Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

IDENTIFIKASI PENGGUNAAN OBAT TRADISIONAL CINA PADA PEMBELI DI TOKO OBAT CINA SEKITAR PASAR 16 ILIR PALEMBANG TEDI TEDI; FADLY FADLY; DAHLIA DAHLIA
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 12 No 2 (2017): JPP Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (436.636 KB)

Abstract

Obat Tradisional Cina sudah banyak beredar di masyarakat Indonesia dan dikenal sebagai obat yang mempunyai efek yang cepat serta khasiat yang manjur dalam pengobatan.Fakta yang beredar tentang obat tradisional Cina yang terdaftar dan tidak terdaftar ataupun tentang efek samping penggunaan obat tradisional menurunkan kewaspadaan masyarakat. Oleh sebab itu, penulis melakukan penelitian tentang identifikasi penggunaan obat tradisional cina pada pembeli di toko obat cina sekitar pasar 16 ilir Palembang, dengan tujuan mengetahui penggunaan obat untuk jenis penyakit apa, jenis sediaan yang digunakan, waktu penggunaan obat, karakteristik pembeli, dan alasan penggunaan obat pada pembeli.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang dilakukan dengan cara menghitung presentase penggunaan obat tradisional cina berdasarkan data-data yang diinginkan. Data diperoleh melalui kuisioner yang telah dibuat oleh peneliti yang akan diberikan dan diisi langsung oleh responden.Berdasarkan hasil identifikasi penggunaan obat tradisional cina penggunaan obat terbanyak pada jenis penyakit kulit dengan persentase 40%, jenis sediaan yang digunakan yaitu serbuk dengan persentase 22%, untuk penggunaan obat terbanyak responden menggunakan hanya pada saat sakit saja dengan persentase 73%, kemudian karakteristik pembeli yaitu pada tingkat pendidikan SMA, berusia rata-rata 17-27 tahun, dan penghasilan dibawah Rp1.000.000,00, dan alasan penggunaan terbanyak yaitu karena obat tradisional cina berkhasiat cepat dan aman. Dapat disimpulkan bahwa obat tradisional Cina sebagian besar digunakan pada jenis penyakit kulit dengan jenis sediaan serbuk yang digunakan hanya pada saat sakit saja dan dapat digunakan oleh semua kalangan dengan alasan penggunaan karena memiliki khasiat yang lebih cepat dibandingkan dengan obat modern.
Hubungan Program Germas Terhadap Kebiasaan Hidup Masyarakat Yang Telah dan Belum Mendapatkan Sosialisasi di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Sukarame Palembang Tedi Tedi; Fadly Fadly; Ridho R
JPP JURNAL KESEHATAN POLTEKKES PALEMBANG Vol 13 No 1 (2018): JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes Palembang)
Publisher : POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.141 KB) | DOI: 10.36086/jpp.v13i1.77

Abstract

Perubahan pola penyakit yang disebut dengan transisi epidemiologi menggeser perhatian kesehatan Indonesia kepada penyakit tidak menular. Pemerintah menyusun Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) sebagai wujud dari nawa cita Presiden RI. Program Germas mengedepankan upaya preventif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif dengan tiga indikator fokus Germas. Aktivitas fisik setiap hari, mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari dan memeriksa kesehatan secara berkala. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat hubungan program germas terhadap kebiasaan hidup masyarakat yang telah/belum mengetahui atau mendapatkan sosialisasi program germas. Penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional, penelitian ini dilakukan di Puskesmas yang terdapat di Kecamatan Sukarame Palembang yang dilakukan pada bulan Maret sampai Juni 2018. Data diuji dengan chi square dengan analisis cross tab menggunakan aplikasi analisa statistik. Hasil uji menunjukan bahwa nilai Assymp sig pearson’s chi square sebesar 0.034 yang artinya bahwa Ho ditolak sehingga dapat diartikan ada hubungan antara program germas terhadap kebiasaan hidup masyarakat yang telah dan belum mendapatkan sosialisasi di wilayah kerja puskesmas Kecamatan Sukarame Palembang secara signifikan. Program Germas berhubungan secara signifikan terhadap kebiasaan hidup masyarakat yang telah/belum mengetahui atau mendapatkan sosialisasi program germas.
KELOMPOK MASYARAKAT DESA PIPA PUTIH, BERTANAM KELOR DAN MENIRAN SERTA MANFAATNYA UNTUK KESEHATAN MASA PANDEMI COVID-19 Sonlimar Mangunsong; fadly fadly; Vera Astuti
ABDIKEMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 1 Juni (2021): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat (ABDIKEMAS)
Publisher : PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (802.114 KB) | DOI: 10.36086/j.abdikemas.v3i1.850

