem mangrove bagi lingkungan, namun minat dan antusias siswa sangat tinggi dalam mengikuti kegiatan pengenalan ekosistem mangrove ini. Selain penyampaian materi, dilakukan juga kegiatan penanaman mangrove, hasil kegiatan ini menunjukkan bahwa siswa mampu memahami prosedur penanaman mangrove yang disampaikan oleh tim pelaksana, hal ini terlihat dari kemampuan siswa dalam menanam anakan mangrovenya masing-masing. Namun, hasil monitoring menunjukkan bahwa anakan mangrove yang ditanam oleh siswa tidak seluruhnya dapat bertahan hidup dikarenakan oleh faktor lingkungan. Oleh karena itu perlu langkah antisipatif untuk kegiatan-kegiatan penanaman berikutnya, yaitu perlu dibuatkan pagar pembatas dan barrier di lokasi penanaman untuk mengurangi dampak dari pemasangan alat tangkap oleh nelayan maupun hempasan gelombang dari kapal yang melintas di sekitar area penanaman.Kata Kunci: Anak kelas IV dan V SD, mangrove, penanaman mangrove, Kelurahan Lakkang
Aspek reproduksi ikan nilem, Osteochilus vittatus (Valenciennes, 1842) di Danau Sidenreng, Sulawesi Selatan [Reproductive biology of bonylip barb, Osteochilus vittatus (Valenciennes, 1842) in Sidenreng Lake, South Sulawesi] Sharifuddin Bin Andy Omar
Jurnal Iktiologi Indonesia Vol 10 No 2 (2010): Desember 2010
Publisher : Masyarakat Iktiologi Indonesia (Indonesian Ichthyological Society)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32491/jii.v10i2.163

Abstract

Reproductive biology (sex ratio, stage of sexual maturity, gonadosomatic index, fecundity, and egg diameter) of bonylip barb inhabiting Sidenreng Lake were presented. A total of 692 specimens were collected from March to June 2009, among them 143 were males and 549 were females, so the sex ratio of male to female was 1:3.84. The males became sexually mature at a smaller size than females. Percentage of mature males was smaller than mature females. There was an increase in the gonadosomatic index in the sexual maturity stage I to IV and a decrease in the sexual maturity stage V, both in males and females. The fecundity ranged from 1,718 to 34,045 eggs. Frequency distribution of egg diameter suggested that bonylip barb is a total spawner. AbstrakStudi tentang aspek reproduksi ikan nilem, Osteochilus vittatus (Valenciennes, 1842), telah dilakukan pada bulan Ma-ret-Juni 2009 di Danau Sidenreng yang meliputi nisbah kelamin, tingkat kematangan gonad (TKG), indeks kematangan gonad (IKG), fekunditas, dan diameter telur. Jumlah contoh ikan yang diperoleh selama penelitian sebanyak 692 ekor yang terdiri atas 143 ekor jantan dan 549 ekor betina, sehingga nisbah kelamin ikan jantan dan betina adalah 143:549 atau 1:3,84. Ikan nilem jantan mencapai matang gonad pertama kali relatif lebih kecil daripada ikan betina. Persentase nilem jantan yang tertangkap pada saat matang gonad lebih sedikit jika dibandingkan dengan nilem betina. Nilai IKG ikan nilem jantan dan betina semakin meningkat dari TKG I sampai IV kemudian mengalami penurunan pada TKG V. Fekunditas ikan nilem berkisar 1.718-34.045 butir. Ikan nilem yang terdapat di perairan Danau Sidenreng memijah secara total.
Analisis perbandingan pertumbuhan populasi kerang lumpur (Anodontia edentula, Linnaeus 1758) di perairan kepulauan Tobea dan pesisir Lambiku, Kecamatan Napabalano, Kabupaten Muna Rochmady Rochmady; Sharifuddin Bin Andy Omar; Lodewyck S Tandipayuk
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 4, No 2 (2011)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (575.158 KB) | DOI: 10.29239/j.agrikan.4.2.15-21

Abstract

Penelitian dilakukan di Kepulauan Tobea dan Lambiku untuk menganalisis: perbedaan pertumbuhan populasi kerang lumpur Anodontia edentula Linnaeus, 1758 di kedua daerah.  Data dianalisis untuk melihat pertumbuhan populasi di kedua lokasi dengan menggunakan analisis pertumbuhan von Bertanlanfy. Hasil analisis menunjukkan pertumbuhan kerang lumpur Anodontia edentula Linnaeus, 1758 di Kepulauan Tobea, (L∞=65,6 mm, K=1,18) lebih kecil dibandingkan di Lambiku (L∞=73,75 mm, K=0,73).  Perbedaan pertumbuhanpopulasi lebih diakibatkan karena perbedaan karakteristik lokasi.  Pada daerah Kepulauan Tobea memiliki pertumbuhan lambat karena pengaruh laut lebih dominan dibanding pada daerah Lambiku yang lebih banyak mendapatkan pengaruh daratan.
Nisbah kelamin dan ukuran pertama matang gonad kerang lumpur Anodontia edentula, Linnaeus 1758 di pulau Tobea, Kecamatan Napabalano, Kabupaten Muna Rochmady Rochmady; Sharifuddin Bin Andy Omar; Lodewyck S Tandipayuk
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 5, No 2 (2012)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (794.585 KB) | DOI: 10.29239/j.agrikan.5.2.25-32

Abstract

Penelitian dilakukan di Pulau Tobea dengan tujuan untuk menganalisis nisbah kelamin dan ukuran pertama matang gonad kerang lumpur. Data dianalisis untuk mengetahui nisbah kelamin dan ukuran pertama matang gonad kerang lumpur Pulau Tobea dengan menggunakan analisis chisquare (χ2) dan Metode Spearmen-Karber (Udupa, 1986). Hasil analisis nisbah kelamin dengan menggunakan chi-square berdasarkan stasiun pengambilan sampel, waktu pengambilan dan tingkat kematangan gonad (TKG) menunjukkan nisbah kelamin jantan kerang lumpur lebih sedikit dibandingkan dengan jenis kelamin betina. Hal ini ditunjukkan dengan nilai chi-square hitung > chi-square tabel baik berdasarkan waktu pengambilan sampel (6,3700>4,3027), berdasarkan stasiun pengamatan (6,6673>4,3027), berdasarkan tingkat kematangan gonad (TKG) (6,6673>4,3027). Ukuran pertama matang gonad kerang lumpur, jenis kelamin jantan mencapai ukuran matang gonad rata-rata panjang cangkang sebesar 39,62 mm, pada kisaran panjang cangkang sebesar 39,20-40,04 mm. Untuk jenis kelamin betina mencapai ukuran pertama matang gonad rata-rata panjang cangkang sebesar 39,58 mm, pada kisaran panjang cangkang sebesar 39,21-39,96 mm. Kerang lumpur di Pulau Tobea, ukuran pertama matang gonad sebenarnya untuk jenis kelamin jantan mencapai ukuran panjang cangkang sebesar 39,7 mm dan jenis kelamin betina mencapai ukuran panjang cangkang sebesar 38,0 mm.