Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Bobot Potong, Persentase Karkas Semu dan Index Konformasi Karkas Domba Lokal Pada Penggemukan yang Diberi Pakan Berbasis Indigofera Sp: Slaughter Weight, Apparent Carcass Percentage And Index Of Conformation Of Carcass Of Fattening Sheep Fed Based on indigofera Sp Agustinah Setyaningrum; Pambudi Yuwono; Imbang Haryoko; Billy Trisdianto
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol. 11 No. 3 (2021): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Ve
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46549/jipvet.v11i3.158

Abstract

Abstract The aims of this study were to examine the slaughter weight, the percentage of apparent carcasses and the conformation index of carcasses of local sheep fed indigofera sp. as a substitute for commercial concentrates with different levels. The research method was an experiment with a Completely Randomized Design (CRD). The experiment was in vivo in 18 sheep fed different level of indigofera sp, P0 treatment being a basal ration as a control consisting of concentrate (K) and elephant grass (RG) with a ratio of 80: 20%. P1 was 40% K: 40% indigofera: 20% RG, and P2 was 30% K: 50% indigofera: 20% RG. Each treament was repeated 6 times. Sheep were offered feed 4% of body weight on dry matter basis. slaughter weight data were analyzed using Ancova, SPSS program version 16 with initial body weight as covariate. Apparent carcass percentage data and carcass conformation index were analyzed with anava. The results of covariance analysis showed no significant difference (P > 0.05) amongst treatments. The average initial body weights of P0, P1 and P2 were 9.58 ± 1.68, 10.58 ± 3.09 and 9.28 ± 1.91 kg, respectively. after receiving treatment for 70 days the slaughter weights for P0, P1 and P2 were 15.57 ± 3.64, 13.58 ± 2.76, 12.58 ± 1.65 kg, respectively. The average consumption of dry matter for P0, P1 and P2 were 400.19 g / head / day, 401.20 g / head / day and 398.59 g / head / day, repectively. The average percentage of apparent carcasses for P0: 40.61 ± 2.43%; P1: 34.33 ± 0.63% and P2: 34.03 ± 4.61%. Average carcass conformation index for P0: 0.47 ± 0.04; P1: 0.43 ± 0.01 and P2: 0.43 ± 0.01. Indigofera sp had no significant effect (P> 0.05) on the percentage of apparent carcass and carcass conformation index. In Conclusion, indigofera sp. does not decrease local sheep productivity and can be used to replace concentrates as a source of protein. Keywords: Apparent carcass percentage; Index of carcass conformation; Indigofera sp.; Local sheep; Slaughter weight. Abstrak Penelitian bertujuan mengkaji bobot potong, persentase karkas semu dan index konformasi karkas domba lokal yang diberi Indigofera sp. sebagai pengganti konsentrat komersial dengan level yang berbeda. Metode penelitian adalah eksperimental. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian berlangsung secara in vivo pada domba sebanyak 18 ekor, dengan perlakuan P0 adalah ransum basal sebagai kontrol yang terdiri dari konsentrat (K) dan rumput gajah (RG) dengan perbandingan 80%: 20%. P1 adalah 40% K: 40% indigofera: 20% RG, dan P2 adalah 30%K: 50% indigofera: 20%RG. Masing2 perlakuan diulang 6 kali. Pemberian pakan sebesar 4% bobot badan berdasarkan bahan kering. Data bobot potong dianalisis dengan Ancova, program SPSS versi 16 dengan bobot badan awal sebagai covariat. Data persentase karkas semu dan index konformasi karkas dianalisis dengan anava. Hasil analisis covariansi menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05) antar perlakuan. Rataan bobot badan awal P0, P1 dan P2 masing-masing adalah 9,58±1,68, 10,58±3,09 dan 9,28±1,91 kg, setelah mendapatkan perlakuan selama 70 hari bobot potong untuk P0, P1 dan P2 berturut-turut 15,57±3,64, 13,58±2,76 dan 12,58±1,65 kg. Rataan konsumsi bahan kering P0, P1 dan P2 berturut-turut adalah: 400,19g/ek/hr, 401,20g/ek/hr dan 398,59g/ek/hr Rataan persentase karkas semu pada P0: 40,61±2,43%, P1: 34,33±0,63% dan P2: 34,03±4,61%. Rataan index konformasi karkas untuk P0: 0,47±0,04, P1: 0,43±0,01 dan P2: 0,43±0,01. Pemberian Indigofera sp tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap persentase karkas semu maupun index konformasi karkas. Kesimpulan Indigofera sp. tidak menurunkan produktivitas ternak domba lokal, dan dapat digunakan untuk menggantikan konsentrat sebagai bahan sumber protein. Kata kunci: Bobot potong; Domba lokal; Index konformasi karkas; Indigofera sp.; Persentase karkas semu
Kinetika Kadar Air dan Persentase Rendemen Kompos Berbahan Baku Feses Sapi Potong yang Diperkaya Azolla Sp Pantura Pantura; Agustinah Setyaningrum; Pambudi Yuwono
ANGON: Journal of Animal Science and Technology Vol 3 No 1 (2021): JURNAL ANGON
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1042.96 KB) | DOI: 10.20884/1.angon.2021.3.1.p74-80

