Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Correlation Between Axial Length And Melatonin Serum Levels (Mel) In Teenagers With Myopia: Oral Presentation - Observational Study - Resident sefira dwi ramadhany; Fithria Aldy; Aryani Atiyatul Amra
Majalah Oftalmologi Indonesia Vol 49 No S2 (2023): Supplement Edition
Publisher : The Indonesian Ophthalmologists Association (IOA, Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami))

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35749/wcb5yx68

Abstract

Abstract Introduction & Objectives : To determine correlation between axial length and melatonin serum levels (mel) in teenagers with myopia Methods : This research is an analytic observational with a case control design. A total of 52 subjects with myopia eyes in the study and control group. Results : The average melatonin level in the case group was 179.67 pg/mL (SD = 146.48 pg/mL) in the control group, the average was 111.56 pg/mL (SD = 48.72 pg/mL). Melatonin levels were highest in the group of subjects with severe myopia with an average of 250.36 pg/mL (SD = 304.89), moderate myopia with an average of 188.93 pg / mL (SD = 131 pg/mL), and the lowest melatonin levels in the emmetropic group with a mean of 111.56 pg/mL (SD = 48.72 pg/mL). Using the Kruskal Wallis test showed that there were differences in melatonin levels based on the degree of myopia (p = 0.278). Melatonin levels differed significantly between emmetropic subjects with mild myopia (p = 0.014), moderate myopia (p = 0.012). However, there was no difference in melatonin levels between subjects with emmetropia and severe myopia (p = 0.338) Conclusion : There was no significant correlation between melatonin levels and axial length (p = 0.401) and the degree of myopia (p = 0.055)
Efektivitas Bakteri Asam Laktat dalam Fermentasi Susu Kedelai terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Sefira Dwi Ramadhany
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 2 No. 3 (2015): JURNAL AGROMEDICINE
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hiperkolesterolemia merupakan suatu ganguan metabolisme yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol dalam darah yang melebihi dari nilai normal. Jantung koroner, obesitas dan kanker payudara adalah salah satu penyakit yang disebabkan karena keadaan hiperkolesterolemia. Perubahan gaya hidup dan pola makan masyarakat yang tidak terkontrol menyebabkan timbulnya penyakit hiperkolesterolemia yang juga dipicu oleh makanan cepat saji. Konsumsi fermentasi susu kedelai bermanfaat pada saluran intestinal dengan meningkatkan populasi probiotik dan menurunkan populasi bakteripathogen. Kandungan fermentasi susu kedelai berupa isoflavin dapat menurunkan kolesterol total dan akumulasi trigliserida hati pada proses stress oksidatif. Susu kedelai merupakan salah satu produk susu fermentasi yang dibuat dengan melibatkan bakteri asam laktat seperti penambahan bakteri Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus, memiliki pengaruh terhadap kadar kolesterol di dalam darah mencit, manusia dan babi. Mekanisme penurunan kadar kolesterol adalah karena bakteri asam laktat dapat mengikat atau memasukkan kolesterol ke dalam membran sitoplasmanya, akibatnya akan terjadi penurunan kadar kolesterol di dalam tubuh. Konsumsi probiotik seperti bakteri asamlaktat adalah metoda alami yang potensial untuk mengobati dan mencegah hiperkolesterolemia. [J Agromed Unila 2015;2(3):248-251]Kata kunci: bakteri asam laktat, kedelai, kolesterol
Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Tingkat Stres Pengasuhan pada Ibu yang Memiliki Anak Tunagrahita di SLB Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Sefira Dwi Ramadhany; TA Larasati; Tri Umiana Soleha
Jurnal Agromedicine Unila: Jurnal Kesehatan dan Agromedicine Vol. 4 No. 2 (2017): Jurnal Agromedicine
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Stres pengasuhan adalah proses yang membawa pada kondisi psikologis yang tidak menyenangkan yang muncul dalam upaya beradaptasi dengan tuntunan peran sebagai orang tua. Pengasuhan terhadap anak dengan tunagrahita bukan merupakan hal yang mudah karena seringkali orangtua harus berhadapan dengan situasi yang penuh stres akibat tuntutan dalam proses pengasuhan yang lebih besar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat stres pengasuhan pada ibu yang memiliki anak tunagrahita.Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan pada bulan September hingga Oktober 2015 di SLB Dharma Bhakti Dharma Pertiwi. Pada penelitian ini digunakan kuesioner Parenting Stress Index untuk menilai tingkat stres ibu dan kuesioner Supportive Environment Scale untuk menilai dukungan sosial yang diterima oleh ibu. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 88 orang ibu yang memiliki anak tunagrahita.Faktor-faktor yang tidak berhubungan dengan stres pengasuhan ibu adalah usia anak dan jenis kelamin anak. Sedangkan yang berhubungan dengan pengasuhan ibu adalah taraf tunagrahita anak, usia ibu, pekerjaan, penghasilan, pendidikan dan dukungan sosial. Diantara faktor-faktor tersebut didapatkan bahwa taraf tunagrahita anak merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap stres pengasuhan pada ibu.Kata kunci: dukungan sosial, stres pengasuhan, tunagrahita.