Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

PENGARUH WAKTU DAN BESAR INJEKSI ARUS AC DAN DC TERHADAP KADAR AIR TANAH Maria Stephani Justitia; Danial -; Danang Gunarto
Journal of Electrical Engineering, Energy, and Information Technology (J3EIT) Vol 11, No 1: Januari 2023
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/j3eit.v11i1.63076

Abstract

Indonesia memiliki jenis tanah lunak yang tidak stabil untuk dibangun suatu infrastruktur di atasnya, maka dari itu diperlukan perbaikan struktur geoteknis tanah guna memadatkan dan menstabilkan tanah. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu dengan metode elektrokinetik, metode ini sangat mudah untuk diaplikasikan pada tanah. Metode elektrokinetik hanya membutuhkan elektroda, kabel, penjepit dan sumber listrik. Dalam tugas akhir ini akan dilakukan percobaan dengan menggunakan arus AC dan DC dengan variasi 3 besar arus yaitu 0,1 A, 0,15 A dan 0,2 A. Peneliti akan menganalisa pengaruh besar arus, pengaruh lama waktu pemberian arus dan pengaruh jenis arus. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan semakin besar arus yang digunakan maka semakin cepat lama waktu pengeringan kadar air dan jumlah kehilangan kadar air tanah juga semakin besar, arus AC terbukti lebih efektif daripada arus DC dikarenakan nilai pengurangan kadar air AC lebih besar, perbedaan pada bentuk akhir tanah memperlihatkan penggunaan arus AC tanah kering merata dan tanah memadat sedangkan arus DC tanah masih becek dan pengeringan tidak merata.
ANALISIS DEBIT ALIRAN PADA SUNGAI ALUVIAL BERDASARKAN DATA SUNGAI DI DUNIA - Firdaus; Hari Wibowo; Danang Gunarto
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 6, No 3 (2019): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2019
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (578.127 KB) | DOI: 10.26418/jelast.v6i3.38924

Abstract

Besarnya pengaruh debit model hidrologi penampang geometri, dinyatakan dengan hubungan regresi antara debit sungai (Q) tehadap unsur penampang geometri penampang basah meliputi luas (A), lebar (b), kedalaman (h) serta kemiringan muka air (S). Tujuan penelitian mendapatkan hubungan model matematika dengan persamaan regresi  pada debit aliran berdasaraan penampang sungai didasarkan data debit sungai di dunia. Cara pendekatan menggunakan model matematika persamaan regresi debit aliran berdasarkan penampang sungai. Hasil penelitin pada  debit aliran untuk negara Inggris dari analisa ini adalah Q = 2729 s0,5948 , negara Amerika dengan Q = 22,518 h2,5431 , negara Pakistan dengan Q = 0,4549 A0,9268  dan negara Portugal dengan Q = 254,46 v0,9904. Penampang sungai (A) merupakan faktor dominan yang berpengaruh terhadap debit aliran (Q). Sehingga menghasilkan nilai koefisien korelasi (R) yang berbeda. Dari keempat negara yang ditinjau antara debit dan luas penampang yaitu Inggris – Sungai Snake And Clearwater River, Amerika – Sungai Mississippi, Pakistan – Sungai Pakistan, Portugal – Sungai Portugal, didapatkan nilai koefisien korelasi yang terbesar yaitu Sungai Pakistan dengan R = 0,8398. Sedangkan koefisien korelasi yang terkecil yaitu Sungai Snake and Clearwater River dengan R = 0,7788.Kata Kunci: aliran, debit, penampang, Koefesien korelasi.
ANALISIS PENGARUH HUBUNGAN TATA GUNA LAHAN DENGAN DEBIT BANJIR PADA KAWASAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA BERBASIS GIS Meisy Artha Rahima Utami; - Kartini; Danang Gunarto
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 8, No 3 (2021): JeLAST EDISI DESEMBER 2021
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v8i3.51471

