Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

DAMPAK PERIKANAN TANGKAP TERHADAP SUMBERDAYA IKAN DAN HABITATNYA DI PERAIRAN PANTAI TABUKAN TENGAH KEPULAUAN SANGIHE Tamarol, Joneidi; Luasunaung, Alfret; Budiman, Johnny
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol 8, No 1 (2012)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.14 KB) | DOI: 10.35800/jpkt.8.1.2012.387

Abstract

Overfishing and environmental degradation from fishing activities result in changes in aquatic ecosystems, and almost all fishing gears could cause habitat damages. This study attempted to evaluate the impact of different fishing gears utilized by traditional fishermen on the fish resources and their habitats and formulate an environmenttal friendly fishing fisheries concept. Data collection used two approaches, through a long-term catch analysis and a direct field observation on the fishing process. Results found that several fishing gears used were potential to cause damages on bottom habitats due to the operational technique and the treatment to the gear itself. Beside that, some gears were also potential to unbalance the stability and the the sustainability of the fish resources due to the utilization of excessively small-sized mesh. Based on the internal factor analysis strategy (IFAS) and the external factor analysis strategy (EFAS), the use of fish traps, circling gill nets, and turtle targeting hand lines in the coral reef area we­re potential to cause direct negative impact on the coral reefs and the sustainability of the fish resources.Keywords: impact, habitat damage, resources damage, over fishing, selectivity.   Kelebihan tangkap dan degradasi lingkungan dari kegiatan perikanan mengakibatkan perubahan ekosistem perairan dan hampir semua alat tangkap ikan dapat menyebabkan kerusakan habitat. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi dampak alat tangkap yang digunakan oleh nelayan di perairan pantai Tabukan Tengah, Kabupaten Kepulauan Sangihe terhadap sumberdaya dan lingkungan dan merumuskan konsep kebijakan pengembangan perikanan tangkap yang ramah lingkungan. Pengumpulan data dilakukan menggunakan dua pendekatan yakni menganalisis hasil tangkapan untuk jangka waktu yang panjang dan pengamatan langsung terhadap proses penangkapan ikan. Hasil menunjukkan bahwa beberapa alat tangkap yang digunakan berpotensi merusak habitat dasar perairan karena tehnik pengoperasiannya dan perlakuan terhadap alat tangkap tersebut. Di samping itu, beberapa jenis alat tangkap berpotensi merobah stabilitas dan keberlangsungan sumberdaya ikan karena penggunaan mata jaring berukuran sangat kecil. Berdasarkan strategi analisis faktor internal dan strategi analisis faktor eksternal, maka penggunaan bubu ikan, jaring insang lingkar, jala lempar dan ladung penyu di daerah terumbu karang memiliki dampak negatif bagi terumbu karang dan keberlanjutan sumberdaya ikan. Kata kunci: dampak, kerusakan habitat, kerusakan sumberdaya, tangkap lebih, selektivitas.
DAERAH PENANGKAPAN IKAN TUNA (Thunnus sp.) DI SANGIHE, SULAWESI UTARA Tamarol, Joneidi; Wuaten, Julius F
JURNAL PERIKANAN DAN KELAUTAN TROPIS Vol 9, No 2 (2013)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.384 KB) | DOI: 10.35800/jpkt.9.2.2013.4172

Abstract

Penelitian ini bertujuan memetakan dan menginventarisir hasil tangkapan pancing tangan di Perairan Sangihe pada sembilan lokasi penangkapan ikan. Penangkapan ikan tuna di Perairan Sangihe terutama dengan menggunakan pancing tangan (tuna handline) yang oleh nelayan lokal dinamakan latage. Sarana tangkap yang biasa digunakan adalah perahu katir tipe pelang 3–5 HP; perahu katir tipe pumpboat 150 HP; kapal tipe lambut 150 HP. Hasil tangkapan perahu pelang yaitu tuna sirip kuning 2 ekor; perahu pumpboat yaitu cakalang 100 ekor dan panitang 402 ekor; kapal lambut yaitu madidihang 102 ekor; tuna mata besar 2 ekor. Madidihang paling tinggi tertangkap pada posisi geografis 3º47'N–125º19'E (ponton Marcopolo 03), sedangkan cakalang paling tinggi tertangkap pada posisi geografis 3º39'N–125º12'E (ponton Kendahe). Kata Kunci: tuna, penangkapan ikan, pancing tangan, latage, posisi geografis This study aims to map and to inventory the hand fishing catches in the waters of the Sangihe at nine fishing locations. Tuna fishing in the waters of the Sangihe mainly uses handlines (tuna handline) which is called latage by local fisherman. Fishing vessels used to catch tuna were pelang type 3–5 HP outrigger boats, pumpboat type 150 HP outrigger boat and lambut type 150 HP boats. The fish catches by each boat types were 2 yellow fin tunas by the pelang boats; 100 skipjacks and 402 panitangs by the pumpboat boats; and 102 yellow fin tunas and 2 big eye tunas by lambut boats. Highest number of yellowfin tunas was caught in the geographical position of 3º47'N–125º19'E (Marcopolo 03 pontoon) and while the highest number of skipjacks was caught in the geographical position of 3º39'N–125º12'E (Kendahe pontoon). Keywords: tuna, fishing, handline, latage, geographical position
Keragaman dan Komposisi Spesies Ikan Hasil Tangkapan dengan Alat Tangkap Pancing Dasar di perairan Pantai Bukide Timur, Nusa Tabukan, Sangihe, Sulawesi Utara Kaim, Mukhlis Abdul; Tamarol, Joneidi; Palawe, Handoko J.
Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan Vol 18, No 2 (2024)
Publisher : Program Studi Penyuluhan Perikanan Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33378/jppik.v18i2.485

