Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

ANALISIS FINANSIAL USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DENGAN METODE LONGLINE DI DESA KALIUDA KECAMATAN PAHUNGA LODU KABUPATEN SUMBA TIMUR H. K. Marak; Sunadji Sunadji; Chaterina A. Paulus
Jurnal Akuatik Vol 1 No 1 (2018): Jurnal Aquatik
Publisher : Nusa Cendana University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.429 KB)

Abstract

Abstract - This study aims to determine the feasibility of seaweed cultivation with longline method in Kaliuda village, Subdistrictof PahungaLodu, East Sumba Regency.This research used interview method.Determination of the population in this study is the coastal communities who settled in the village Kaliuda work as farmers seaweed cultivation. The samples using proportional random sampling method by taking a sample of 20% of the total target population comprised 156 farmers cultivating seaweed by the longline method. Thus, the number of farmers are taken to be the respondent as many as 30 people.In this study using business analysis. Business analysis method consists of business income analysis, Benefit Cost Ratio (R/C) Analysis, Break Event Point Analysis (BEP), Payback Period (PP) Analysis. These results indicated that the cultivation of seaweed with longline methods in the village Kaliuda experiencing gains and deserves to be continued as a business.Revenue (TR) 8.427.333IDR/ year, total cost (TC) 5.125.200IDR/year has a profit of 3.302.133 IDR. Analysis of Benefit Cost Ratio (R/C) 2, Break Event Point Analysis (BEP) 512.5 kg and (BEP) 10,000IDR, Payback Period (PP) Analysis 1,6. Keywords: Financial, aquaculture, seaweed, Eucheuma cottonii, longline
JENIS DAN KELIMPAHAN MIKROPLASTIK PADA KOLOM PERMUKAAN AIR DI PERAIRAN TELUK KUPANG Febriani Astika Kapo; Lumban N. L. Toruan; Chaterina A. Paulus
Jurnal Bahari Papadak Vol 1 No 1 (2020): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (635.856 KB)

Abstract

Abstrak-Jumlah dari keberadaan sampah laut semakin meningkat. Sekitar 60 - 80% sampah laut terdiri dari sampah plastik. Sampah plastik yang berakhir di laut memiliki berbagai ukuran salah satunya adalah mikroplastik yang berukuran < 5 mm. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi jenis dan warna mikroplastik pada saat pasang dan surut, mengetahui persentase dan kelimpahan dari jenis dan warna mikroplastik pada saat pasang dan surut Pengambilan sampel mikroplastik dilaksanakan pada tanggal 12-13 November 2019, pada 10 lokasi di Perairan Teluk Kupang menggunakan manta net dengan ukuran mata jaring 150 µm. Penghancuran bahan organik dari sampel dengan menggunakan larutan H2O2 30% yang didiamkan selama tujuh hari. Sampel kemudian disaring dan dipisahkan dari mikroplastik menggunakan larutan NaCl (1,202 g/ml). Identifikasi mikroplastik dengan menggunakan stereo mikroskop dengan perbesaran 20x dan 40x dan untuk membedakan partikel mikroplastik dengan partikel lainnya menggunakan metode Hot Needle Test. Hasil jenis mikroplastik yang ditemukan di beberapa lokasi pada saat pasang dan surut adalah jenis fiber, fragmen, film dan foam. Warna mikroplastik yang ditemukan adalah warna hitam, putih, merah, biru dan hijau. Kelimpahan mikroplastik tertinggi secara keseluruhan didominasi jenis fiber saat pasang (0,0902 partikel/l) dan saat surut (0,0669 partikel/l). Kelimpahan mikroplastik terendah secara keseluruhan adalah jenis foam pada saat pasang (0,0009 partikel/l) dan saat surut (0,0001 partikel/l). Warna mikroplastik tertinggi yang ditemukan secara keseluruhan didominasi oleh warna hitam, baik pada saat pasang (38,02%) maupun saat surut (49,25%), sedangkan yang terendah adalah warna hijau yag ditemukan pada saat pasang (2,36%) dan saat surut (3,02%). Kata kunci: Sampah Laut, Mikroplastik, Tipe, Kelimpahan, Pasang Surut. Abstract - The amount of marine litter is increasing. About 60 - 80% of marine litter consists of plastic waste. Plastic waste that ends in the sea has a variety of sizes, one of which is microplastic measuring < 5 mm. The purpose of this study was to identify the types and colors of microplastic at high tide and tide, to know the percentage and abundance of microplastic types and colors at high tide and low tide Sampling microplastics was carried out on 12-13 November 2019, at 10 locations in Kupang Bay waters using manta net with 150 µm mesh size. Destruction of organic matter from the sample using 30% H2O2 solution which was left to stand for seven days. The sample was then filtered and separated from the microplastic using NaCl solution (density 1,202 g/ml). Microplastics identification using a stereo microscope with 20x and 40x magnification and to distinguish microplastic particles from other particles using the Hot Needle Test method. The results of microplastic types found in several locations during high tide and low tide were fibers, fragments, films, and foam. Microplastic colors found were black, white, red, blue and green. The highest overall microplastic abundance was dominated by fiber type at high tide (0.0902 particles/l) and at low tide (0.0669 particles/l). The lowest overall microplastic abundance is foam type at high tide (0,0009 particles/l) and at low tide (0,0001 particles/l). The highest microplastic color found overall was dominated by black at high tide (38.02%) and at low tide (49.25%), while the lowest was green which was found at high tide (2.36%) and at low tide (3.02%). Keywords: Marine Litter, Microplastics, Type, Abundance, Tides.
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PENGELOLAAN PERIKANAN TANGKAP BERBASIS EKOSISTEM PADA DOMAIN SOSIAL DAN DOMAIN EKONOMI DI KECAMATAN KAKULUK MESAK KABUPATEN BELU Valenthine Edelani Lake; Chaterina A. Paulus; Kiik G. Sine
Jurnal Bahari Papadak Vol 1 No 1 (2020): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (573.629 KB)

