Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Korelasi antara Keterampilan Generik Sains dan Sikap Ilmiah terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Materi Sistem Koordinasi di Kelas XI SMA Negeri 2 Tasikmalaya Suci Ismiatul Hasanah; Romy Faisal Mustofa; Ryan Ardiansyah
BIOEDUSCIENCE Vol 4 No 2 (2020): BIOEDUSCIENCE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.809 KB) | DOI: 10.22236/j.bes/424942

Abstract

Background: Various factors can support efforts to improve student learning outcomes, including generic science skills and scientific attitudes. The study aims to determine the correlation between generic science skills and scientific attitudes on student learning outcomes. Methods: This research is a correlational study using a dual paradigm design with two independent variables. The sample was that used was 60 people who came from 11th grade of Science Program. Result: The result of this research is that there is a strong and very significant correlation between generic science skills and scientific attitudes towards learning outcomes. This is supported by the data analysis results, namely a significance value of 0.000 and a correlation coefficient of 0.623. Conclusion: It could be concluded that generic science skills and scientific attitudes contribute to improving student learning outcomes because students who have generic science skills and an excellent scientific attitude will get optimum learning outcomes. Therefore, generic science skills and scientific attitudes that exist in students must continue to be trained and developed.
Hubungan Konsep Diri dengan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Konsep Ekosistem Nurhasanah Nurhasanah; Diana Hernawati; Ryan Ardiansyah
Jurnal Bioterdidik: Wahana Ekspresi Ilmiah Vol 9, No 1 (2021): Jurnal Bioterdidik
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research is a correlational study that connects the concepts of self with the learners critical thinking ability on the ecosystem material. Samples of the research of 30 students as participants with sampling techniques purposive sampled. The research instruments used include questionnaires adopted from the Tennessee Self Concept Scale (TSCS) developed by William H. Fitts and a breakdown test for measuring critical thinking skills. The self-concept questionnaire consisted of 43 statements. Each item has an alternate answer indicating the degree of conformity or inconsistency with self-subject. Alternative answers consist of 5 options, i.e. very appropriate (SS), corresponding (S), uncertain (TP), unsuitable (TS), and very inappropriate (STS). While the ability of critical thinking is measured using the question of ecosystem material consists of 15 problems with the indicator adopted from (Ennis, 1993). Hypotheses testing uses bivariate correlation regression. Before a hypothesis test with a regression linierity is performed, first data is tested for normality and its homogenization as a prerequisite test analysis. The results showed no relation between self-concept and critical thinking ability (R = 0,471; R2 = 0,222) means there is a self-concept contribution to the critical thinking ability of 22.2%. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang menghubungkan antara konsep diri dengan kemampuan berpikir kritis peserta didik pada materi ekosistem. Sampel penelitian sebanyak 30 peserta didik sebagai partisipan dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan meliputi kuesioner yang diadopsi dari Tennessee Self Concept Scale (TSCS) yang dikembangkan oleh William H. Fitts dan tes uraian untuk mengukur kemampuan berpikir kritis. Kuesioner konsep diri terdiri dari 43 pernyataan. Setiap item memiliki alternatif jawaban yang menunjukkan derajat kesesuaian atau ketidaksesuaian dengan diri subjek. Alternatif jawaban terdiri dari 5 pilihan, yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), tidak pasti (TP), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS). Sementara kemampuan berpikir kritis diukur menggunakan soal uraian materi ekosistem terdiri dari 15 soal dengan indikator mengadopsi dari (Ennis, 1993). Pengujian hipotesis menggunakan regresi korelasi bivariat. Sebelum uji hipotesis dengan linieritas regresi dilakukan, terlebih dahulu data diuji normalitas dan homogenitasnya sebagai uji prasyarat analisis. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara konsep diri dengan kemampuan berpikir kritis (R=0,471; R2=0,222) artinya terdapat kontribusi konsep diri terhadap kemampuan berpikir kritis sebesar 22,2%. Kata kunci: Konsep diri; Kemampuan berpikir kritis; Peserta didik DOI: http://dx.doi.org/10.23960/jbt.v9i1.22306
KREATIVITAS MAHASISWA DENGAN PENDEKATAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF PADA MODEL PEMBELAJARAN WIMBA Purwati K Suprapto; Ryan Ardiansyah; Dea Diella; Diki M Chaidir
Jurnal Pelita Pendidikan Vol 5, No 4 (2017): Jurnal Pelita Pendidikan
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpp.v5i4.8879

