Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Analisis Risiko Pajanan Pestisida Terhadap Kesehatan Petani Yuantari, Maria G. Catur; Widianarko, Budi; Sunoko, Henna Rya
KEMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 10, No 2 (2015)
Publisher : Department of Public Health, Faculty of Sport Science, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/kemas.v10i2.3387

Abstract

Petani dalam mengolah lahan membutuhkan pestisida untuk memberantas hama dan gulma. Namun di sisi lain pestisida dapat membahayakan kesehatan diri petani, konsumen, organisme non target serta lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui alur pajanan pestisida yang dapat masuk ke tubuh petani berbasis analisis risiko. Metode penelitian dengan exploratory research  dengan desain penelitian cross Sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara pada 54 petani. Pajanan pestisida dapat masuk ke dalam tubuh petani melalui kulit, pernapasan dan pencernaan. Petani dapat terpajan pestisida pada waktu membawa, menyimpan, memindahkan konsentrat, mencampur, menyemprot serta membersihkan alat semprot yang telah digunakan. Berdasarkan hasil perhitungan RQ (Risk Quotient) 54 petani mendapatkan nilai lebih dari 1, yang berarti lebih dari batas aman yang diperkenan. 40,7% petani menggunakan bahan aktif dalam sekali pencampuran lebih dari 10 jenis serta 51,9% petani melakukan penyemprotan menghabiskan 6-10 tangki dalam sehari. Semakin besar peluang pajanan pestisida dapat meningkatkan tingginya kejadian  keracunan kronis pada petani. Analisis risiko dapat memberikan gambaran  pajanan pestisida dalam tubuh petani, melalui tahapan identifikasi bahaya, dosis response, penentuan pajanan serta penetapan karakteristik risiko. Petani harus menggunakan pestisida dengan benar dan bijak dengan membaca label kemasan, penyemprotan pada waktu yang tetap dan penggunaan alat pelindung diri untuk menjaga keselamatan di tempat kerja.  Farmers cultivate agricultural land require pesticides to eradicate pests and weeds. But on the other hand, pesticide may be risking their own health, consumers, non-target organisms and the environment. The aim of this study to determine the flow of pesticide exposure that can enter the body of farmers based on risk analysis. The method uses an exploratory research with a cross sectional study design. The data collection had been done by observation and interviews with 54 farmers. Farmers exposed to pesticides through dermal, respiratory, and digestion. Farmers may be exposed to pesticides in agricultural land at the time of carrying, storing, transferring the concentrate, mixing, spraying and cleaning spray equipment that has been used. Based on the calculation of the value of RQ (Risk Quotient) 54 farmers obtain the results of more than 1, which means the excess of allowable safe limit. 40.7% of farmers use the active ingredient in a single mixing more than 10 types of active ingredient and 51.9% of farmers are spraying spend 6-10 tank in a day. The greater the chance of exposure to pesticides may increase the high incidence of chronic poisoning in farmers. Risk analysis can provide an overview of pesticide exposure in the body of farmers, through the stages of hazard identification, dose response, exposure determination and the determination of risk characteristics. Farmers should use pesticides properly and wisely by reading  the instructions on the packaging label, spraying at a fixed time and the use of personal protective equipment to maintain safety at work.
KAJIAN KERENTANAN MASYARAKAT TERHADAP PERUBAHAN IKLIM BERBASIS DAERAH ALIRAN SUNGAI (STUDI KASUS SUB DAS GARANG HULU) Efendi, Muchtar; Sunoko, Henna Rya; Sulistya, Widada
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 10, No 1 (2012): April 2012
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1224.06 KB) | DOI: 10.14710/jil.10.1.8-18

Abstract

ABSTRAK Dampak terhadap pemanasan global adalah terjadinya perubahan iklim yang berpengaruh terhadap kondisi ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS). Kondisi ini menyebabkan penurunan tingkat kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan tingkat kerentanan masyarakat. Penelitian ini bertujuan melakukan analisis tingkat kerentanan masyarakat terhadap perubahan iklim di Sub DAS Garang Hulu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-eksploratif dengan menggunakan pendekatan metode kombinasi kualititatif dan kuantitatif (mixed method). Data sekunder dikumpulkan melalui kegiatan studi literatur dan desk study. Data primer berupa persepsi masyarakat dengan wawancara mendalam dengan metode purposive sampling. Penilaian kerentanan masyarakat terhadap perubahan iklim menggunakan fungsi dari tiga komponen, yaitu paparan, kepekaan, dan kemampuan adaptasi. Hasil analisis kerentanan masyarakat ditampilkan dalam bentuk peta-peta dengan bantuan Sistem Informasi Geografi (SIG). Hasil kajian menunjukkan bahwa tingkat kerentanan masyarakat terhadap perubahan iklim didominasi dalam kategori rendah sampai dengan sedang dengan persentase 73.83%. Daerah yang memiliki kerentanan tinggi adalah daerah Kecamatan Ungaran Timur dan kelurahan Sukorejo di Kota Semarang. Kata Kunci : DAS, Kerentanan, Paparan, Kepekaan, Kemampuan Adaptasi ABSTRACT The impact of global warming is climate change affecting the condition of Watershed Ecosystem. This condition causes the decreasing in the level of social welfare and the increasing  level of vulnerability of  living community. This study was aimed  to analyze the level of vulnerability of living communities due to climate change in Garang Hulu sub-watersheds . This research was a descriptive-explorative approach by using a combination of qualititative and quantitative methods (mixed method). Secondary data were collected through the study of literature and desk study. Primary data were taken in the form of public perception along with  indepth interviews. Respondents were chosen through purposive sampling method. Assessment of the  social vulnerability to climate change was using a function of three components, namely the exposure, sensitivity, and adaptability. The results of the vulnerability analysis were presented in the form of maps using the GIS. The study results showed that the level of vulnerability of communities to climate change was dominated by low category to moderate with the percentage of 73.83%. Areas that had a high vulnerability were East Ungaran local district and Sukorejo village in Semarang. Key Words : watershed, vulnerability, exposure, sensitivity, adaptability.
STATUS KEBERLANJUTAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KOMUNAL BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA PROBOLINGGO Afandi, Yusdi Vari; Sunoko, Henna Rya; Kismartini, K
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 11, No 2 (2013): Oktober 2013
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (71.586 KB) | DOI: 10.14710/jil.11.2.100-109

