Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ROLE OF DICTION ON THE PRACTICALITY OF THE EDUCATION MODULE ISLAMIC RELIGION WITH ANTI-RADICALISM AND TERRORISM NUANCES Febrina Riska Putri; Syahrizal Syahrizal; Weni Yulastri
Bahasa: Jurnal Keilmuan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 2, No 3 (2020)
Publisher : ppjbsip

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.648 KB) | DOI: 10.26499/bahasa.v2i3.3

Abstract

Modules can be used independently in learning by students. The Antiradicalism and Terrorism Islamic Religious Education Module is a module intended for PGRI West Sumatra teacher and tertiary high school students, specifically and specifically for students throughout Indonesia who need learning resources in Islamic Religious Education lectures at General Higher Education. This module is expected to assist students in studying Islamic Religious Education courses, according to the material needed in the module so that it can be used in real life in the midst of society. The module is a module that is easily made by students because the module is a learning tool that students can use independently in learning. This module is well equipped to meet Indonesian grammar, in this case the choice of words or diction used is important to support the practicality of student understanding. Based on the results of using the usage module, this module has been approved practically. This is inseparable from the important role of grammar and data choices or diction used.AbstrakModul dapat digunakan secara mandiri dalam pembelajaran oleh siswa. Modul Pendidikan Agama Islam Antiradikalisme dan Terorisme adalah modul yang diperuntukkan bagi guru dan siswa SMA PGRI Sumatera Barat, secara khusus dan khusus bagi siswa di seluruh Indonesia yang membutuhkan sumber belajar dalam perkuliahan Pendidikan Agama Islam di Perguruan Tinggi Umum. Modul ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam mempelajari mata kuliah Pendidikan Agama Islam, sesuai dengan materi yang dibutuhkan dalam modul agar dapat digunakan dalam kehidupan nyata di tengah-tengah masyarakat. Modul merupakan modul yang mudah dibuat oleh siswa karena modul merupakan sarana pembelajaran yang dapat digunakan siswa secara mandiri dalam pembelajaran. Modul ini dilengkapi dengan baik untuk memenuhi tata bahasa Indonesia, dalam hal ini pemilihan kata atau diksi yang digunakan penting untuk mendukung kepraktisan pemahaman siswa. Berdasarkan hasil penggunaan modul penggunaan, modul ini telah disetujui secara praktis. Hal ini tidak terlepas dari peran penting tata bahasa dan pilihan data atau diksi yang digunakan
PENINGKATAN PEMAHAMAN TENTANG PENTINGNYA PENDIDIKAN TINGGI BAGI SISWA MAN PADUSUNAN KOTA PARIAMAN Armalena Armalena; Syahrizal Syahrizal; Yuherman Yuherman; Asril Asril
Menara Pengabdian Vol. 1 No. 1 (2021): Vol. 1 No. 1 Juni 2021
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.62 KB) | DOI: 10.31869/jmp.v1i1.2704

Abstract

Gagasan untuk melakukan PPM dengan tema peningkatan pemahaman tentang pentingnya pendidikan tinggi mula muncul adalah karena pada umumnya sekolah di bawah naungan Kementerian Agama Republik Indonesia ditemui masih sangat jarang melakukan dan memberikan motivasi-motivasi dan strategi terkait melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tingi umum. Oleh karena itu, ide ini dimunculkan mengingat dan menyadari betapa pentingnya menyentuh kesadaran siswa untuk dapat memotivasi dirinya sendiri khususnya pada MAN Padusunan Kota Pariaman agar bisa berkompetisi memasuki perguruan tinggi umum khususnya perguruan tinggi terkenal. Sejalan dengan itu, ditambah lagi kondisi pandemi covid-19 yang membatasi aktivitas siswa sehingga pembelajaran tidak sesuai dengan harapan. Di samping itu, permaslahan ekonomi orang tua siswa yang semakin sulit ketika keadaan pandemi covid-19 terjadi. Pada akumulasi persoalannya yaitu menurunnya minat siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi. Ini menjadi persoalan serius.  Untuk keluar dari keterpurukan ini penting dilaksanakan penyuluhan, pelatihan dan workshop bagi siswa MAN Padusunan Kota Pariaman.Metode kegiatan dilakukan dengan cara penyadaran/peningkatan pemahaman terhadap suatu masalah dalam hal ini motivasi melanjutkan pendidikan ke jenjang pedidikan tinggi. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yang bersifat “bottom up”, dimana perencanaan tindakan diupayakan menjawab permasalahan dan kebutuhan mitra dan dilakukan secara intensif dan partisipatif.  Tahapan yang dilakukan secara umum adalah sebagai berikut: (1) Analisis kebutuhan. (2) Rencana kerja. (3) Pelaksanaan kegiatan. (4) Evaluasi.Sebagai tolok ukur keberhasilan pelatihan adalah dengan melihat banyaknya peserta pelatihan yang mengikutinya dan tingkat keseriusannya. Semula ditargetkan sebagai peserta sebanyak 60 orang, akan tetapi yang hadir berjumlah 104 orang. Dengan demikian, penyuluhan ini diikuti 104 peserta dari berbagai macam jurusan yaitu jurusan IPA, IPS dan Keagamaan.. Antusias peserta dalam mengikuti kegiatan pelatihan ini sangat baik, ini terbukti dengan jumlah kehadiran peserta yang selalu penuh dan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir. Luaran dari kegiatan PPM ini adalah berupa jasa dan diterbitkan di koran online serta jurnal pengabdianKata Kunci: pemahaman, pendidikan tinggi, MAN