Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Edukasi dan Pelatihan tentang Inspiratory Muscle Training pada Penderita PPOK Astika Handayani; Wulan Sari Purba
Madaniya Vol. 3 No. 3 (2022)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53696/27214834.251

Abstract

Edukasi merupakan bagian penting dalam pemahaman individu akan penyakit paru kronik serta latihan fisik telah terbukti membantu meningkatkan kondisi fisik dan psikologis pasien dengan penyakit paru kronik. Salah satu latihan fisik yang dapat dilakukan yaitu inspiratory muscle training dengan menggunakan alat incentive spirometer. Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pasien PPOK tentang inspiratory muscle training di Poli Klinik Rumah Sakit Tentara TK IV 01.07.01 Pematangsiantar. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan dengan metode ceramah, diskusi, tanya jawab dan pelatihan. Hasil pengabdian ini menunjukkan bahwa sebelum diberikan edukasi, pasien PPOK yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 2 orang (10%) dan setelah diberikan edukasi, mayoritas pasien PPOK yaitu 19 orang (95%) memiliki pengetahuan yang baik. Kesimpulan dari kegiatan ini bahwa edukasi dan latihan inspiratory muscle training dapat meningkatkan pengetahuan pasien PPOK.
EDUKASI KESEHATAN TENTANG PENANGANAN PERTAMA KEGAWATAN LUKA BAKAR PADA MASYARAKAT DI HUTA III KABUPATEN SIMALUNGUN Nabilah Siregar; Wulan Sari Purba; Astika Handayani
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2023): Volume 4 Nomor 1 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i2.12202

Abstract

Luka bakar merupakan salah satu kondisi gawat darurat yang sering terjadi di masyarakat. Dampak yang dapat dialami akibat luka bakar seperti masalah gangguan cairan dan elektrolit tubuh, nyeri dan rasa tidak nyaman pada area luka, sesak nafas akibat menghirup udara panas yang lama, gangguan gerak fisik yang disebabkan oleh luka pada area persendian, infeksi pada luka, gangguan harga diri akibat kondisi luka atau bekas luka, bahkan kematian jika tidak segera mendapat pertolongan yang cepat dan tepat. Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat yaitu melalui edukasi kesehatan. Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang penanganan pertama kegawatan luka bakar. Metode kegiatan yang ditempuh meliputi pre test, ceramah dengan media audiovisual, pemberian leaflet, dan post test. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon. Kegiatan ini dihadiri 30 orang masyarakat. Hasil analisa data diperoleh peningkatan pengetahuan masyarakat tentang penanganan pertama kegawatan luka bakar dari 28 orang (93,3%) dengan pengetahuan kurang dan 2 orang (6,7%) dengan pengetahuan cukup menjadi 30 orang (100%) dengan pengetahuan baik, serta didapatkan bahwa edukasi kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat (p= 0,000). Selanjutnya diperlukan evaluasi yang berkelanjutan tentang penanganan pertama kasus kegawatdaruratan di masyarakat dan pemberian edukasi atau pelatihan oleh petugas kesehatan termasuk peran serta Perguruan Tinggi Kesehatan dalam bentuk Pengabdian Kepada Masyarakat.
PENGARUH INSPIRATORY MUSCLE TRAINING TERHADAP STATUS RESPIRASI PADA PENYAKIT PARU OBSTUKTIF KRONIK WULAN SARI PURBA; ASTIKA HANDAYANI
Jurnal Ilmu Keperawatan Vol 10 No 2 (2021): Al-Asalmiya Nursing: Jurnal Ilmu Keperawatan (Journal of Nursing Sciences)
Publisher : STIKes Al-Insyirah Pekanbaru

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.59 KB) | DOI: 10.35328/keperawatan.v10i2.2095

