Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH MODEL WIMBA MENGGUNAKAN MEDIA 3DsMax TERHADAP HASIL BELAJAR DAN PENALARAN LOGIS MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI Suprapto, Purwati K
Jurnal Pengajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Vol 21, No 2 (2016): Jurnal Pengajaran MIPA - Oktober 2016
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v21i2.828

Abstract

Model Wimba adalah model pembelajaran berbasis 3D (tiga dimensi). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Wimba menggunakan media 3Ds Max terhadap hasil belajar dan penalaran logis mahasiswa calon guru biologi pada materi anatomi tumbuhan. Metoda penelitian ini adalah  metoda kuasi eksperimen. Populasinya adalah mahasiswa pendidikan biologi semester III yang mengambil matakuliah anatomi tumbuhan sebanyak 4 kelas. Sedangkan sampel penelitian adalah 1 kelas, yang diambil secara purposive sampling, berjumlah 36 mahasiswa. Proses pembelajaran melalui 3 tahap, yaitu perkuliahan, mahasiswa  membuat peta konsep, dan praktikum, mahasiswa melakukan observasi mikroskopis selanjutnya merepresentasikan dalam bentuk 2D dan 3D menggunakan  media 3Ds Max. Peningkatan hasil belajar diperoleh melalui pretes dan postes, kemudian dihitung N-Gain dan penalaran logis diukur  pretest dan postes menggunakan test of logical thinking (TOLT). Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji Ancova dan data diolah menggunakan SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model wimba dengan media 3Ds Max berpengaruh terhadap hasil belajar,  yaitu peningkatan hasil belajar kategori sedang, dan dapat meningkatkan  4 indikator penalaran logis  serta perkembangan intelektual mahasiswa.
MENINGKATKAN PENGETAHUAN STRUKTUR DAN FUNGSI HUTAN MELALUI MODEL FIELD TRIP TRAINING (FTT) EKPLORASI HUTAN PADA MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI Suprapto, Purwati K; Supriatno, Bambang
Prosiding Seminar Biologi Vol 10, No 2 (2013): Seminar Nasional X Pendidikan Biologi
Publisher : Prodi Pendidikan Biologi FKIP UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.11 KB)

Abstract

Matakuliah ekologi merupakan dasar dari pengetahuan tentang konservasi biasanya hanya dilakukan di kelas dan praktikum di sekitar kampus. Kegiatan tersebut kurang dapat memberi informasi yang lengkap tentang struktur dan fungsi dalam satu area (ekositem). Jumlah mahasiswa yang cukup banyak dan dosen yang terbatas menyebabkan membawa mahasiswa ke  lapangan adalah tidak efisien. Model  Field trip traning  (FTT) adalah solusi untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang ekologi. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui efektivitas model FTT. Penelitian dilaksanakan di hutan  Agathis alba  Baturaden pada bulan Mei 2013. Mahasiswa dibantu oleh 11 instruktur yang telah mengikuti pelatihan terlebih dahulu. Instruktur wajib membuat pedoman kerja lapangan. Populasi dan sampel adalah mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Siliwangi yang sedang mengambil matakuliah ekologi, berjumlah 216 mahasiswa. Mahasiswa melakukan observasi eksplorasi hutan, hasil pengamatan didiskusikan dan mahasiswa wajib membuat display untuk dipresentasikan serta dipamerkan. Mahasiwa membuat laporan hasil observasi. Data diperoleh  dari hasil laporan mahasiswa melalui  lembar penilaian berdasarkan Starko (2005). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa dapat menghubungkan antara faktor biotik dan abiotik, membuat jaring makanan, memahami interaksi makhluk hidup, dan memahami stratifikasi vertikal hutan. Mahasiswa dapat menghubungkan bahwa empat hal yang diamati merupakan satu sistem yang saling berhubungan. Kata kunci :  Field trip training, struktur dan fungsi hutan, eksplorasi hutan
KREATIVITAS MAHASISWA DENGAN PENDEKATAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF PADA MODEL PEMBELAJARAN WIMBA Purwati K Suprapto; Ryan Ardiansyah; Dea Diella; Diki M Chaidir
Jurnal Pelita Pendidikan Vol 5, No 4 (2017): Jurnal Pelita Pendidikan
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpp.v5i4.8879

