Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Musawa : Jurnal Studi Gender dan Islam

VEILING: Between Social Imaginary and the Politic of Multiculturalism In Indonesia and Malaysia Sunesti, Yuyun
Musawa Jurnal Studi Gender dan Islam Vol. 15 No. 2 (2016)
Publisher : Sunan Kalijaga State Islamic University & The Asia Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/musawa.v15i2.1302

Abstract

Hijab (veiling) becomes a social imagination of piety for many muslim women. In Many areas in Indonesia, veiling even becomes one of the points of obligation in local regulations. This article discusses the social imaginary about the hijab for muslim women in Indonesia and Malaysia which then transforms into a social obligation supported by the state. The fact that these two countries run the multicultural politics that is required for accommodating religious, racial, and cultural differences is a challenge when the efforts of homogenizing identity continue to be fought by certain groups.[Jilbab menjadi imajinasi sosial tentang kesalehan bagi banyak perempuan muslim. Di banyak daerah di indonesia, berjilbab bahkan menjadi salah satu kewajiban yang masuk dalam peraturan daerah. Artikel ini membahas tentang imajinasi sosial (social imaginary) tentang jilbab bagi perempuan muslim di Indonesia dan Malaysia yang selanjutnya bertransformasi menjadi kewajiban sosial (social obligation) yang didukung oleh negara. Fakta bahwa kedua negara ini menjalankan politik multikulturalisme yang dituntut untuk mengakomodasi perbedaan agama, ras, dan budaya menjadi tantangan tersendiri ketika upaya-upaya homogenisasi indentitas terus diperjuangkan oleh kelompok-kelompok tertentu.]
NEGOTIATING WITH MODERNITY: Veiling in the Early Twentieth Century of Indonesia Sunesti, Yuyun
Musawa Jurnal Studi Gender dan Islam Vol. 13 No. 1 (2014)
Publisher : Sunan Kalijaga State Islamic University & The Asia Foundation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/musawa.2014.131.39-46

Abstract

Meski praktek jilbab sudah dikenal di Indonesia sejak abad 17, sejarah mencatat jilbab mulai dikenal lebih  luas sejak awal abad 20 bersamaan dengan masuknya modernisasi dan Islamisasi di Nusantara. Modernisasi yang dikenalkan bersamaan dengan kebijakan politik Etis kolonial Belanda memberi peluang lebih luas bagi perempuan untuk mendapatkan akses pendidikan di sekolah. Pada saat yang sama, revivalisme Islam yang dimotori oleh Muhammadiyah juga turut mendorong perempuan untuk terlibat aktif mengenyam pendidikan. Namun, dorongan bagi perempuan untuk terlibat dalam aktifitas publik melalui pendidikan juga dibarengi dengan seruan untuk menutup aurat mereka di ruang publik sebagaimana ajaran Islam dan diikuti dengan segregasi di beberapa aktifitas perempuan. Artikel ini berusaha melihat kompleksitas praktek jilbab di masa akhir kolonialisme Belanda sebagai bentuk negosiasi perempuan muslim dimana wacana modernisasi, revivalisme Islam dan nasionalisme berjalin kelindan turut mempengaruhi praktek tersebut.