Abstract

Kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata. Kreativitas sangat diperlukan bagi kehidupan seseorang dimasa mendatang. Model pembelajaran wimba adalah model pembelajaran representasi mikroskopis berbasis visuospasial diharapkan dapat meningkatkan kreativitas. Telah dilakukan pengukuran kreativitas mahasiswa melalui pendekatan deduktif dan pendekatan induktif dengan model pembelajaran wimba. Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui perbedaan kreativitas mahasiswa pada  pendekatan deduktif dan induktif dengan menggunakan  model pembelajaran wimba pada matakuliah anatomi tumbuhan.  Metoda penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Biologi semester IV pada tahun 2017 di satu Universitas di Jawa Barat. Sampel penelitian diambil secara purposive sebanyak dua kelas, masing- masing kelas berjumlah 34 orang mahasiswa.  Kelas pertama menggunakan pembelajaran wimba dengan pendekatan deduktif dan kelas kedua menggunakan pembelajaran wimba  dengan pendekatan induktif. Kemudian variabel kreativitas diukur dengan menggunakan the Test of Creative Imagery Abilities (TCIA). Pengolahan data menggunakan uji Mann-Whitney dengan SPSS. Hasil penelitian kreativitas dengan model pembelajaran wimba menunjukkan bahwa rerata kreativitas menggunakan pendekatan deduktif adalah 10,94 sedangkan pada rerata kreativitas pada pendekatan induktif adalah 13,03. Kesimpulan penelitian ini adalah ada perbedaan hasil kreativitas mahasiswa pada pendekatan deduktif dan induktif dan kreativitas mahasiswa dengan menggunakan pendekatan induktif menunjukkan hasil yang lebih baik.Kata kunci : kreativitas, model pembelajaran wimba, deduktif, induktif
Analisis Miskonsepsi Peserta Didik pada Materi Sistem Saraf Menggunakan Four-Tier Diagnostic Test Tezar Rivaldo Pakpahan; Diana Hernawati; Ryan Ardiansyah
BIOEDUSCIENCE Vol 4 No 1 (2020): BIOEDUSCIENCE
Publisher : Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (450.173 KB) | DOI: 10.29405/j.bes/4127-364844

Abstract

Background: Biologi memiliki beberapa konten materi yang erat dengan kehidupan sehari-hari peserta didik. Selayaknya materi Biologi dapat dipahami dan diterapkan dengan baik oleh peserta didik. Namun banyak peserta didik yang kesulitan memahami suatu konsep bahkan mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi merupakan suatu kesalahpahaman yang bila tidak didiagnosis akan menyebabkan rantai kesalahpahaman yang berkepanjangan. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan rancangan analisis deskriptif yang bertujuan untuk menganalisis miskonsepsi peserta didik pada materi sistem saraf. Sumber data penelitian adalah kelas XI MIPA-1 SMAN 2 Tasikmalaya yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan berupa tes diagnostik Four-tier test dan Wawancara untuk menganalisis miskonsepsi peserta didik. Hasil: Penelitian terhadap 35 orang subyek menunjukkan pesentase miskonsepsi peserta didik sebesar 8,1% dengan kategori rendah. Adapun sumber miskonsepsi terdiri dari guru, siswa, buku dan bimbel. Sumber miskonsepsi yang memiliki kontribusi paling besar adalah peserta didik dengan persentase 68,6% yang disebabkan oleh pemikiran asosiatif siswa, reasoning yang salah dan minat belajar yang rendah. Kesimpulan: Miskonsepsi peserta didik pada materi sistem saraf di kelas XI-MIPA1 SMAN 2 Tasikmalaya tergolong rendah dan sumber miskonsepsi terbesar adalah peserta didik itu sendiri. Dengan demikian agar peserta didik dapat menghindari miskonsepsi pada pembelajaran, maka peserta didik perlu mengomunikasikan pemahamannya dengan guru, memilih buku yang kredibel, dan menghindari bimbel yang memiliki tutor tidak sesuai kualifikasi.
DEVELOPMENT OF ANDROID-BASED AUGMENTED REALITY TALKING AS BIOLOGY LEARNING MEDIA IN PLANT ANATOMY CONCEPT Renaldy Rachman Septian; Purwati Kuswarini Suprapto; Ryan Ardiansyah
Jurnal Pelita Pendidikan Vol 10, No 4 (2022): Jurnal Pelita Pendidikan
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpp.v10i4.32937

