Putri, Arridha Hutami
Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Risiko Infeksi Menular Seksual pada Homoseksual Arridha Hutami Putri; Richard Hutapea
ANATOMICA MEDICAL JOURNAL | AMJ Vol 5, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/amj.v5i1.9070

Abstract

Abstrak: Infeksi menular seksual (IMS) menimbulkan beban morbiditas dan mortalitas serta secara langsung berdampak pada kualitas hidup dan kesehatan reproduksi.Seiring dengan perkembangan sosial, demografi dan migrasi penduduk, populasi berisiko tinggi juga meningkat pesat, terutama homoseksual. Homoseksual, istilah yang digunakan bagi orang dengan orientasi seksual terhadap jenis kelamin yang sama. Lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL) dan wanita yang berhubungan seks dengan wanita (WSW) merupakan bentuk perilaku seksual. Berdasarkan studi, IMS yang sering dijumpai pada LSL dan biseksual adalah sifilis, gonore, infeksi klamidia, uretritis non gonore, limfogranuloma venerum, infeksi Herpes simplex virus (HSV) tipe 2, Human papilloma virus (HPV), gay bowel syndrome serta Human Immunodeficiency Virus (HIV). Kelompok ini 17 kali lebih berisiko menderita kanker anus dibandingkan lelaki heteroseks. WSW juga memiliki faktor risiko IMS diantaranya lesi oral aktif (HSV, sifilis dan gonore), tertular sekret servikovaginal dan anorektal yang terinfeksi, hepatitis A, B, C, kuman patogen enterik, HPV, iritasi vulva, infeksi dari penggunaan alat bantu seks tanpa dibersihkan, dan HIV. Oleh karena itu, penting mengetahui risiko IMS akibat perilaku seks di kalangan homoseksual, baik LSL dan WSW. Kedua perilaku seksual tersebut, baik dalam ranah agama maupun ranah sosial disebut sebagai bentuk seks menyimpang.Kata Kunci: Homoseksual, Infeksi menular seksual, LSL, Risiko seks menyimpang, WSW.
Role of Breastfeeding and Onset of Atopic Dermatitis in Children Patient: a Cross Sectional Study Arridha Hutami Putri; Sri Wahyuni Purnama; Irma Damayanti Roesyanto
Buletin Farmatera Vol 5, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.527 KB) | DOI: 10.30596/bf.v5i2.3769

Abstract

Abstract: Atopic dermatitis (AD) is a multifactorial disease belongs to the "burden disease" in childhood. It needs to be prevented to reach their optimal growth. Exclusive breastfeeding given during the first six months of life provides nutritional benefits and is thought to protect children from allergic or infectious diseases, such as AD. This study aims to determine the relationship between breastfeeding and onset of atopic dermatitis. This was an observational analytic study using cross-sectional method. Samples were taken consecutively at the Dermatovenereology Polyclinic of referral hospital and Puskesmas in Medan. This study included all pediatric patients aged 6 months to <18 years diagnosed with AD and were interviewed with informed consent. Children who didn’t get breastmilk were excluded. There result was a significant relationship between breastfeeding (exclusively to partially) and AD onset. There was no relationship between breastfeeding (exclusively to prelacteally) and AD onset. Polyunsaturated fatty acids, sIgA, and TGF-β2 in the breast milk of mothers with atopy is lower than mothers without atopy. Breastfeeding exclusively has a protective effect on AD. Further research is needed to analyzes various factors by comparing genetic predisposition.
Target Terapi Potensial Terkini pada Keganasan Kulit Arridha Hutami Putri
JURNAL IMPLEMENTA HUSADA Vol 2, No 2 (2021)
Publisher : UMSU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/jih.v2i2.9087

Abstract

Cancer stem cell (CSC) merupakan sel kanker tertentu yang menunjukkan sifat seperti stem cell (SC) dan mampu memicu atau menginisiasi tumor sehingga sering disebut "sel pemicu tumor". Identifikasi sel primer asal kanker dan penanda CSC sangat penting untuk pengembangan terapi terbaru yang tidak mengenai sel normal, tetapi dapat mempengaruhi sifat sel tumornya. Pada SCs melanoma terdapat banyak penanda seperti CD133, CD44, nestin, TERT dan transporter ABC seperti MDR-1, ABCG2 dan ABCB5. Pertumbuhan sel-sel keganasan dan metastasis pada kulit didorong oleh populasi kecil CSC yang dapat berasal dari populasi SC membran basal dan folikel rambut. Meskipun kemoterapi yang tersedia saat ini dapat meminimalisasir metastasis, namun bersifat sementara dan tidak memperpanjang umur pasien. Kegagalan terapi diduga kuat akibat resistensi obat terhadap sel-sel kanker atau kegagalan membunuh CSC secara efektif. Oleh karena itu, terapi yang menargetkan CSC pada keganasan kulit dapat berpotensi membantu menekan sel tumor disamping tatalaksana utama. 
Pengetahuan Yang Rendah Tentang Penggunaan Krim Pemutih Wajah Dapat Meningkatkan Risiko Terjadinya Penyakit Kulit Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Angkatan 2021 Ananda, Ariski; Batubara, Dian Erisyawanty; Putri, Arridha Hutami; Murlina, Nelly
JURNAL PANDU HUSADA Vol 5, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/jph.v5i3.21072

