Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KONFLIK SOSIAL ANTARA PENGENDARA OJEK ONLINE DENGAN PENGENDARA OJEK PANGKALAN DI CURUG, KELURAHAN BOJONGSARI KOTA DEPOK Aprilyanti Pratiwi
Makna: Jurnal Kajian Komunikasi, Bahasa, dan Budaya Vol 2 No 1 (2017): MAKNA : Jurnal Kajian Komunikasi, Bahasa dan Budaya
Publisher : Fakultas Komunikasi, Sastra, dan Bahasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33558/makna.v2i1.782

Abstract

The phenomenon of online motorbike taxi versus ordinary motorbike taxi has become a new social conflict in Indonesian society. There is a disagreement between online motorbike taxi drivers and conventional motorbike taxi drivers. While conventional motorbike taxi drivers consider online motorbike drivers have taken their clients, the online motorbike taxi drivers do not think so. Online motorbike taxi drivers consider conventional motorbike taxi drivers as traditional people whom could not accept a new innovation. This new social conflict is interesting to be analysed because the problem is caused by the innovation. The purpose of this study is to understand how the social conflict between online motorbike taxi drivers with conventional motorbike taxi drivers in Depok, especially in the area of Curug, Bojongsari, Depok City. The method used in this research is descriptive qualitative with techniques data collection such as interviews, observation and document analysis. Interviews were conducted with three online taxibike and two ordinary taxibike. The results showed that the conflict is a group conflict between online motorbike taxi drivers and conventional motorbike taxi drivers. There is a competition between online motorbike taxi drivers and conventional motorbike taxi drivers. The latter feel threatened with the presence of online motorbike taxi drivers. This competition is not unresolved even enters a critical stage to the point it turned into a conflict.
GAYA KOMUNIKASI AHOK BERDASARKAN PERSPEKTIF KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA Aprilyanti Pratiwi
Avant Garde Vol 7, No 1 (2019): Avant Garde
Publisher : Fakultas Komunikasi & Desain Kreatif - Universitas Budi Luhur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36080/avg.v7i1.850