Abstract

Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata. Kreativitas sangat diperlukan bagi kehidupan seseorang dimasa mendatang. Model pembelajaran wimba adalah model pembelajaran representasi mikroskopis berbasis visuospasial diharapkan dapat meningkatkan kreativitas. Telah dilakukan pengukuran kreativitas mahasiswa melalui pendekatan deduktif dan pendekatan induktif dengan model pembelajaran wimba. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui perbedaan kreativitas mahasiswa pada  pendekatan deduktif dan induktif dengan menggunakan  model pembelajaran wimba pada matakuliah anatomi tumbuhan.  Metoda penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Biologi semester IV pada tahun 2017 di satu Universitas di Jawa Barat. Sampel penelitian diambil secara purposive sebanyak dua kelas, masing- masing kelas berjumlah 34 orang mahasiswa.  Kelas pertama menggunakan pembelajaran wimba dengan pendekatan deduktif dan kelas kedua menggunakan pembelajaran wimba  dengan pendekatan induktif. Kemudian variabel kreativitas diukur dengan menggunakan the Test of Creative Imagery Abilities (TCIA). Pengolahan data menggunakan uji Mann-Whitney dengan SPSS. Hasil penelitian kreativitas dengan model pembelajaran wimba menunjukkan bahwa rerata kreativitas menggunakan pendekatan deduktif adalah 10,94 sedangkan pada rerata kreativitas pada pendekatan induktif adalah 13,03. Kesimpulan penelitian ini adalah ada perbedaan hasil kreativitas mahasiswa pada pendekatan deduktif dan induktif dan kreativitas mahasiswa dengan menggunakan pendekatan induktif menunjukkan hasil yang lebih baik.Kata kunci : kreativitas, model pembelajaran wimba, deduktif, induktif
MENINGKATKAN PENGETAHUAN STRUKTUR DAN FUNGSI HUTAN MELALUI MODEL FIELD TRIP TRAINING (FTT) EKPLORASI HUTAN PADA MAHASISWA CALON GURU BIOLOGI Purwati K Suprapto; Bambang Supriatno
Proceeding Biology Education Conference: Biology, Science, Enviromental, and Learning Vol 10, No 2 (2013): Seminar Nasional X Pendidikan Biologi
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Matakuliah ekologi merupakan dasar dari pengetahuan tentang konservasi biasanya hanya dilakukan di kelas dan praktikum di sekitar kampus. Kegiatan tersebut kurang dapat memberi informasi yang lengkap tentang struktur dan fungsi dalam satu area (ekositem). Jumlah mahasiswa yang cukup banyak dan dosen yang terbatas menyebabkan membawa mahasiswa ke  lapangan adalah tidak efisien. Model  Field trip traning  (FTT) adalah solusi untuk meningkatkan pengetahuan mahasiswa tentang ekologi. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui efektivitas model FTT. Penelitian dilaksanakan di hutan  Agathis alba  Baturaden pada bulan Mei 2013. Mahasiswa dibantu oleh 11 instruktur yang telah mengikuti pelatihan terlebih dahulu. Instruktur wajib membuat pedoman kerja lapangan. Populasi dan sampel adalah mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Siliwangi yang sedang mengambil matakuliah ekologi, berjumlah 216 mahasiswa. Mahasiswa melakukan observasi eksplorasi hutan, hasil pengamatan didiskusikan dan mahasiswa wajib membuat display untuk dipresentasikan serta dipamerkan. Mahasiwa membuat laporan hasil observasi. Data diperoleh  dari hasil laporan mahasiswa melalui  lembar penilaian berdasarkan Starko (2005). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa dapat menghubungkan antara faktor biotik dan abiotik, membuat jaring makanan, memahami interaksi makhluk hidup, dan memahami stratifikasi vertikal hutan. Mahasiswa dapat menghubungkan bahwa empat hal yang diamati merupakan satu sistem yang saling berhubungan. Kata kunci :  Field trip training, struktur dan fungsi hutan, eksplorasi hutan
Potret Awal Kecerdasan Spiritual dan Literasi Lingkungan Peserta Didik Kelas IX di SMP Negeri 1 Bojongasih: (Early Portrait of Spiritual Intelligence and Environmental Literacy (Case Study at SMPN 1 Bojongasih)) Rismawati, Noneng; Suprapto, Purwati K; Sumantri, Agus; Hernawati, Diana; Badriah, Liah
BIODIK Vol. 11 No. 1 (2025): March 2025
Publisher : Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/biodik.v11i1.39886