Abstract

This research aims to develop a biology learning media using Augmented Reality technology with added audio features for material explanations, and to test its suitability among students and biology teachers. The development research follows the ADDIE model, which consists of five stages: analysis, design, development, implementation, and evaluation. Data were collected through interviews and questionnaire distribution, while data analysis was conducted using descriptive statistical techniques. This study resulted in a product called Talking Augmented Reality (TAR) for plant anatomy, an application designed for smartphones with the Android operating system. The application obtained a satisfactory level of validity in media validation and highly satisfactory results in material validation. The TAR application for plant anatomy was deemed highly suitable in the evaluation conducted with a small group of users consisting of 14 students and one biology teacher. It serves as an alternative learning media for studying plant anatomy concepts and effectively aids the biology learning process.
PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) DAN PENGAYAAN MATERI BIOLOGI DALAM MATA PELAJARAN IPA SESUAI KURIKULUM NASIONAL BAGI GURU IPA DI LINGKUNGAN SMP/SEDERAJAT SE-KOTA TASIKMALAYA Vita Meylani; Rinaldi Rizal Putra; Ryan Ardiansyah
Jurnal Pengabdian Siliwangi Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : LPPM Univeristas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/jsppm.v4i1.483

Abstract

Materi Biologi pada Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki kompleksitas dan karakteristik yang khas. Materi biologi senantiasa berkembang seiring perkembangan informasi dan teknologi, sehingga sudah seharusnya guru memberikan materi yang terbaharukan dengan ditunjang oleh Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang sesuai dengan kurikulum yang sedang berjalan. Permasalahan yang terjadi di lapangan adalah guru sering menggunakan materi langsung dari buku yang terkadang materi di dalamnya tidak sesuai dengan tuntutan kurikulum atau bahkan ditemukan miskonsepsi serta kurangnya pemahaman guru dalam pengembangan LKPD yang ideal. Tujuan dilaksanakannya program pengabdian pada masyarakat Ipteks Tepat Guna bagi Masyarakat (ITGbM) “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan Pengayaan Materi Biologi dalam Mata Pelajaran IPA sesuai Kurikulum Nasional bagi Guru IPA di Lingkungan SMP Kecamatan Tawang, Tasikmalaya” adalah untuk menambah informasi terkait materi biologi yang terbaharukan dan peningkatan keterampilan dalam mengembangkan LKPD yang ideal. Target yang ditetapkan dalam kegiatan ini yaitu guru-guru IPA SMP di wilayah kecamatan Tawang diharapkan memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan LKPD dan materi yang sesuai, sehiingga mampu memberikan wawasan IPA yang lebih komprehensif pada peserta didik. Luaran yang dihasilkan dari program ini adalah modul pengembangan LKPD, LKPD yang dibuat mandiri oleh guru dan format penilaian peserta didik sesuai kurikulum nasional.
Perlindungan Hukum terhadap Mitra Gojek atas Tindakan Konsumen yang Melakukan Pemesanan Fiktif pada Fitur Go-Food Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Ryan Ardiansyah; Rimba Supriatna
Bandung Conference Series: Law Studies Vol. 4 No. 2 (2024): Bandung Conference Series: Law Studies
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsls.v4i2.15006