Abstract

Background. The research entitled kinetics of water content and percentage of compost yieldmade from beef cattle feces enriched with Azolla sp was carried out on August 3 to August 28 at UD Sapi Amanah Farm (Beef and sheep fattening), Karang Gintung village,Sumbang sub-district, Banyumas district, and Laboratory of Animal Foodstuff Science, Faculty of Animal Husbandry, Jenderal Soedirman University, Purwokerto. The purpose of this study was to assess the kinetics of water content during composting, determine the moisture content in the compost and the yield were beef cattle feces compost enriched with Azolla sp. Materials and methods. The treatments given in this study were P0 (control), and P1 addedAzolla sp at control (P0) by 10%. The method used in this research was experimental. Data were analyzed by Repeated Measure Analysis of Variance (RMA) for moisture content and data to determine the addition of Azolla sp to compost yield were analyzed by t Test. The variables measured were kinetics of water content and percentage of compost yield. Results. The result showed water the kinetics was the water level at the end of composting was still above the SNI standard, namely P0 was 55.739 ± and P1 was 56.554 ± The yield mean at P0 was 60.7617 ±
PENGARUH SUPLEMENTASI ASAM AMINO METIONIN DAN LYSIN PADA DOMBA YANG DIBERI PAKAN KARBOHIDRAT NON STRUKTURAL TERHADAP PERSENTASE KARKAS, DAGING DAN LUAS URAT DAGING MATA RUSUK Arif Abdusysyakur; Wardhana Suryapratama; Agustinah Setyaningrum
ANGON: Journal of Animal Science and Technology Vol 4 No 2 (2022): JURNAL ANGON
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (758.359 KB) | DOI: 10.20884/1.angon.2022.4.2.p225-234

Abstract

Background. The research aims to determine and examine the effect of adding the amino acid methionine and lysine to sheep fed wirh non-structural carbohydrates. Materials and Methods. The research material consisted of 18 male local sheep (thin tailed sheep) aged about 7-8 months. The treatments tested were R1 = ammoniated rice straw + concentrate (rice bran + coconut cake), R2 = R1 + amino acid methionine + lysine, R3 = ammoniated rice straw + concentrate (corn flour + soybean meal). The research method used is experimental in vivo, with a Randomized Complete Block Design (RCBD). The data generated during the study were analyzed using analysis of variance. Results. The results of the analysis of variance showed that the treatment had a significant effect (P<0.05) on the percentage of carcass, and the area of ​​the rib eye tendon. The average value of the percentage of sheep carcasses in treatment R1, R2, R3, respectively, was 35,85%; 37,37%; 44,12%. In the percentage of meat, the average value of the percentage of lamb meat is 61,89%; 63,20%; 59,12%. In the percentage of fat, the average value of the percentage of lamb fat is 8,93%; 7,76%; 15,01%. And for the area of ​​the rib eye area, the average value is 14,79 cm2, 15.88 cm2, 20,67 cm2. Conclusion. The addition of methionine and lysine amino acid supplementation can increase the percentage of carcass, meat and rib eye area.
Pendampingan Manajemen Usaha dan Kualitas Produksi Usaha Ternak Kambing Kelompok Tani Ternak Mindajaya di Desa Glempang Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas Wiwiek Rabiatul Adawiyah; Yulia Sistina; Agustinah Setyaningrum
Darma Sabha Cendekia Vol 3 No 3 (2021): Darma Sabha Cendekia - November 2021
Publisher : Pasca Sarjana | Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (537.638 KB) | DOI: 10.20884/1.dsc.2021.3.3.5077

