Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

THE EFFECT OF GENDER ON ELEMENTARY STUDENTS' MATHEMATICAL COMMUNICATION ABILITY Sri Winggowati; Wahyudin; Tatang Herman
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 9 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jcp.v9i2.4626

Abstract

Women are often considered more talkative than men. But is it true that women have better communication skills than men? This study aims to analyze and obtain an overview of students' mathematical communication skills or called Kemampuan Komunikasi Matematis (KKM) in Bahasa Indonesia based on gender differences in comparative material. The method in this research is ex-post facto. The subjects in this study were 6th grade students at an elementary school in the city of Bandung with a total of 27 boys and 35 girls. The research instrument used was a test of mathematical communication skills (KKM), which measures the ability to solve word problems on comparative material. Data analysis in this study to see the mean difference test between the scores of mathematical communication skills (KKM) based on gender. The results of this study concluded that there was no difference in the effect of gender (male and female) on mathematical communication skills (KKM). Women and men have the same potential to have mathematical communication skills while practicing and learning. The results of this study can be used as a basis for educators to train mathematical communication skills to students in elementary schools fairly. Perempuan kerap kali dianggap lebih cerewet dibanding laki-laki. Tapi benarkah bahwa perempuan memiliki kemampuan komunikasi matematis yangg lebih baik dibanding laki-laki? Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memperoleh gambaran tentang kemampuan komunikasi matematis(KKM) siswa berdasarkan perbedaan jenis kelamin pada materi perbandingan. Metode dalam penelitian ini adalah ex-post facto.Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas 6 di sebuah sekolah dasar di Kota Bandung dengan jumlah, 27 orang laki-laki dan 35 orang perempuan. Instrumen penelitian yang digunakan berupa soal tes kemampuan kemampuan komunikasi matematis (KKM), yang mengukur kemampuan menyelesaikan soal cerita pada materi perbandingan.Analisis data pada penelitian ini untuk melihat uji perbedaan rerata antara skor kemampuan komunikasi matematis (KKM) berdasarkan jenis kelamin.Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh jenis kelamin (laki-laki dan perempuan) terhadap kemampuan komunikasi matematis (KKM). Perempuan maupun laki-laki berpotensi yang sama besar memiliki kemampuan komunikasi matematis selama berlatih dan berusaha. Hasil penelitian ini dapat dijadiakan landasan bagi para pendidikan untuk melatihkan kemampuan komunikasi matematis secara adil kepada siswa di sekolah dasar.
Mathematics Learning during the Pandemic Era in Elementary School (Teacher's Perspective) Dwi Kurniasih; Wahyudin
International Conference on Elementary Education Vol. 4 No. 1 (2022): Proceedings The 4th International Conference on Elementary Education
Publisher : Elementary Education Study Program School of Postgraduate Studies Universitas Pendidikan Indonesia in collaboration with UPI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.821 KB)

Abstract

This research aimed to analyze and describe mathematics learning during the pandemic at the Elementary School (SD) level from the teacher's point of view. The research approach used was quantitative through survey methods. Data were collected by a questionnaire and analyzed by descriptive statistics. The research subjects consisted of 60 respondents who worked as elementary school teachers. The results showed that teaching materials, methods, media, and evaluation tools in teaching mathematics during the pandemic were quite varied. The types of complicated mathematics learning to teach were principled learning and problem solving, with the kind of error students often make a technical error (calculation procedure). The obstacles experienced by teachers include students who do not understand the material, limited time, limited parental assistance, and limited facilities and infrastructure. Referring to these obstacles, the teacher believed that to make mathematics learning effective, they need to explore the selection of methods and media, approach with parents, complete facilities and infrastructure, master technology, and time management.
Multilayer Perceptrons Dalam Memprediksi Kemenangan Pertandingan Sepak Bola UEFA EURO 2016 Alfaza Ranggana; Raymond Chandra Putra; Wahyudin
Digital Transformation Technology Vol. 3 No. 2 (2023): Artikel Periode September 2023
Publisher : Information Technology and Science(ITScience)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47709/digitech.v3i2.3123