Abstract

This research aims to determine the spiritual intelligence and environmental literacy of SMP Negeri 1 Bojongasih class IX students. Respondents in this study consisted of 76 class IX students. The research method used is descriptive quantitative. The instrument used to measure spiritual intelligence is a Likert scale from 1-4 questionnaire, and to measure environmental literacy using a multiple choice test. The spiritual intelligence indicator refers to research by Fatima (2022), which consists of 9 indicators, while the ecological literacy indicator relates to research by Liang et al. (2018), which consists of three main elements, namely: cognitive (knowledge and skills), affective, and behavioural (behaviour). The multiple choice test only measures the mental aspects of students' environmental literacy. The collected data will be analysed manually using descriptive statistics to determine students' test results by dividing the score obtained by the respondent by the maximum score multiplied by 100. The research results show that the students' spiritual intelligence is reasonable, with scores ranging from 68,20-82,68, which indicates a pretty good foundation for spiritual intelligence, although they still need further guidance. Meanwhile, the environmental literacy test results on the cognitive obtained the highest average value of 44.44  with sufficient criteria. These findings indicate differences in understanding of environmental literacy among students, which need to be improved through more effective learning strategies. Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecerdasan spiritual dan literasi lingkungan peserta didik kelas IX di SMP Negeri 1 Bojongasih.  Selain itu penelitian ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional  yakni  Penguatan Pendidikan Karakter (PPK),  membantu peserta didik untuk memahami nilai-nilai spiritual (jujur, peduli, tanggung jawab) dalam konteks kehidupan nyata, khususnya isu-isu lingkungan, serta tujuan Pendidikan Global untuk menciptakan generasi yang sadar dan berperan aktif dalam menjaga keberlanjutan lingkungan.  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi  dalam pendidikan sebagai dasar bagi pengembangan kurikulum yang relevan dengan pendidikan berbasis lingkungan dan spiritualitas. Responden pada penelitian ini terdiri dari 76 peserta didik kelas IX. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kecerdasan spiritual berupa kuisioner skala likert dari 1-4 dan untuk mengukur literasi lingkungan menggunakan tes pilihan ganda. Indikator kecerdasan spiritual merujuk pada penelitian Fathimah (2022) yang terdiri dari 9 indikator, sedangkan indikator literasi lingkungan merujuk pada penelitian Liang, dkk, (2018) yang terdiri dari tiga elemen utama yaitu: kognitif (pengetahuan dan keterampilan), afektif, dan perilaku (behavior). Tes pilihan ganda hanya untuk mengukur aspek kognitif literasi lingkungan peserta didik. Data yang terkumpul akan dianalisis menggunakan statistik deskriptif secara manual untuk mengetahui nilai hasil tes peserta didik dengan cara membagi skor yang diperoleh responden dengan skor maksimal dikali 100. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan spiritual peserta didik berada pada tingkat baik, dengan nilai  berkisar antara 68,20 hingga 82,68. Sementara itu, hasil tes literasi lingkungan pada aspek kognitif  diperoleh  nilai rata-rata terbanyak sebesar 44,44 dengan kriteria cukup. Temuan ini menunjukkan adanya perbedaan  pemahaman literasi lingkungan di antara peserta didik yang perlu ditingkatkan melalui strategi pembelajaran yang lebih efektif.