Abstract

Abstrak - Pengelolaan perikanan dengan pendekatan ekosistem atau yang dikenal dengan Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM) bertujuan untuk mengelola perikanan secara terpadu dan berkelanjutan. Dalam EAFM terdapat enam domain perikanan yang digunakan untuk mengidentifikasi status pengelolaan perikanan. Penelitian ini menggunakan dua domain perikanan yakni domain sosial dan domain ekonomi. Setiap domain baik sosial maupun ekonomi memiliki masing-masing tiga indikator penilaian. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap pengelolaan perikanan berbasis pendekatan ekosistem dari domain sosial dan domain ekonomi di Kecamatan Kakuluk Mesak, Kabupaten Belu. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September tahun 2019. Metode pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis rasio tabungan dan penilaian skala likert ordinal serta penggolongan nilai indeks komposit model bendera. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap pengelolaan perikanan tangkap pada domain sosial di lokasi penelitian berada pada status sedang dengan nilai agregat sebesar 180.1, hal ini disebabkan oleh kurangnya partisipasi dari pemangku kepentingan dan pemanfaatan pengetahuan lokal dalam pengelolaan sumberdaya ikan. Pada domain ekonomi, persepsi masyarakat terhadap pengelolaan perikanan tangkap pada berada pada status baik sekali dengan nilai agregat sebesar 261.5, hal ini disebabkan oleh hampir semua nelayan memiliki nilai saving ratio yang tinggi. Kata Kunci : Persepsi Masyarakat, EAFM, Domain Sosial, Domain Ekonomi, Belu Abstract - Fisheries management with an ecosystem approach or known as the Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM) aims to manage integrated and sustainable fisheries. In the EAFM there are six fisheries domains that are used to identify the status of fisheries management. This study uses two fisheries domains, namely the social domain and the economic domain. Each social and economic domain has each of the three assessment indicators. The purpose of this study was to determine community perceptions of fisheries management based on ecosystem approaches from the social domain and economic domain in Kakuluk Mesak, Belu Regency. The research was conducted in June to September 2019. Data collection methods using interview, observation and documentation techniques. Data were analyzed using the savings ratio analysis and ordinal scale assessment as well as classification of the composite model index values. The results showed that the community perception of capture fisheries management in the social domain in the study location was at moderate status with an aggregate value of 180.1, this was due to the lack of participation from stakeholders and the use of local knowledge in the management of fish resources. In the economic domain, community perceptions of capture fisheries management are in very good status with an aggregate value of 261.5, this is due to almost all fishermen having a high saving ratio value. Keywords : Community Perception, EAFM, Social Domain, Economic Domain, Belu.
PENGARUH UMPAN ALAMI DAN UMPAN BUATAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN MENGGUNAKAN PANCING LAYANG-LAYANG DI PERAIRAN KABUPATEN MALAKA Maria Gaudensia Bano; Yahyah .; Chaterina A. Paulus
Jurnal Bahari Papadak Vol 1 No 1 (2020): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (443.789 KB)

