Teknologi yang semakin canggih menyebabkan kebutuhan manusia akan kecepatan data sangat tinggi untuk memberikan keseimbangan terhadap teknologi. Upaya untuk menunjang teknologi tersebut menggunakan teknologi Fiber to The Home (FTTH) sebagai transmisinya. Lokasi wilayah yang menggunakan teknologi FTTH tersebut berada di daerah Padalarang, Bandung Barat. Penelitian ini menganalisa serat optik dengan penggunaan splitter 1:8 melalui metode perhitungan Power Link Budget, pengukuran alat menggunakan Optical Power Meter (OPM), serta digunakan aplikasi simulasi Optisystem dan Google Earth. Hasil penelitian didapatkan receive sensitivity Power Link Budget sebesar -16,78 dBm untuk ODP dan -18,79 dBm untuk ONT. Terdapat selisih sebesar 9,18% antara hasil pengukuran dan perhitungan menggunakan metode Power Link Budget pada ODP, sebesar 7,5% antara pengukuran dan perhitungan menggunakan metode Power Link Budget pada ONT, sebesar 3,78% antara pengukuran dengan hasil simulasi Optisystem pada ODP, sebesar 1,97% antara pengukuran menggunakan OPM dengan hasil simulasi Optisystem pada ONT. Berdasarkan pemantauan kelayakan performansi jaringan yang dilakukan selama 2 minggu, didapatkan nilai rata-rata receive sensitivity untuk ODP sebesar -18,32 dBm. Pada ONT dilakukan pengukuran pada port 4,6, dan 8 di perangkat ODP menghasilkan nilai receive sensivity sebesar -19,35 dBm, -20,26 dBm, dan -20,95 dBm. Hal ini menunjukkan bahwa nilai telah memenuhi standar ITU-T G.984, yakni Pr lebih dari -27 dBm. Performansi jaringan Fiber to The Home yang dilakukan di daerah Padalarang, Bandung Barat sesuai PT. Telkom berdasarkan pengukuran yang dilakukan.