Abstract

Chronic obstructive pulmonary disease (COPD) is a chronic lung disease characterized air flow resistance in the airways that are progressive non-reversible or partially reversible. Pulmonary rehabilitation is a comprehensive, multidisciplinary treatment that has been shown to be beneficial for people with COPD. Inspiratory muscle training is a breathing exercise with low intensity loads to increase lung expansion and inspiratory muscle strength performed in COPD patients. The purpose of this study was to identify the effect of inspiratory muscle training on respiration status in patients with chronic obstructive pulmonary disease. The design of this study was a quasi-experimental design with a non equivalent control group design. The sample of the study was 46 patients with stable COPD who were outpatient at the Army Hospital TK IV 01.07.01 Pematangsiantar, with a total of 46 people divided into two groups, 23 people in the intervention group and 23 in the control group. The results showed that there was an effect before and after inspiratory muscle training on respiratory frequency with p = 0,014 and there was an effect before and after inspiratory muscle training on oxygen saturation p = 0,001.It can be concluded that inspiratory muscle training using incentive spirometer has been shown to reduce symptoms of shortness of breath and increase oxygen saturation in stable COPD patients.
Upaya Peningkatan Pengetahuan Keluarga Tentang Stroke dan Perawatan Paska Stroke di Rumah Wulan Sari Purba; Julianto Julianto; Astika Handayani
Madaniya Vol. 4 No. 3 (2023)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53696/27214834.524

Abstract

Stroke menyebabkan kecatatan permanen yang berdampak tergantungnya pasien stroke kepada keluarga. Pengetahuan keluarga yang kurang memadai tentang perawatan stroke dirumah berdampak pada keparahan penyakit dan beban bagi caregiver keluarga. Tujuan kegiatan pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan pengetahuan keluarga tentang stroke dan perawatan penderita stroke di rumah. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Tentara TK IV 01.07.01 Pematangsiantar. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu ceramah, diskusi dan tanya jawab. Hasil pengabdian ini menunjukkan bahwa sebelum diberikan edukasi, keluarga yang memiliki tingkat pengetahuan baik sebanyak 4 orang (26.7%) dan setelah diberikan edukasi, mayoritas keluarga yaitu 13 orang (86.7 %) memiliki pengetahuan yang baik. Kesimpulan dari kegiatan ini bahwa edukasi kesehatan tentang stroke dan perawatan paska stroke di rumah dapat meningkatkan pengetahuan keluarga dalam merawat penderita paska stroke sehingga pemulihan penderita meningkat secara optimal.
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PENANGANAN PERTAMA LUKA BAKAR DI KABUPATEN SIMALUNGUN Siregar, Nabilah; Purba, Wulan Sari; Handayani, Astika
Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol. 1 No. 2 (2023): Volume 1 Nomor 2 Tahun 2023
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jiik.v1i2.13337

Abstract

Luka bakar merupakan salah satu jenis cedera yang dapat terjadi di mana saja dan kapan saja. Penanganan pertama yang cepat dan tepat yang dibutuhkan untuk mencegah peningkatan angka morbiditas dan mortalitas akibat luka bakar. penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan orang tua tentang penanganan pertama luka bakar di Kabupaten Simalungun. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 45 orang. Hasil penelitian didapatkan bahwa mayoritas responden berusia 26-35 tahun sebanyak 31 orang (68,9%), memiliki pendidikan terakhir SMA sebanyak 23 orang (51,1%), tidak bekerja sebanyak 20 orang (44,4%), dan memiliki pengetahuan kurang tentang penanganan pertama luka bakar sebanyak 28 orang (62,2%). Oleh karena itu diharapkan petugas kesehatan di puskesmas setempat dapat melakukan upaya dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penanganan pertama luka bakar melalui program edukasi kesehatan atau pelatihan terkait penanganan pertama pada luka bakar
Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Sasaran Keselamatan Pasien Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tentara TK IV 01.07.01 Pematangsiantar Handayani, Astika; Devi Fitriani, Arifah
Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI) Vol 9, No 2 (2025): Jurnal Manajemen dan Administrasi Rumah Sakit Indonesia (MARSI)
Publisher : LPPM Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/marsi.v9i2.6085