Abstract

Kawasan Universitas Tanjungpura terletak di pusat kota Pontianak, pada umumnya penggunaan lahan adalah perkantoran dan fasilitas pendidikan, dan beberapa infrastruktur lainnya. Tinjauan ini dimaksudkan untuk menghitung debit banjir yang mengalami rencana perubahan lahan berbasis data Geographics Information System (GIS) menggunakan ArcGIS 10.4. Metode perhitungan debit banjir pada penelitian ini menggunakan metode rasional. Dalam menentukan besaran intensitas curah hujan yang terjadi pada wilayah penelitian menggunakan metode mononobe. Peta tata guna lahan untuk kondisi saat ini menggunakan peta tata guna lahan Orthomosaic Untan 2020 dan peta tata guna lahan untuk kondisi rencana menggunakan peta lahan Masterplan Untan 2021.  Untuk kondisi lahan saat ini, diperoleh luas lahan terbuka 22,917 ha, perkerasan 14,951 ha, perkantoran 14,294 ha, hutan bervegetasi 9,482 ha, semak belukar 8,770 ha, taman 3,842 ha, kebun 0,120 ha  dan kondisi lahan rencana diperoleh luas lahan terbuka 29,440 ha, perkerasan 15,336 ha, taman 12,338 ha, perkantoran 11,045 ha, hutan bervegetasi 6,250 ha. Hasil analisis perhitungan debit banjir tertinggi untuk periode ulang 5 tahun berada pada segmen saluran S14 untuk lahan Orthomosaic Untan 2020 dan lahan Masterplan Untan 2021 diperoleh sebesar 2.950 m3/s dan 2.797 m3/s.Kata kunci : Debit Banjir, Geographics Information System, Tata Guna Lahan
ANALISA KOEFISIEN KEKASARAN SUNGAI DI PARIT NANAS PONTIANAK UTARA Zakius Nuri; Kartini -; Danang Gunarto
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 7, No 1 (2020): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI FEBRUARI 2020
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v7i1.40257

Abstract

Koefisien kekasaran sungai merupakan faktor yang sangat penting didalam  menentukan dimensi sungai, ketidak tepatan didalam penentuan faktor tersebut akan mempengaruhi hasil perencanaan dimensi saluran. Pada dasarnya nilai koefisien kekasaran sungai bervariasi,  hal ini tergantung kondisi sungai, bentuk penampang, kemiringan sungai,  vegetasi yang terdapat pada sungai serta dimensi sungai pada bagian hulu, tengah dan hilir. Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui nilai koefisen kekasaran (n) Manning  sungai di Parit Nanas, serta menjelaskan tentang deskripsi sungai pada lokasi pengukuran. Penelitian ini dilakukan pada 5 (lima) pias penampang sungai. Sungai yang diteliti dianggap saluran terbuka serta dipengaruhi pasang surut. Adapun metoda yang digunakan untuk menentukan nilai koefisien kekasaran (n) adalah  dengan persamaan Manning. Nilai rata-rata koefisien kekasaran (n) sungai  di Parit Nanas pada 5 (lima) pias penampang  yang dihitung dengan persamaan Manning adalah 0,10 , 0,060 , 0,13, 0,15  dan 0,19.  Nilai rata-rata koefisien kekasaran sungai di Parit Nanas  yaitu 0,13. Perbedaan nilai koefisien kekasaran (n) disebabkan sampah , vegetasi, lumpur yang cukup dalam,  kekeruhan  sehingga  menyebabkan nilai kekasaran (n)  lebih besar dari data sekunder untuk saluran alami.
ANALISIS KAPASITAS SALURAN DRAINASE SUNGAI NYIRIH KECAMATAN SELAKAU DENGAN APLIKASI HEC-RAS Nurhadi Nurhadi; Danang Gunarto; Umar Umar
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 9, No 4 (2022): JeLAST Desember 2022
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v9i4.60142