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan kelompok masyarakat di desa Glempang Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas melalui budidaya kambing. Kelompok Tani Ternak (KTT) Mindajaya beranggotakan sepuluh orang petani di desa Glempang. Permasalahan utama yang dihadapi dari anggota kelompok adalah masih sedikitnya pendapatan yang diterima dari memelihara indukan, karena untuk mendapatkan hasil satu ekor cempe harus menunggu waktu bunting 5 bulan dan menyusui 3 bulan, jadi setelah 8 bulan cempe baru bisa layak jual seharga satu juta jika cempe jantan dan lima ratus ribu jika cempe betina. Pada program penggemukan kambing lima bulan juga belum optimal karena masih mengandalkan rumput atau hijauan yang ada di sekitar hutan Desa Glempang, anggota kelompok belum memiliki ilmu fermentasi pakan ataupun pembuatan silase sehingga setiap hari harus mencari rumput segar dan jika musim penghujan bisa beresiko penyakit cacingan pada kambing ataupun penyakit kembung yang disebabkan oleh pakan atau hijauan yang memiliki kadar air tinggi. Permasalahan lain yang dihadapi adalah: kegiatan usaha dilakukan secara autodidak oleh karena itu perlu dilakukakan penyuluhan terkait sistem reproduksi yang sehat bagi kambing agar bisa memberikan hasil yang lebih maksimal, belum memiliki wawasan tentang menejemen pakan yang baik, kelompok belum memiliki ilmu fermentasi pakan ataupun pembuatan silase, entrepreneurial mindset anggota kelompok masih rendah sehingga belum ada terobosan atau upaya yang sistematis untuk memanfaatan produk derivative untuk menambah penghasilan, kelompok belum memiliki format pembukuan atau laporan keuangan yang sederhana dan mudah digunakan oleh anggota. dan model pemasaran masih bersifat tradisional sehingga hanya mampu mengakses pasar lokal saja. Metode yang digunakan adalah penyuluhan dan pendampingan terkait upaya penyelesaian masalah yang dihadapi oleh kelompok dalam pengembangan usaha ke depan. Pada bulan keenam dilakukan evaluasi terkait pelaksanaan kegiatan untuk mendapatkan umpan balik terkait efektifitas kegiatan. Hasil kegiatan ini mampu meningkatkan pendapatan anggota kelompok melalui manajemen usaha yang profesional dan peningkatan kualitas produksi
PPK Ormawa-Pelatihan Budidaya Indigofera dan Manajemen Teknologi Pakan di Desa Sokawera Agustinah Setyaningrum; Windy Handayani; Maulana Ihsanul Huda; Satya Fatur Zumanto; Embun Putri Roro Arianti; Siti Maryam Ambarani; Femi Rizqi Maniar
E-Dimas: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 14, No 4 (2023): E-DIMAS
Publisher : Universitas PGRI Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26877/e-dimas.v14i4.14049

Abstract

Program Peningkatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa) merupakan salah satu kegiatan yang difokuskan pada pengabdian dan pengembangan potensi masyarakat di daerah yang dijadikan sebagai mitra pengabdian selama jangka waktu tertentu secara berkelanjutan. Desa Sokawera, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah dipilih menjadi desa sasaran karena memiliki potensi sumberdaya alam dan manusia yang melimpah. Namun potensi tersebut masih kurang dimanfaatkan karena rendahnya minat kaum muda dalam bidang peternakan serta rendahnya pengetahuan peternak dalam pemanfaatan teknologi pada bidang peternakan. PPK Ormawa membentuk Sanggar Ternak Muda “Berdikari” sebagai salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan yang ada yakni menjadi tempat atau wadah bagi pemuda dan masyarakat Desa Sokawera untuk belajar mengenai dunia peternakan sehingga terjadi peningkatan sumber daya manusia di Desa Sokawera. Metode yang dilakukan dengan melakukan diskusi, pelatihan dengan sistem ceramah dan praktik, serta melakukan pre-test dan post-test sebagai parameter keberhasilan kuantitatif. Sebanyak 20 orang peserta yang mengikuti pelatihan dijadikan sampel dalam data dengan hasil yang berbeda. Pengujian dilakukan dengan melakukan uji banding ganda atau two sample t-test menghasilkan temuan bahwa analisis perbandingan antara rata-rata data pre-test dan post-test yang mewakilkan pemahaman pengurus sanggar terhadap materi pelatihan adalah berbeda secara signifikan. Kemajuan ini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Sokawera.
Pengaruh Biokultur pada Air Minum terhadap Konsumsi Pakan dan Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH) Domba Ekor Gemuk Rahmahwati Nurazizah; Agustinah Setyaningrum; Juni Sumarmono
Bulletin of Applied Animal Research Vol 5 No 2 (2023): Bulletin of Applied Animal Research
Publisher : LPPM Perjuangan University of Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36423/baar.v5i2.1255

Abstract

Bobot badan merupakan parameter produktivitas utama pada domba sebagai ternak potong. Biokultur adalah cairan prebiotik yang dibuat dari rempah-rempah dan buah-buahan yang diekstrak dan dilarutkan bersama larutan gula dan probiotik starter. Biokultur dipercaya mampu meningkatkan performa dan produktivitas domba. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh pemberian biokultur pada air minum terhadap konsumsi pakan dan pertambahan bobot harian domba. Domba ekor gemuk jantan umur 12 bulan sebanyak 18 ekor dipelihara selama 6 minggu. Metode penelitian yang digunakan yaitu eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari 3 perlakuan dengan 6 kali ulangan sebanyak 6 ekor sampel. Perlakuan terdiri dari P0: 60% rumput odot + 40% konsentrat (kontrol);P1: kontrol + 0.5% biokultur;dan P2: kontrol + 1% biokultur. Data dianalisis menggunakan uji Kruskal Wallis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian biokultur pada air minum terhadap konsumsi pakan berpengaruh signifikan P<0.05. Semakin tinggi pemberian level biokultur maka konsumsi pakan semakin tinggi. Sebaliknya, pemberian biokultur tidak berpengaruh nyata pada pertambahan bobot badan harian P>0.05. Penelitian ini menunjukkan bahwa biokultur dapat meningkatkan konsumsi pakan, namun belum mampu meningkatkan pertambahan bobot badan harian domba ekor gemuk.