Abstract

Empowerment community has been carried out through planting Kelor and Meniran to be used as health food during the Covid 19 pandemic. The implementation was carried out in Village of Pipa Putih, RT 6, Ogan Ilir, South Sumatera. It is 30 km from the city of Palembang, a collaboration partner with the Palembang Health Polytechnic. Using two plots of land owned by the residents village of Pipa Putih, the implementing groups are PKK Cadres and the Office Pipa Putih . Provide farming equipment and garden fences. Provide Kelor dan Meniran seeds obtained from nurseries, then given to partner groups to be planted and maintained for 2 months Monitoring was carried out every week on the activities of growing Kelor dan Meniran. The results obtained are Kelor dan Meniran plants can be harvested after 1.5 months of cultivation. The harvest can be processed into healthy food in the form of agar pudding, bandrek, cendol, chips and noodles made from Kelor dan Meniran. Evaluation took from the increase in knowledge, attitudes and behaviors that have been realized in community service planting Kelor dan Meniran. The theme of this activity was followed up by making the superior ready-to-eat product of cadre levels PKK Pipa Putih and at the coverage village.
PEMBERDAYAAN DAN PENDAMPINGAN KELOMPOK KADER DESA PIPA PUTIH, BERTANAM KELOR DAN MENIRAN SERTA PEMBUATAN MAKANAN OLAHAN UNTUK KESEHATAN Sonlimar Mangunsong; Fadly Fadly; Vera Astuti
ABDIKEMAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 3 No 2 Desember (2021): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (ABDIKEMAS)
Publisher : PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT, POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN PALEMBANG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (718.723 KB) | DOI: 10.36086/j.abdikemas.v3i2 Desember.1069

Abstract

Continuing Empowerment community has been carried out through planting Kelor and Meniran to be used as health food during the Covid 19 pandemic. The implementation was carried out in Village of Pipa Putih, RT 6, Ogan Ilir, South Sumatera. It is 30 km from the city of Palembang, a collaboration partner with the Palembang Health Polytechnic. Using two plots of land owned by the residents village of Pipa Putih, the implementing groups are PKK Cadres and the Office Pipa Putih . Provide farming equipment and garden fences. Provide Kelor dan Meniran seeds obtained from nurseries, then given to partner groups to be planted and maintained for 2 months Monitoring was carried out every week on the activities of growing Kelor dan Meniran. The results obtained are Kelor dan Meniran plants.The harvest can be processed into healthy food in the form of agar pudding, bandrek, cendol, chips and noodles made from Kelor dan Meniran. Evaluation took from the increase in knowledge, attitudes and behaviors that have been realized in community service planting kelor and meniran. The theme of this activity was followed up by making the superior ready-to-eat product of cadre levels PKK Pipa Putih and at the coverage village.
Formulasi dan Evaluasi Spray Gel Anti Jerawat Ekstrak Kayu Secang (Caesalpinia sappan L.) dengan Variasi Konsentrasicarbopol 940 Sebagai Gelling Agent Dewi Marlina; Fadly Fadly; Zafira Fathya
Jurnal Kesehatan Farmasi Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.858 KB) | DOI: 10.36086/jkpharm.v3i2.899