Abstract

Abstrak : Pengetahuan penggunaan kosmetik pemutih wajah dikalangan remaja masih sangatlah rendah, hal ini di karenakan banyak sekali remaja yang ingin memiliki penampilan yang menarik tetapi tidak memperhatikan kandungan apa saja yang ada di dalam kosmetik tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan pemakaian krim pemutih wajah dengan risiko terjadinya penyakit kulit pada mahasiswi fakultas kedokteran umsu angkatan 2021. Penelitian ini merupakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dengan sampel penelitian mahasiswi Fakultas Kedokteran  Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) angkatan 2021 yaitu sebanyak 63 orang. karakteristik dalam penelitian yaitu pada usia dijumpai paling banyak 20 Tahun (47,62%) dan paling sedikit 18 Tahun (1,58%). Pengetahuan dijumpai data terbanyak yaitu pengetahuan rendah (52,38%). Pada risiko dijumpai data terbanyak yaitu risiko tinggi (49,20%). Uji hipotesis menggunakan uji alternatif yaitu uji  fisher's exact test di dapatkan nilai P-value 0,005 (sig 0,05) sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dan risiko terjadinya penyakit kulit. Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan pemakaian krim pemutih wajah dengan risiko terjadinya penyakit kulit pada mahasiswi fakultas kedokteran umsu angkatan 2021. Pengetahuan yang rendah  tentang penggunaan krim pemutih wajah dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit kulit karena kurangnya kesadaran dan pemahaman yang memadai tentang bahayanya penggunaan krim pemutih wajah.
Perbandingan Terapi Gel Tretinoin 0,025% Dengan Gel Aloe Vera 99% Pada Mask Induced Acne Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara Angkatan 2018 Affany, Ahmad Ilfan; Putri, Arridha Hutami
JURNAL PANDU HUSADA Vol 5, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/jph.v5i3.20763

Abstract

Abstrak : Semenjak terjadinya pandemi COVID-19, menyebabkan terjadinya peningkatan penggunaan masker wajah di masyarakat dunia, hal ini ternyata menyebabkan kejadian akne lokal di area yang ditutupi oleh masker, yang secara popular disebut sebagai “mask induced acne”. Tujuan: Mengetahui  perbedaan terapi gel tretinoin 0,025% dengan gel aloe vera 99% pada mask induced acne di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen. Sampel pada penelitian ini berjumlah 72 orang dan akan dibagi menjadi 2 kelompok dengan mendapatkan terapi. Pengambilan data diperoleh dari melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara angkatan 2018. Selanjutnya data di analisa menggunakan uji Wilcoxon untuk uji pretest dan posttest dan uji Mann Whitney untuk melihat beda antar kelompok. Penelitian didapatkan gel tretinoin 0,025% lebih efektif dari gel aloe vera 99% dengan hasil p=0,006. Gel tretinoin 0,025% lebih efektif terhadap mask induced acne dari pada gel aloe vera 99%.
Bandage Effect Antiaging Cream Channa Striata Extract (Snakehead Fish) With Tretinoin Cream 0.1% Against Photoaging Indrawan, Yudi; Putri, Arridha Hutami
Buletin Farmatera Vol 10, No 3 (2025)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/bf.v10i3.24635

Abstract

Abstract: Photoaging is a skin aging process that occurs due to sun exposure causing damage to the skin. From the results of the study, it was also found that the most visible signs of premature aging were not fine lines or wrinkles, but dull skin with a percentage of 53.30%. Snakehead fish has a protein level in 100 grams of fish meat reaching 25.2 grams. The albumin level of snakehead fish is quite high up to 6.22%, and the zinc mineral content from snakehead fish reaches 1.74 mg/100 grams, with high levels of protein and albumin snakehead fish useful as photoaging therapy. This study aims to find out whether there is a difference in effect between the use of Channa striata (snakehead fish) extract cream and 0.1% tretinoin cream as photoaging therapy. This type of study is a randomized control trial using 2 groups, namely the group with the administration of snakehead fish cream test material and the group with the 0.1% tretinoin cream test material for 30 days with a total sample of 96 people, each sample will be observed at the beginning and end of the treatment using the Glombau scale. Based on the results of the study, there was no difference in effectiveness between the use of Channa Striata (snakehead fish) extract cream and 0.1% tretinoin cream on photoaging (p=1.00). There was no comparison of effectiveness between the use of Channa Striata (snakehead fish) extract cream and 0.1% tretinoin cream on photoaging.