Abstract

ABSTRAKKonsep pengelolaan berbasis masyarakat dalam pembangunan saranapengolahan air limbah domestik komunal disinyalir hanya mengedepankanpembangunan fisik saja tanpa memperhatikan kesiapan sumber daya manusia ditingkat lokal sehingga sering kali pembangunan sarana tersebut gagal dan tidakberkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status keberlanjutan sistempengelolaan air limbah (IPAL) komunal berbasis masyarakat di Kota Probolinggo sertamerumuskan strategi yang diperlukan untuk mempertahankan keberlanjutan sistem.Penelitian dilakukan di Kelurahan Pilang dan Mayangan dengan jumlah responden total107 orang yang mewakili keluarga pemanfaat sarana IPAL komunal. Statuskeberlanjutan sistem pengelolaan air limbah komunal di Kota Probolinggo masukkategori sedang dengan skor 2,30. Kondisi tersebut didukung oleh pemilihan teknologiyang tepat baik dari sisi kehandalam maupun kemudahan pengoperasian danpemeliharaannya sehingga menghasilkan penurunan beban pencemaran yang tinggi.Pengelolaan air limbah domestik komunal dilakukan oleh kelembagaan di tingkat lokaldalam berbentuk Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), namun dalam pelaksanaannyabelum sepenuhnya optimal. Telah memiliki mekanisme pembiayaan untuk operasionaldan pemeliharaan, keterlibatan masyarakat dalam pembangunan dilakukan melaluikontribusi dalam bentuk incash dan inkind, sedangkan keterlibatan masyarakat dalamtahap operasional yang nampak adalah kesediaan membayar iuran rutin sebesar Rp.1000/bulan untuk Kelurahan Pilang dan Rp. 3000/bulan untuk Kelurahan Mayangan.Strategi yang diperlukan dalam upaya meningkatkan keberlanjutan sistem pengelolaanair limbah domestik komunal di Kota Probolinggo adalah pengembangan kapasitasmasyarakat dan kelembagaan pengelola air limbah, pengembangan alternatifpembiayaan pengelolaan air limbah berbasis kemitraan, dan peningkatan koordinasiserta pembagian peran pada POKJA sanitasi dalam mendukung pengelolaan air limbahdi tingkat lokal.Kata Kunci : Air Limbah Domestik, Keberlanjutan,Pengelolaan Berbasis Masyarakat,Sistem komunal
PENGOLAHAN EFFLUENT DARI IPAL INDUSTRI FARMASI DENGAN SISTEM LAHAN BASAH BUATAN ALIRAN BAWAH PERMUKAAN (STUDI KASUS : PT PHAPROS TBK, SEMARANG) Anggraeni, Mega; Sunoko, Henna Rya; Hadiyanto, Hadiyanto
Prosiding Seminar Biologi Vol 10, No 2 (2013): Seminar Nasional X Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.284 KB)

Abstract

Upaya pengelolaan lingkungan terus dilakukan oleh berbagai pihak termasuk PT. Phapros yang merupakan salah satu industri yang bergerak di bidang farmasi. Penelitian ini dilakukan sebagai upaya pemanfaatan effluent dari IPAL PT. Phapros yang sudah memenuhi baku mutu untuk industri farmasi agar tidak dibuang begitu saja ke badan air. Salah satu upaya pengolahan yang dapat dilakukan adalah dengan  Sistem  Lahan Basah Buatan Aliran Bawah Permukaan (SSF-Wetland). Tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cyperus alternifolius   dan Canna indica, L. dengan menggunakan dua media tanam yang berbeda yaitu pasir dan kerikil. Parameter kualitas air yang diukur adalah BOD, COD, ammonia, dan nitrit. Jumlah reaktor SSF- wetland yang digunakan sebanyak empat buah yaitu masing-masing berisi tanaman Cyperus alternifolius dengan media pasir, tanaman Cyperus alternifolius dengan media kerikil, tanaman Canna indica, L. dengan media pasir, dan tanaman Canna indica, L. dengan media kerikil. Aklimatisasi tanaman dilaksanakan selama tujuh hari dan pelaksanaan penelitian SSF  -wetland selama 15 hari. Pengujian parameter kualitas air dilaksanakan selama dua hari sekali. Hasilnya menunjukkan bahwa reaktor dengan tanaman Cyperus alternifolius media kerikil lebih efektif dalam menurunkan parameter BOD, COD, nitrit, dan ammonia dalam penerapan SSF-wetland dibanding dengan ketiga reaktor lainnya. Reaktor SSF-wetland dengan Cyperus alternifolius media kerikil memiliki efisiensi penurunan BOD 98,9 %, COD  sebesar 9,58 %, ammonia  sebesar 86 %, dan nitrit  sebesar 97,23%.  Kata kunci: SSF-Wetland, Cyperus alternifolius, Canna indica, L., effluent IPAL, industri farmasi