Abstract

Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di dunia, tentunya, para penggemar menginginkan tim idola mereka untuk menang, namun seringkali prediksi mereka tidak didasari oleh data yang akurat. Maka dari itu, penelitian ini berguna dalam memprediksi kemenangan sepak bola terutama pada UEFA EURO 2016 dengan menggunakan data yang akurat, dan prediksi dilakukan menggunakan salah satu metode dalam Machine Learning, yaitu Jaringan saraf Tiruan. Pada Jaringan Saraf Tiruan, model yang digunakan adalah Multilayer Perceptrons (MLP) dengan pembelajaran menggunakan backpropagation, library Tensorflow.Keras digunakan dalam pembuatan model MLP. Data statistik tim pada pertandingan UEFA EURO 2016 dikumpulkan terlebih dahulu melalui situs resmi UEFA dan dilakukan eksplorasi terhadap data tersebut. Prediksi dapat dilakukan dengan Membuat model pertama kali dan dilakukan evaluasi menggunakan K-Fold Cross Validation dan menghasilkan akurasi sebesar 50-60%, setelah dilakukan optimasi terhadap learning rate, jumlah epoch, dan cara mengatasi overfitting, model baru berhasil dibuat. Model baru yang dibuat menghasilkan akurasi sebesar 90-95% setelah di evaluasi menggunakan K-Fold Cross Validation. Setelah mendapatkan model, prediksi dapat dilakukan menggunakan model tersebut dan setelah hasilnya keluar, akurasi prediksi didapat 75%. Model yang digunakan sehingga tercipta akurasi sebesar 75% itu dengan menggunakan model MLP 8-7-3, dimana terdapat delapan unit pada input layer, tujuh unit pada hidden layer, dan tiga unit pada output layer
Pengembangan Modul Sebagai Multimedia Pembelajaran Interaktif Dengan Model Discovery Learning Untuk Meningkatkan Kognitif Siswa Zsalzsa Puspa Alivia; Wahyudin; Muhamad Nursalman
Digital Transformation Technology Vol. 3 No. 2 (2023): Artikel Periode September 2023
Publisher : Information Technology and Science(ITScience)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47709/digitech.v3i2.3138

Abstract

Media pembelajaran yang dikembangkan dengan model pembelajaran yang tepat dapat membantu siswa lebih baik dalam memahami mata pelajaran. Model pembelajaran yang kurang efektif, peralatan dan media yang tidak tepat, antusiasme siswa menjadi latar belakang penelitian ini. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk: (1) Menghasilkan e-modul sebagai media pembelajaran interaktif dengan model pembelajaran discovery dalam mencetak mata kuliah desain grafis untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa. (2) Mengetahui kelayakan e-modul sebagai multimedia pembelajaran interaktif dengan model pembelajaran discovery untuk meningkatkan kemampuan kognitif siswa. Penelitian ini menggunakan ADDIE sebagai metode pengembangan dengan tahapan analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan evaluasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) E-modul sebagai multimedia pembelajaran interaktif dinyatakan baik dan layak digunakan dengan nilai persentase 90,8% termasuk kategori "Sangat Baik" oleh pakar media. (2) E-Modul sebagai multimedia interaktif dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa dengan nilai gain rata-rata 0,61 dengan kriteria efektivitas "Sedang". (3) Respon siswa terhadap penggunaan E-modul sebagai multimedia pembelajaran interaktif menunjukkan nilai persentase 96,2% dengan kategori "Sangat Baik".
Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Media Interaktif Aplikasi Lectora Inspire Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Vani Aprianto; Wahyudin
Digital Transformation Technology Vol. 3 No. 2 (2023): Artikel Periode September 2023
Publisher : Information Technology and Science(ITScience)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47709/digitech.v3i2.3191

Abstract

Peran Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam dunia pendidikan saat ini menuntut adanya sumber daya manusia yang melek teknologi. Teknologi yang berkembang menuntut adanya sebuah terobosan-terobosan baru, baik dalam hal manajemen sekolah maupun dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru, oleh karena itu proses pembelajaran harus menarik dan menyenangkan sehingga bisa memotivasi belajar siswa. Salah satu cara untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah melalui penggunaan media pembelajaran interaktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dengan menggunakan media interaktif aplikasi Lectora Inspire. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif eksperimen dengan desain penelitian One-Group PretestPosttest Design, dengan subjek siswa kelas X TKJ SMK Jagara tahun pelajaran 2022/2023 berjumlah 19 orang. Data dikumpulkan melalui angket dan observasi kemudian dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Dari hasil penelitian ini menunjukan bahwa media pembelajaran dengan aplikasi Lectora Inspire sangat membantu dalam meningkatkan motivasi belajar siswa dengan perolehan rata-rata total persentase angket respon siswa sebesar 73.67% dengan kategori menarik dan rata-rata total persentase teknik observasi siswa pada ranah afektif sebesar 80.37 predikat A- (sangat baik) dan ranah psikomotor sebesar 82.89 predikat A- (sangat baik). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran aplikasi Lectora Inspire dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Hypothetical Learning Trajectory in Place Value Concepts in Elementary School Ejen Jenal Mutaqin; Tatang Herman; Wahyudin; Neni Nadiroti Muslihah
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 12 No. 1 (2023): January
Publisher : Department of Mathematics Education Program IPI Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31980/mosharafa.v12i1.761