Abstract

Drainase merupakan suatu infrastruktur yang sangat penting dalam pengendalian banjir khususnya di kawasan perkotaan. Khususnya saluran drainase Sungai Nyirih yang berada di Kecamatan Selakau Kabupaten Sambas Kalimantan Barat. Daerah Kecamatan Selakau memiliki resiko yang sangat tinggi terhadap banjir Rob. Hal tersebut terjadi karena kawasannya memiliki topografi yang rendah, sehingga potensi drainase yang cukup kecil, daerahnya yang berada di pesisir pantai sangat dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kapasitas tampungan debit saluran mampu atau tidak menampung debit rencana dari curah hujan maksimum pada periode ulang 2,5,10 dan 20 tahun menggunakan pemodelan simulasi aliran hidrodinamik dengan program HEC-RAS. Pada penelitian ini menggunakan data primer berupa data penampang eksisting saluran dan data pasang surut. Sedangkan untuk data sekundernya, berupa data curah hujan harian maksimum stasiun Tebas tahun 2012-2021. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan menggunakan simulasi program HEC-RAS, pada kondisi pasang tertinggi tanpa hujan, elevasi muka air di stasiun sta. 0 + 000 sampai sta. 1 + 466,682 kapasitas penampang saluran sudah tidak mampu menampung debit dari pasang air laut dan curah hujan periode ulang tahunan yang membuat saluran penuh dan meluap sehingga menggenangi kawasan sekitar dengan tinggi 0,02 m – 0,4 m, dan di sta. 1 + 694.439 sampai sta. 2 + 073,878 kapasitas penampang saluran masih mampu menampung debit dari pasang air laut dan curah hujan periode ulang tahunan yang membuat saluran masih aman dari genangan.Kata kunci : banjir, pasang surut, drainase, hidrologi, hidrodinamika HEC-RAS
KAJIAN OPERASIONAL PINTU AIR DAERAH IRIGASI RAWA (D.I.R) PIMPINAN KOMPLEK PADA MUSIM HUJAN (RENDENG) (BLOK SUNGAI SERABEK, KABUPATEN SAMBAS) Fajar Rezky Novianto; - Umar; Danang Gunarto
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 8, No 2 (2021): JeLAST Juni 2021
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v8i2.49059

Abstract

Daerah Irigasi Rawa (D.I.R) Pimpinan Komplek (Blok Sungai Serabek, Kabupaten Sambas) dengan luas wilayah 2524,85 hektar dipengaruhi oleh hujan dan pasang surut air laut. Permasahan yang terjadi yaitu belum adanya pengaturan tata air agar dapat memenuhi kebutuhan air dan tidak berpengaruh pada produksi tanaman pertanian di daerah irigasi rawa. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan besarnya kebutuhan air yang dibutuhkan dan merancanakan operasional pintu air di Daerah Irigasi Rawa (D.I.R) Pimpinan Komplek (Blok Sungai Serabek, Kabupaten Sambas). Analisis data untuk mendapatkan besarnya kebutuhan air irigasi dengan menggunakan data hasil analisis curah hujan efektif dan evapotranspirasi serta analisis data pintu air (underflow) dengan menggunakan data hidrologi. Hasil analisis menunjukkan bahwa kebutuhan air irigasi pola tanam padi-padi dimulai awal pengolahan lahan pada awal bulan Januari maka perhitungan manual untuk kebutuhan air irigasi maksimum didapat sebesar 1,22 l/dt/ha sedangkan minimum didapat sebesar -0,80 l/dt/ha. Sedangkan hasil analisis operasional pintu air sebagai contoh pada perhitungan pintu air 2. Untuk muka air di bagian hulu setinggi 1,60 m dilakukan bukaan pintu setinggi 0,20 m sedangkan untuk muka air di bagian hulu setinggi 0,20 m dilakukan bukaan pintu setinggi 0,57 m yang berarti pada saat muka air di hulu tinggi maka dilakukan bukaan pintu air yang rendah. Kata kunci : Daerah irigasi rawa, Hidrologi, Kebutuhan air, Pintu air (underflow)
EVALUASI SISTEM DISTRIBUSI PDAM TIRTA DHARMA KECAMATAN BENGKAYANG KABUPATEN BENGKAYANG Mardianto Michinen; Eko Yulianto; Danang Gunarto
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 7, No 3 (2020): JURNAL MAHASISWA TEKNIK SIPIL EDISI DESEMBER 2020
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v7i3.43208