Abstract

Latar Belakang : Spray gel merupakan bentuk pengembangan sediaan gel. Salah satu komponen yang perlu diperhatikan dalam memfomulasikan sediaan spray gel adalah konsentrasi pembentuk gel yaitu carbopol 940 yang merupakan polimer pembe ntuk gel yang sering digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi carbopol 940 yang dapat menghasilkan spray gel yang stabil dan memenuhi persyaratan dengan zat aktif kayu secang (Caesalpinia sappan L.) yang berfungsi sebagai anti jerawat. Metode : Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, dengan esktrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.) sebagai zat aktif yang diformulasikan dalam sediaan spray gel dengan memvariasikan konsentrasi carbopol 940. Konsentrasi zat aktif yang digunakan dalam setiap formula adalah 1% serta konsentrasi carbopol 940 sebesar 0,4% pada formula I, 0,5% pada formula II dan 0,6% pada formula III. Kemudian dilakukan evaluasi sediaan pada suhu kamar dan uji dipercepat (cycling test) meliputi pH, viskositas, homogenitas, daya sebar, kondisi semprotan, warna, bau, dan iritasi kulit. Hasil : Berdasarkan hasil yang didapat, pH dan daya sebar sediaan pada kedua uji penyimpanan suhu kamar maupun uji dipercepat (cycling test) mengalami kenaikan namun masih memenuhi syarat. Ditinjau dari homogenitas, kondisi semprotan, warna, bau, dan iritasi kulit semua formula stabil dan memenuhi syarat selama penyimpanan suhu kamar dan uji dipercepat (cycling test). Adapun formula yang paling optimal adalah formula I dengan konsentrasi carbopol 940 sebesar 0,4%. Kesimpulan : Ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.) dapat diformulasikan menjadi sediaan spray gel yang stabil dan memenuhi syarat. Formula yang paling optimal dengan konsentrasi carbopol 940 sebesar 0,4%. Kata Kunci : Anti Jerawat, Spray Gel, Kayu Secang, Carbopol 940, Gelling Agent ABSTRACT Background : Spray gel is a form of development of gel preparations. One of the components that need to be considered in formulating spray gel preparations is the concentration of gelling agent, namely carbopol 940 which is a gelling polymer that is often used. This study aims to determine the concentration of carbopol 940 which can produce a stable spray gel and meet the requirements with the active substance of sappan wood (Caesalpinia sappan L.) which functions as an anti-acne. Methods : This study used an experimental method, with sappan wood extract (Caesalpinia sappan L.) as the active substance formulated in spray gel preparations by varying the concentration of carbopol 940. The concentration of the active substance used in each formula was 1% and the concentration of carbopol 940 was 0,4% in formula I, 0,5% in formula II and 0,6% in formula III. Then the preparation was evaluated at room temperature and accelerated test (cycling test) including pH, viscosity, homogeneity, dispersion, spray conditions, color, odor, and skin irritation. Results : Based on the results obtained, the pH and dispersion of the preparation in both the room temperature storage test and the cycling test increased but still met the requirements. In terms of homogeneity, spray conditions, color, odor, and skin irritation, all formulas were stable and met the requirements during storage at room temperature and accelerated test (cycling test). The most optimal formula is formula I with carbopol 940 concentration of 0,4%. Conclusion : Secang wood extract (Caesalpinia sappan L.) can be formulated into a spray gel preparation that is stable and meets the requirements. The most optimal formula with carbopol 940 concentration of 0,4%. Keywords : Anti Acne, Spray gel, Sappan Wood, Carbopol 940, Gelling Agent
Formulasi Masker Gel Peel-Off Ekstrak Kulit Petai (Parkia Speciosa Hassk.) Dengan Variasi Pva Sebagai Gelling Agent Dewi Marlina; Fadly Fadly; Dhiny Zsa Zsa Aulia
Jurnal Kesehatan Farmasi Vol 3, No 1 (2021)
Publisher : Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (628.81 KB) | DOI: 10.36086/jpharm.v3i1.902