Abstract

Abstract, In the era of electronic systems that continue to grow, Gojek as one of the main actors in the e-commerce industry, namely as a platform provider for online motorcycle taxi services with anyone can partner or cooperate by becoming an online motorcycle taxi driver. However, in the process of performing services, the risk of deception can occur. As done by Gojek Consumers, namely making fictitious orders on the GoFood feature. The problem in this study is how the legal protection of Gojek Partners for consumer actions that make fictitious Go-Food orders based on the Civil Code and Law Number 19 of 2016 concerning Electronic Information and Transactions and how the liability of the company PT Gojek Indonesia against Gojek Partners for consumer actions that make fictitious Go-Food orders based on the Civil Code Law Number 19 of 2016 concerning Electronic Information and Transactions. This research method uses normative juridical by conducting literature studies to find primary and secondary data. The results of the study are regarding the liability of the company PT Gojek Indonesia against Gojek Partners, namely the company's liability is in accordance with Law Number 19 of 2016 concerning Electronic Information and Transactions and Government Regulation Number 80 concerning Trading Through Electronic Systems, but in this case the Consumer is not responsible. The legal protection for Gojek Partners as Gojek drivers is regulated in Law Number 19 of 2016 concerning Electronic Information and Transactions, PT Gojek Indonesia as the organiser of electronic transactions has an obligation to organise Electronic Systems reliably and safely and is responsible for the operation of the Electronic System as it should. Dispute resolution carried out in this case is out of court or non-litigation dispute resolution. Abstrak. Di era sistem elektronik yang terus berkembang, Gojek sebagai salah satu pelaku utama dalam industri e-commerce, yaitu sebagai penyedia platform layanan ojek online di mana siapa pun dapat bermitra atau bekerja sama dengan menjadi pengemudi ojek online. Namun, dalam proses memberikan layanan, risiko penipuan bisa terjadi. Seperti yang dilakukan oleh konsumen Gojek, yaitu dengan membuat pesanan fiktif pada fitur GoFood. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana perlindungan hukum bagi Mitra Gojek terhadap tindakan konsumen yang membuat pesanan GoFood fiktif berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik serta bagaimana tanggung jawab perusahaan PT Gojek Indonesia terhadap Mitra Gojek atas tindakan konsumen yang membuat pesanan GoFood fiktif berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Metode penelitian ini menggunakan yuridis normatif dengan melakukan studi literatur untuk mencari data primer dan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggung jawab perusahaan PT Gojek Indonesia terhadap Mitra Gojek sesuai dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan Peraturan Pemerintah Nomor 80 tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik, namun dalam kasus ini konsumen tidak bertanggung jawab. Perlindungan hukum bagi Mitra Gojek sebagai pengemudi Gojek diatur dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, PT Gojek Indonesia sebagai penyelenggara transaksi elektronik memiliki kewajiban untuk menyelenggarakan Sistem Elektronik yang andal dan aman serta bertanggung jawab atas penyelenggaraan Sistem Elektronik sebagaimana mestinya. Penyelesaian sengketa yang dilakukan dalam kasus ini adalah penyelesaian sengketa di luar pengadilan atau penyelesaian sengketa non-litigasi.
INOVASI LITERASI DIGITAL PENDEKATAN BARU DALAM KEGIATAN PENGABDIAN UNTUK MERESPONS TANTANGAN DIGITAL Permana, Sulwan; Muhammad Ali Faishal; Muhammad Ridho; Moch. Galdiaz Nugraha Prawira; Nurcinta Asih; Muthia Mutmainah Aprinelia; Fahril Sidik Alfarizi; M.Miskun Arrihussalam; Ryan Ardiansyah; Rizki Anugrah Munawar; Sifa Nur Maisah; Dadang Permana; Sandi Dzulfikar; Rahma Rohimah Hinaffisah; Nazwa Tiara Herdiani; Ahmad Tavip Baiturahman; Rohimat; Anzilal Fauji; Muhammad Suryadindin; Lindawati
Jurnal PkM MIFTEK Vol 4 No 2 (2023): Jurnal PkM MIFTEK
Publisher : Institut Teknologi Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33364/miftek/v.4-2.1476

Abstract

In an increasingly digitally connected era, digital literacy is an essential key skill for participating in an increasingly connected global society. Limitations in digital literacy can result in inequalities in access to information and opportunities, isolating some communities from the benefits offered by the digital world. Salakuray Village, like many other villages, faces challenges in keeping up with rapid changes in digital technology. The aim of this activity is to introduce an innovative approach to digital literacy implemented in Salakuray Village. This activity uses the door to door method and digital literacy seminars to provide the public with an understanding of digital literacy. The results show increased participation, especially of women, in the digital world. In addition, digitally literate people are starting to become active online, with some even starting their own online businesses. This service activity highlights the importance of continuing to encourage digital literacy efforts at the local level and provides valuable insight into how innovations in digital literacy can be implemented in various communities around the world.
Unveiling the Link Between Low Testosterone and Worsening Heart Failure Symptoms: A Literature Review Ryan Ardiansyah; Akhmad Sandy Sauqy
Sumatera Medical Journal Vol. 8 No. 3 (2025): Sumatera Medical Journal (SUMEJ)
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/sumej.v8i3.19752

Abstract

Background: Heart failure can result from a variety of factors, including hypertension, coronary artery disease, diabetes, obesity, smoking, and genetic predispositions. Research indicates that testosterone levels are markedly lower in patients with heart failure compared to healthy individuals, suggesting that low testosterone may play a role in the onset or progression of heart failure. Objective: This review endeavors to examine the impact of low testosterone levels on the clinical manifestations of heart failure patients. Methods: A literature review was conducted across three databases, Google Scholar, PubMed, and Science Direct, employing the keywords "testosterone" and "heart failure." The search was further refined through specific inclusion and exclusion criteria, culminating in data from eight international journals. Results: Testosterone deficiency was associated with deteriorated outcomes in men diagnosed with HFpEF, with lower testosterone levels corresponding to more severe symptoms and diminished quality of life. It influences myocardial contractility, energy metabolism, apoptosis, and cardiac remodeling processes. Conclusion: Men suffering from heart failure with concomitant low testosterone levels are generally observed to have increased mortality rates and less favorable prognoses.