Abstract

Instalasi pengolahan air bersih di Kecamatan Bengkayang dikelola oleh Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Dharma. Dengan jumlah penduduk 33.434 jiwa, terbagi atas 2 kelurahan dan 4 desa tahun 2019. IPA eksisting melayani 2 kelurahan dengan jumlah terpakai sebesar 71,56 %. Dengan surplus air 28,44% Tujuan penelitian untuk mengetahui kebutuhan air bersih pada saat ini dan 20 tahun yang akan datang, mengevaluasi kebutuhan air bersih pada zona IPA, ukuran dimensi pipa menganalisa potensi menjadi daerah pengembangan, proyeksi penduduk  Arithmatic Rate of Growth Methode, Geometric Rate of Growth Methode, Least Square Rate of Growth Methode, menganalisa kebutuhan air domestik dan non domestik, analisa jaringan dilakukan menggunakan software Epanet 2.0. Didapatkan kebutuhan air pada jam puncak tahun 2019 dengan kebutuhan sebesar 88,26 liter/detik, tahun 2039 sebesar 204,42 liter/detik, untuk jaringan eksisting tahun 2019 sebesar 71,56 liter/detik dan tahun 2039 sebesar 168,81 liter/detik. Untuk distribusi tahun 2019 dilakukan pergantian jenis pipa dari pipa PVC menjadi pipa HPDE berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 122 Tahun 2015, pada tahun 2039 dilakukan penambahan pipa primer dengan diameter Ø500 mm, Ø400 mm, Ø350 mm. Untuk  pengembangan distribusi pada kawasan sekitar IPA dengan kapasitas awal dengan debit sebesar 100 liter/detik hanya digunakan hingga tahun 2029 dengan kapasitas 92,80 liter/detik.Kata Kunci : Evaluasi Sistem Distribusi, Instalasi Pengolahan Air, Jaringan Eksisting, software Epanet 2.0.
PENGEMBANGAN SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH DI KECAMATAN PONTIANAK UTARA Berlin Cristian; - Kartini; Danang Gunarto
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 8, No 2 (2021): JeLAST Juni 2021
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v8i2.48965

Abstract

Pengembangan wilayah di Pontianak Utara merupakan rencana untuk meratakan wilayah yang tertinggal di Kota Pontianak. Pendistribusian penduduk menyebabkan pembangunan hunian menjadi berkembang di Zona M yang mengakibatkan kebutuhan air bersih menjadi meningkat, sehingga menjadi faktor kekurangan kebutuhan air bersih. Hal ini ditandai dengan pendistribusian air belum merata pada kondisi eksisting. Tujuan penelitian ini melakukan analisis kebutuhan air bersih, analisis kondisi eksisting dan merencanakan pengembangan jaringan distribusi. Berdasarkan hasil perhitungan untuk kebutuhan air bersih pada jam puncak di Zona M tahun 2020 sebesar 91,17 liter/detik dan tahun 2040 sebesar 125,05 liter/detik. Hasil analisis kondisi eksisiting hidrolika perpipaan menunjukkan indikator tidak memenuhi persyaratan, terutama nilai pressure beberapa nodes masih < 10 m. Faktor penyebabnya adalah kehilangan air, kehilangan tekanan (unit headloss), umur pipa, jaringan distribusi yang rusak dan jalur pipa yang sudah berlumpur. Analisis dibantu dengan Program Epanet 2.2., dalam perbaikan kondisi eksisting dilakukan dengan cara  menambahkan pipa Ø200 mm jenis pipa HDPE secara paralel. Analisis pengembangan dilakukan 3 skenario yang berbeda, didapatkan skenario kedua merupakan pilihan terbaik karena kondisi jaringan tidak diubah melainkan menambahkan pipa secara paralel Ø200 mm jenis pipa HDPE dan menambah 1 pompa, menghasilkan nilai indikator yang memenuhi persyaratan sebesar, pressure 100%, velocity 57,46% dan unit headloss 97,76%. Kata kunci: Epanet 2.2., hidrolika, kondisi eksisting, skenario, Zona M.
EVALUASI SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI AIR BERSIH (STUDI KASUS DI KECAMATAN SEKADAU HILIR KABUPATEN SEKADAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT) Martinus Ahen; Azwa Nirmala; Danang Gunarto
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 9, No 1 (2022): JeLAST EDIS FEBRUARI 2022
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v9i1.52882

