Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Analisis Pergerakan Harga Saham untuk Mendeteksi Adanya Noise Atau Kedatangan Informasi di Bursa Efek Indonesia Kartini -; Kurnia Yuspita
Jurnal Aplikasi Bisnis Volume 15 Nomor 9, April 2014
Publisher : Jurnal Aplikasi Bisnis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jabis.vol15.iss9.art8

Abstract

This study aimed to test the presence of noise or the arrival of information between non-trading period returns and trading period with prior periods. The data used are secondary data from the companies listed in LQ45for 2009 and 2011. The sample in this study wasl03 companies. Analysis tools used to test the hypothesis is auto correlation. Results of this study indicate that the price movement of shares between non-trading period and the period of trading in the stock exchanges in Indonesia caused by noise and arrival information. Correction caused by the noise made during the trading period. Based on company size, sales volume up and down market conditions, the price correction caused by the noise made during the trading period. Unless quintile based on trading volume, because the price correction caused by the noise made during non-trading periods.
ANALISA KOEFISIEN KEKASARAN SUNGAI DI PARIT NANAS PONTIANAK UTARA Zakius Nuri; Kartini -; Danang Gunarto
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 7, No 1 (2020): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI FEBRUARI 2020
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v7i1.40257

Abstract

Koefisien kekasaran sungai merupakan faktor yang sangat penting didalam  menentukan dimensi sungai, ketidak tepatan didalam penentuan faktor tersebut akan mempengaruhi hasil perencanaan dimensi saluran. Pada dasarnya nilai koefisien kekasaran sungai bervariasi,  hal ini tergantung kondisi sungai, bentuk penampang, kemiringan sungai,  vegetasi yang terdapat pada sungai serta dimensi sungai pada bagian hulu, tengah dan hilir. Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui nilai koefisen kekasaran (n) Manning  sungai di Parit Nanas, serta menjelaskan tentang deskripsi sungai pada lokasi pengukuran. Penelitian ini dilakukan pada 5 (lima) pias penampang sungai. Sungai yang diteliti dianggap saluran terbuka serta dipengaruhi pasang surut. Adapun metoda yang digunakan untuk menentukan nilai koefisien kekasaran (n) adalah  dengan persamaan Manning. Nilai rata-rata koefisien kekasaran (n) sungai  di Parit Nanas pada 5 (lima) pias penampang  yang dihitung dengan persamaan Manning adalah 0,10 , 0,060 , 0,13, 0,15  dan 0,19.  Nilai rata-rata koefisien kekasaran sungai di Parit Nanas  yaitu 0,13. Perbedaan nilai koefisien kekasaran (n) disebabkan sampah , vegetasi, lumpur yang cukup dalam,  kekeruhan  sehingga  menyebabkan nilai kekasaran (n)  lebih besar dari data sekunder untuk saluran alami.
KAJIAN JARINGAN DAERAH IRIGASI MEROWI KECAMATAN KEMBAYAN KABUPATEN SANGGAU Ricky Setiawan; Kartini -; Danang Gunarto
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 7, No 3 (2020): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2020
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v7i3.43151

Abstract

Daerah irigasi Merowi merupakan irigasi terbesar di Kalimantan barat yang terlertak di Desa Semayang, Kecamatan Kembayan, Kabupaten Sanggau. D.I Merowi saat perencanaannya memiliki luas lahan potensial 1.660 Hektare mengalami perubahan fungsi lahan produktif hanya tersisa tersisa 499,88 Hektare. Tujuan penelitian mengetahui luasan lahan yang berfungsi sebagai lahan pertanian dan mengetahui penyebab air dari Bendung Merowi tidak dapat mengaliri jaringan D.I Merowi. Hasil Analisis kondisi saluran menunjukan kondisi Saluran mengalami kerusakan parah dengan indeks kerusakan 48 % dan hasil analisis elevasi dasar saluran menunjukan saluran mengalami kenaikan elevasi pada saluran yang berjarak 1898,2 m dari intake dengan elevasi 43,846 mengalami kenaikan sebesar 2,158 m pada saluran yang berjarak 1981,2 m dari intake dengan elevasi 46,004. Kenaikan elevasi terjadi pada pengukuran saluran terakhir, kenaikan elevasi berpengaruh dengan kondisi elevasi mercu 47,000 dan posisi muka air pada elevasi 46,892 sedangkan elevasi dasar saluran tertinggi terjadi pada saluran yang berjarak 2558,2 m dari intake dengan elevasi 50,798 yang dimana posisi ini berada diatas mercu dengan beda tinggi 3,798 m dan berada diatas elevasi muka air, kondisi ini sangat berpengaruh terhadap aliran air dikarenakan posisi dasar saluran berada diatas elevasi mercu bendung. Hasil analisis pengukuran luas lahan yang berfungsi sebagai lahan pertanian seluas 80,10 Hektare. Kata Kunci: Bendung Merowi, Kondisi Jaringan, Elevasi dasar saluran, Luas lahan fungsional.