Abstract

Abstrak - Salah satu sumberdaya perikanan ekonomis penting yang dihasilkan oleh perairan Rainawe adalah ikan cendro (Tylosurus sp) yang dikenal dengan nama lokal sebagai ikan Manuk. Alat tangkap yang umum digunakan untuk menangkap ikan cendro ialah jaring insang permukaan, jaring insang hanyut dan pancing tonda; tetapi pancing layang-layang lebih mudah dioperasikan dan menjadi populer di Kabupaten Malaka. Keberhasilan menangkap ikan dengan pancing layang-layang sangat bergantung pada ketersediaan umpan alami dan umpan buatan. Umpan alami dan umpan buatan hanya digunakan pada bagan saat musim tertentu, hal ini berarti bahwa pancing layang-layang tidak dapat dioperasikan sepanjang waktu setiap bulan.Penelitian ini menggunakan umpan alami dan umpan buatan untuk mengetahui pengaruh terhadap hasil tangkapan pancing layang-layang.Penelitian ini telah dilakukan di perairan Kabupaten Malaka, dengan menggunakan metode eksperimental. Dua jenis umpan yang digunakan, yaitu umpan alami ikan tembang (Sardinella sp) dan umpan buatan yang berupa ikan berbahan karet. Analisis data menggunakan uji t. Hasil tangkapan selama penelitian berjumlah 28 individu ikan Cendro yang terdiri dari 21 individu hasil tertangkap dengan umpan alami dan 7 individu hasil tertangkap dengan umpan buatan. Hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan umpan alami tidak berbeda nyata dengan umpan buatan pada pancing layang-layang untuk menangkap ikan cendro di perairan Kabupaten Malaka. Kata Kunci : Pancing Layang-Layang, Umpan Alami, Umpan Buatan, Kabupaten Malaka Abstract - One of the important economical fisheries resources produced by Rainawe waters is cendro fish (Tylosurus sp), known locally as Manuk fish. Common fishing tools used to catch Cendro fish are surface gill nets, drift gill nets and trolling fishing rods; but kite fishing is easier to operate and has become popular in the district of Malacca.The success of catching fish with kite fishing is very dependent on the availability of natural and artificial baits. Natural bait and artificial bait are only used on charts during certain seasons, which means that kite fishing cannot be operated all the time every month. This study uses natural bait and artificial bait to find out the effect on the catches of kite fishing.This research has been carried out in the waters of Malacca regency, using experimental methods. Two types of bait are used, namely natural bait Tembang fish (Sardinella sp) and artificial bait in the form of fish made from rubber. Data analysis using t test. Catches during the study were 28 Cendro fish consisting of 21 caught by natural bait and 7 caught by artificial bait. The results of the analysis showed that the use of natural bait was not significantly different from the artificial bait on kite fishing to catch cendro fish in the waters of Malacca regency. Keywords : Kite Fishing, Natural Bait, Artificial Bait, Malaka Regency
SEBARAN JENIS SAMPAH LAUT DAN DAMPAKNYA TERHADAP KEPADATAN POPULASI DAN KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTOS PADA KAWASAN EKOWISATA MANGROVE DI PESISIR KELURAHAN OESAPA BARAT, KOTA KUPANG Chaterina A. Paulus; Lady Cindy Soewarlan; Aludin Al Ayubi
Jurnal Bahari Papadak Vol 1 No 2 (2020): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (687.901 KB)