Abstract

Keragaman dan komposisi spesies ikan hasil tangkapan merupakan informasi dasar dan penting dalam merencanakan strategi penangkapan yang tepat dan bermanfaat bagi para pengambilan kebijakan terkait pengelolaan sumber daya ikan dan pelestarian ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keragaman dan komposisi spesies ikan hasil berdasarkan waktu penangkapan dan periode fase umur bulan. Penelitian ini menggunakan metode observasi langsung kemudian menggunakan Uji statistik ANOVA untuk mengetahui variasi komposisi hasil tangkapan pada masing-masing variabel penelitian. Ditemukan sebanyak 19 spesies dari 10 famili. Komposisi jumlah hasil tangkapan paling banyak terdapat pada waktu pagi hari pada semua fase bulan dan komposisi hasil tangkapan tertinggi pada semua waktu penangkapan terdapat pada fase bulan gelap.  Analisis statistik menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara fase bulan dan waktu penangkapan terhadap hasil tangkapan ikan demersal.
PENINGKATAN KUANTITAS PANCING ULUR “NANNUNGA” SEBAGAI STIMULUS BAGI NELAYAN NELAYAN KAMPUNG BENGKETANG KECAMATAN TABUKAN UTARA Lungari, Fitria Fresty; Tamarol, Joneidi; Kaim, Mukhlis Abdul
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 6 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/tkrg.v6i2.443

Abstract

Kampung Bengketang merupakan kampung dipesisir kecamatan Tabukan Utara yang sebagian masyaraktnya menggantungkan diri dari hasil laut, seperti menangkap ikan dasaran. Salah satu alat tangkap yang sering digunakan adalah pancing ulur dasar “nannunga”. Alat tangkap ini penggunaannya menjadi salah satu alat tangkap yang banyak diandalkan nelayan dan umumnya berbahan baku tali damyl Indonesia. Seiring dengan pemakaian yang hampir setiap hari, tentunya membuat kekuatan dari tali semakin hari semakin menurutn. Nelayan kampung Bengketang mulai berinovasi dengan menggant tali dolphin philipin.Tentunya hal ini menjadi tantangan baru, karena harganya jauh lebih mahal. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan stimulus bagi nelayan kampung Bengketang untuk meningkatkan produktivitas dalam penggunaan pancing ulur “nannunga” sebagai salah satu cara meningkatkan taraf hidup. Metode yang digunakan yaitu Partisipatory Rural Apprasial.Hasil yang diperoleh yaitu setelah pemberian stimulus bagi nelayan Bengketang, terlihat ada peningkatan jumlah hasil tangkapan dari dua kali melaut pasca pengabdian yang dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian stimulus, konsisten memberikan dampak positif bagi nelayan Bengketang yang menjadi mitra. Bengketang Village is a coastal village in the North Tabukan sub-district, where most of the people depend on marine products, such as fishing for bottom fish. One of the fishing gear that is often used is the "nannunga" bottom hand line. This fishing gear is used as one of the fishing gear that many fishermen rely on and is generally made from Indonesian damyl rope. Along with almost daily use, of course, the strength of the rope is getting more and more obedient. Fishermen from Bengketang village started to innovate by changing the dolphin ropes from the Philippines. Of course this is a new challenge, because the price is much more expensive. This service aims to provide a stimulus for Bengketang village fishermen to increase productivity in the use of the "nannunga" bottom hand line as a way to improve their standard of living. The method used is Participatory Rural Appraisal. The results obtained are that after the provision of a stimulus for Bengketang fishermen, it appears that there is an increase in the number of catches from going to sea twice after the service is carried out. This shows that the provision of stimulus consistently has a positive impact on Bengketang fishermen who are partners.
Peningkatan Efektifitas Pancing Ulur Kakintu Kindaeng di Desa Palahanaeng Kecamatan Tabukan Tengah, Sangihe, Sulawesi Utara Sarapil, Costantein Imanuel; Kumaseh, Eunike Irene; Tamarol, Joneidi; Ikhtiagung, Ganjar Ndaru
Madani : Indonesian Journal of Civil Society Vol. 6 No. 1 (2024): Madani : Februari 2024
Publisher : Politeknik Negeri Cilacap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35970/madani.v6i1.2023

Abstract

The problem with the fishermen group in Palahanaeng Village is the minimum number of fishing gear and the ineffectiveness of the fishing gear. This PMUP program provides education about the handline fishing gear or “Kakintu Kindaeng” fishing line, as well as counseling on the effectiveness of its use for fishermen groups. The service method that will be carried out is providing counseling and training, mentoring, and monitoring and evaluation for fishing fishermen groups in Palahanaeng Village. This community service helps fishermen groups in Palahaneng Village to increase catches, which has implications for increasing fishermen's income. Kakintu kindaeng is a common fishing gear used by fishermen in Palahanaeng Village. Kindaeng is the name of the local people for mackarel tuna fish, which is a type of pelagic fish that has economic value. The operation process is stretched out into the water by being pulled and jerked while the boat is being run using the engine. Some of these catches are sold and some are used for daily family consumption needs.