Abstract

Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman. Upaya peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di rumah sakit merupakan sebuah gerakan universal. Perbaikan pada kualitas pelayanan seharusnya sejalan dengan meningkatnya keselamatan pasien dengan penerapan sasaran keselamatan pasien dan meminimalkan terjadinya insiden. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pengetahuan, sikap, motivasi, supervisi dan fasilitas rumah sakit terhadap penerapan sasaran keselamatan pasien di Ruang Rawat Inap di Rumah Sakit Tentara TK IV 01.07.01 Pematangsiantar. Desain penelitian ini adalah observasional analitik dengan rancangan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 72 perawat yang bertugas di Ruang Rawat Inap dengan tehnik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Tehnik pengumpulan data dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner pengetahuan, sikap, motivasi, supervisi dan fasilitas rumah sakit. Analisa data pada penelitian ini menggunakan uji chi-square dan analisa data multivariat dengan menggunakan uji Regresi Linear Berganda. Berdasarkan hasil analisis bivariat didapatkan bahwa terdapat pengaruh pengetahuan (p- value=0,000), sikap (p-value=0,001, motivasi (p-value=0,003), supervisi (p-value=0,000) dan fasilitas rumah sakit (p-value=0,000) terhadap penerapan sasaran keselamatan pasien. Berdasarkan hasil analisis multivariat didapatkan faktor paling dominan berpengaruh terhadap penerapan sasaran keselamatan pasien adalah supervisi dengan nilai standardized coefficient Beta=0,316. Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Motivasi, Supervisi, Fasilitas RS, Sasaran Keselamatan Pasien Abstract Hospital patient safety is a system which hospitals make nursing care patient safe. Efforts to improve the quality of service and patient safety in hospitals are a universal movement. Improvements in service quality should be in line with increasing patient safety by implementing patient safety goals and minimizing incidents. This study aims to analyze the effect of knowledge, attitudes, motivation, supervision and hospital facilities on the implementation of patient safety targets in the Inpatient Room at the Army Hospital TK IV 01.07.01 Pematangsiantar. The design of this research is observational analytic with a cross sectional design. The sample in this study was 72 nurses who served in the Inpatient Room using a purposive sampling technique. Data collection techniques using instruments in the form of questionnaires on knowledge, attitudes, motivation, supervision and hospital facilities. Data analysis in this study used the chi- square test and multivariate data analysis using the Multiple Linear Regression test. Based on the results of bivariate analysis, it was found that there was an effect of knowledge (p-value=0.000), attitude (p-value=0.001, motivation (p-value=0.003), supervision (p- value=0.000) and hospital facilities (p-value = 0.000) on the implementation of patient safety goals. Based on the results of multivariate analysis, it was found that the most dominant factor influencing the implementation of patient safety targets was supervision with a standardized coefficient value of Beta = 0.316. Keywords: Knowledge, Attitude, Motivation, Supervision, Hospital Facilities, Patient Safety Goals
Implementasi Kegel Exercise Terhadap Penurunan Inkontinensia Urine pada Lansia di UPT Yansos Tunarungu, Wicara Dan Lanjut Usia Sitopu, Ayunda Nestari; Handayani, Astika
Science: Indonesian Journal of Science Vol. 2 No. 1 (2025)
Publisher : LPPI Yayasan Almahmudi bin Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/science.v2i1.308