Abstract

Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran jenis sampah laut dan dampaknya terhadap kepadatan populasi dan keanekaragaman makrozoobentos pada kawasan ekowisata mangrove di Kelurahan Oesapa Barat, Kota Kupang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik survey dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menemukan 7 jenis sampah laut yang tersebar di kawasan ekowisata mangrove, dengan nilai rata-rata komposisi jenis dan total kepadatan tertinggi terdapat sampah plastik yaitu dengan nilai rata-rata komposisi sebesar 55,556% dengan kepadatan 2,233 item/m. Makrozoobentos yang ditemukan sebanyak 13 spesies makrozoobentos yakni Nerita lineata, Centhium lutusum, Chicoreus capucinus, Cassidula nucleus, Clypeomorus batillariaeformis, Clypomerus pelucida, Cerithidae cingulate, Cerithium Cordium, Crassostrea cucullata, Anadara granossa, Coenobita brevimanus, Macrophtalimus hoscii dan jenis Metapenaus ensis dengan nilai kepadatan populasi berkisar antara 26-33 ind/m² atau berada pada kategori rendah dan nilai keanekaragamannya berkisar antara 1.457-2.207. Kata Kunci: Sebaran Sampah, Kepadatan, Keanekaragaman, Makrozoobentos, Mangrove.
KAJIAN JENIS, KEPADATAN DAN KEANEKARAGAMAN MAKROZOOBENTOS DI OESAPA BARAT KOTA KUPANG Etheldreda Emilie Suban Raya Riantoby; Chaterina A. Paulus; Aludin Al Ayubi
Jurnal Bahari Papadak Vol 2 No 2 (2021): Jurnal Bahari Papadak
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.649 KB)

Abstract

Abstrak – Makrozoobentos merupakan salah satu biota laut yang menetap di dasar perairan dan lebih sensitif terhadap gangguan lingkungan. Perubahan jenis, kepadatan dan keanekaragaman komunitas makrozoobentos terutama infauna merupakan respon dari akibat adanya bahan pencemar pada sedimen yang berasal dari aktivitas antropogenik. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jenis, kepadatan dan keanekaragaman makrozoobentos di sekitar lokasi ekowisata mangrove Oesapa Barat, Kota Kupang. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dan kuantitatif. Sampel makrozoobentos diambil pada 3 transek yang terdiri dari 3 plot pengamatan pada masing-masing transek dengan ukuran plot 2 meter x 2 meter. Analisis data menggunakan formula Indeks keanekaragaman Shanon-Winner dan perhitungan kepadatan populasi makrozoobentos dihitung dengan menghitung jumlah kepadatan individu yang dilakukan per satuan luas area pengambilan sampel. Hasil penelitian menemukan sebanyak 7 jenis makrozoobentos dengan nilai komposisi jenis tertinggi pada Nerita lineata sebesar 23,74%, dan terendah pada jenis Macrophtalimus hoscii sebesar 2,33%. Nilai kepadatan populasi makrozoobentos pada transek I dan II sebesar 6 ind/m² dengan nilai indeks keanakeragaman transek I sebesar 0,353 dan transek II nilai indeks keanakeragaman sebesar 0,354, sedangkan nilai kepadatan populasi transek III sebesar 10 ind/m² dengan nilai indeks keanekeragaman sebesar 0,357. Kata Kunci: Makrozoobentos, Komposisi Jenis, Kepadatan populasi, Indeks Keanekaragaman. Abstract – Macrozoobenthos is one of the marine biotas that resides at the bottom of the waters and is more sensitive to environmental disturbances. Changes in the type, density, and diversity of macrozoobenthic communities, especially infauna, are a response to the presence of contaminants in sediments originating from anthropogenic activities. The purpose of this study was to determine the type, density, and diversity of macrozoobenthos around the Oesapa Barat mangrove ecotourism site, in Kupang City. The methods used are qualitative and quantitative. Macrozoobenthos samples were taken from 3 transects consisting of 3 observation plots on each transect with a plot size of 2 meters x 2 meters. Data analysis used the Shannon-Winner diversity index formula and the calculation of macrozoobenthos population density was calculated by calculating the number of individual densities per unit area of the sampling area. The study's results found 7 species of macrozoobenthos with the highest species composition value in Nerita lineata of 23.74%, and the lowest in Macrophtalimus hoscii of 2.33%. The population density value of macrozoobenthos on transects I and II was 6 ind/m² with a diversity index value of for transect I 0.353 and for transect II a diversity index value of 0.354. In comparison, the population density value for transect III was 10 ind/m² with a diversity index value of 0.357. Keywords: Macrozoobenthos, Species Composition, Population Density, Diversity Index.