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Masker gel peel-off adalah sediaan transparan atau semi transparan yang dapat langsung digunakan pada kulit wajah. Namun dalam pembuatan sediaan gel sering didapat sediaan yang tidak stabil yang ditandai dengan adanya pemucatan warna atau munculnya warna, timbul bau, perubahan, atau pemisahan fase, sineresis, perubahan konsistensi, terbentuknya gas dan perubahan fisik lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi PVA yang optimal untuk menghasilkan masker gel peel-off yang stabil dan memenuhi syarat. Masker gel peel-off dibuat menggunakan zat aktif ekstrak kulit petai (Parkia speciosa Hassk.) dengan kandungan flavonoid dan polifenol yang berupa senyawa tannin sebagai antioksidan. Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, dimana ekstrak kental kulit petai diformulasikan menjadi sediaan masker gel peel-off dengan variasi konsentrasi PVA. Konsentrasi zat aktif yakni 3,8% dan variasi konsentrasi PVA yang digunakan adalah 12%, 13%, dan 14%. Kemudian dilakukan evaluasi sediaan pada suhu kamar dan uji dipercepat (cycling test) meliputi pH, homogenitas, daya sebar, waktu mengering, swelling/sineresis, iritasi kulit, warna, dan bau. Hasil: Rendemen sebesar 6,53%. Berdasarkan hasil yang didapat, pH sediaan pada kedua uji penyimpanan mengalami kenaikan. Ditinjau dari daya sebar, waktu mengering, swelling/sineresis, iritasi kulit, warna, dan bau seluruh formula memenuhi syarat selama penyimpanan suhu kamar maupun cycling test. Adapun formula yang paling optimal adalah formula II dengan konsentrasi PVA 13% Kesimpulan: Ekstrak kental kulit petai dengan persentase kadar 3,8% dapat diformulasikan menjadi masker gel peel-off yang stabil dan memenuhi syarat. Formula yang paling optimal adalah formula II dengan variasi PVA 13%. Kata Kunci: Masker Gel Peel-Off, Kulit Petai, Gelling Agent, PVA. ABSTRACT Background: Peel-off gel mask is a transparent or semi-transparent preparation that can be used directly on facial skin. However, in the manufacture of gel preparations, unstable preparations are often found which is characterized by the presence of discoloration or appearance of color, the appearance of odors, changes or phase separation, syneresis, changes in consistency, formation of gases and other physical changes. This study aims to determine the optimal concentration of PVA to produce a gel mask peel-off that is stable and meets the requirements. The peel-off gel mask is made using the active ingredient of petai skin extract Which contains flavonoids and polyphenols in the form of tannin compounds as antioxidants. Methods: This study used an experimental method, in which the thick extract of petai skin Was formulated into a peel-off gel mask with various concentrations of PVA. The concentration of the active substance was 3.8% and the variation in the concentration of PVA used was 12%, 13%, and 14%. Then performed an evaluation of the preparation at room temperature and an accelerated test (cycling test) including pH, homogeneity, dispersibility, drying time, swelling/syneresis, skin irritation, color, and odor. Result: The yield was 6.53%. Based on the results obtained, the pH of the preparation in the two storage tests increased. Judging from the dispersibility, drying time, swelling/ syneresis, skin irritation, color, and odor, all formulas meet the requirements during room temperature storage and cycling test. The most optimal formula is formula II with a concentration of 13% PVA. Conclusion: The thick extract of petai skin With a percentage level of 3.8% can be formulated into a stable and eligible peel-off gel mask. The most optimal formula is formula II with a variation of 13% PVA. Keywords: Peel-Off Gel Mask, Petai Skin, Gelling Agent, PVA.
Formulasi Tablet Dari Ekstrak Etanol Kulit Kacang Tanah (Arachis Hypogeae L.) Fadly Fadly; Dewi Marlina; Mar'atus Sholikhah; Cendi Elsa Karin
Jurnal Kesehatan Farmasi Vol 4, No 1 (2022)
Publisher : Jurusan Farmasi, Poltekkes Kemenkes Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (546.995 KB) | DOI: 10.36086/jpharm.v4i1.1224

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang: Kulit kacang tanah (Arachis hypogeae L.) hanya dianggap sebagai limbah dimasyarakat. Tetapi sebenarnya Kulit kacang tanah dapat dimanfaatkan, karena pada dosis 300mg/kgBB memiliki efek penurunan kolesterol terhadap tikus Sprague Dawley. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan ekstrak kental kulit kacang tanah sebagai sediaan tablet yang stabil secara fisik. Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Ekstrak kulit kacang tanah diperoleh dengan cara maserasi dengan pelarut etanol 70%, kemudian didestilasi vakum hingga didapat ekstrak kental. Diformulasikan dalam tiga formula dengan variasi konsentrasi bahan pengikat gelatin antara lain 1%, 3%, dan 5% dengan cara granulasi basah. Kemudian dilakukan evaluasi sediaan. Hasil: Hasil evaluasi menunjukkan bahwa uji keseragaman bobot, keseragaman ukuran, kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur menunjukkan bahwa ketiga formula menghasilkan tablet yang memenuhi syarat. Kecuali waktu hancur pada formula II dan formula III. Kesimpulan: Tablet ekstrak kulit kacang tanah dengan bahan pengikat gelatin 1% pada formula I dapat diformulasikan sebagai sediaan tablet yang stabil dan memenuhi persyaratan uji mutu fisik tablet. Kata Kunci: Tablet, kulit kacang tanah, granulasi ABSTRACT Background: Peanut shells (Arachis hypogeae L.) are only considered as waste in society. But actually peanut shells can be used, because at a dose of 300mg/kgBB it has a cholesterol-lowering effect on Sprague Dawley rats. This study aims to formulate a thick extract of peanut shell as a tablet preparation that is physically stable. Methods: This study used an experimental method. Peanut shell extract was obtained by maceration with 70% ethanol solvent, then vacuum distilled to obtain a thick extract. Formulated in three formulas with varying concentrations of gelatin binder, including 1%, 3%, and 5% by wet granulation. Then do the evaluation of the preparation. Results: The evaluation results showed that the weight uniformity test, size uniformity, hardness, friability, and disintegration time showed that the three formulas produced tablets that met the requirements. Except the disintegration time in formula II and formula III. Conclusion: Peanut shell extract tablets with 1% gelatin binder in formula I can be formulated as stable tablet preparations and meet the requirements of tablet physical quality test. Keywords: Tablet, peanut skin, granulation