Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

RELATIONSHIP OF GROWTH AND YIELD MINI TUBERS OF POTATO UNDER COCOPEAT MEDIA AND FREQUENCY OF FERTILIZER Fajrin Pramana Putra; Saparso Saparso; Slamet Rohadi Suparto; Khavid Faozi
Bernas : Jurnal Penelitian Pertanian Vol 15, No 1 (2019): Bernas February 2019
Publisher : Universitas Asahan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.322 KB)

Abstract

The research aimed to determine the growth variable correlated to the mini tubers yield of potato and obtained the media thickness of cocopeat and frequency of fertilizer which was good for growth and yield of potato mini tubers. The research is arranged to use complete randomized block design with three replications. The main factor was the thickness of media cocopeat with three levels, which was 10 cm, 15 cm and 20 cm. The second factor was the frequency of nutrients with two levels, which was three days and six days. The results of the research showed that the number of mini tubers yield were influenced by frequency of fertilizer and were not the thickness of cocopeat media.The number of mini tubers yield were correlated with height plant, leaf area, root length, number of stolon, and stolon effectivity. The number mini tubers yield were most affected by number of stolon, and stolon effectivity with the regression model that was Ŷ = - 4.21588** – 0.00338 XPHns + 0.00003 XLAns – 0.00377 XRLns + 0.52317 XNST** + 0.08233 XSE**.
PARAMETER KUALITATIF MUTAN TANAMAN KENTANG (Solanum tuberosum L.) SETELAH IRADIASI SINAR GAMMA Siti Nurchasanah; Agung Prasetyo Fitrianto; Slamet Rohadi Suparto; Purwanto Purwanto; Eka Oktaviani
J-PEN Borneo : Jurnal Ilmu Pertanian Vol 5, No 2 (2022)
Publisher : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35334/jpen.v5i2.2806

Abstract

Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan jenis komoditi hortikultura yang menghasilkan umbi dari keluarga Solanaceae. Kebutuhan kentang terus meningkat setiap tahun sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri yang membutuhkan bahan baku kentang. Kentang banyak dibudidayakan di dataran tinggi di atas 800 m dpl, seperti Dieng, Kerinci, Pengalengan, dan Curup yang memiliki suhu 17ºC sampai dengan 20ºC sehingga tanaman kentang dapat berproduksi maksimal. Namun, di dataran tinggi mulai muncul ancaman lingkungan seperti kekeringan dan tanah longsor, sehingga mendorong para peneliti untuk mengembangkan tanaman kentang di dataran medium. Pengembangan varietas tanaman kentang untuk dataran medium terus dilakukan, salah satunya dengan induksi mutasi. Induksi mutasi dapat dilakukan dengan perlakuan bahan mutagen tertentu terhadap bagian tanaman seperti organ reproduksi. Iradiasi sinar gamma merupakan mutasi yang sering digunakan untuk menginduksi perubahan genetik di dalam sel somatik yang diturunkan, sehingga terjadi peningkatan viabilitas dan menghasilkan mutan baru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh radiasi sinar gamma terhadap berbagai variabel kualitatif 3 (tiga) varietas tanaman kentang. Perlakuan radiasi sinar gamma memberikan pengaruh yang berbeda dengan tanaman kontrol pada variabel bentuk daun, frekuensi daun menyimpang, kebiasaan tumbuh, bentuk umbi, dan sifat ketahanan terhadap penyakit. Mutan yang memberikan keunggulan dalam segi ketahanan terhadap penyakit adalah mutan D1-A11, D2- A11, D2-A4, D1-G1, D1-G2, D3-G11, D3-G12, dan D2-M11.Kata kunci : kualitatif, kentang, iradiasi gamma, dataran medium
Kajian Fisiologi Tanaman Sawi Pagoda (Brassica rapa L. ssp. Narinosa) dengan Berbagai Media Tanam dan Konsentrasi Pupuk Organik Cair Sampah Sayur Aisyah Nada Widyasari; Rosi Widarawati; Slamet Rohadi Suparto; Risqa Naila Khusna Syarifah
Vegetalika Vol 11, No 4 (2022): In Publish
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.73926

Abstract

Pemanfaatan pengolahan sampah sayur sebagai pupuk organik cair dan penggunaan berbagai jenis media tanam dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan sawi pagoda. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui konsentrasi pupuk organik cair sampah sayur terbaik, (2) mengetahui media tanam terbaik, dan (3) mengetahui interaksi antara konsentrasi pupuk organik cair sampah sayur dan media tanam terbaik untuk fisiologi tanaman sawi pagoda. Penelitian dilaksanakan pada 27 Februari 2021 sampai dengan 28 Agustus 2021 di Perumahan Griya Satria Bancarkembar, Kabupaten Banyumas pada ketinggian 120 mdpl; Laboratorium Agronomi dan Hortikultura serta Laboratorium Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan petak Terbagi (Split plot design) yang terdiri dari 2 faktor dan 3 ulangan. Faktor pertama sebagai petak utama adalah konsentrasi pupuk organik cair sampah sayur (P) yaitu 5 mL/liter air, 20 mL/liter air, dan 35 mL/liter air. Faktor kedua sebagai anak petak adalah media tanam (M) yaitu tanah, arang sekam, dan serbuk gergaji. Hasil penelitian menunjukkan poc sampah sayur 35 mL/liter air lebih baik terhadap semua variabel. Perlakuan media tanam tanah memberikan hasil yang terbaik terhadap seluruh variabel. Interaksi perlakuan konsentrasi poc sampah sayur 5 mL/liter air+tanah menunjukkan hasil terbaik pada variabel bobot tanaman segar dan kehijauan daun, sedangkan perlakuan konsentrasi poc sampah sayur 35 mL/liter air+tanah menunjukkan hasil terbaik pada variabel bobot tanaman kering, indeks luas daun, jumlah stomata, kerapatan stomata dan serapan nitrogen.
Pengaruh Konsentrasi POC Urin Kelinci dan Komposisi Media Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Sawi Pagoda (Brassica narinosa L.) Lazuardi Rangga Margianto; Slamet Rohadi Suparto; Okti Herliana
Vegetalika Vol 12, No 1 (2023): In Publish
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/veg.77846

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi POC urin kelinci yang terbaik, komposisi media tanam terbaik dan interaksi kedua perlakuan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi pagoda. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2021 di screen house Fakultas Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Rancangan yang digunakan pada percobaan ini adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan dua faktor. Faktor pertama adalah konsentrasi POC urin kelinci, yaitu K0= 0 ml/L, K1= 20 ml/L, K2= 40 ml/L, K3= 60 ml/L. Faktor kedua adalah komposisi media tanam, yaitu M1= tanah, M2= tanah + kompos (1:1), M3= tanah + arang sekam (1:1). Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan Uji F dan apabila terdapat perbedaan yang signifikan dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara konsentrasi POC urin kelinci dengan komposisi media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi pagoda. Tidak terdapat interaksi antara konsentrasi POC urin kelinci dan komposisi media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi pagoda (Brassica narinosa L.). Konsentrasi POC urin kelinci 60 ml/L memberikan hasil yang tertinggi pada variabel tinggi tanaman, jumlah daun, diameter tajuk, bobot tajuk segar, bobot tajuk kering, bobot akar segar dan bobot akar kering. Komposisi media tanam M2 (tanah + kompos 1:1) memberikan hasil terbaik pada variabel tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, kehijaun daun, diameter tajuk, bobot segar tajuk, bobot tajuk kering, bobot akar segar dan bobot akar kering.