Abstract

Teori Piaget telah banyak berpengaruh terhadap desain pembelajaran. Pembelajaran yang berorientasi pada guru (teacher centere) berubah menjadi berorientasi pada siswa (student centere). Hal ini berarti bahwa faktor siswa menjadi hal yang utama dan harus diperhatikan dalam membuat suatu desain pembelajaran. Perumusan Hypothetical Learning Trajectory sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran sekaligus sebagai suatu tindakan antisipatif terhadap kemungkinan masalah yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran. Artikel ini menyajikan contoh perumusan Hypothetical Learning Trajectory untuk pembelajaran nilai tempat di kelas 1 sekolah dasar. Piaget's theory has had a lot of influence on learning design. Teacher-oriented learning (teacher center) changed to student-oriented (student center). This means that the student factor is the main thing and must be considered in making a learning design. Formulation of Hypothetical Learning Trajectory as a guideline for implementing learning as well as an anticipatory action against possible problems faced by students in the learning process. This article presents an example of the formulation of a Hypothetical Learning Trajectory for place-value learning in grade 1 elementary school.
RANCANG BANGUN MULTIMEDIA INTERAKTIF DENGAN MENERAPKAN MODEL PROBLEM-BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PROBLEM-SOLVING: RANCANG BANGUN MULTIMEDIA INTERAKTIF DENGAN MENERAPKAN MODEL PROBLEM-BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PROBLEM-SOLVING Johannes Alexander Putra; Enjang Ali Nurdin; Nusuki Syariati Fathimah; Wahyudin
bit-Tech Vol. 6 No. 3 (2024): bit-Tech
Publisher : Komunitas Dosen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32877/bt.v6i3.1207

Abstract

Informatics is intricately intertwined with the mastery of problem-solving. Within this discipline, one of the fundamental areas of study revolves around the concepts of branching and looping. During field studies, several student problems were identified, such as difficulty solving programming problems presented in the form of stories. This resulted in a lack of problem-solving skills among students when it comes to story problems. Additionally, there were issues with instructional media and less interactive teaching methods. The aim of this research is to design multimedia that implements a problem-based learning model to enhance students' problem-solving abilities. The research method used is Research and Development (R&D) with the ADDIE development model. The study involved 36 students from class X-B RPL at SMKN 1 Cimahi. The data obtained are as follows:  1) The development of interactive multimedia achieved an average score of 88. 2) There is an increase in students' problem-solving indicators, with an average pretest score of 40.13 rising to 68.38 in the posttest. Additionally, an N-Gain of 0.47 was obtained, with details as follows: understanding the problem at 0.60, devising a plan at  0.41, carrying out the plan at 0.35, and looking back at 0.34. The overall N-Gain falls within the moderate category. 3) The response to the multimedia is 83, categorized as excellent. The N-Gain results and multimedia assessment indicate that both the multimedia and this research achieved good outcomes.
THE EFFECT OF GENDER ON ELEMENTARY STUDENTS' MATHEMATICAL COMMUNICATION ABILITY Sri Winggowati; Wahyudin; Tatang Herman
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 9 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jcp.v9i2.4626