Abstract

2019 is the year of Ahok's return after serving a prison sentence of 2 years. It is still embedded in people's memories of how the character of Ahok as a leader is very different from the character of leaders in Indonesia. The purpose of this study is to analyze Ahok's communication style while serving as the Governor of DKI Jakarta in terms of the context of cross-cultural communication. The method used in this study is qualitative by analyzing online news that displays Ahok's communication style. In addition, this study also uses literature studies in the form of previous research literature that examines Ahok's communication style. The results showed that based on cross-cultural perspectives, Ahok as an official and or political elite used Low Context Culture (LCC) communication style. Ahok displays a communication style that is outspoken or to the point. He paid little attention to the value system. If he considers that other people wrong, then he does not hesitate to say it without caring what he expressed is contrary to the values adopted by the people of Indonesia. However, there are several Ahok communication styles that do not conform to the characteristics of the LCC, namely when speaking Ahok tends to use non-formal language with high voice intonation.
Pengelolaan Komunikasi Privasi Remaja Akhir Kepada Orang Tua Mengenai Hubungan Romantis Menuju Perilaku Seksual Rina Martina; Aprilyanti Pratiwi
INSANI Vol 9 No 1 (2022): INSANI
Publisher : STISIP Widuri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kualitas hubungan antara orang tua dengan anak akan berbeda disetiap keluarga, termasuk bagaimana cara menyampaikan informasi akan memengaruhi hubungan antara orang tua dengan anak. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis bagaimana seorang remaja akhir memilih dan mengelola batasan privasi kepada orang tua mengenai perilaku seksual. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Communication Privacy Management Theory (CPM), sebuah teori yang menggambarkan bahwa setiap individu membuat pilihan mengenai mengungkapkan atau tidak mengungkapkan suatu informasi yang sifatnya pribadi, karena setiap individu memiliki hak untuk mengatur akses keinformasi pribadi mereka. Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif dengan metode kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah wawancara semistruktur. Informan pada penelitian ini adalah remaja akhir di Kota Bogor. Hasil penelitian menunjukan bahwa remaja akhir dapat membentuk batasan privat mengenai ranah privasi perilaku seksual. Dengan demikian remaja akhir memiliki pengelolaan komunikasi privasi kepada orang tuanya, namun pada intinya remaja akhir memiliki pilihan ungkapan kepada orang tuanya, dan menyembunyikan informasi pribadi seperti perilaku seksual. Dalam melakukan pengungkapan diri remaja akhir cenderung tertutup kepada orang tua mengenai perilaku seksual dalam hubungan romantisnya dikarenakan remaja akhir memiliki keraguan, takut berdampak pada hubungan keluarganya, karena orang tua yang sudah memberikan kepercayaan kepada remaja akhir dan remaja akhir pun ingin menjaga kepercayaan orang tuanya agar tidak mengecewakan. Sedangkan remaja akhir terbuka kepada orang tua mengenai hubungan asmara dengan pasangannya karena orang tua tidak melarang hal tersebut.
Self Disclosure Pada Anak Korban Perceraian Melalui Tik Tok Safira Marsha Saputri; Aprilyanti Pratiwi
INSANI Vol 9 No 2 (2022): INSANI
Publisher : STISIP Widuri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perceraian merupakan berakhirnya hubungan antara suami dengan istri pada satu keluarga. Dalam hal ini anak korban perceraian melihat langsung orangtuanya bertengkar atau melakukan kekerasan fisik terhadap satu sama lain dalam pertengkaran yang berujung perceraian. Akibatnya anak korban perceraian khususnya pada remaja tahap madya terkadang sulit untuk melakukan self disclosure kepada orang lain. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui self disclosure pada anak korban perceraian melalui Tik Tok. Konsep yang digunakan pada penelitian ini yaitu self disclosure, anak korban perceraian, media sosial, dan remaja. Paradigma yang digunakan yaitu post-positivisme dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Unit analisisnya adalah individu, yaitu anak korban perceraian. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu melalui wawancara dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa anak korban perceraian melakukan self disclosure melalui Tik Tok dengan cara mengunggah video dengan musik sebagai instrumen latar yang membahas mengenai permasalahan keluarga yang sedang dihadapinya. Salah satu faktor yang mendorong anak korban perceraian melakukan self disclosure melalui Tik Tok yaitu karena Tik Tok dianggap media yang paling tepat dan respon yang didapat cenderung bersifat positif, sehingga hal ini dapat memberikan umpan balik yang baik dan self disclosure dapat tersampaikan dengan jelas.
Analisis Bauran Komunikasi Pemasaran Pada Kopi Kawa Devi Puspita Sari; Aprilyanti Pratiwi
INSANI Vol 10 No 1 (2023): INSANI
Publisher : STISIP Widuri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di era modern saat ini perkembangan pada bidang industri kuliner mengalami peningkatan, dengan meluasnya kehadiran coffee shop di berbagai wilayah Indonesia. Fenomena ini menjadikan sebuah peluang yang besar bagi pelaku bisnis, dengan hadirnya coffee shop menjadikan suatu kebiasaan baru pada masyarakat dan memberikan banyak pilihan terhadap produk yang akan dikonsumsi. Sehingga hal ini menjadi suatu persaingan ketat bagi pelaku usaha coffee shop untuk melakukan berbagai strategi untuk mempertahankan minat beli konsumen. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan bauran komunikasi pemasaran pada Kopi Kawa. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bauran komunikasi pemasaran Kopi Kawa. Konsep yang digunakan adalah komunikasi pemasaran dan bauran komunikasi pemasaran. Penelitian ini menggunakan paradigma post positivisme dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Adapun unit analisis adalah organisasi yang termasuk dalam skala besar yaitu coffee shop. Teknik pengambilan data dengan menggunakan wawancara dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data yaitu reduksi data, penyajian data dan penarik kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kopi Kawa menerapkan komunkasi pemasaran dengan menggabungkan delapan elemen bauran komunikasi pemasaran. Temuan lainnya mengungkapkan bahwa bauran komunikasi pemasaran yang paling dominan digunakan ialah promosi penjualan dan dari mulut ke mulut (word of mouth).