Abstract

PDAM Sirin Meragun Kecamatan Sekadau Hilir melayani Desa Sungai Ringin, Mungguk, Tanjung, dan Bokak Sebumbun. Jumlah penduduk terlayani tahun 2020 hanya sekitar 30% dari total jumlah penduduk 28.168 jiwa. Untuk mendukung tingkat pelayanan air bersih pada penelitian ini dilakukan analisis kondisi eksisting dan merencanakan perbaikan menggunakan software Epanet 2.0. Penelitian melalui tiga tahap, pertama menentukan jumlah penduduk dengan metode Aritmatika, Geometrik, dan Least Square. dan dipilih satu metode dengan nilai deviasi terkecil. Kedua menentukan kebutuhan air jam puncak tahun 2020 dan tahun 2040. Ketiga simulasi jaringan distribusi dengan empat kondisi. Satu, kondisi eksisting dengan kebutuhan air tahun 2020. Dua, kondisi alternatif perbaikan jaringan tahun 2020. Tiga, kondisi jaringan dengan kebutuhan air tahun 2040. dan Empat, kondisi alternatif perbaikan jaringan tahun 2040. Proyeksi jumlah penduduk menggunakan metode aritmatika. Kebutuhan air jam puncak tahun 2020 sebesar 82,075 liter/detik, dan tahun 2040 sebesar 128,567 liter/detik. Hasil analisa simulasi satu terdapat pipa tidak memenuhi standar izin unit headloss. Pada simulasi dua dilakukan perubahan dimensi sebagai alternatif perbaikan simulasi satu. Simulasi tiga terdapat pipa tidak memenuhi standar izin unit headloss dan pressure. Pada simulasi empat dilakukan perubahan dimensi dan penambahan jalur pipa sebagai alternatif perbaikan pada simulasi tiga.Kata Kunci : Epanet 2.0, Jaringan, Proyeksi, Simulasi.
KAJIAN PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH KECAMATAN TEBAS KABUPATEN SAMBAS Ahmad Afandi; Danang Gunarto; Azwa Nirmala
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 9, No 3 (2022): JELAST EDISI AGUSTUS 2022
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v9i3.57292

Abstract

Permasalahan terkait air bersih di Kecamatan Tebas adalah pendistribusian air oleh PDAM yang belum merata, dimana wilayah yang jauh dari IPA cenderung memilki tekanan sangat kecil. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis jumlah kebutuhan air dan menentukan diameter pipa distribusi primer saat ini hingga 20 mendatang. Tahapan analisis penelitian dimulai dengan analisis kebutuhan air bersih hingga 20 tahun mendatang berdasarkan proyeksi penduduk dengan metode Geometrik, Aritmatika dan Least Square. Analisis jaringan air bersih menggunakan Epanet 2.0 dengan empat simulasi. Simulasi 1, sesuai kondisi eksisting tahun 2022. Simulasi 2, dilakukan perbaikan jaringan eksisting. Simulasi 3, berdasarkan kebutuhan air tahun 2042. Simulasi 4, dilakukan perbaikan jaringan tahun 2042. Kebutuhan air bersih tahun 2022 sebesar 93,80 liter/detik dan tahun 2042 sebesar 102,29 liter/detik. Hasil simulasi 1, terdapat 72 nodes dengan pressure di bawah 10 m dan 2 pipa memiliki unit headloss di atas 5m/km. Simulasi 2, dilakukan perubahan dimensi dari Ø50 mm menjadi Ø75 mm pada pipa dengan unit headloss tinggi. Simulasi 3, terdapat 120 nodes dengan pressure di bawah 10 m. Simulasi 4, dilakukan perubahan dimensi dari Ø50 mm dan Ø75 mm menjadi Ø75 mm dan Ø100 mm pada pipa dengan unit headloss tinggi dan penggantian pompa dengan kapasitas menjadi 60 liter/detik