Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Penatalaksanaan Katarak pada Anak Zaldi Zaldi; Aryani Atiyatul Amra; Franky Frans Sihombing
JURNAL IMPLEMENTA HUSADA Vol 1, No 3 (2020)
Publisher : UMSU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30596/jih.v1i3.5867

Abstract

Objektif :Dilaporkan suatu tindakan Ekstraksi katarak ekstra kapsular ( EKEK ) dengan implantasi lensa intraokular ( LIO ) pada pasien katarak pada anak.Metode :Seorang anak laki-laki, berusia 7 tahun dibawa orang tuanya ke RSUD dr. Pirngadi Medan dengan keluhan bercak putih pada mata kiri. Hal ini telah diketahui sejak 4 tahun yang lalu disertai pandangan kabur perlahan dan memberat dalam 6 bulan ini. Penurunan ketajaman penglihatan ( visus ) tidak disertai mata merah dan riwayat trauma. Pada pemeriksaan oftalmologi didapatkan visus mata kanan : 6/18 dengan pinhole menjadi 6/6 dan visus mata kiri : hand movement ( 1/300 ). Segmen anterior kedua mata dalam batas normal kecuali lensa kristalina mata kiri keruh. Pasien didiagnosis dengan Katarak anak pada mata kiri. Pasien direncanakan untuk tindakan Ekstraksi katarak ekstra kapsular dengan implantasi lensa tntraokular dengan anestesi umum.Hasil :Setelah tindakan Ekstraksi katarak ekstra kapsular ( EKEK ) dengan implantasi lensa intraokular maka ketajaman visus mata kiri meningkat.Kesimpulan :Tindakan Ekstraksi katarak ekstra kapsular ( EKEK ) dengan implantasi lensa intraokular dapat memperbaiki tajam penglihatan pada pasien katarak anak.
Correlation Between Axial Length And Melatonin Serum Levels (Mel) In Teenagers With Myopia: Oral Presentation - Observational Study - Resident sefira dwi ramadhany; Fithria Aldy; Aryani Atiyatul Amra
Majalah Oftalmologi Indonesia Vol 49 No S2 (2023): Supplement Edition
Publisher : The Indonesian Ophthalmologists Association (IOA, Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami))

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35749/wcb5yx68

Abstract

Abstract Introduction & Objectives : To determine correlation between axial length and melatonin serum levels (mel) in teenagers with myopia Methods : This research is an analytic observational with a case control design. A total of 52 subjects with myopia eyes in the study and control group. Results : The average melatonin level in the case group was 179.67 pg/mL (SD = 146.48 pg/mL) in the control group, the average was 111.56 pg/mL (SD = 48.72 pg/mL). Melatonin levels were highest in the group of subjects with severe myopia with an average of 250.36 pg/mL (SD = 304.89), moderate myopia with an average of 188.93 pg / mL (SD = 131 pg/mL), and the lowest melatonin levels in the emmetropic group with a mean of 111.56 pg/mL (SD = 48.72 pg/mL). Using the Kruskal Wallis test showed that there were differences in melatonin levels based on the degree of myopia (p = 0.278). Melatonin levels differed significantly between emmetropic subjects with mild myopia (p = 0.014), moderate myopia (p = 0.012). However, there was no difference in melatonin levels between subjects with emmetropia and severe myopia (p = 0.338) Conclusion : There was no significant correlation between melatonin levels and axial length (p = 0.401) and the degree of myopia (p = 0.055)
Risk Factors of Acute Coronary Syndrome in Adam Malik General Hospital Jessi Vania Tambarta; Cut Aryfa Andra; Lili Rohmawati; Aryani Atiyatul Amra
SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal Vol. 6 No. 2 (2025): SCRIPTA SCORE Scientific Medical Journal
Publisher : Talenta Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32734/scripta.v6i2.19293

Abstract

Background : Coronary Artery Disease (CAD) has been nominated as the world’s biggest killer due to its participation in 16% of mortality cases globally. Unstable Angina Pectoris (UAP), Non ST-Elevation Myocardial Infarction (NSTEMI), and ST-Elevation Myocardial Infarction (STEMI) are parts of CAD that united into a term called Acute Coronary Syndrome (ACS). Several risk factors have been linked to ACS phenomenon and categorized into modifiable and in-modifiable risk factors. Objective : This study aims to discover the existing risk factors in ACS patients at Adam Malik General Hospital within 2022-2023 period. Method :  This study is a descriptive with cross-sectional design and retropective approach. The data is a secondary data from medical record that fullfils the criteria. Result : Among the 190 patients, 170 patients (89,5%) were >45 years old, 114 patients (75,8%) were male, 104 patients (54,7%) were smokers, 118 patients (62,1%) had hypertension, 71 patients (37,4%) had diabetes, 65 patients (34,2%) were obese, and 114 patients (60%) had dyslipidemia. Conclusion : The unmodifiable risk factors in this study were age and gender, whilst the modifiable risk factors were smokers, hypertension, diabetes, obese, and dyslipidemia. The most frequent risk factor was hypertension which was found in 60% of the patients Latar belakang : Penyakit Jantung Koroner (PJK) dimobatkan sebagai penyebab kematian terbesar di dunia akibat perannya pada 16% kasus kematian secara global. Angina Pektoris Tidak Stabil (APTS), Non-ST levation Myocardial Infarction (NSTEMI), dan ST-Elevation Myocardial Infarction (STEMI) adalah bagian dari PJK yang disatukan dalam Sindroma Koroner Akut (SKA). Beberapa faktor risiko telah dihubungkan dengan kejadian SKA dan dikategorikan menjadi faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri faktor risiko yang terjadi pada pasien SKA di RSUP Haji Adam Malik pada periode 2022-2023. Data yang digunakan adalah data sekunder dari rekam medik yang memenuhi kriteria. Hasil : Dari 190 pasien, 170 pasien (89,5%) berusia >45 tahun, 114 pasien (75,8%) adalah laki-laki, 104 pasien (54,7%) adalah perokok, 118 pasien (62,1%) penderita hipertensi, 71 pasien (37,4%) penderita diabetes, 65 pasien (34,2%) obesitas, 114 pasien (60%) penderita dislipidemia. Kesimpulan : Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi pada penelitian ini adalah usia dan jenis kelamin, sementara faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah perokok, hipertensi, diabetes, obesitas, dan dislipidemia. Faktor risiko yang paling banyak terjadi adalah hipertensi yang didapatkan pada 60% pasien