Abstract

Women are often considered more talkative than men. But is it true that women have better communication skills than men? This study aims to analyze and obtain an overview of students' mathematical communication skills or called Kemampuan Komunikasi Matematis (KKM) in Bahasa Indonesia based on gender differences in comparative material. The method in this research is ex-post facto. The subjects in this study were 6th grade students at an elementary school in the city of Bandung with a total of 27 boys and 35 girls. The research instrument used was a test of mathematical communication skills (KKM), which measures the ability to solve word problems on comparative material. Data analysis in this study to see the mean difference test between the scores of mathematical communication skills (KKM) based on gender. The results of this study concluded that there was no difference in the effect of gender (male and female) on mathematical communication skills (KKM). Women and men have the same potential to have mathematical communication skills while practicing and learning. The results of this study can be used as a basis for educators to train mathematical communication skills to students in elementary schools fairly. Perempuan kerap kali dianggap lebih cerewet dibanding laki-laki. Tapi benarkah bahwa perempuan memiliki kemampuan komunikasi matematis yangg lebih baik dibanding laki-laki? Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memperoleh gambaran tentang kemampuan komunikasi matematis(KKM) siswa berdasarkan perbedaan jenis kelamin pada materi perbandingan. Metode dalam penelitian ini adalah ex-post facto.Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas 6 di sebuah sekolah dasar di Kota Bandung dengan jumlah, 27 orang laki-laki dan 35 orang perempuan. Instrumen penelitian yang digunakan berupa soal tes kemampuan kemampuan komunikasi matematis (KKM), yang mengukur kemampuan menyelesaikan soal cerita pada materi perbandingan.Analisis data pada penelitian ini untuk melihat uji perbedaan rerata antara skor kemampuan komunikasi matematis (KKM) berdasarkan jenis kelamin.Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengaruh jenis kelamin (laki-laki dan perempuan) terhadap kemampuan komunikasi matematis (KKM). Perempuan maupun laki-laki berpotensi yang sama besar memiliki kemampuan komunikasi matematis selama berlatih dan berusaha. Hasil penelitian ini dapat dijadiakan landasan bagi para pendidikan untuk melatihkan kemampuan komunikasi matematis secara adil kepada siswa di sekolah dasar.
THE CONNECTION MATHEMATICAL SELF-EFFICACY AND MATHEMATICAL REASONING IN ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS Regha Regita TR; wahyudin
Jurnal Cakrawala Pendas Vol. 10 No. 4 (2024)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jcp.v10i4.10653

Abstract

This research aims to examine the connection between mathematical self-efficacy and mathematical reasoning in elementary school students. The research used a quantitative method with a pretest-posttest experimental design in one experimental group, consisting of 27 fourth-grade elementary school students. In addition, the designed intervention aims to increase students’ mathematical self-efficacy through training and activities for 2 weeks. The results show a significant increase in mathematical self-efficacy, with the average score increasing from 65.4 on the pretest to 78.2 on the posttest (t value = 6.87, p < 0.001). Students’ mathematical reasoning also demonstrate a significant increase, from an average score of 62.8 on the pretest to 74.5 on the posttest (t value = 5.93, p < 0.001). furthermore, the correlation analysis indicates a significant positive connection between changes in mathematical self-efficacy and mathematical reasoning, with a correlation value (r) of 0.68 and p-value <0.01. Based on the research results, it can be concluded that the increase in mathematical self-efficacy is closely related to the improvement in students’ mathematical reasoning abilities. Moreover, this research provides valuable insight for educators in designing more effective and holistic learning strategies, focusing on improving students’ psychological aspects in addition to cognitive aspects.
The Effectiveness of Problem-Based Learning and Direct Instruction Models in Enhancing Mathematical Understanding among Elementary School Students Rina Indriani; Wahyudin; Turmudi
Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika Vol. 12 No. 4 (2023): October
Publisher : Department of Mathematics Education Program IPI Garut

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31980/mosharafa.v12i4.1201

Abstract

Penelitian ini memfokuskan pada perbandingan pengaruh Problem Based Learning (PBL) dan Direct Instruction (DI) terhadap kemampuan pemahaman matematis peserta didik, dengan mempertimbangkan tingkat minat belajar mereka. Desain faktorial 3x2 digunakan, menggabungkan tingkat minat belajar (rendah, sedang, tinggi) dengan model pembelajaran (PBL dan DI). Hasil analisis menunjukkan perbedaan signifikan antara kedua metode pembelajaran, dengan interaksi antara metode dan tingkat minat peserta didik memengaruhi peningkatan pemahaman matematis. Peserta didik dengan minat tinggi cenderung mengalami peningkatan yang lebih signifikan. Temuan ini menekankan pentingnya responsif dan diferensiatif dalam pendekatan pembelajaran matematika, sesuai dengan kebutuhan individual peserta didik. Implikasi praktisnya adalah penyesuaian metode pembelajaran untuk mencapai hasil optimal. Studi ini memperkaya pemahaman tentang hubungan kompleks antara metode pembelajaran, minat belajar, dan pemahaman matematis. This study investigates the comparative impact of Problem-Based Learning (PBL) and Direct Instruction (DI) on students' mathematical understanding, considering their levels of interest in learning. A 3x2 factorial design was employed, incorporating varying levels of learning interest (low, medium, high) and learning models (PBL and DI). Statistical analysis reveals significant distinctions between the two instructional approaches, with the interaction between method and students' interest levels influencing improvements in mathematical understanding. Notably, students with high interest tend to demonstrate more substantial advancements. These findings underscore the importance of adapting instructional strategies to accommodate individualized student needs in mathematics education. The practical implication suggests tailoring teaching methods to optimize educational outcomes. This research enhances our understanding of the intricate dynamics among instructional methods, student interest, and mathematical comprehension.