Abstract

Inkontinensia urine adalah ketidakmampuan menahan buang air kecil yang umum terjadi pada lansia di atas 60 tahun. Menurut National Association for Incontinence (2025), sekitar 200 juta orang di dunia mengalami inkontinensia urine, dengan 46 juta di antaranya adalah lansia. Salah satu penanganan non-farmakologis untuk menurunkan inkontinensia urine adalah kegel exercise, yang bertujuan menguatkan otot dasar panggul untuk meningkatkan kontrol terhadap pengeluaran urine. Penelitian deskriptif dengan desain studi kasus dilakukan pada dua klien lansia di UPT Yansos Tuna Rungu, Wicara, dan Lanjut Usia Pematangsiantar. Pada klien 1 dilakukan tanggal 22-26 April 2025 sedangkan pada klien 2 tanggal 26-30 Mei 2025. Instrumen yang digunakan meliputi format pengkajian keperawatan gerontik, SOP Kegel exercise, lembar observasi dan lembar informed consent. Setelah 5 hari pelaksanaan kegel exercise, terdapat penurunan gejala inkontinensia urine dan frekuensi buang air kecil (BAK) pada klien yaitu Tn. H menurun dari 12 x/hari menjadi 8 x/hari, dan pada Tn. S dari 20 x/hari menjadi 14 x/hari. Penurunan ini menunjukkan adanya perbaikan dalam kontrol terhadap pengeluaran urine. kegel exercise efektif untuk menurunkan gejala inkontinensia urine pada lansia. Dapat dijadikan sebagai intervensi mandiri keperawatan oleh petugas dalam melakukan latihan kegel exercise pada lansia
Penerapan Teknik Refleksi Pijat Kaki Untuk Menurunkan Kadar Glukosa Darah pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II  di Rumah Sakit Tentara TK IV 01.07.01 Pematangsiantar Hanim, Amy Shakilla; Handayani, Astika
World Health Digital Journal Vol. 1 No. 4 (2025)
Publisher : Institute of Advanced Knowledge and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.69693/wolgitj.v1i4.43

Abstract

Diabetes Melitus (DM) adalah penyakit kronis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin secara efektif. Efek terapi refleksi pijat kaki dapat menpercepat pemanfaatan glukosa sehingga menurunkan kadar gula dalam darah. Tujuan dari penerapan teknik refleksi pijat kaki untuk menurunkan kadar gula darah. Metode: Penelitian kuantitatif dengan desain penelitian deskriptif melalui pendekatan studi kasus pada klien dengan DM tipe 2 di Rumah Sakit Tentara TK IV/01.07.01 Pematangsiantar. Penelitian klien 1 dilakukan tanggal 15-17 mei 2025 dan  klien 2 tanggal 21-23 mei 2025. Instrumen yang digunakan meliputi format pengkajian keperawatan medikal bedah, SOP teknik refleksi pijat kaki, lembar observasi, dan lembar informed consent. Hasil: Setelah dilakukan teknik refleksi pijat kaki selama 3 hari berturut-turut dengan tindakan dilakukan satu kali dalam sehari selama 30 menit didapatkan hasil pada klien 1 GDS 324 mg/dl menjadi GDS 306 mg/dl dan klien 2 GDS 259 mg/dl menjadi GDS 197 mg/dl. Kesimpulan: Penerapan terapi refleksi pijat kaki efektif menurunkan kadar gula darah pada klien DM tipe 2 Saran: Peneliti menyarankan kepada keluarga klien, perawat, rumah sakit dan institusi pendidikan untuk dapat menerapkan refleksi pijat kaki secara mandiri untuk menurunkan kadar gula darah
Impact of Health Education about Stroke Pre-Hospital Emergency Treatment on Family Knowledge in Puskesmas Kartini Pematangsiantar Region Siregar, Nabilah; Damanik, Derma Wani; Handayani, Astika
Jurnal Kesehatan Holistic Vol. 7 No. 2 (2023): Jurnal Kesehatan Holistic Volume 7/ Nomor 2/ Juli 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan RS Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33377/jkh.v7i2.166

Abstract

Introduction: Stroke was the second leading cause of death in the world from 2000 to 2019, reached 11% of total deaths. Delay in pre-hospital treatment of stroke patients can lead to a reduced proportion of patients receiving recanalization therapy. Lack of family knowledge can cause families to seek help late when an attack occurs, the severity of the disease, repeated strokes even to death. Objective: This study aims to determine the effect of health education about pre-hospital stroke management on the knowledge of families of stroke sufferers in the area of ?? Kartini Public Health Center, Pematangsiantar City. Method: The research sample were 40 family members of stroke sufferers. The sampling technique was purposive sampling. Data analy used the Wilcoxon test. Result: The results showed that majority of respondents before receiving health education had less knowledge as many as 22 people (55%), and majority of respondents had good knowledge as many as 29 people (72.5%) after being given health education, and there was an influence of health education about stroke pre-hospital management on the knowledge of families of stroke sufferers (p value 0.000). Conclusion: Health education can increase family knowledge.